PENDAHULUAN
Industri farmasi merupakan salah satu elemen yang berperan penting dalam
mewujudkan kesehatan nasional melalui aktivitasnya dalam bidang pembuatan obat.
Tingginya kebutuhan akan obat dalam dunia kesehatan dan vitalnya aktivitas obat
mempengaruhi fungsi fisiologi tubuh manusia melahirkan sebuah tuntutan terhadap industri
farmasi agar mampu memproduksi obat yang berkualitas. Oleh karena itu, semua industri
farmasi harus benar-benar berupaya agar dapat menghasilkan produk obat yang memenuhi
standar kualitas yang dipersyaratkan dalam upaya pelayanan kesehatan salah satunya vaksin.
Setiap pendirian industri farmasi wajib memperoleh izin industri farmasi dari Direktur
Jendral Pembinaan Kefarmasian dan Alat Kesehatan Menteri Kesehatan RI. Adapun
persayaratan untuk mendapatkan izin tersebut adalah, Berbadan usaha berupa perseroan
terbatas, memiliki rencana investasi dan kegiatan pembuatan obat, mimiliki Nomor Pokok
Wajib Pajak, memilki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang apoteker warga negara
indonesia, masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi, dan
pengawasan mutu, komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung atau tidak
langsung dalam pelanggaran peraturan perundang–undangan di bidang kefarmasian.
Hasil produksi dari industri ini akan didistribusikan lewat PBF (pedangang besar
farmasi) ke seluruh wilayah Indonesia yang akan dikirimkan ke rumah sakit, klinik,
1|Page
puskesmas dan sarana kesehatan lainnya, dan diharapkan hasil produksi akan mampu
bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan vaksin Nasional.
1.3 Tujuan
BAB II
2|Page
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Vaksin
Permenkes no.42 tahun 2013 pasal 1 ayat 2 menyebutkan vaksin adalah antigen berupa
mikroorganisme yang sudah mati, masih hidup tapi dilemahkan, masih utuh atau bagiannya,
yang telah diolah, berupa toksin mikroorganisme yang telah diolah menjadi tokxoid, protein
rekombinan yang bila diberikan kepada seseorang akan menimbulkan kekebalan spesifik
secara aktif terhadap penyakit infeksi tertentu. Vaksinasi adalah pemberian vaksin yang
khusus diberikan dalam rangka menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut
tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan dan tidak menjadi sumber penularan.
3|Page
3. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
4. Memiliki secara tetap paling sedikit 3 (tiga) orang Apoteker Warga Negara
Indonesia masing-masing sebagai penanggung jawab pemastian mutu, produksi, dan
pengawasan mutu.
5. Komisaris dan direksi tidak pernah terlibat, baik langsung ataupun tidak langsung
dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang kefarmasian.
Dikecualikan dari persyaratan di atas poin 1 dan 2, bagi pemohon izin industri farmasi
milik Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia.
2.3 Tahapan Untuk Mendapatkan Izin Industri Vaksin dari Departemen Kesehatan
Untuk memperoleh izin Industri Vaksin diperlukan persetujuan prinsip. Permohonan
Persetujuan Prinsip diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal BPOM. Persetujuan
Prinsip diberikan oleh Direktur Jenderal BPOM setelah Industri Vaksin memperoleh
persetujuan Rencana Induk Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan. Dalam hal permohonan
persetujuan prinsip telah diberikan, Industri Vaksin dapat langsung melakukan persiapan,
pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan, termasuk produksi percobaan
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pendirian Industri Vaksin wajib memenuhi ketentuan di bidang tata ruang dan
lingkungan hidup dan wajib memenuhi persyaratan CPOB dan dibuktikan dengan sertifikat
yang berlaku selama 5 (lima) tahun sepanjang memenuhi persyaratan. Selain daripada itu,
Industri Vaksin wajib melakukan farmakovigilans. Di mana apabila dalam melakukan
farmakovigilans Industri Vaksin menemukan obat dan/atau bahan obat hasil produksinya
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat/kemanfaatan dan mutu
maka wajib melaporkan hal tersebut kepada Kepala Badan.
4|Page
2.5 Persetujuan Prinsip
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1799/MENKES/PER/XII/2010 Persetujuan
Prinsip diberikan kepada Industri Vaksin yang telah memperoleh persetujuan Rencana Induk
Pembangunan (RIP) dari Kepala Badan, sebelum Industri Vaksin melakukan persiapan,
pembangunan, pengadaan, pemasangan, dan instalasi peralatan, termasuk produksi
percobaan. Persetujuan Prinsip diajukan pemohon ke Direktur Jenderal dengan tembusan
kepada Kepala BPOM dan Dinas Kesehatan Provinsi.
5|Page
6. prinsip akan batal demi hukum apabila setelah jangka waktu 3 (tiga) tahun dan/atau
setelah jangka waktu 1 (satu) tahun perpanjangan Industri Vaksin belum menyelesaikan
pembangunan fisik.
Persetujuan prinsip berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diubah berdasarkan
permohonan dari pemohon izin Industri Vaksin yang bersangkutan.
