Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang berasosiasi

dengan penyakit tidak menular lainnya seperti penyakit jantung koroner,

stroke dan penyakit ginjal yang disebabkan oleh hipertensi yang tidak

dikendalikan secara baik. Berdasarkan data World Health Organization

(WHO, 2015) lebih dari 1 pada 5 orang dewasa di seluruh Dunia mengalami

peningkatan tekanan darah, sebuah kondisi yang menyebabkan sekitar

setengah dari semua kematian akibat strok dan penyakit jantung.

Komplikasi dari hipertensi menyebabkan 9,4 juta kematian di seluruh dunia

dan 1,5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara.

Menurut data (WHO), di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau

26,4% penghuni dunia mengidap hipertensi, angka ini kemungkinan akan

meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. dari 972 juta pengidap hipertensi,

333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara sedang

berkembang, termasuk indonesia. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi di

bagi dua golongan yaitu hipertensi esensial yang tidak di ketahui

penyebabnya dan hipertensi sekunder yang diketahui penyebabnya seperti

gangguan ginjal, gangguan hormon, dan sebagainya. Jumlah penderita

hipertensi esensial sebesar 90-95%, sedangkan jumlah penderita hipertensi

sekunder sebesar 5-10% (Anggara, 2013).

1
2

Pada tahun 2008 diperkirakan sebanyak 17,3 juta kematian di dunia

disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, lebih dari 3 juta kematian tersebut

terjadi sebelum usia 60 tahun. Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pada

tahun 2007 menyebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30%

dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskuler lebih banyak pada

perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%) (Naue dkk, 2016).

Jumlah kasus Hipertensi di Sulawesi Tenggara masih tergolong sangat

tinggi yaitu sebanyak 18.054 kasus menduduki peringkat pertama penyakit

terbanyak (Profil Kesehatan Sultra 2016). Kasus Hipertensi di Wilayah

Kabupaten Konawe Utara terus mengalami peningkatan, pada tanuh 2016

tercatat 1.240 dan pada tahun 2017 tercatat 2.362 kasus (Dinkes Kabupaten

Konawe Utara, 2017).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik lebih dari atau sama dengan 90mmHg pada dua kali pengukuran

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.

Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangkau waktu lama

(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung

(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak di

deteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien

hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus

meningkat. (Destiani dkk, 2016).


3

Secara umum penyebab kejadian hipertensi adalah umur, jenis

kelamin, konsumsi garam berlebih, aktivitas fisik, tingginya kadar

kolesterol darah dan diabetes melitus. Selain itu faktor risiko hipertensi yang

lain adalah ras, riwayat hipertensi dalam keluarga, konsumsi alkohol,

riwayat merokok, dan obesitas. Pada peningkatan kadar profil lipid darah

sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis, terutama pada usia 30-40

tahun, kadar kolestrol total dalam darah mencapai 260 mg/dl maka angka

kejadian aterosklerosis akan meningkat 3-5 kali lipat (Feryadi, 2014).

Dalam tubuh manusia, kolesterol dapat berasal dari makanan sehari-

hari yang digolongkan sebagai kolesterol eksogenik dan yang disintesis di

dalam tubuh sebagai kolesterol endogenik (Naue dkk, 2016).

Konsumsi lemak yang berlebihan dapat menimbulkan risiko

hipertensi karena akan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

Kolesterol tersebut akan melekat pada dinding pembuluh darah yang lama-

kelamaan pembuluh darah akan tersumbat diakibatkan adanya plaque dalam

darah yang disebut dengan aterosklerosis. Plaque yang terbentuk akan

mengakibatkan aliran darah menyempit sehingga volume darah dan tekanan

darah akan meningkat (Ismuningsih, 2013).


4

Hiperurisemia juga memiliki prevalensi yang cukup besar di

Indonesia. Survei epidemiologi tentang hiperurisemia telah dilakukan oleh

Dermawan dkk. (2009) di Bandung, Jawa Tengah atas kerjasama WHO-

COPCORD. Hasil survei terhadap 4.683 sampel berusia antara 15-45 tahun

menunjukkan bahwa prevalensi hiperurisemia sebesar 24,3% pada laki-laki

dan 11,7% pada perempuan. Secara keseluruhan prevalensi kedua jenis

kelamin adalah 17,6% (Ahmadi, A.P., 2014).

Hiperurisemia adalah gangguan metabolisme yang di tandai oleh

kelebihan asam urat dalam darah. Asam urat adalah produk akhir dari

metabolisme purin dan pada manusia, konsentrasi serum asam urat yang

tidak lebih dari 7mg/dl, pada laki-laki dan 6mg/dl, pada perempuan

(Ahmadi, A. P., 2014).

Kabupaten Konawe Utara merupakan salah satu Kabupaten yang

berada di Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara yang mempunyai sebelas

Kecamatan, yang diantara sebelas Kecamatan tersebut sebagiannya adalah

Wilayah Pesisir dan sebagian dari itu adalah Wilayah Pegunungan. Tempat

saya melakukan penelitian tersebut adalah termaksud Wilayah Pesisir yang

berada di Kabupaten Konawe Utara. Dengan jumlah penduduk yang tidak

sedikit dan memiliki berbagai Desa diantaranya Desa Muara Tinobu, Desa

Basule Dan Desa Otole yang tepat berada di Wilayah Pesisir Pantai.
5

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian Tentang Hubungan Kadar Kolesterol Total Dan Asam Urat

dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu, Desa

Basule dan Desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara.

Setelah melakukan penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi

kepada Masyarakat tentang Hubungan Kadar Kolesterol Total dan Asam

Urat dengan Kejadian Hipertensi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada Hubungan Kadar Kolesterol Total dengan kejadian

Hipertensi di Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu, Desa Basule dan

Desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara ?

2. Apakah ada Hubungan Kadar Asam Urat dengan kejadian Hipertensi di

Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu, Desa Basule dan Desa Otole

Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan Kadar Kolesterol Total dan Asam Urat

dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu,

Desa Basule dan Desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe

Utara.
6

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui Kadar Kolesterol Total pada Penderita Hipertensi di

Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu, Desa Basule dan Desa Otole

Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara.

b. Mengetahui Kadar Asam Urat pada Penderita Hipertensi di

Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu, Desa Basule dan Desa Otole

Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara.

c. Menganalisis Hubungan Kadar Kolesterol Total dan Asam Urat

dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Pesisir Desa Muara Tinobu,

Desa Basule dan Desa Otole Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe

Utara.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan dalam ilmu

dan informasi mengenai Hubungan Kadar Kolesterol Total dan Asam

Urat dengan Kejadian Hipertensi di Wilayah Pesisir Kecamatan Lasolo

Kabupaten Konawe Utara.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

Masyarakat tentang aplikasi pengukuran Kadar Kolesterol Total, Asam

Urat dan Tekanan Darah sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk

melakukan program dalam mencegah dan menanggulangi kejadian

penyakit.

Anda mungkin juga menyukai