Anda di halaman 1dari 19

39

3 Integral Tak Tentu

Sasaran Belajar

Mampu menjelaskan konsep dasar integral tak tentu


Mampu menyelesaian persoalan integral dengan metode
Menerapkan sifat-sifat integral
Metode substitusi
Metode integral parsial
Mampu menyelesaikan integral untuk fungsi-fungsi
Polinom
Akar
Eksponen dan logaritma
Trigonometri
Mampu menerapkan integral tak tentu dalam menyelesaiakan
persoalan teknik

3.1 Dasar-dasar integral tak tentu


df(x)
Turunan suatu fungsi f(x) adalah fungsi yang dinyatakan dengan f(x) atau
dx
.Misalkan fungsi f(x) = x3 + 2x2, maka f(x) = 3x2 + 4x.
Apabila g1(x) = 3x2 + 4x +1 dan g2(x) = 3x2 + 4x , maka g1(x) = g2(x). Ini berarti
untuk setiap fungsi g(x) yang berbentuk g(x) = x 3 + 2x2 + c , dimana c konstanta
sebarang akan memiliki turunan, g(x) = 3x2 + 4x ,fungsi g(x) seperi ini dikatakan
anti turunan dari f(x).
Secara umum, jika F(x) = f(x) untuk setiap x, maka F(x) + c dengan c sebagai
konstanta sebarang adalah anti turunan dari f(x).Jelas bahwa turunan sebarang fungsi
jika ada hasilnya tunggal, sedangkan anti turunan sebarang fungsi memberikan
banyak fungsi.
df(x)
Oleh Leibniz = f (x) dapat diartikan diferensial dari f(x) yaitu
dx
df(x) = f (x) dx (1)
40

dan F(x) + c diartikan sebagai anti pendiferensialan dari df(x).


Dengan menentukan anti pendiferensialan, maka anti turunan dari f(x) tidak sulit
ditentukan. Selanjutnya dituliskan lambang operasi anti pendiferensialan yaitu : 
dibaca integral , lengkapnya dituliskan

 dF ( x )   f ( x )dx = F(x) + c
(2)
dan f(x) dinamakan integran.
Contoh 1. Tentukan anti turunan (integral) dari f(x) = x + 2
Penyelesaian
1 2
d( x  2x )
Karena 2 , maka dengan menerapkan persamaan 2, dapat
 x2
dx

1 2
dituliskan  ( x  2 )dx = 2
x  2x + c

Contoh 2. selesaikan  sin xdx


Penyelesaian
d (  cos x )
Dari konsep turunan ,  sin x , dengan demikian
dx

 sin xdx = - cosx + c


Dari konsep turunan, dapat kita buat tabel pengintegralan berikut ini.

1  sin xdx -cosx +c


2  cos xdx sinx + c
1
3  x dx ln x  + c
Jadi dengan memikirkan
 e dx
x
4 ex + c
turunan yang dapat
 a dx , a > 0 dan
x
ax
5
menghasilkan a1 ln a integran maka
integral suatu fungsi dapat
ditentukan. Cara ini, hanya dapat dilakunan untuk integral yang interagranya adalah
fungsi – fungsi tertentu. Berikut ini dituliskan teorema-teorema dasar integral yang
Tabel 2.1 Integral fungsi –fungsi sederhana
akan membantu didalam menyelesaikan integral suatu fungsi
41

Teorema
dimana r bilangan rasional dan r 1

=
=

Contoh 3. Tentukan  ( 6 x 2  4 )dx

Penyeleaian
Dari teorema 2 dan 4, integral tersebut dituliskan
2
 ( 6x  4 )dx = 6  x 3 dx  4  dx

dan dari teorema 1, didapatkan


2 3 4
 ( 6x  4 )dx = x  4x  c
2

Contoh 4. Selesaikanlah  ( x 2  x )dx

Penyelesaian
Dengan menerapkan teorema 3 dan 1, didapatkan
1 1 1 3 2
( x
2
 x )dx = 2 = 2 = x  x x +c
( x  x2 )dx x dx   x 2 dx 3 3
2
Contoh 5. Tentukan  (  e x )dx
x
Penyelesaian
Dari tabel 8.1 dan teorema 4, diperoleh
2 x
( x  e )dx = 2 ln x - ex + c

