Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK Nama : Moh. Nur Rehan P


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI Nim : F 121 17 021
Acara 6 : Analisis Sesar

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi struktur adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajaritentang
bentuk-bentuk arsitektur kerak bumi beserta gejala - gejala geologi yangmenyebabkan
terjadinya perubahan-perubahan bentuk (deformasi) pada batuanyang membentuk kerak
bumi. Dalam geologi struktur terdapat metode statistik.Dengan menggunakan metode
ini, maka dapat diketahui kencederungan-kecenderungan bentuk pola ataupun
kedudukan umum dari jenis struktur yangsedang dianalisa. Data acak yang digunakan
adalah biasanya dari analisis sesar pada analisis struktur di lapangan yang kemudian
ditentukan arah umum breksiasidengan diagram kipas, arah umum kekar dengan
diagram kontur, dan analisiskekar dengan proyeksi stereografis.
Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran cukup besardan sejajar
terhadap bidang rekahan yang terbentuk. Pergeseran pada sesar dapatterjadi sepanjang
garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Di lapangan, analisissesar dapat diketahui
secara langsung dengan melihat rekahan yang ada. Untuk selanjutnya dapat juga untuk
mengetahui keberadaan kekar karena disekitar sesar banyak terdapat juga kekar.
Analisis sesar memiliki beberapa manfaat khususnya bagi dunia pertambangan. Dari
sesar tersebut dapat diketahui keberadaan kekar di sekitarnya.Dari kekar tersebut banyak
memiliki manfaat. Beberapa diantaranya yaitu pada tahap eksplorasi dan analisis
geoteknik pada suatu daerah.

1.2 Maksud dan Tujuan


1 Mengetahui definisi dan anotomi sesar.
2 Mengenali serta dapat menentukan pergerakan sesar, baik secara langsungdi lapangan
maupun secara stereografis.
3 Menganalisa berdasarkan data-data yang menunjang serta unsur-unsur penyertanya
dengan menggunakan metode stereografis secara statistik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN SESAR


Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan
pergeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau
terputar (rotasi).
Separation (pergeseran relatif semu) adalah arak tegak lurus antara bidang yang
terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari separation dapat
diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar
(gambar 6.1).

B
Foot Wa Wall
ll Foul
Plane Hanging
A

Gambar 6.1 : Diagram blok yang memperlihatkan pergeseran sebenarnya dan semu dari
sesar
a. Net slip (total pergeseran relatif sebenarnya)
b. Strike separation (pergeseran relatif semu searah jurus bidang sesar)
c. Dip separation (pergeseran relatif semu searah kemiringan bidang sesar)
Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif sebenarnya
pada sesar, diukur dari blok satu ke blok yang lain pada bidang sesar dan
merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran
disebut juga “Net slip” (gambar 6.2).
Foot ll
Wa ll Foul 1 ng Wa
Hangi
Plane 2
3
4
5

Gambar 6.2 : Diagram blok yang memperlihatkan pergeseran sebenarnya dari sesar 1.)
Reverse left slip fault, 2) Strike left slip fault, 3) Normal left slip fault 4)
Dip slip fault (Normal slip fault), 5) Normal right slip fault

Throw, Heave, Footwall dan Hangingwall


- Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari
slip/separation (gambar 6.3)
- Heave (loncatan horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang horizontal (gambar
6.3)
- Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar (gambar 6.1 dan
6.2).
- Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar (gambar 6.1
dan 6.2).

c
b
a
Throw d
e
Heave

Gambar 6.3 : Diagram blok yang memperlihatkan Throw dan Heave

1. 2.2. KLASIFIKASI SESAR


Sesar dapat diklasifikasikan dengan pendekatan geometri yang berbeda. Beberapa
klasifikasi diantaranya adalah :
- berdasarkan hubungan dengan struktur lain (sesar bidang perlapisan, sesar
longitudinal, sesar transversal)
- berdasarkan pola kumpulan sesar (sesar radial, sesar paralel, sesar en echelon).
Aspek terpenting dari geometri sesar adalah pergeseran. Atas dasar ini, sesar
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
- Berdasarkan sifat pergeseran relatif semu
1. Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang
sesar, yang terdiri dari :
a. Strike left separation fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
pergeseran semu pada blok yang lain bergeser ke arah kiri. (gambar 6.4a).
b. Strike right separation fault
jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
pergeseran semu pada blok yang lain bergeser ke arah kanan (gambar 6.4b)