6|Page
serta personel yang terlibat. Oleh karena itu, Pemastian Mutu suatu obat hendaknya dibuat
dalam kondisi yang dikendalikan dan dipantau secara cermat (Badan POM, 2012).
2.8 Tahapan Untuk Mendapatkan Izin Industri Dari Departemen Perindustrian Dan
Perdagangan
2.8.1 Izin Indutsri Usaha
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang wajib diperoleh untuk mendirikan
perusahaan industri dengan nilai investasi perusahaan seluruhnya di atas Rp 200.000.000,-
(tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Perindustrian Nomor 148/M/SK/7/1995 tanggal 11 Juli 1995 maka Izin Usaha Industri (IUI)
Obat Herbal Terstandar harus diurus melalui Tahap Persetujuan Prinsip. IUI Melalui Tahap
Persetujuan Prinsip diberikan kepada Perusahaan Industri untuk langsung dapat melakukan
persiapan-persiapan dan usaha pembangunan, pengadaan, pemasangan instalasi/ peralatan
dan lain-lain yang diperlukan.
Fotokopi NPWP
Persetujuan Prinsip dikeluarkan dalam waktu 14hari kerja setelah persyaratan diterima
secara lengkap dan benar, dengan masa berlaku selama-lamanya 4 tahun. Persetujuan Prinsip
bukan merupakan izinuntuk melakukan produksi komersial.
7|Page
Fotokopi NPWP
Fotokopi Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan oleh Departemen Kehakiman
dan HAM;
Fotokopi IMB
Fotokopi KTP/Nama Direksi dan Dewan Komisaris;
Fotokopi Persetujuan Prinsip
Formulir Model Pm-II (informasi pembangunan proyek
Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL
Fotokopi Izin Lokasi;
Foto Copy izin UU Gangguan atau AMDAL
2.8.2 Wajib Daftar Perusahaan (WDP)
kepada Menteri Kehakiman dan HAM dan bukti pembayaran administrasi proses pengesahan
badan hukum dari Departemen Kehakiman dan HAM.
Proses penerbitan TDP adalah 10 hari kerja setelah persyaratan lengkap dan benar diterima.
Masa berlaku TDP adalah 5 tahun sejak diterbitkan dan wajib diperbaharui selambat-
lambatnya 3 bulan sebelum masa berlaku habis.
8|Page
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) adalah surat izin untuk dapat melaksanakan kegiatan
usaha perdagangan. Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan usaha perdagangan wajib
memperoleh SIUP yang diterbitkan berdasarkan domisili perusahaan dan berlaku di seluruh
wilayah Republik Indonesia. SIUP Besar yang diterbitkan untuk perusahaan dengan modal
disetor dan kekayaan bersih di atas Rp. 500 juta di luar tanah dan bangunan.
SIUP Kecil, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan kekayaan
bersih dibawah Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan.
SIUP Menengah, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan kekayaan
bersih Rp. 200 juta s/d Rp. 500 juta di luar tanah dan bangunan.
SIUP Besar, diterbitkan bagi perusahaan yang memiliki modal disetor dan kekayaan
bersih di atas Rp. 500 juta di luar tanah dan bangunan.
2.8.4 Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU)
Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) merupakan salah satu kelengkapan izin usaha
yang dikeluarkan oleh kantor kelurahan ataupun kantor kecamatan dimana usaha tersebut
didirikan. Surat Keterangan Domisili Usaha ini biasanya dibuat untuk mengurus berbagai
dokumen lainnya terkait dengan pendirian sebuah badan usaha, seperti SIUP, TDP, NPWP,
dan lain-lain. Biasanya hanya diperlukan waktu satu hari untuk mengurus surat keterangan ini
jika persyaratannya sudah lengkap.
a. Datang ke bagian urusan perizinan, kantor dinas perindustrian dan perdagangan daerah
tingkat II atau daerah tingkat I.
b. Mengisi dan mengajukan surat pengajuan izin (spi) dengan melampirkan persyaratan :
fotocopy/ salinan akta notaris pendirian perusahaan.
fotocopy dari pemilik/ penanggung jawab perusahaan, dan
pas foto dari pemilik/penanggung jawab perusahaan 4 lembar ukuran 3x4 cm.
9|Page
c. Menyerahkan kembali formulir dan persyaratan lainnya kepada petugas bagian perizinan.
2.8.5 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
SITU adalah izin yang diberikan kepada perorangan, perusahaan, dan badan usaha
untuk memperoleh izin tempat usaha sesuai dengan tata ruang wilayah yang diperlukan
dalam rangka penanaman modal. Dasar hukum untuk SITU biasanya dikeluarkan oleh
Pemerintah Daerah berupa Perda.
Meminta izin dari para tetangga di lingkungan tempat usaha, RT, RW dan Kelurahan
setempat.
Selanjutnya dibawa ke Kotamadya/ Kabupaten untuk memperoleh situ/ HO. Sebelum
memperoleh ho tetap yang berlaku 5 tahun, pengusaha akan memperoleh HO sementara
yang berlaku 2 tahun dan bisa diperpanjang menjadi HO tetap.
