Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Halaman Cover................................................................................................ i
Daftar Isi......................................................................................................... ii
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Arus yang terekam saat pembukaan dan penutupan kanal ........... 3
Gambar 2. Arus keluar dan masuknya ion dari dan ke dalam sebuah sel .....3
Gambar 3. Struktur kanal Na .........................................................................4
Gambar 4. Fase perubahan konformasi kanal Na ..........................................7
Gambar 5. Tahapan pembukaan dan penutupan kanal Na .............................7
Gambar 6. Struktur subunit α kanal K .......................................................... .8
Gambar 7. Domain transmembran berbagai jenis kanal .................................8
Gambar 8. Komposisi subunit dalam kanal Ca HVA .....................................9
Gambar 9. Struktur subunit α kanal Ca .........................................................10
Gambar 10. Mekanisme kerja anestesi lokal pada kanal Na ......................... 12
Gambar 11. Mekanisme kerja antiaritmia golongan III .................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pada tahun 1985, para ilmuan penasaran mengapa keberadaan beberapa protein
tertentu menjadi begitu tinggi pada penyakit-penyakit tertentu dan mereka juga
ingin tahu bagaimana pengaruh obat terhadap keberadaan tingginya protein. Seiring
dengan itu, diketahui bahwa beberapa gen terekskresi secara berbeda pada jaringan
yang berbeda. Diikuti dengan kemajuan teknik elektrofisiologi dengan
perkembangan tekhnologi dan DNA rekombinan yang memungkinkan cloning,
dimulailah era farmakologi molekuler (Ikawati, 2014).
Farmakologi molekuler adalah ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan
makhluk hidup pada aras molekuler. Defenisi lain adalah ilmu yang mempelajari
aksi dan nasib obat dalam tubuh pada aras molekuler. Ilmu tersebut menjadi penting
karena interaksi obat dengan organisme hidup bukan aksi yang sederhana
melainkan suatu aksi yang sederhana melainkan suatu aksi yang kompleks yang
melibatkan sistem seluler yang dinamik, terjadi pada tingkat molekuler, dan
merupakan suatu aksi yang melibatkan serangkaian peristiwa biokimia dalam
menimbulkan efek. Disamping itu ilmu tersebut digunakan sebagai dasar dalam
klasifikasi reseptor. Dalam kaitannya dengan klasifikasi reseptor, farmakologi
molekuler merupakan ilmu sentral dalam penemuan obat baru. Bersama dengan
ilmu kimia medicinal farmakologi molekuler dapat digunakan dalam penemuan
obat baru yang tentu saja melibatkan hubungan struktur dan aktivitas (QSAR).
Ilmu farmakologi selain berkembang menjadi beberapa cabang ilmu diatas, bisa
menjadi luas yaitu mempelajari farmakologi pada tiap sistem dalam tubuh misalnya
farmakologi sistem syaraf, farmakologi sistem kardiovaskuler, farmakologi sistem
endokrin, farmakologi sistem pernapasan, imunofarmakologi dan kemoterapeutika
(Nugroho, 2012).
1
2
Gambar 2. Arus keluar dan masuknya ion dari dan ke dalam sebuah sel
II. Tujuan
Untuk mengetahui mekanisme kerja dari masing-masing kanal ion Na, K, Cl,
dan Ca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Keberadaan kanal ion pertama kali dihipotesiskan oleh ahli biofisika
dari Inggris, Alan Hodgkin dan Andrew Huxley, sebagai bagian dari teori
mereka mengenai impuls saraf yang dipublikasikan pada tahun 1952 dan
memenangkan hadiah nobel. Keberadaan kanal ini kemudian
dikonfirmasikan pada tahun 1970-an menggunakan teknik perekaman elektrik
yang disebut “patch clamp” oleh Erwin Nehe dan Bert Sakmann yang juga
membawanya memenangkan hadiah nobel (Ikawati, 2014).
