Anda di halaman 1dari 12

PEMICU

Pada peristiwa kebakaran di sebuah Apartemen ditemukan sebuah kasus. Seorang lelaki dewasa
45 tahun mengalami luka bakar yang luas pada tubuhnya dengan derajat 2 dan 3. Punggungnya
setengah terkena luka bakar, paha kanan terbakar dan lengan bawah kanannya terbakar. Perut
dan dada terbakar. Kejadian itu berlangsung 3 jam yang lalu sebelum penderita tiba di rumah
sakit. Keadaan umum dan vital sign penderita masih dalam keadaan normal, kecuali merasa
sesak bernafas akibat terhirup asap kebakaran tersebut.

I. KLARIFIKASI ISTILAH
1. Luka bakar derajat II:
- Derajat II superfisial: meluas ke epidermis dan ke dalam lapisan dermis
- Derajat II dalam: meluas ke seluruh dermis
2. Luka bakar derajat III
- Meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis
-
II. DEFINISI MASALAH
1. Luka bakar
2. Sesak nafas

III. ANALISIS MASALAH


1. - adanya kontak dengan bahan panas
- tersengat listrik
- terkena bahan-bahan kimia
- terpajan sinar matahari

2. - menghirup asap kebakaran


- kekurangan O2
IV. KERANGKA KONSEP

O.S,laki-laki,
O.S, laki-laki, 45
45 tahun
tahun

Luka bakar

Anamnese:
Pemeriksaan fisik
- Mengalami luka bakar
- Vital sign normal,
meluas pada tubuh,
kecuali sesak nafas
derajat II dan III
akibat terhirup
- Punggung, paha kanan,
asap kebakaran
lengan kanan bawah
terbakar
- Perut dan dada terbakar
(berlangsung 3 jam
sebelum O.S dibawa ke
R.S)

DD

- Combustio derajat
II
- Combustio derajat
III
- Combustio derajat
IV
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Mengetahui derajat luka bakar
2. Mengetahui perhitungan persentasi luka bakar
3. Mengetahui management luka bakar
4. Mengetahui komplikasi dini dan late luka bakar
5. Mengetahui cara mengatasi komplikasi luka bakar

VI. PENJELASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Derajat luka bakar:
- Luka bakar derajat I: ditandai dengan cedera superfisial dengan kerusakan
pada lapisan luar epidermis. Secara klinik tampak eritema. Penyebab tersering
adalah akibat sengatan sinar matahari. Dalam waktu beberapa hari setelah
terpapar sinar matahari, lapisan luar epidermis yang mati akan terkelupas, dan
terjadi regenerasi lapisan epitel yang sempurna dari epidermis yang utuh
dibawahnya.
- Luka bakar derajat II: ditandai dengan perusakan pada seluruh lapisan
epidermis dan sebagaian lapisan dermis dibawahnya. Organ kulit sekunder,
yang berasal dari struktur epitel (kelenjar keringat, kelenjar lemak, folikel
rambut), terletak pada bagian yang lebih dalam dari luka ini, oleh karena itu
dinamakan luka bakar derajat II parsial (partial-thickness burn). Luka bakar
derajat II ditandai oleh nyeri, bercak bercak berwarna merah muda dan basah,
dan pembentukan lepuh (blister). Tersiram air panas, tersambar petir, dan
konak langsung, biasanya mengakibatkan luka bakar superfisial. Dalam waktu
3-4 hari, permukaan luka bakar mengering sehingga terbentuklah krusta tipis
berwarna kuning kecoklatan seperti kertas perkamen (parchmentlike).
Beberapa minggu kemudian, krusta itu akan mengelupas karena timbul
regenerasi epitel yang baru tapi lebih tipis dari organ epitel di kulit yang tidak
terbakar dan letaknya di dalam. Oleh karena itu biasanya dapat terjadi
penyembuhan spontan pada luka bakar superfisial atau partial-thickness burn
ini.
- Luka bakar derajat III: terjadi kerusakan pada seluruh tebal kulit. Meskipun
tidak seluruh lapisan kulit rusak, tetapi bila semua organ kulit sekunder rusak
dan tidak ada kemampuan lagi untuk melakukan regenerasi kulit secara
spontan (reepitelisasi), maka luka bakar itu juga termasuk derajat III. Luka
bakar yang dalam atau full-thickness, yang biasanya disebabkan oleh api,
listrik, atau zat kimia, mungkin tampak berwarna putih seperti mutiara dan
biasanya tidak melepuh, tampak kering, dan relatif anestetik. Dalam beberapa
hari, luka bakar semacam itu akan membentuk eschar berwarna hitam, keras,
tegang, dan tebal.
2. Perhitungan persentase luka bakar:
- Rumus 10 untuk bayi: 20% kepala, 10% masing-masing lengan kanan dan
kiri, 20% masing masing dada kanan dan kiri, 10% masing masing kaki kanan
dan kiri
- Rumus 10-15-20 untuk anak: 15% kepala, 10% masing masing lengan kanan
dan kiri, 20% masing masing dada kanan dan kiri, 15% masing masing kaki
kanan dan kiri
- Rumus 9 untuk orang dewasa: 9% untuk kepala, 9% masing masing lengan
kanan dan kiri, 9% masing masing badan bagian aterior kanan dan kiri, 9%
masing masing badan bagian posterior, 1% bagian genital, 9% masing masing
bagian paha kiri dan kanan, 9 persen masing masing bagian extremitas kiri
dan kanan
- Cara perhitungan lain: telapak tangan penderita 1%