Contoh 6. Carilah  cos 2 x sin 3xdx


Penyelesaian
dari sifat perkalian fungsi trigonometri , maka
1 1
cos 2x sin 3x = ( sin 5x – sin (-x)) = ( sin 5x + sin x)
2 2
1 1 1 1
 cos 2 x sin 3xdx = 2
 sin 5x dx +
2
 sin x dx = -
10
cos 5 x -
2
cos x + c

Pelatihan 3.1
Selesaikan integral berikut ini
42

1
1.  ( x 2  2 x  3 )dx 2.  ( x x  2 x )dx 3.  (  2 )dx
x
4.  (sin x  3 )dx 5.
1
 cos( x  3  )dx 6.  ( e x  4 )dx
x 1
7.  5 dx 1
8.  (  1 )dx 9.  sin 2 xdx
x
10.  cos 2 xdx 12.  e 2 x dx
11  sin 2 xdx
13.  sec 2 xdx 14  csc 2 xdx 15.  cos 2 2 x dx

3.2 Metode Pengintegralan


Ada 2 metode pengitegralan, yaitu : substitusi dan integral parsial.Metode ini
mengubah bentuk integral yang rumit menjadi bentuk integral yang lebih sederhana
sehingga dapat diselesaikan dengan teorema-teorema integral pada pasal 2.1.

 Metoda Substitusi
Apabila didalam integrannya memuat dua fungsi yang salah satunya merupakan
turunan dari fungsi lainnya, maka integral tersebut dapat diselesaikan dengan
menerapkan teorema berikut ini

Teorema 5.
Apabila f(x) suatu fungsi yang dapat diturunkan, maka

dimana r : bilangan rasional dan r -1

Contoh 7. Selesaikan  x x 2  1dx

Penyelesaian
d( x 2  1)
Karena  2 x , maka integral tersebut dapat dituliskan
dx
1
1 d( x 2  1) 2
x x 2  1dx =  ( x2 1) dx = 1  ( x 2  1 ) 2 d ( x  1 ) dx
2 dx 2 dx
dengan menerapkan teorema 1, maka didapatkan
1 2 1 2
2 d ( x  1 ) dx = ( x  1 ) x  1 + c
1 2 2
2  ( x  1 )
dx 3

Pada teorema 1, jika kita ganti f(x) dengan u, maka dari persamaan 1 dapat
ditulisakan
du = f (x) dx
sehinga integral tersebut menjadi
43

r 1 r 1
u du 
r 1
u c (1)

dengan menerapkan persamaan 1, penyelesaian integral akan lebih mudah dikerjakan.


Metode ini dinamakan metode substitusi
x 1
Contoh 8. Tentukan  dx
x2  2x  5

Penyelesaian
1
Misalkan u = x2 – 2x + 5,maka, du = 2(x-1)dx , sehinga (x-1)dx = du
2
dengan demikian integral tersebut adalah
x 1 1

 dx = 1 1 1
 2 u du  2  u 2 du
x2  2x  5

dari persamaan 3 dan 4, diperoleh


x 1 
1
 2
dx = 1
 u 2 du  u +c= x 2  2x  5 +c
x  2x  5 2

Contoh 9. carilah  cos 2 x sin xdx

Penyelesaian
Misalkan u = cos x, maka du = -sin x dx , dengan demikian  du = sin x dx
sehingga
2
 cos x sin xdx =   u 2 du

dan dari persamaan 3, diperoleh


1 1
  u 2 du =  u u  c   cos x cos x  c
3 3
Dengan menerapkan konsep turunan, tabel 8.1 dapat diperluas dari integral terhadap x
ke bentuk integral terhadap fungsi u(x).
1  sin udu -cos u +c
2  cos udu sin u + c
1
3  u du lnu + c

e
u
4 du eu + c
au
a
u
5 du , a > 0 dan a  1
ln a

Tabel 2.2 Integral Utama

Pelatihan 3.2
1.  35 x dx 2.  sin( 5 x  2 )dx
3.  cos( x 2 2 x  7 )dx 4.  sin 2 ( 3 x  5 )dx
44