Gambar 6.4 : Pergeseran semu mengiri dan menganan dari sesar mendatar

2. Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan
bidang sesar, yang terdiri dari :
a. Normal separation fault
Jika sesar dilihat penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall
ditemukan diatas jejak yang sama pada hangingwall (gambar 6.5a)
b.Reverse separation fault
Jika sesar dilihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall
ditemukan dibawah jejak yang sama pada hangingwall (gambar 6.5b).

Gambar 6.5 : Pergeseran semu ke bawah dan ke atas dari sesar normal dan sesar naik
 Berdasarkan sifat pergeseran relatif sebenarnya
1. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar,
yang terdiri dari :
a. Strike left slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser ke arah kiri (gb.6.2).
b. Strike right slip fault
Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak
pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser ke arah kanan (gambar 6.2).

2. Dip slip fault adalah pergeseran relatif sebenarnya searah dengan kemiringan
bidang sesar, yang terdiri dari :
a. Normal slip fault
b. Blok hangingwall relatif turun terhadap footwall (angka 4 pada gambar 6.2).
Reverse slip fault
Blok hangingwall bergerak relatif naik terhadap footwall (angka 1 pada
gambar 6.2). Untuk sesar vertikal : tentukan salah satu blok relatif bergerak
terhadap blok lainnya, contoh “Vertikal dip slip fault”

3. Oblique slip fault adalah pergeseran miring relatif sebenarnya terhadap bidang
sesar. Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip”
seperti di bawah ini.
a. Normal left slip fault (angka 3 pada gambar 8.2)
b. Normal right slip fault (angka 5 pada gambar 8.2)
c. Reverse right slip fault
d. Reverse right slip fault
e. Vertical oblique slip fault

4. Sesar Rotasi adalah yang memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang


sesarnya
a. Clockwise rotational fault
Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam (gambar 6.3a)
b. Anticlockwise rotational fault
Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam (gambar 6.6b)

Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus


dan kemiringan. Simbol untuk sesar dalam peta geologi diperlihatkan pada gambar 6.4.

Gambar 6.6 : Sesar rotasi Clockwise dan anticlockwise

2. 2.3. SESAR TRANSLASI


Pada sesar translasi kedudukan unsur-unsur struktur pada hangingwall dan
footwall tidak berubah karena pergeseran sepanjang bidang sesar adalah sama. Untuk
mengetahui orientasi dan besaran dari slip harus diketahui dua titik yang sama pada
kedua blok yang tersesarkan. Dalam kenyataan geologi titik tersebut diperoleh dari
perpotongan bidang sesar dengan struktur garis.
3. 2.4. SESAR ROTASI
Berdasarkan kedudukan sumbu putar terhadap bidang sesar dapat dibedakan tiga
macam gerak rotasi pada sesar :
- Sumbu putar sejajar bidang sesar
- Sumbu putar miring terhadap bidang sesar
- Sumbu putar tegak lurus terhadap bidang sesar
Dalam hal ini pembahasan akan dilakukan hanya pada persoalan sesar rotasi dengan
sumbu putar tegak lurus terhadap bidang. Kedudukan unsur struktur pada hangingwall dan
footwall tidak sama, karena pergeserannya berputar.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu :
1. Busur derajat
2. Jangka
3. Penggaris
4. Alat tulis lengkap
5. Kertas Kalkir
6. Stereonet Polar Equal Area Net
7. Stereonet Wulff Net
8. Stereonet Kalsbeek Counting Net
9. Clipboard
10. Paku payung