Pembagian luka bakar:

- Berat/kritis:
Derajat-2: lebih 25%
Derajat-3: lebih dari 10% atau terdapat di muka, kaki tangan
Luka bakar disertai trauma jalan napas atau jaringan lunak, luas, atau fraktura.
Luka bakar akibat listrik
- Sedang:
Derajat-2: 15-25%
Derajat-3: kurang dari 10%, kecuali muka, kaki, dan tangan
- Ringan:
Derajat-2: kurang dari 15%
3. Terapi cairan: tujuannya memperbaiki sirkulasi dan mempertahankannya
Indikasi nya: luka bakar derajat 2 atau 3 > 25% , tidak dapat minum
Terapi cairan dihentikan bila “intake” oral dapat menggantikan parenteral
Cara resusitasi:
- Menurut EVANS:
Hari 1:
a. berat badan (kg) x % Luka Bakar x 1cc (elektrolit/NaCl) per 24 jam
b. berat badan (kg) x % luka bakar x 1cc koloid per 24 jam
c. 2000 cc glukosa 10%
Hari 2:
Pemberian cairan diberikan setengah dari jumlah cairan hari pertama
Hari 3:
a. Pemberian cairan pemberiaan cairan diberikan setengah jumlah cairan hari
kedua
- Diuresis penderita luka bakar harus sekurang-kurangnya 1cc/kg BB/jam
Hal yang harus diperhatikan:
a. Jenis cairan Permeabilitas akan membaik setelah 8 jam pasca trauma
b. Koloid. Setelah permeabilitas pembuluh darah membaik, koloid diberi
dalam bentuk plasma.
c. Penderita dengan persangkaan gangguan sirkulasi datang terlambat
atau dalam keadaan syok harus ditangani sebagai syok hipovolemik.
- Untuk monitor pasang:
a. Kateter urine
b. CVP
- Pemberian cairan:
a. Jumlah volume cairan merupakan perkiraan
b. Pemberian disesuaikan dengan monitoring
c. ½ volume diberikan 8 jam pertama sejam trauma
d. ½ volume sisa diberikan 16 jam berikutnya
e. Cairan tubuh yang diperlukan untuk mengatasi syok tidak termasuk dalam
perkiraan volume cairan
- Monitoring sirkulasi:
a. Tensi, nadi, pengisian vena, pengisian kapiler, kesadar
b. Diurese
c. CVP
d. Hb, Ht setiap jam
- Bila:
a. Diurese < 1cc/kg BB 2 jam berturut turut tetesan dipercepat 50%
b. Diurese > 2cc/kg BB 2 jam berturut turut tetesan diperlambat 50%
c. Hb, Ht, bila tidak ada penurunan kecuali pemberiaan cairan kurang
d. CVP dipasang, maksimal selama 4 hari, bila masih diperlukan ganti CVP
baru
e. Hb 10 gr% perlu dipersiapkan darah untuk transfusi
- Baxter: pemberian cairan menurut Baxter
Hari 1: berat badan (kg) x 4cc (RL)
Hari 2: koloid: 500-2000 cc + glukosa 5% untuk mempertahankan cairan.
Cairan peroral dapat dimulai, bila pasase usus baik. Keperluan cairan hari
ketiga dan selanjutnya disesuaikan dengan diurese dan keadaan umum
penderita.
- Penatalaksanaan:
a. Luka bakar derajat pertama dapat diberi kompres dingin dan obat anti-
inflamasiinflamasi. Luka bakar derajat pertama akibat bahan kimia harus
dibilas dengan air dingin selama beberapa menit.
b. Luka bakar yang lebih dalam memerlukan terapi antibiotik
c. Luka bakar yang luas memerlukan pemberian cairan intravena yang cepat
untuk mengatasi hilangnya cairan akibat kebocoran kapiler. Untuk
mempertahankan tekanan darah dan mencegah syok ireversibel, infus pada
orang dewasa dapat mencapai 30 liter dalam 24 jam. Tingginya pemberian
cairan ini juga membasuh ginjal dan mengurangi risiko gagal ginjal.
d. Luka bakar derajat kedua yang dalam dan luka bakar derajat tiga
memerlukan tindakan pembersihan luka secara bedah dan tandur kulit.
Apabila mungkin, kulit diambil dari bagian kulit pasien yang tidak
terbakar.
e. Pasien dengan luka bakar yang luas memerlukan peningkatan pemberian
kalori untuk memenuhi kebutuhan metabolik jaringan yang besar,
terutama bagi jaringan yang mulai sembuh.
- Perawatan luka:
a. Pencucian dengan larutan detergen encer
b. Kulit compang camping dibuang
c. Bila luka utuh > 5cm cairan dihisap, <5cc dibiarkan
d. Luka dikeringkan, diolesi mercurochrom atau silver sulfa diazine (SSD)
e. Perawatan terbuka atau tertutup dengan balutan
f. Pasien dipindahkan ke ruangan steril
- Perawatan diruangan
a. Perawatan terbuka dengan krem SSD, merupakan obat yang dapat
menembus eskar
b. Mandi dua hari sekali dengan air mengalir
c. Eskarotomi dilakukan bila ada penekanan saraf/pembuluh darah
d. Eskarotomi di ruangan lain bila eskar mulai melunak
e. “Skin Graft” dilakukan setelah mulai ada granulasi
- Antibiotik:
a. Disesuaikan dengan epidemiologi kuman di ruangan
b. Pemberian selanjutnya disesuaikan dengan hasil kultur
- Toksoid- ATS
Toksoid diberikan pada semua pasien 1cc setiap 2 minggu/ selama tiga hari
- Antasid
Obat diberikan untuk mengurangi keasaman lambung
- Nutrisi:
Pemberian nutrisi dititikberatkan pada jumlah kalori dan protein. Sangat
diharapkan kalori yang masuk >60% dari perhitungan.
- Reborantia diberikan berupa:
Vitamin C
Vitamin B kompleks
Vitamin A= 10.000 unit per minggu
- Fisioterapi:
Fisioterapi sejak hari dilakukan berupa latihan pernapasan dan pergerakan otot
dan sendi
- Laboratorium:
a. Pemeriksaan Hb, Ht setiap 8 jam pada 2 hari pertama kemudian setiap 2