5.  2 xe 3 x
2
dx 1
6.  2 x  1 dx
x 1
7.  x  1 dx 8.  dx
( x  a )( x  b )
x2 10.  xcoc( x 2  4 )dx
9.  dx
x 2  5x  6

Contoh 10.  sin 2 xdx


Penyelesaian
Misalkan u = 2x , maka du = 2 dx , Jadi
1
 sin 2 xdx = 2
sin udu

1 1
2
dan dari tabel 2.2, didapat sin udu = - cos u + c = - ½ cos 2x + c
2

Contoh 11. Carilah  tan xdx


Penyelesaian
sin x
 tan xdx =  cos x dx
sin x 1
Ambil u = cos x , maka du = - sin x dx , dengan demikian  cos x dx = 
u
du

dari tabel 2.2, diperoleh


1
 tan xdx = 
u
du = - ln u + c = - ln cos x +c
2
Contoh 12. Tentukan  x( 2 x )dx

1
Ambil u = x2 , maka du = 2x dx, sehingga du  dx
2
Dengan demikian
2
2 1 u 2u 2x + c
2
x 2 du
 x( 2 )dx = = + c =
ln 2 ln 2

 Integral Parsial
Apaila u(x) dan v(x), masing-masing fungsi yang dapat diturunkan, dari prinsip
turunan
duv dv du
u v (2)
dx dx dx
selanjunya dengan mengintegralkan kedua ruas terhadap x pada persamaan 2, didapat
duv dv du
 dx
dx   u
dx
dx   v
dx
dx

dan persamaan terakhir equivalen dengan


45

 duv   udv   vdu  uv   udv   vdu

sehingga didapat bentuk integral

 udv  uv   vdu (3)


integral persamaan 3 dinamakan integral parsial.

Contoh 13.Carilah  x sin xdx


Penyelesaian
Dengan menerapkan integral parsial kita nyatakan
x sin x dx = u dv
dengan demikian kita tuliskan
u = x dan dv = sin x dx
penulisan ini didasarkan atas pemikiran intuitif, mengingat du = dx yang berakibat
integral diruas kanan akan dapat diselesaikan dengan teorema integral utama.
Dari
u = x  du = dx dan dv = sin x dx  v = - cos x , jadi

 x sin xdx = - x cos x -   cos xdx = - x cos x + sin x + c

Contoh 14. Tentukan  ln xdx


Penyelesaian
d ln x 1
Karena = , Ambil u = ln x dan dv = dx
dx x
1
Sehinga , du = dx , dan dv = dx  v = x , Jadi
x
1
 ln xdx = x ln x -  x x dx = x ln x – x + c

Contoh 15. Tentukan  e x cos xdx


Penyelesaian
Ambil
u = ex  du = ex dx dan dv = cos x dx  v = sin x , maka
x
e cos xdx = ex sin x -  sin xe x dx (4)
perhatikan, integral di ruas kanan belum dapat diselesaikan dengan teorema integral
utama. Selanjutnya kita parsialkan lagi sebagai berikut dengan memilih
u = ex  du = ex dx dan dv = sin x dx  v = - cos x
sehingga persamaan 4, menjadi
46

e
x
cos xdx 
= ex sin x -  e x cos x    e x cos xdx 
dan integral ini setara dengan
1 x 1
e
x
cos xdx = e sin x  e x cos x + c
2 2

Pelatihan 3.3
1.  x 2 ln xdx 2.  x 2 3 x dx
3.  log xdx 1.  x log xdx
5.  2 xe 3 x dx 6.  xcos x dx
7.  x 2 sin xdx 8.  e x cos xdx

3.3 Penerapan Integral tak tentu

Definisi
Apabila suatu partikel bergerak dengan persamaan gerak
s = f(t)
s adalah jarak yang diukur dari suatu titik dimana partikel mulai bergerak pada t
satuan waktu, kecepatan dan percepatan pada saat t satuan waktu diberikan oleh
ds dv d 2 s
v= = f ( t ) dan a =   f ( t )
dt dt dt 2