Membayar biaya izin dan heregistrasi (pendaftaran ulang).
Kelengkapan persyaratan situ berdasarkan perda nomor 22 tahun 2000 adalah sebagai
berikut:
10 | P a g e
Merupakan surat Izin yang membutuhkan legalitas atau pemenuhan berkas untuk
mendukung usaha yang bergerak di bidang industri. Izin usaha ini wajib dimiliki oleh usaha
yang memiliki modal sebesar Rp 5 juta sampai Rp 200 juta. Untuk mendapatkan surat ini
pengusaha dapat mengajukan di Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah Tingkat II
Kabupaten atau Kota. Sedangkan bila usaha sudah berkembang dan meliputi usaha besar
dapat mengajukan di Pelayanan Perizinan Terpadu Tingkat I Provinsi atau BKPM. Setiap
daerah terkadang terdapat perbedaan dalam kepengurusan Izin Usaha Indsutri. Untuk itu
diperlukan pencarian informasi lebih lanjut tentang syarat pengajuan di daerah serta dokumen
yang dibutuhkan sesuai jenis industri yang dijalankan.
Adalah tanda bukti badan usaha yang telah melakukan kewajibannya dalam
melakukan pendaftaran perusahaan dalam Daftar Perusahaan. Pendaftaran wajib dilakukan
oleh pemilik atau pengurus perusahaan yang bersangkutan, atau dapat diwakilkan kepada
orang lain dengan surat kuasa. Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Perusahaan
adalah badan usaha yang berbentuk Badan Hukum, Koperasi, Persekutuan (Komanditer/CV,
Firma, PT), dan Perorangan. Khusus Perusahaan Kecil Perorangan yang dijalankan secara
pribadi, mempekerjakan hanya anggota keluarga terdekat, tidak memerlukan izin usaha, dan
bukan merupakan suatu badan hukum atau suatu persekutuan dikecualikan dari wajib Daftar
Perusahaan.
Merupakan izin untuk melakukan kegiatan industri yang diberikan kepada semua jenis
industri dalam kelompok industri kecil dengan investasi perusahaan sebesar Rp. 5.000.000 –
Rp. 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. Perusahaan yang ingin mendapatkan
TDI, dapat mengajukan permohonan kepada dinas perindustrian setempat di setiap
kabupaten/kota.
IMB adalah izin yang diberikan oleh pemerintah daerah kepada pribadi, sekelompok orang,
atau badan untuk membangun dalam rangka pemanfaatan ruang sesuai dengan izin yang
diberikan. Dalam setiap IMB akan diikuti dengan retribusi IMB, yaitu pungutan daerah atas
pemberian izin mendirikan bangunan yang besarnya berbeda- beda di setiap daerah. Tujuan
adanya IMB adalah untuk menciptakan tertib bangunan dan tata guna lahan agar sesuai
dengan peruntukannya, sehingga setiap orang tidak leluasa membangun walau di atas tanah
hak milik sendiri kalau tidak sesuai peraturan.
11 | P a g e
2.8.11 Izin BPOM
Izin BPOM merupakan surat izin yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan
guna melindungi masyarakat terhadap bahaya konsumsi suatu produk makanan dan minuman
serta obat-obatan. Produsen makanan, minuman serta obat yang disajikan dalam suatu
kemasan tertentu, wajib mendaftarkan produknya ke BPOM guna memperoleh izin penjualan
dan peredaran di masyarakat. Pendaftaran produk makanan tersebut dilakukan dengan cara
datang langsung ke kantor Badan POM yang terletak di Jln. Percetakan Negara No.23 Jakarta
Pusat pada jam kantor. Registrasi produk obat dilakukan di Gedung B atau Gedung Biru yang
merupakan layanan satu atap.
Izin Industri Vaksin berlaku seterusnya selama industri yang bersangkutan masih berproduksi
dan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Industri Vaksin yang akan
melakukan perubahan bermakna terhadap pemenuhan persyaratan CPOB, baik untuk
perubahan kapasitas dan atau fasilitas produk wajib melapor dan mendapat persetujuan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Setiap perubahan alamat lokasi yang sama atau perubahan alamat dan pindah lokasi,
perubahan penanggung jawab atau nama industri harus dilakukan perubahan izin dengan
mengajukan permohonan perubahan izin kepada Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan tembusan kepada Kelapa BPOM dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Perubahan akte pendirian perseroan terbatas harus dilaporkan kepada Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan RI dengan tembusan kepada kelapa
Badan POM dan kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
Setiap orang yang bertanggung jawab atas tempat dilakukannya pemerikasaan oleh tenaga
pengawas mempunyai hak untuk menolak pemeriksaan apabila tenaga pengawas yang
bersangkutan tidak dilengkapi dengan tanda pengenal dan surat perintah pemeriksaan.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya dugaan atau patut diduga adanya
pelanggaran pidana di bidang obat dan atau bahan obat, segera dilakukan penyidikan oleh
penyidik Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
12 | P a g e
Pelanggaran terhadap ketentuan dalam peraturan telah ditetapkan dapat dikenakan sanksi
administratif berupa:
a. Peringatan secara tertulis: sanksi ini diberikan oleh Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
b. Larangan mengedarkan untuk sementara waktu an atau perintah untuk penarikan kembali
obat yang tidak memenuhi standar dan persyaratan keamanan, khasiat/kemanfaatan atau
mutu
c. Perintah pemusnahan obat atau bahan obat, jika terbukti tidak memenuhi persyaratan
keamanan, khasiat/kemanfaatan, atau mutu
d. Penghentian sementara kegiatan dapat dikenakan untuk seluruh kegiatan atau sebagian
kegiatan
e. Pembekuan izin industri farmasi: sanksi ini diberikan oleh Direktur Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan
f. Pencabutan izin industri farmasi
13 | P a g e
2.11 Alur Permohonan Perizinan Industri Vaksin
Dalam pelaksanaan pelayanan Izin Usaha Industri Obat Herbal Terstandar, pelaksana
pelayanan perizinan dan pemohon harus mengikuti alur tata cara perizinan sebagai berikut:
Tata cara permohonan Persetujuan Prinsip Industri obat herbal terstandar:
a. Permohonan persetujuan prinsip diajukan kepada direktur jendral dengan tembusan kepada
kepala badan dan kepala dinas kesehatan propinsi dengan menggunakan contoh sebagaimana
tercantum dalam formulir 1 terlampir.