Kanal ion memainkan peranan penting dalam banyak tipe sel. Beberapa
penyakit terjadi disebabkan karena adanya disfungsi kanal ion, antara lain
penyakit aritmia jantung, diabetes, hipertensi, angina pektoris, dan epilepsi.
Kanal ion merupakan kompleks protein yang terdapat pada membran sel
yang tersusun membentuk porus/lubang dan berfungsi memfasilitasi difusi
ion menyebrangi suatu membran sel. Adanya kanal ion akan memberikan
jalan bagi senyawa hidrofilik dan senyawa bermuatan untuk menyebrangi
membran sel (Ikawati, 2014).
Komponen molekuler kanal teridentifikasi pertama kali dengan metode
kloning molekuler. Kanal ion tersusun dari beberapa sub-unit protein
membentuk suatu pori-pori. Lubang kanal disusun oleh subunit utama
(subunit a), yang menentukan infrastruktur kanal. Selain itu beberapa kanal
(kanal K+, Na+, dan Ca2+), mengandung protein pelengkap yang dapat
memodifikasi sifat kanal (Latifigana, 2012).
4
5
b. Kanal Ion K+
Kanal K merupakan protein transmembran yang membentuk pori selektif
terhadap ion kalium. Umumnya kanal K terletak di membran plasma. Kanal K
bertanggung jawab pada repolarisasi potensial aksi dan refraktori (konsekuensi
untuk kontraktilitas dan aritmia). Kanal K juga berperan mengontrol durasi
potensial aksi, mengatur potensial istirahat dan otomatisitas.
Struktur Kanal K terdiri dari subunit α (principal) dan β (auxiliary). Gambar
6 merupakan struktur subunit α penyusun kanal K.
membran tapi juga dimodulasi oleh berbagai hormon, protein kinase, protein
phosfatase, toksin dan obat.
Klasifikasi Voltage-gated Ca channel berdasarkan tipenya : tipe L, tipe P/Q,
tipe N, tipe R dan tipe T. Sedangkan berdasarkan voltase aktivasi : high volatage
activated (HVA) dan low volatage activated (LVA).
Struktur kanal Ca terdiri dari subunit α, β, δ, dan γ. Gambar 8 menampilkan
komposisi subunit dalam kanal Ca HVA. Bagian yang merupakan filter selektivitas
kanal adalah empat gugus glutamat (E).
Kanal klorida berperan dalam menjaga aliran osmotik, dan hiperpolarisasi sel.
Jika kanal ion klorida terbuka maka klorida cenderung masuk kedalam sel, terjadi
hiperpolarisasi sehingga menurunkan potensial aksi sel. (Nugroho, 2012).
Kanal Cl- berperan penting dalam mengontrol komposisi ion dalam sitoplasma
dan volume sel. Fungsi ini dijalankan bersama dengan berbagai transporter ion
lainnya, seperti pompa, kontrasporter, dan kanal ion lain. Seperti diketahui pH
(derajat keasaman) sitoplasmik sel harus dikontrol secara ketat. Hal ini merupakan
aktivitas penukar Na/H dan NaHCO3/HCl yang juga mempergunakan kanal Cl-
secara paralel untuk mengembalikan ion Cl- selain itu, beberapa sel juga
membutuhkan proton ATPase yang juga memerlukan peran kanal Cl untuk menjaga
netralitas sitoplasmiknya. Karena itu, kanal ion Cl- ini sangat penting untuk
mengatur komposisi ionik (Ikawati, 2014).
Dalam hal pengaturan volume sel kanal ion Cl- juga berperan penting jika
suasana ekstrasel menjadi hipotonis, sel akan memberikan respon untuk menjaga
isotonisitasnya. Peristiwa ini melibatkan pembukaan secara parallel kanal K+ dan
kanal Cl- yang teraktivasi oleh kekuatan mekanik berupa pembengkakan (swelling).
Pembukaan kanal Cl- menyebabkan Cl- keluar dari sel yang membengkak, diikuti
oleh kation dan air sehingga dapat dicapai kondisi isotonis dan volume tertentu.