Apabila kecepatan pada saat t diketahui dan posisi pada saat t tertentu diketahui,
persaman gerak dapat ditentukan dengan integral yaitu ,
f(t) =  f ( t ) + c (1)
selanjutnya nilai c ditentukan dengan subtitusi posisi benda pada saat t tertentu .
Kemudian apabila percepatan pada waktu t diketahui, kecepatan dan posisi pada saat t
tertentu diketahui, persamaan gerak didapat dengan mengitegralkan dua kali sebagai
berikut
v(t) =  f ( t )dt + c (2)
dan c ditentukan terlebih dahulu dengan substitusi kecepatan pada saat t tertentu
47

kemudian dilanjutkan dengan integral kedua untuk mendapatkan persamaan gerak


yaitu
f(t) =  vdt + c (3)
dengan substitusi posisi pada saat t yang diketahui didapat konstanta c
Berikut ini diberikan beberapa contoh penerapan integral tak tentu.

Contoh 16
Sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus; y meter menyatakan jarak tempuh pada
saat t detik ; v meter/detik adalah kecepatan benda pada saat t detik. Jika diketahui
kecepatan benda linier yaitu v = 4t + 3 dan y = 5 m bila t = 1 det, tentukan y pada saat
t = 5 detik .
Penyelesaian
Kecepatan v pada setiap t detik diartikan sebagai turunan pertama dari y terhadap t
yaitu
dy
=v
dt
dy
=4t+3
dt
dengan menerapkan persamaan 1 didapat
y =  (4t + 3) dt
y = 2 t2 + 3 t + c
dengan mensubstitusikan y = 5 dan t = 1 didapat
5=2+3+cc=0
Jadi ,
y = 2 t2 + 3 t
dan
y(5) = 65 m
Contoh 17
Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan 144 km/jam tiba-tiba di rem,
mengakibatkan percepatan negatif konstan 10 m/det 2, berapa lamakah mobil itu akan
berhenti dan berapa jarak yang ditempuh mobil sampai berhenti ?
Penyelesaian
Misalkan jarak tempuh mobil setelah di rem pada waktu t detik adalah, y(t).
Kita anggap waktu dan posisi saat mobil di rem adalah t = 0 dan y = 0
jadi,
y(0) = 0.
Karena kecepatan mobil 144 km/jam = 40 m/det, maka kecepatan awal mobil
48

y (0)  40
Selanjutnya percepatan mobil diartikan sebagai turunan kedua yaitu
y   10
dengan menerapkan persamaan 2 didapat
y     10 dt

y   10 t  c1

substitusi y ( 0)  40 didapat c1 = 40
selanjutnya dengan menerapkan persamaan 3
y =  ( 10t  40)dt
y = -5t2 + 40t + c2
substitusi y(0) = 0 pada persamaan terakhir , diperoleh c2 = 0
.
Jadi persamaan gerak pada setiap waktu t adalah
y = - 5 t2 + 40 t
mobil berhenti, apabila y  0 , maka
- 10 t + 40 = 0  t = 4 detik
jarak tempuh mobil adalah
y (4) = - 5 (16) + 40 (4) = 80 m

Contoh 18. Bidang Elektronika


Jika q coulomb adalah muatan listrik yang diterima oleh kondensor dari sebuah

dq
rangkaian listrik dengan i amper pada saat t detik, i = . Jika i = 5sin 60t dan q =
dt
0 apabila t = ½ , carilah persamaan muatan pada setiap detik
Penyelesaian
diketahui
dq
= 5sin 60t
dt
dengan menerapkan persamaan 1
q =  ( 5 sin 60t )dt
1
q=  cos 60t  c
12
1
substitusi q(½) = 0, didapat c = 3 , jadi persamaan muatan pada setiap t detik
24
49

1 1
q=  cos 60t  3
12 24

Contoh 19
Dari pengamatan diketahui bahwa makin tinggi posisi kita di atas permukaan laut ,
makin rendah tekanan udaranya , dengan laju perubahan tekanan sebanding dengan
besar tekanan pada ketinggian tersebut.
Apabila yo tekanan permukaan laut , dan besar tekanan pada ketinggian 6000 m
adalah setengah tekanan pada permukaan laut .Tentukan tekanan udara pada setiap
ketinggian ?

