Pendahuluan
1. Umur 1 tahun dapat berbicara dua atau tiga kata yang sudah bermakna. Contoh
menirukan suara binatang, menyebutkan nama “papa” ,“mama”.Dalam berbicara 25%
kata-katanya tidak jelas dan kedengarannya tidak biasa ( unfimiliar ).
2. Umur 2 tahun dapat menggunakan 2 sampai 3 phrase serta memiliki perbendaharaan
bahasa kurang lebih 300 kata, serta mampu menggunakan kata” saya,” “milikku. 50%
kata-katanya konteksnya belum jelas.
3. Umur 3 tahun berbicara 4 hingga 5 kalimat serta memiliki sekitar 900 kata. Dapat
menggunakan kata siapa, apa, dan dimana dalam menanyakan suatu pertanyaan. 75%
kata-kata dan kalimat jelas.
4. Umur 4-5 tahun memiliki 1500-2100 kosa kata. Dapat menggunakan grammar dengan
benar terutama yang berhubungan dengan waktu. Dapat menggunakan kalimat dengan
lengkap baik, kata-kata, kata kerja, kata depan, kata sifat maupun kata sambung. 100%
kata-kata sudah jelas dan beberapa ucapan masih belum sempurna.
5. Umur 5-6 tahun memiliki 3000 kata, dapat menggabungkan kata jika, sebab, dan
mengapa.
Patofisiologi
Patogenesis terjadinya hambatan bicara pada anak dengan retardasi mental dihubungkan
dengan adanya disfungsi otak. Disfungsi otak terjadi akibat adanya ketidaknormalan yang luas
dari struktur otak, neurotransmiter atau mielinisasi.
Gangguan Pendengaran
Pendengaran normal pada tahun pertama kehidupan, memegang peranan penting
dalam perkembangan bicara dan bahasa. Gangguan pendengaran pada awal perkembangan
dapat menyebabkan keterlambatan bicara yang berat. Oleh karenanya, pemeriksaan fungsi
pendengaran pada keterlambatan bicara, memegang peranan sangat penting.
Gangguan pendengaran dapat berupa tipe konduktif dan sensorineural. Gangguan
pendengaran tipe konduktif dapat disebabkan oleh otitis media dengan efusi. Adapun
gangguan pendengaran sensorineural dapat disebabkan oleh infeksi intra uterin, kern icterus,
meningitis bakterial, atau hipoksia. Gangguan pendengaran sebagai penyebab keterlambatan
bicara makin bertambah, tersering penyebab gangguan pendengaran adalah kongenital
Faktor Emosional
Faktor emosional memegang peranan penting dalam perkembangan bicara anak.
Anak yang memiliki ibu yang tertekan dan gangguan serius dalam keluarga berefek serius
terhadap gangguan bicara pada anak, misalnya gagap. Gagap merupakan suatu gangguan
dalam arus ritme bicara atau artikuasi kata – kata dimana terdapat pengulangan suara, suku
kata atau kata, atau suatu bloking yang spasmodik. Sering disertai kontraksi otot – otot
muka, tics, dan bunyi tambahan sebagai usaha anak untuk memperbaiki bicaranya atau
akibat tekanan emosi. Walaupun demikian maka sering dapat bernyanyi atau mengucapkan
sajak tanpa kesukaran.
Cerebral Palsy
Cerebral palsy adalah suatu kelainan gerakan dan sikap badan yang tidak progresif,
oleh karena suatu kerusakan atau gangguan pada sel – sel motorik pada susunan saraf pusat
yang sedang tumbuh atau belum selesai pertumbuhannya. Pada cerebral palsy gangguan
bicara disebabkan karena kerusakan yang tidak hanya terjadi pada korteks cerebelaris, tetapi
dapat juga mengenai ganglia basalis, pontina dan pada pusat – pusat subkortikal midbrain
atau serebellum hal ini bisa menyebabkan gangguan bicara berupa disfonia, disritmia,
disartria, disfasia dan bentuk campuran.