b. Sebelum pengajuan permohonan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
permohonan wajib mengajukan permohonan persetujuan rencana induk pembangunan (RIP)
kepada Kepala Badan dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam formulir 2
terlampir.
c. Persetujuan rencana induk pembangunan (RIP) diberikan oleh kepala badan dalam bentuk
rekomendasi hasil analisis Rencana Induk Pembangunan (RIP) paling lama dalam jangka
waktu 14 hari kerja sejak permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterima dengan
menggunakan contoh sebagaimana tercantum dalam formulir 3 terlampir.
d. Permohonan persetujuan prinsip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan
kelengkapannya.
e. Persetujuan prinsip diberikan oleh direktur jenderal paling lama dalam waktu 14 hari
diterima dengan menggunakan contoh sebagaimana terlampir pada formulir 4 terlampir atau
menolaknya dengan menggunakan contoh sebagaimana tercantum pada formulir 5 terlampir.
Permohonan izin industri farmasi dengan status penanaman modal asing atau
penanaman modal dalam negeri yang telah mendapatkan surat persetujuan penanaman modal
dari instansi yang menyelenggarakan urusan penanaman modal, wajib mengajukan
permohonan persetujuan pronsip sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal ini
14 | P a g e
penuh dan tanggung jawab dalam semua tugas pengawasan mutu meliputi penyusunan,
verifikasi dan penerapan semua prosedur pengawasan mutu. Mereka mempunyai kewenangan
menetapkanpersetujuan bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi yang telah
memenuhi spesifikasi.
Hendaklah juga dijabarkan kewenangan tanggungjawab personil – personil lain yang
ditunjuk untuk menjalankan pedoman CPOB dengan baik. Dalam hal ini tersedia juga
personil yang terlatih dalam jumlah memadai untuk melaksanakan supervisi lansung disetiap
bagian produksi dan unit pemeriksaan mutu.
Sesuai dengan yang tercantum di CPOB bahwa setiap industri minimal mempunyai 3
apoteker sebagai penanggung jawab dalam pemastian mutu, produksi, serta pengawasan
mutu. Beberapa karyawan yang berperan di dalam industri ini sudah terkualifikasi dan
memiliki pembagian kerja yang sesuai dengan keahlianya, baik itu karyawan tetap maupun
kontrak. Sesuai dengan yang diatur dalam CPOB, hal ini semua tertuang dalam kebijakan
sumber daya manusia yang ditangani oleh Departemen HRD. Untuk meningkatkan disiplin
dan tanggung jawab karyawan dalam pelaksanaan tugasnya Industri Obat Herbal Terstandar
ini akan menyelenggarakan program pelatihan yang diadakan secara rutin. Pengelolaan
program tersebut dilakukan oleh HRD bekerja sama dengan Departemen Pemastian Mutu.
Materi pelatihan yang diberikan adalah CPOB, kesehatan dan keselamatan kerja, sosialisasi
prosedur tetap dan cara kerja jika dilakukan perubahan.
15 | P a g e
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Dasar logikanya adalah memaksimalkan
kekuatan (strengths) dan peluang (opportun) serta meminimal-kan kelemahan (weaknesses)
dan ancaman (threats). Matriks ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif
strategi, yaitu strategi SO (maxi-maxi), ST (maxi-mind), WO (mini-maxi) dan strategi WT
(mini-mind. (Rangkuti, 1997).
Melalui matriks SWOT akan dihasilkan empat alternatif strategi yang dapat dilakukan
oleh perusahaan. Menurut Assael(1992), proses pengambilan keputusan oleh konsumen
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu pengaruh konsumen sebagai individu, pengaruh lingkungan
dan strategi pemasaran terhadap produk yang dilakukcln oleh pihak perusahaan.