Fungsi kanal seperti ini berperan penting terutama pada sel-sel sekretori, seperti sel
pada epithelia mukosa dan pada ginjal (Ikawati, 2014).
2. Kanal Kalium
Kanal kalium tersebut menjadi target aksi bagi obat-obat antiaritmia kelas
III seperti amiodaron, pretilium, betanidin, klofilium, sotalol, ibutilid, dofetilid, dan
lain lain. Dengan cara memblock kanal K+ tipe Kv dan aliran K+ keluar selama fase
plateau potensial aksi sehingga memperlama durasi potensial aksi dengan
menghambat depolarisasi.
12
Contoh Obat yang bekerja pada kanal ion K+ adalah obat golongan
sulfonilurea yaitu obat antidiabetes. Efek utama sulfonilurea adalah meningkatkan
pelepasan insulin dari pankreas. Dua mekanisme tambahan kerja obat ini telah
ditemukan yaitu penurunan kadar glukagon serum dan penutupan kanal kalium di
jaringan selain pankreas (Katzung, 2007). Obat-obat golongan sulfonilurea terdiri
dari 2 generasi, generasi pertama contohnya tolbutamide dan clorpropamide,
generasi kedua contohnya gliburid, glipizid dan glimepirid (Lang and Light, 2010).
Glibenclamide dan glipizide memblok kanal K-ATP pankreas, sehingga digunakan
untuk terapi diabetes.
13
Tahapan kerja:
1. Menghambat kanal K tergantung ATP pada memberan sel beta
2. Mencegah efflux K+
3. Depolarisasi membran
4. Kanal Ca tergantung voltage terbuka
5. Influx Ca subsequent
6. Peningkatan kadar Ca intrasel
7. Induksi sekresi insulin dari sel beta
8. Penurunan kadar gula darah
3. Kanal Kalsium
Keluarga kanal Cav3 atau tipe T terlibat dalam beberapa jenis gangguan
jantung dan jenis epilepsy tertentu, khususnya epilepsy jenis petit mal.
Peningkatan aktivitas kanal tipe T pada jaringan thalamokortikal di otak dapat
memicu gelombang muatan yang terkait dengan terjadinya petit mal. Karena
14
itu, kanal ini menjadi target molekuler obat antiepilepsi petit mal yang cukup
luas dipakai secara klinis, yaitu etosuksimid. Obat antiepilepsi lain, seperti
zonisamid dan valproat, juga dapat beraksi pada kanal ini walaupun masih
memiliki target aksi yang lain. Senyawa lain yang cukup selektif mengeblok
kanal ini adalah mibefradil dan suatu peptide kurtoksin.
4. Kanal Klorida
Obat itu adalah lubiproston yang dalam uji klinik, dapat meningkatkan
pergerakan usus spontan dengan efek samping yang dapat ditoleransi (Ikawati,
2014).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kanal Na berperan penting dalam inisiasi potensial aksi.
Pembukaan dan penutupan kanal ion terjadi dalam 3 fase, yaitu deaktivasi,
aktivasi dan inaktivasi. Obat yang bekerja menghambat kanal Na adalah
anestesi lokal dan antikejang seperti fenitoin dan karbamazepin
2. Kanal K merupakan protein transmembran yang membentuk pori selektif
terhadap ion kalium. Jenis kanal K meliputi: Ca activated, Inwardly
retifying, “Leak” dan Voltage gated K+ channel. Contoh obat yang bekerja
pada kanal K adalah antiaritmia golongan III dan antidiabetik glibenklamid
dan glipizid.
3. Kanal Ca tergantung voltase mengatur kadar Ca intraseluler dan
berkontribusi dalam sinyaling kalsium dalam berbagai jenis sel. Obat-obat
pemblok kanal Ca (Ca2+ channel blocker) dapat menyebabkan penurunan
tekanan darah, penurunan kontraksi kardiak dan efek antiartimia karena
menghambat depolarisasi sehingga menghambat masuknya Ca2+ sel ke
dalam sel otot.
16
DAFTAR PUSTAKA
17