Penyelesaian
Misalnya y menyatakan tekanan dan x menyatakan ketinggian , maka y = y(x)
dimana y(0) = yo dan y(6000) = ½ yo
dy
Selanjutnya laju perubahan tekanan terhadap perubahan ketinggian adalah , jadi
dx
dy
=ky
dx
dengan k < 0 , karena laju perubahan tekanan terhadap ketinggian mengecil
persamaan tersebut dapat diubah menjadi
dy
y
= k dx

dan dengan mengintegralkan kedua ruas didapat


1
 y dy = k dx

ln y = kx + c*
y = c ekx
substitusikan y(0) = yo diperoleh yo = c e0 , maka c = yo
jadi
y = yo ekx
selanjutnya y(6000) = ½ yo , diperoleh
½ yo = yo ek(6000)
Sehingga
6000 k = - ln 2 dan k = -ln2/6000
 ln 2
Jadi , y = y e 6000 x
o
50

Contoh 20. Bidang teknik kimia


Suatu zat diubah menjadi zat lain dengan kecepatan sebanding dengan jumlah zat
yang tak diubah. Apabila jumlah mula-mula adalah 50 ml dan pada saat t = 3 detik
,adalah 25 ml , pada t berapakan 1/10 bagian zat tidak akan diubah.

Penyelesaian
Kita nyatakan t : waktu, dan z(t) : jumlah zat yang diubah pada waktu t. Jadi
kecepatan perubahan zat yang diubah terhadap perubahan waktu t dinyatakan dengan

dz
.
dt
Dengan demikian, dapat dijelaskan dengan persamaan
dz
 k  50  z  , k : konstanta dan k>0
dt
dz
jumlah zat yang diubah berkurang , jadi <0
dt
karena z < 50, maka persamaan tersebut menjadi
dz
  k  50  z 
dt
Kita anggap pada waktu t = 0 tidak ada perubahan zat , jadi
besaran-besaran yang diketahui dalam persamaan dapat diterjemahkan sebagai
berikut :
z(0) = 0 dan z(3) = 25
persamaan tersebut dapat diubah sebagai berikut
dz
 kdt
( 50  z )

dengan mengintegralkan kedua ruas didapat


dz
 50  z    kdt

ln 50  z   kt +c
jadi, 50 – z = e  kt  c

substitusi z(0) = 0, diperoleh c = ln 50, sehingga


z = 50 - 50 e  kt
ln 2
substitusi z(3) = 25 didapat k =
3
dengan demikian
 ln 2
z = 50 - 50 e 3
t

1
diketahui zat tidak akan diubah, berarti 5
10
51

 ln 2
5 = 50 e 3
t

jadi t = 9,97

3.4 Studi Kasus

3.4.1 Hukum Pendinginan Newton


Dari pengamatan disimpulkan bahwa kalau suatu benda dicelupkan ke dalam medium
dengan suhu berbeda, suhu berubah dengan laju perubahan waktu, di setiap waktu
berbanding lurus dengan perbedaan suhu benda dan suhu medium pada waktu
tersebut.
Permasalahan : sebuah bola tembaga dipanaskan sampai suhu 100oC. kemudian
pada saat t = 0 bola tersebut direndam dalam air yang suhunya dipertahankan tetap
30oC. setelah 3 menit ternyata suhu bola menjadi 70oC. tentukan saat ketika suhu bola
menjadi 31oC.

Penyelesaian
Kita nyatakan t : waktu, dan T(t) : suhu benda pada waktu t. Jadi laju perubahan suhu

dT
benda terhadap perubahan waktu t dinyatakan dengan .
dt
Dengan demikian, menurut hukum pendinginan Newton dapat dijelaskan dengan
persamaan

 k  T  30o , k : konstanta dan k>0


dT
dt
dT
bola mendingin berarti <0
dt
karena T>30, maka persamaan tersebut menjadi

 k  T  30o 
dT
dt
Selanjutnya besaran-besaran yang diketahui dalam persamaan dapat diterjemahkan
sebagai berikut :
T(0) = 100 dan T(3) = 70
Persamaan tersebut dapat diubah menjadi
dT
  kdt
( T  30 )