hari, hingga 10 hari
b. Fungsi hati dan ginjal setiap minggu
c. Pemeriksaan elektrolit setiap hari pada minggu pertama
d. Pemeriksaan gas darah bila napas >32 kali per menit
e. Kultur jaringan pada hari ke I, III, IV
4. Komplikasi luka bakar
a. Fase akut: syok, gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
Dalam 24 jam pertama: luka bakarmeningkatnya permeabilitas kapilerhilangnya
plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi ke dalam rongga
interstisial: hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemiahipovolemisyok
b. Fase subakut : Hipertermia (suhu >38o C) atau hipotemia (suhu < 36oC)
Tkikardi (frekuensi nadi >90 x/menit)
Takipneu (frekuensi nafas >20x/menit) atau tekanan parsial CO2 rendah(PaCO2 < 32
mmhg)
Leukositosis (jumlah leukosit >12.000 sel/mm3)
Leukopeni (< 4000sel/mm3)
c. Fase lanjut: parut hipertropik
- Hipertrofi jaringan parut
- Kontraktur
5. Komplikasi:
- Segera: sindrom kompartemen dari luka bakar sirkumferensial (luka bakar
pada ektremitasiskemia ekstremitas, luka bakar torakshipoksia dari gagal
napas restriktif) (cegah dengan eskarotomi segera)
- Awal:
a. Hiperkalemia (dari sitolisis pada luka bakar luas). Obati dengan insulin
dan dekstrosa.
b. Gagal ginjal akut (kombinasi dari hipovolemia, sepsis, toksis jaringan).
Cegah dengan resusitasi dini agresif, pastikan GFR tinggi pada pemberian
cairan dan diureti, obat sepsis.
c. Infeksi (waspadai streptococcus). Obati infeksi yang timbul (106
organisme pada biopsi luka) dengan antibiotik sistemik
d. Ulkus akibat stress (ulkus curling) (cegah dengan antasid, bloker H2 atau
inhibitor pompa proton profilaksis)
6. Pada anak anak tidak dipakai rumus “rule of nine” karena luas relatif permukaan
kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki anak lebih kecil. Karena
perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10
untuk bayi, dan 10-15-20 untuk anak
7. Patofisiologi timbulnya bula: akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan
kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi rusak dan permeabilitas
meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.
Meningkatnya permeabilitas menyebabkan udem dan menimbulkan bula dengan
membawa serta elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya volume cairan
intravaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan cairan
tambahan karena penguapan yang berlebihan, cairan masuk ke bula yang terbentuk
pada luka bakar derajat II, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat
III.
8. Penyebab luka bakar:
a. Luka sengatan listrik: kecelakaan akibat arus listrik dapat terjadi
karena arus listrik mengaliri tubuh, karena adanya loncatan arus, atau
karena ledakan tegangan tinggi, antara lain akibat petir
Arus listrik: dapat menimbulkan gangguan karena rangsangan terhadap
terhadap saraf dan otot. Panas yang timbul akibat tahanan jaringan
yang dilalui arus menyebabkan luka bakar pada jaringan tersebut.
Energi panas dari loncatan arus listrik tegangan tinggi yang mengenai
tubuh akan menimbulkan luka bakar yang dalam karena suhu bunga
api listrik dapat mencapai 2500oC.
b. Luka bakar akibat tersambar petir: biasanya luka bakar ini meliputi 1-
2% luas permukaan kulit dan dalamnya tingkat dua sampai tingkat tiga.
Kadang terdapat luka bakar superfisial berupa gambar kembang atau
daun (gambar lichtenberg)
c. Luka bakar akibat bahan kimia: dapat terjadi karena kelengahan,
pertengkaran, kecelakaan kerja, kecelakaan di industri atau
laboratorium, dan akibat penggunaan gas beracun dalam peperangan.
Kerusakan yang terjadi sebanding dengan kadar dan jumlah bahan
yang mengenai tubuh, cara dan lamanya kontak, serta sifat dan cara
kerjan zat kimia tersebut. Bahan kimia akan tetap merusak jaringan
sampai bahan tersebut habis bereaksi dengan jaringan tubuh.
Zat kimia dapat bersifat oksidator seperti kaporit, kalium pemanganat,
dan asam kromat. Gas yang dipakai dalam peperangan menimbulkan
luka bakar dan menyebabkan anoksia sel bila kontak dengan kulit atau
mukosa
d. Cedera suhu dingin: kerusakan jaringan akibat langsung dari suhu
dingin terjadi karena cairan sel mengkristal. Sel saraf, pembuluh darah,
dan otot lurik sangat peka terhadap suhu rendah. Cedera pada suhu
dingin terutama terjadi pada bagian ujung tubuh yang terkena langsung
suhu dingin seperti, jari kaki dan tangan, telinga, dan hidung
e. Luka radiasi dan ionisasi: luka bakar akibat radiasi elektromagnet atau
akibat partikel radioaktif dapat menyebabkan eritem ringan.
f. Luka bakar akibat apa: jenis yang berat memperlihatkan morbiditas
dan derajat cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh
sebab lain. Luka bakar karena api atau akibat tak langsung dari api
misalnya tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan
rumah tangga