3.2. Skema Kerja


3.2.1. Analisis Zona Breksiasi Dengan Diagram Kipas
1. Diisi table tabulasi dari data yamg telah ada
2. Ditentukan jari–jari diagram setengah lingkaran (0°– 180°) dengancara yaitu jumlah
data terbanyak sebagai jari–jari maksimum
3. Dibagi sisi paling luar dari busur sesuai dengan pembagian arahnya,dari situ ditarik
garis– garis kearah pusat busur
4. Dimasukan hasil perhitunagan presentase kedalam gambar sehinggadidapatkan
analisa arah umum zona breksiasinya
3.2.2.Cara Pembuatan Diagram Kontur
1. Menentukan terlebih dahulu data kekar yang akan diplot
2. Dari data kekar tersebut, kemudian disiapkan Polar Equal Area
3. dan kertas kalkir lalu ditancapkan kedua kertas tersebut dengan paku payung.
4. Diplotkan data kedudukan kekar kedalam Polar Equal Area dengan menggunakan
kertas kalkir, sehingga didapatkan titik-titik yang merupakan proyeksi kutubnya.
Dari kertas kalkir yang sudah didapat titik plotnya kemudian dipindah kan
ke Kalsbeek Counting Net dan ditancapkan dengan paku payung dengankertas kalkir
tadi.
5. Dibuat segi enam untuk mengurung titik-titik pada kertas kalkir namun jangan
melewati garis pada Kalsbeek Counting Net.
6. Dihitung jumlah titik-titik yang masuk kedalam setiap bentuk segi enamdan
dicantumkan angka pada titik pusat segi enam yang bersangkutan,sesuai dengan
jumlah titik yang ada didalamnya.
7. Ditarik garis kontur yang menghubungkan titik-titik dengan kerapatanyang sama
8. Ambil kertas kalkir yang baru dan tancapkan diatas kertas kalkir yangtelah
digunakan sebelumnya dengan paku payung, lalu cukup jiplakgambar konturnya
saja dan tidak lupa menitik tebalkan kontur tertinggi.
9. Lalu pindahkan kertas kalkir yang sudah digambar konturnya ke Polar Equal
Net untuk menentukan harga prosentase tertinggi atau maksimal dari nilai kontur
sebagai “ pole” kedudukan umum.
10. Ditentukan titik pusat dari pole dan membaca nilai kedudukannya dengan
menggunakan Polar Equal Net untuk membaca arah umum dari data kekar tersebut

3.2.3. Analisis Sesar


1. Memplotkan semua data SF dan GF pada kertas kalkir diatas Polar Equal Area Net
2. Memplotkan hasil pengeplotan SF dan GF pada kertas kalkirKalsbeekCounting
Net kemudian mulai menghitungnya.
3. Membuat diagram kontur hasil perhitungan.
4. Menghitung persentase kerapatan data yaitu (ketinggian/jumlah data)x 100%.
5. Membaca arah umum kedudukan dari SF dan GF dari titik tertinggididapatkan arah
umum dari GF dan SF.
6. Menentukan arah umum breksiasi dengan diagram kipas.
7. Kemudian dari ketiga arah umum tersebut melakukan analisis dengan menggunakan
Wulff Net. Caranya :
a. Mengeplotkan arah umum SF dan GF.
b. Perpotongan antara SF dan GF didapatkan titik σ2σ2’.
c. σ2σ2’ diletakkan disepanjang W-E stereonet, kemudian hitunglah 90⁰ kearah pusat
stereonet, setelah itu buatlah busur melalui titik 90⁰ tersebut maka didapatkan
bidang bantu (garis putus-putus).
d. Perpotongan GF dengan bidang bantu didapatkan titik σ1’ .
e. Mengeplotkan arah umum breksiasi. Kemudian diletakkan pada N-S stereonet.
Buatlah busur melalui σ2σ2’, σ2σ2’ maka didapatkan bidang sesar
f. Perpotongan bidang sesar dengan bidang bantu adalah Net Slip
g. Mengukur kedudukan bidang sesar dan rake net slip
h. Bidang bantu diletakkan pada N-S stereonet. Perhatikan posisi SFdan GF.
i. Apabila sudut antara σ1’ dengan net slip yang diukur sepanjang bidang bantu
mempunyai kisaran 45⁰-75⁰, maka pergerakan sesar menuju sudut lancipnya.
j. Sedangkan sudut antara SF dengan net slip mempunyai kisaran15-45, maka
pergeseran sesar menuju sudut tumpulnyaMengeplotkan pergerakan sesar pada net
slipnya (simbol pergeseran sesar)
8. Penamaan sesar berdasarkan klasifikasi Rickard, 1972

Anda mungkin juga menyukai