dan dengan mengintegralkan kedua ruas pada persamaan terakhir didapat


dT
  T  30    kdt
52

 In T  30   kt

atau
T – 30 = ce-kt , dengan c konstanta sembarang
syarat awal T(0) = 100 memberikan
100 – 30 = c atau c = 70
Dengan demikian , T(t) = 70 e-kt + 30
Kemudian dari T(3) = 70, diperoleh
70 = 70 e-3k + 30
4 1 4
e-3k = dan k = - In  0,1865
7 3 7
sehingga T(t) = 70 e 0,1865 t  30
saat ketika suhu benda 31oC, berarti kita mencari t sehingga T(t) = 31oC
31o = 70 e-0,1865t + 30
t = 22,75 menit

3.4.2 Lenturan Pada Batang


Apabila suatu batang tumpuan menerima gaya tangensial, maka batang tersebut akan
melentur, besarnya ditentukan oleh
E I y   M . (1)

x
o x

½x
F1 F2
F3
dimana
E : Modulus elastisitas batang
I : Momen inersia batang
53

M : Momen lentur

Permasalahan
Sebuah batang yang ditumpu pada kedua ujungnya menerima beban merata sebesar
w Newton / mm , sehingga melentur. Apabila panjang batang diketahui 2 l mm,
tentukan persamaan leturan dan lenturan maksimumnya.
Penyelesaian
Beban yang diterima batang , sebut F adalah
F= 2lw
Kemudian gaya reaksi F1 dan F2 arah ke atas dimana
F1 = F2
dalam kondisi keseimbangan berlaku
F1 + F2 = F
Jadi,
F1 = F2 = w l
Selanjutnya perhatikan x sembarang titik dimana 0  x  2l , gaya pada batang yang
jaraknya x dari o adalah F3, dikonsentrasikan ditengah , besarnya adalah
1
F3 = wx
2
jadi, momen lentur di titik x adalah
1
Mx = F1 x – F3 x = w l x – wx x
2
dari persamaan (1) ,
1
E I y = wlx - wx 2 (2)
2
dititik o ,
x = 0 ,dan y = 0
dy
gradien garis singgung di titik (x,y) = tan θ, dan dituliskan  y  = tan θ
dx
untuk θ yang amat kecil tan θ = θ , jadi
y  

kemudian ditengah-tengah batang x = l sudut lenturnya  = 0 , dengan demikian


 = y(l) = 0
dengan mengintegralkan persamaan (2) , didapatkan
1
EIy=  (wlx - wx 2 )dx
2
54

1 1
 EIy= wlx 2 - wx 3 + c1 (3)
2 6
substitusi y(l) = 0 pada persamaan (3) , diperoleh
1 1
wl 3 - wl 3 + c1 = 0
2 6
1
 c1 =  wl 3
3
sehingga
1 1 1
E I y = wlx 2 - wx 3  wl 3
2 6 3
kemudian dengan pengintegralan kedua , didapatkan
1 1 1
EI y=  ( 2 wlx 2 3 3
- 6 wx  3 wl )dx

1 1 1
 EI y= wlx 3 - wx 4  wl 3 x + c2
6 24 3
substitusi y(0) = 0 , maka diperoleh c2 = 0
jadi, persamaan lenturannya adalah
w
y= ( 4lx 3 - x 4  8l 3 x )
24 EI
dan lenturan maksimum terjadi di x = l , yaitu
w 5wl 4
ymaks = ( 4l 4 - l 4  8l 4 ) = -
24 EI 24 EI