Fathway
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Fokus pengkajian pada anak 2 – 3 tahun yang mengalami gangguan bicara :
A. Data Subyektif :
1. Pada anak yang mengalami gangguan bahasa :
Umur berapa anak saudara mulai mengucapkan satu kata ?
Umur berapa anak saudara mulai bisa menggunakan kata dalam suatu kalimat ?
Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam mempelajari kata baru ?
Apakah anak anda sering menghilangkan kata-kata dalam kalimat yang diucapkan dalam
kalimat yang diucapkan ?
Siapa yang mengasuh di rumah ?
Bahasa apa yang digunakan bila berkomunikasi di rumah ?
Apakah pernah diajak mengucapkan kata-kata.
Apakah anak anda mengalami kesulitan dalam menyusun kata-kata
2. Pada anak yang mengalami gangguan bicara :
Apakah anak anda sering gugup dalam mengulang suatu kata ?
Apakah anak anda sering merasa cemas atau bingung jika ingin mengungkapkan suatu
ide ?
Apakah anda pernah perhatikan anak anda memejamkan mata, menggoyangkan kepala,
atau mengulang suatu frase jika diberikan kata-kata baru yang sulit diucapkan ?
Apa yang anda lakukan jika hal di atas ditemukan ?
Apakah anak anda pernah/sering menghilangkan bunyi dari suatu kata ?
Apakah anak anda sering menggunakan kata-kata yang salah tetapi mempunyai bunyi
yang hampir sama dngan suatu kata ?
Apakah anda kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
Apakah orang lain merasa kesulitan dalam mengerti kata-kata anak anda ?
Perhatikan riwayat penyakit yang berhubungan dengan gangguan fungsi SSP seperti
infeksi antenatal (Rubbela syndrome), perinatal (trauma persalinan), post natal (infeksi
otak, trauma kepala, tumor intra kranial, konduksi elektrik otak).
B. Data Obyektif :
1. Kemampuan menggunakan kata-kata.
2. Masalah khusus dalam berbahasa seperti (menirukan, gagap, hambatan bahasa, malas
bicara).
3. Kemampuan dalam mengaplikasikan bahasa.
4. Umur anak.
5. Kemampuan membuat kalimat.
6. Kemampuan mempertahankan kontak mata.
7. Kehilangan pendengaran (Kerusakan indra pendengaran).
8. Gangguan bentuk dan fungsi artikulasi.
9. Gangguan fungsi neurologis.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada anak yang mengalami gangguan bicara meliputi :
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa.
2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran.
4. Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa.
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berkomunikasi.
6. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan.
7. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan
kerusakan sistem saraf pusat.
Rencana Intervensi Keperawatan
Diagnose Keperawatan Intervensi Rasional
1.Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan kurangnya stimulasi bahasa
Intervensi:
Lakukan latihan komunikasi dengan memperhatikan perkembangan mental anak
Lakukan komunikasi secara komprehensif baik verbal maupun non verbal.
Berbicara sambil bermain dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal.
Berikan lebih banyak kata meskipun anak belum mampu mengucapkan dengan benar.
Lakukan sekrening lanjutan dengan mengggunakan Denver Speech Test.
Rasional:
Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari ekploatasi yang
berakibat penekanan fungsi mental anak.
Komunikasi yang komprehensif akan memperbanyak jumlah stimulasi yang diterima anak
sehingga akan memperkuat memori anak terhadap suatu kata.
Bermain akan menigkatkan daya tarik anak sehingga frekwensi dan durasi latihan bisa
lebih lama.
Anak lebih suka mendengarkan kata-akat dari pada mengucapkan karena biasanya
kesulitan dalam mengucapkan.
Untuk mengetahui jenis dan beratnya gangguan serta keterlambatan dalam berbicara pada
anak.
2.Gangguan komunikasi berhubungan dengan kerusakan fungsi alat-alat artikulasi
Intervensi:
Stimulasi bahasa dan latihn bicara tetap dilakukan sesuai dengan perkembangan mentak
anak.