9. DD:
a. Combustio derajat II:
Superfisial: meluas ke epidermis dan kedalam lapisan dermis. Luka
bakar ini sangat nyeri dan menimbulkan lepuh dalam beberapa menit.
Luka bakar ini bianya sembuh tanpa menimbulkan jaringan parut.
Penyembuhan biasanya memerlukan waktu sebulan.
Dalam: meluas ke seluruh dermis. Folike rambut utuh dan akan timbul
kembali. Luka bakar ini hanya sensitif parsial terhadap nyeri karena
luasnya destruksi saraf-saraf sensorik.
b. Combustio derajat III:
Meluas ke epidermis, dermis, dan jaringan subkutis. Kapiler dan vena
mungkin hangus dan aliran darah ke daerah tersebu berkurang. Luka
bakar jenis ini memerlukan waktu berbulan bulan untuk pemulihan dan
diperlukan pembersihan secara bedah dan penanduran. Luka bakar
derajat ini menimbulkan jaringan parut dan jaringan tampak seperti
kulit yang keras
c. Combustio derajat IV
Meluas ke otot, tulang, dan jaringan dalam
V. Daftar Pustaka
Sjamsuhidajat,R.1997.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.Jakarta:EGC
Thomas,Nealon.F.1996.Keterampilan Pokok Ilmu Bedah Edisi 4.Jakarta:EGC
Reksoprodjo,Soelarto.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Tangerang: Binarupa Aksara Publisher

Anda mungkin juga menyukai