BAB III
PEMBAHASAN
16 | P a g e
1. Pengajuan nama PT untuk industri obat berupa PT ESSEND disampaikan oleh
pemohon kepada menteri dengan jasa teknologi informasi system administrasi badan
hukum secara elektronik dengan mengisi format pengajuan nama perseroan.
2. Diberikan persetujuan nama PT ESSEND oleh menteri yang telah disampaikan
dengan cara elektronik, dan dinyatakan dalam akta pendirian.
3. Mendapatkan Pengesahan SK Menteri Pendirian PT ESSEND
4. Pengurusan Domisili di Kelurahan
5. Mengurus NPWP di kantor pajak
6. Mengurus izin usaha
7. Mengurus TDP ( tanda daftar Perusahaan)
PT. ESSEND yang diambil dari nama pendiri sekaligus pemilik saham dari
perusahaan ini. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
industri obat terutama industri vaksin.
3.3.3 Visi
17 | P a g e
Menjadi perusahaan pembuat vaksin yang mampu memproduksi vaksin
dengan kualitas tinggi yang berdaya saing global.
3.3.4 Misi
3.4 Personalia
3.4.1 Struktur Organisasi Industri Obat Vaksin PT. ESSEND
19 | P a g e
a. Bertanggung jawab atas kolaborasi dan komunikasi dengan tim sesuai kebutuhan
b. Melakukan wawancara, menyewa, dan melatih dukungan teknis baru/Staf IT
c. Melaporkan kemajuan, termasuk perubahan yang dibuat pada rencana dan produksi
d. Berkontribusi pada desain produk dan penetapan persyaratan
e. Delegasi tanggung jawab teknis dan memantau kemajuan proyek
f. Mengirimkan produk secara konsisten, tepat waktu dan sesuai anggaran
g. Bekerja sama dengan manager proyek selama semua tahap pengembangan
h. Meninjau semua karya yang dihasilkan oleh tim pengembang
R&D Manager
a. Mencari tahu berbagai informasi dan trend produk secara intensif untuk memperkuat
pengetahuan yang dapat menyokong implementasi dari perkembangan proyek dan
riset-riset dasar
b. Mengkoordinir dan memonitor proses perkembangan produk, riset dasar, dan riset
konsumen yang dilakukan oleh unit-unit yang bersangkutan
c. Membantu para karyawan pabrik untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan
perumusan/resep, bahan baku, proses secara teknis, material pengemasan, dan proses
sanitasi
d. Mengecek dokumen dan mengawasi operasi yang berkaitan dengan SOP, proses
produksi, pemanduan analisis dan kehalalan produk
e. Memonitor seluruh pengeluaran dan mencocokkannya dengan budget
Production Manager
a. Memastikan bahwa obat diproduksi dan disimpan sesuai prosedur agar memnuhi
persyaratan mutu yang ditetapkan
b. Memberikan persetujuan petunjuk kerja yang terkait dengan produksi dan memastikan
bahwa petunjuk kerja diterapkan secara tepat
c. Memastikan bahwa catatan produksi telah dievaluasi dan ditandatangani oleh kepala
bagian managemen mutu (pemastian mutu)
d. Memeriksa pemelihataan bangunan dan fasilitas serta peralatan dibagian produksi
e. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
f. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan
QC/Lab Manager
a. Menyetujui atau menolak bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk
ruahan dan produk jadi
b. Memastikan bahwa seluruh pengujian yang diperlukan telah dilaksanakan
c. Memberi persetujuan terhadap spesifikasi, petunjuk kerja pengambilan sampel,
metode pengujian dan prosedur pengawasan mutu lain
d. Memberi persetujuan dan memantau semua analisis berdasarkan kontrak
e. Memeriksa pemeliharaan bangunan dan fasilitas serta peralatan dibagian
pengawasan mutu
f. Memastikan bahwa validasi yang sesuai telah dilaksanakan
g. Memastikan bahwa pelatihan awal dan berkesinambungan bagi personil di
departemennya dilaksanakan dan diterapkan sesuai kebutuhan
PPIC (Product Planning, and Inventory Control) Manager
a. Bertanggung jawab pada monitoring persediaan
20 | P a g e
b. Menerima order dari bagian penjualan dan memastikan order selesai dan dikirim
c.
QA Manager
a. Memastikan penerapan (dan apabila diperlukan, membentuk) sistem mutu
b. Ikut serta dalam atau memprakarsai pembentukan manual mutu perusahaan
c. Memperkasai dan mengawasi audit internal atau inpeksi diri berkala
d. Melakukan pengawasan terhadap fungsi bagian pengawasan mutu
e. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam pelaksanaan audit eksternal
f. Memprakarsai dan berpartisipasi dalam program validasi
g. Memastikan pemenuhan persyaratan teknik atau peraturan Badan Pengawas Obat
dan Makanan yang berkaitan dengan mutu produk jadi
h. Mengevaluasi, mengkaji catatan bets
i. Meluluskan atau menolak produk jadi untuk penjualan dengan mempertimbangkan
semua faktor terkait
Product development
a. Mengelola dan mengkoordinasikan proyek pengembangan produk, mengevaluasi dan
menyelesaikan kelayakan teknis, optimasi desain, dan masalah produksi. Memastikan
bahwa pelabelan dan literatur pemasaran/promosi sesuai dengan spesifikasi produk
b. Meneliti dan memonitor basis klien dan perkembangan industri yang ada dan
mengidentifikasi peluang produk baru yang potensial.