3.5 Kegiatan Interaktif


Integral tak tentu suatu fungsi dapat ditentukan sangat mudah dengan menggunakan
program maple 8.
apabila program maple 8 dijalankan akan muncul lembar kerja dalam bentuk tampilan
berikut
55

integral tak tentu suatu fungsi ditentukan dengan menjalankan perintah


int ( expr, x )
dimana
int : adalah singkatan untuk integral
expr : adalah singkatan dari expretion (berisikan fungsi yang akan diintegralkan )
x : menyatakan integral tak tentu dari fungsi yang diturunkan terhadap x

untuk menjalankan perintah ini ketiklah pada lembar kerja yang bertanda, [ dan
diakhiri dengan mengetik [ ; ], dengan menekan [ Enter ] pada keyboard , akan
diperoleh penyelesaian integral tak tentu pada baris berikutnya
Contoh 21
carilah integral berikut dengan menggunakan program maple
3x x
a)  sin( x )dx b)  x 3 dx c)  sin 7 ( x )dx d) ( 3
x 1
)dx

penyelesaian
Ketiklah pada lembar kerja
a) [ int ( sin(x) ,x) dan ketik [ ; ], selanjutnya tekan [Enter]
b) [ int ( x^3 ,x); dan ketik [ ; ], selanjutnya tekan [Enter]
c) [ int ( (sin(x))^7 ,x); dan ketik [ ; ], selanjutnya tekan [Enter]
56

d) [ int ( x^(1/3) + x/(x^3-1) ,x); dan ketik [ ; ], selanjutnya tekan [Enter]


Selanjutnya semua hasil yang diperoleh aka didapat keluaran sebagai berikut

Pelatihan 3.4
1. Volume air di dalam bejana adalah V m3 pada kedalaman h m. Jika kecepatan
perubahan V terhadap h adalah  3h  2  2 ,tentukan volume air di dalam bejana
pada kedalaman 2 m?
2. Jika q coulomb adalah muatan listrik yang diterima oleh kondensor dari sebuah

dq
rangkaian listrik dengan 1 ampere pada t detik, I = . Jika I = 5 cos 120t dan q
dt

1
= 0 bila t = , carilah muatan positif terbesar pada kondensor ?
2
3. Harga sebuah suku cadang tertentu adalah $800, dan nilai ini mengalami

dv
penurunan dengan rumus  400( t  1) 2 , dengan v dolar harga sesudah t
dt
tahun pembelian, berapakah harga suku cadang tersebut setelah 4 tahun
pembelian ?
57

4. Sebuah mobil mulai dalam keadaan diam, dapat mencapai kecepatan 100 m/detik
dalam 30 detik. Jika percepatannya konstan, berapakah jarak yang dijalaninya
dalam waktu tersebut ?
5. Sebuah roket ditembakkan tegak lurus ke atas dengan kecepatan (8t + 7) m/detik.
Jika setelah 20 detik mesin roket itu dimatikan, berapakah ketinggian yang
dicapai roket itu sebelum jatuh kembali ? (abaikan tekanan udara)
6. Pada pembiakan sejenis bakteri, laju pembiakannya pada setiap waktu berbanding
lurus dengan banyak populasi pada waktu itu. Dalam waktu satu hari populasi
bakteri itu menjadi dua kali. Berapa besarkah populasi itu diharapkan setelah 1
minggu bila laju pembiakannya tidak berubah.
7. Sebuah benda yang suhunya 1000 C , dibawa keruangan yang suhunya 220 C ,
sehingga dalam waktu 20 menit berubah menjadi 700 C. Berapa lamakah suhu
benda tersebut mencapai suhu 400 C ?
8. Sebuah termometer , terbaca 180 C , dibawa kedalam ruangan yang suhunya 40 0 C
2 menit kemudian termometer itu menunjukan 250 C. Berapa lamakah termometer
itu akan menunjukan suhu 390 C ?
9. Sebuah mobil mulai dari keadaan diam , dapat mencapai kecepatan 80 km/jam
dalam waktu 10 menit. Apabila percepatannya konstan, berapakah jarak yang
ditempuh dalam waktu tersebut ?
10. Sebuah bola menggelinding dipermukaan tanah dengan kecepatan awal 35
kaki/detik, apabila laju bola berkurang dengan percepatan 7 kaki/detik2 ,
berapakah jarak tempuh bola sampai dengan berhenti ?
11. Sebuah batang tumpuan dengan panjang 10.000 mm , menerima beban merata
sebesar 15 N/mm , tentukan persamaan lenturan dan lenturan maksimumnya ,
jika diketahui momen inersia batang 98.000.000 mm4 dan modulus elastisitas 300
N / mm2.

Anda mungkin juga menyukai