Kolaborasi: dengan ahli bedah untuk perbaikan alat-alat artikulasi.
Rasional:
Untuk mengindari keter-lambatan perkembangan mental, bahasa maupun bicara ketika alat
artikulasi sudah bisa diperbaiki.
Perbaikan alat-alat artikulasi hanya bisa dilakukan secara optimal dengan pembedahan.
3. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran
Intervensi:
Lakukan latihan komunikasi, dan stimulasi dini dengan benda-benda atau dengan
menggunakan bahasa isyarat serta biasakan anak melihat artikulasi orang tua dalam
berbicara.
Perhatikan kebersihan telinga anak
Rasional:
Agar stimulasi tetap diterima anak sesuai dengan perlembangan mental anak yang
didasarkan atas kemampuan penerimaan anak terhadap informasi yang diberikan
Ganguan pendengaran sering disebabkan oleh adanya hambatan pendengaran akibat
adanya kotoran ditelinga.
4.Gangguan komunikasi berhubungan dengan hambatan bahasa
Intervensi:
Kolaborasi dengan rehabilitasi untuk penggunaan alat bantu dengar.
Gunakan bahasa yang sederhana dan umum digunakan dalam komunikasi sehar-hari.
Gunakan verifikasi bahasa sesuai dengan tingkat kematangan dan pengetahuan anak.
Rasional:
Alat bantu dengar diharapkan mampu mengatasi hambatan pendengaran pada telinga anak.
Untuk memudahkan pemahaman menghindari stress dan kebingungan anak yang akibat
bahasa yang berubah-ubah.
Difersifikasi bahasa dapat diberikan jika kemampuan mental anak sudah matang seperti
setelah umur 9 tahun, karena perkembangan selsel otak anak sudah mulai maksimal.
5. Kecemasan orang tua berhubungan dengan ketidakmampuan anak berbicara
Intervensi:
Gali kebiasaan komunikasi dan stimulasi orang tua terhadap anak.
Berikan penjelasan tentang kondisi anaknya secara jelas, serta kemungkinan penanganan
lanjutan, prognose serta lamanya tindakan atau pengobatan.
Rasional:
Untuk dapat menggali efektivitas dan kemampuan serta usaha yang telah dilakukan oleh
orang tua, untuk mengindari overlaping tindakan yang berakibat orang tua menjadi bosan.
Pengikutsertaan keluarga terhadap perawatan anak secara langsung akan mampu
mengurangi tingat kecemasan orang tua terhadap keadaan anaknya.
6. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kecemasan
Intervensi:
Hindari bicara pada saat kondisi bising.
Lakukan komunikasi dengan posisi lawan bicara setinggi badan anak.
Lakukan latihan bicara sambil bermain dengan mainan kesukaan anak.
Rasional:
Komunikasi tidak efektif sehingga anak menjadi irritabel.
Untuk meningkatkan pandangan mata dan efektivitas komunikasi sehingga anak merasa
lebih nyaman.
Agar anak lebih tertarik dan tidak lekas bosan.
7. Gangguan komunikasi berhubungan dengan kurangnya kemampuan memori dan kerusakan
sistem saraf pusat.
Intervensi:
Lakukan observasi dan pemeriksaan fisik neurologi secara mendetail.
Kolaborasi pemeriksaan EEG
Rasional:
Untuk mengetahui kemungkinan posisi kelainan dalam otak.
Untuk mengetahui kemungkinan kelainan pada SSP anak.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L.D (1997), Nursing Diagnois; Application to Clinical Practice, 7th. Edition,
Lippincott, Philadelpia, New York.
Kozier Barbara et.al (1995), Fundamental Of Nursing ; Concept, Process and Practice ,
5 th Edition, Addison Wesley Nursing, Cuming Publishing, New York.
Whaley and Wong (1997), Pediatric Nursing; Clinical Manual, Mosby Year Book,
Philadelpia.
Whaley and Wong (1996), Nursing Care of Infants and Children, 5 th Edition, Mosby
Year Book, Philadelpia.