c. Bekerja dengan departemen lain untuk membangun desain, teknologi, pengembangan
produk,dan strategi vendor.
d. Mengelola anggaran proyek dan menyiapkan laporan analisis keuangan untuk
manajemen puncak.
e. Mengelola staf bawahan dalam pekerjaan sehari-hari
f. Memastikan departemen terpenuhi dan mematuhi anggaran yang telah disetujui
g. Memiliki kewenangan penuh untuk tindakan personil
Packaging development
a. Mengkoordinasikan dan berpartisipasi dalam berbagai tugas teknis yang terkait
dengan kantor penerimaan
b. Mengawasi semua kegiatan departemen pengemasan setiap hari
c. Mengawasi produksi, kualitas dan pergudangan produk secara konsisten sesuai
dengan tujuan perusahaan dan anggaran biaya
d. Berkomunikasi, memotivasi, mengawasi dan memberi nasihat dan displin bila
diperlukan
Registration off
a. Penghubung antara perusahaan dengan otoritas pemerintahan dalam rangka
memasarkan produk
b. Bertanggung jawab dalam presentasi dokumen registrasi produk kepada otoritas yang
berwenang (BPOM)
c. Melakukan kontak dan negosiasi untuk mendapatkan dan mempertahankan lisensi
pemasaran produk
d. Mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data ilmiah perusahaan
21 | P a g e
e. Memberikan informasi terbaru kepada perusahaan mengenai peraturan dan legalitas
produk
f. Memberikan input kepada perusahaan mengenai berbagai persyaratan dan batasan, baik
legal maupun ilmiah
Production Supervisior
a. Menetapkan tujuan harian/mingguan/ bulanan dan mengkomunikasikannya kepada
karyawan
b. Mengatur alur kerja dengan menetapkan tanggung jawab dan menyusun jadwal
c. Mengawasi dan melatih karyawan
Packaging supervisior
a. Mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan pekerja yang terlibat dalam produk
kemasan dan bahan untuk penyimpanan dan pengiriman
b. Untuk memastikan jenis dan jumlah produk, wadah yang akan digunakan, dan
persyaratan kemasan lainnya
c. Memeriksa produk sebelum mengemas dan mengembalikan produk yang ditolak ke
departemen produksi
d. Mengamati operasi pengemasan dan memeriksa kontainer untuk memverifikasi
kesesuaian dengan spesifikasi
Lab Supervisior
a. Mengatur dan mengarahkan aktivitas sehari-hari laboratorium
b. Bertanggung jawab untuk mengawasi petugas laboratorium
c. Melakukan dan mengawasi penjaminan mutu dan pengendalian mutu,dan
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan hasil lab
Microbiologi
a. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk produk jadi, maupun peneman
terbaru
IPC Supervisior
a. Mengkoordinir fungsi insepctor
b. Memantau kinerja inspector
c. Membantu menjadi proses pengolahan obat dan proses pengemasan obat sesuai
dengan CPOB
d. Melaporkan penyimpangan yang terjadi saat proses pembuatan dan pengemasan obat
e. Melakukan investigasi terhadap penyimpangan bets dan non bets yang terjadi selama
proses pengolahan dan pengemasan
Internal Auditor
a. Memeriksa keuangan secara menyeluruh pada sebuah perusahaan mencakup
pemeriksaan transaksi keluar dan transaksi masuk dari dan ke perusahaan itu sendiri.
Validation off
a. Pemantauan dan pengujian peralatan
b. Menganalisis dan mendokumentasikan hasil tes
c. Menyiapkan laporan kepatuhan
d. Mengarahkan kegiatan validasi
e. Menyelesaikan masalah pengujian
f. Membuat penyesuaian atau perbaikan peralatan dan proses
g. Membuat database untuk melacak aktivitas validasi
22 | P a g e
h. Menafsirkan persyaratan pelanggan
i. Mengembangkan jadwal validasi
j. Melakukan pelatihan dan mengawasi pekerjaan teknisi validasi
k. Memelihara instrumentasi dan peralatan
l. Terus mengikuti standar dan peraturan industri
Product stability
a. mengembangkan dan memvalidasi metode analisis yang digunakan untuk pelepasan
produk dan evaluasi stabilitas produk serta menyiapkan protokol dan laporan yang
diperlukan untuk mendokumentasikan kegiatan ini
b. bertanggung jawab atas semua tahapan program stabilitas, termasuk protokol,
pengadaan sampel, pengujian, hasil, pelaporan dan eskalasi yang sesuai
c. menindaklanjuti pengujian stabilitas
No Bagian Jumlah
1 President Director 1 orang
2 HRD Manager 1 orang
3 Plant Manager 1 orang
4 Marketing Manager 1 orang
5 Technical Manager 1 orang
6 R&D Manager 1 orang
8 Production Manager 1 orang
9 QC/Lab Manager 1 orang
10 PPIC Manager 1 orang
11 QA Manager 1 orang
12 Production Supervisor 2 orang
13 Packaging Supervisor 1 orang
14 Lab Supervisior 2 orang
15 Microbiology 2 orang
16 IPC Supevisor 2 orang
17 Staf HRD 2 orang
18 Buruh 60 orang
23 | P a g e
3.5 Sarana Prasarana
24 | P a g e
Dalam menghasilkan produknya PT. ESSEND memerlukan bahan baku yang
berasal dari pemasok utama dan pemasok lain. Pemasok utama adalah PT
BIOFARMA. Sedangkan pemasok lain berasal dari daerah Bandung. PT. ESSEND
tidak terikat dengan para pemasoknya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan
ESSEND berdasarkan pertimbangan kualitas dan harga. Pemasok yang dipilih oleh
PT. ESSEND pada saat melakukan pembelian bahan baku adalah pemasok yang
menawarkan kualitas sesuai dengan standar bahan baku PT. ESSEND dan
menawarkan harga yang bersaing. Pembelian bahan baku dari pemasok dilakukan
setiap satu bulan sekali dengan sistem pembayaran tunai dan sebagian dengan cicilan.
Cara produksi vaksin bukanlah seperti cara membuat obat racikan, namun
proses pembuatannya sangat rumit sehingga untuk 1 jenis vaksin baru,
dibutuhkan pembuatan hingga pengujian selama 10 – 20 tahun. Produksi vaksin
memiliki beberapa tahap. Proses pembuatan vaksin memiliki langkah-langkah
berikut:
Produksi awal melibatkan pembentukan antigen dari mikroba. Untuk ini virus
atau mikroba tumbuh baik pada sel-sel dasar seperti telur ayam (misalnya vaksin
influenza). Antigen juga bisa merupakan racun atau toxoid dari organisme
(misalnya difteri atau tetanus) atau mungkin berupa bagian potongan tubuh
kuman. Selain itu antigen juga bisa jad berupa protein atau bagian dari organisme
yang dibiakkan dengan media jamur, bakteri lain atau sel budidaya. Bakteri atau
25 | P a g e
virus dibuat lemah dengan menggunakan bahan kimia atau panas untuk membuat
vaksin (misalnya vaksin polio).
Adalah hal yang sulit untuk membuat vaksin vaksin kombinasi karena
kemungkinan tidak kompatibel dan interaksi antara antigen dan bahan-bahan lain
dari vaksin, oleh karena itu harga vaksin kombinasi lebih mahal daripada harga
vaksin tunggal.
26 | P a g e
3.8 Produksi
Produk-produk yang dihasikan PT ESSEND merupakan hasil dari uji dan riset
Pusat Studi Biofarmaka terhadap vaksin obat yang mempunyai indikasi khasiat
preventif berbagai macam penyakit. Produk yang dihasilkan PT. ESSEND adalah
vaksin – vaksin untuk berbagai penyakit yang aman dan sudah teruji secara klinis.
Harga rata rata per unit vaksin (sudah termasuk pajak ) Rp 250.000
Target penjualan 3.000.000 unit vaksin per bulan
Pendapatan = 3.000.000 x Rp. 250.000 = Rp. 750.000.000.000
Laba = 5% x 750.000.000.000 = Rp 37.500.000.000 atau Rp 37,5 M
Laba Bersih per tahun = 37.500.000.000 x 12 = 450.000.000.000 atau 450 M
27 | P a g e
3.9.3 Gaji Karyawan
Staf
2 Manajer perencanaan 1 Apoteker 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
3 Manajer Pemasaran 1 S1 Ekonomi 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
4 Manajer HRD 1 S1 Psikologi 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
5 Staf HRD 2 S1 Psikologi 4.000.000 700.000 112.800.000 10.000.000 10.000.000 1.000.000 267.600.000
6 Manajer Teknik 1 S1 Teknik Industri 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
7 Manajer R&D 1 Apoteker 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
8 Manajer Produksi 1 Apoteker 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
9 Manajer QC/Lab 1 Apoteker 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
10 Manajer PPIC 1 Apoteker 7.000.000 700.000 92.400.000 5.000.000 5.000.000 500.000 93.900.000
12 Supervisor Produksi 2 S1 Farmasi 4.000.000 600.000 110.400.000 6.000.000 6.000.000 1000.000 246.800.000
13 Supervisor Pengngemasan 1 S1 Farmasi 4.000.000 600.000 55.200.000 3.000.000 3.000.000 500.000 61.700.000
13 Supervisor Lab 2 S1 Farmasi 4.000.000 600.000 110.400.000 6.000.000 6.000.000 1000.000 246.800.000
28 | P a g e
15 Supervisor IPC 2 S1 Farmasi 4.000.000 600.000 110.400.000 6.000.000 6.000.000 1000.000 246.800.000
29 | P a g e
3.10 Pendistribusian Produk
Distribusi dari produk PT. ESSEND berupa vaksin di distribusi ke setiap provinsi di
Indonesia dengan jumlah PBF sebanyak 15 PBF yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia
yang bekerja sama dengan PT. ESSEND.
Weakness (Kelemahan)
PT. ESSEND merupakan perusahaan baru. Kerja sama dengan perusahaan lain baik
dalam negeri maupun di luar negeri masih belum banyak. Dengan kekurangan ini
kami bertekad untuk memperluas kerja sama kami dengan berbagai pihak termasuk
pemerintah, perusahaan obat atau perusahaan vaksin lain agar perusahaan dapat terus
mengembangkan inovasinya dalam pembuatan vaksin.
30 | P a g e
Opportunity (Kesempatan)
Seiring perkembangan waktu, pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini
mempunyai berbagai macam masalah, seperti beban masalah penyakit menular dan
penyakit degeneratif. Oleh karena itu perusahaan kami terus mengembangkan vaksin
yang mampu mengatasi masalah penyakit menular dan degeneratif tersebut. Selain
alasan diatas perusahaan kami juga merupakan satu – satunya perusahaan swasta
pembuat vaksin yang ada di Indonesia. Hal tersebut memberikan perusahaan kami
kesempatan untuk dapat menyediakan kebutuhan vaksin yang tidak bisa dipenuhi oleh
perusahaan pembuat vaksin pemerintah.
Threat (Ancaman)
Industri vaksin merupakan industri yang sangat ketat pemantauannya oleh pemerintah
karena menyangkut kehidupan orang banyak. Oleh karena itu perusahaan
berkomitmen untuk selalu mengikuti aturan – aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah agar tercipta produk yang terstandar dan memberikan manfaat bagi orang
banyak sehingga keberlangsungan perusahaan dapat terjaga. Adanya kompetitor dari
luar negeri yang memiliki produk yang berkualitas oleh karena itu perusahaan akan
terus selalu menjaga kualitas dan kuantitas dari produk dan selalu mengembangkan
inovasi dalam pembuatan vaksin.
31 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN
Dari uraian serta hasil analisa diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
Pengajuan nama PT untuk industri obat herbal berupa PT. ESSEND disampaikan oleh
pemohon kepada menteri dengan jasa teknologi informasi system administrasi badan hukum
secara elektronik dengan mengisi format pengajuan nama perseroan. Diberikan persetujuan
nama PT. ESSEND oleh menteri yang telah disampaikan dengan cara elektronik, dan
dinyatakan dalam akta pendirian.
Pengajuan permohonan persetujuan rencana induk pembangunan (RIP) kepada kepala
badan dengan formulir 2, Permohonan persetujuan prinsip diajukan kepada Direktur Jendral
dengan tembusan kepada Kepala Badan dan kepala dinas kesehatan provinsi dengan
menggunakan formulir 1, Diberikan persetujuan rencana induk pembangunan oleh kepala
badan dalam bentuk rekomendasi hasil analisis rencana induk pembangunan, Diberikan
persetujuan prinsip diberikan direktur jendral.
PT. ESSEND berlokasi di Jalan raya tulang bawang km 54 tulang bawang, Lampung.
Lokasi ini berdekatan dengan jalan tol lintas timur lampung di km 54 Tulang Bawang. Total
keseluruhan dana yang dibutuhkan Rp. 1 Triliun, setelah dilakukan perhitungan Rate Of
Return, dapat PBP ( Pay Back Periode) selama 1,5 tahun.
Rangkaian kegiatan usaha ini diharapkan menjadi media yang efektif untuk
meningkatkan semangat kewirausaan dan profesionalisme usaha yang berbasis Industri
sehingga mampu memberikan kontribusi bagi peningkatan dan pengembangan perekonomian
daerah dan Nasional.
Demikian proposal ini dibuat, semoga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak
yang berkompeten dan penyelenggara mengharapkan dengan penuh keikhlasan dan
kesadaran untuk dapat menjadi bahan masukan bagi kita semua,semoga pendirian industri ini
dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan bersama serta memberikan manfaat bagi
kita semua. Atas partisipasi dari Bapak/Ibu/Saudara(i) kami ucapkan banyak terima kasih.
32 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
BPOM RI. 2009. Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik.
Jakarta, Badan POM RI.
Depkes. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang
Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta, Pemerintah RI.
Depkes. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan nomor. 1799/MENKES/PER/XII/2010 tentang
Industri Farmasi. Jakarta, Pemerintah RI.
Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Dengan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Nomor
1799/MENKES/PER/XII/2010 Tahun 2010 tentang Industri Farmasi. Jakarta,
Menteri Kesehatan.
Keputusan Dirjen Pajak. 2002. Nomor KEP-170/PJ./2002 Tentang Jenis Jasa Lain dan
Perkiraan Penghasilan Neto. Jakarta, KDP.
Mashuda, A. 2011. Pedoman Cara Kefarmasian Yang Baik. Jakarta, Kerjasama Direktorat.
Peraturan Pemerintah.2011. Nomor 43 Tahun 2011 Tentang Cara Pengajuan dan Pemakaian
Nama Perseroan Terbatas. Menteri Kesehatan, Jakarta.
Rangkuti, 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis.Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
33 | P a g e