Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang umum di
masyarakat indonesia, merokok merupakan salah satu kebiasaan
yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari (Martini 2014). Menurut
Cahyo (2012) semakin awal umur seseorang untuk merokok maka
semakin banyak rokok yang dihisapnya sehingga semakin tinggi pula
resiko orang tersebut mendapat penyakit, alasan untuk pertama kali
yang beragam, mulai dari mengikuti teman-temannya, perasaan
gengsi dan cenderung terlihat lebih gaul dan matang dikalangan
teman remajanya.
Usia remaja dikarakteristikan dengan rasa ingin tahu yang
tinggi (high curiosity), ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu,
dan mencoba segala sesuatu yang belum pernah dialaminya
termasuk keingintahuan tentang rokok (Santrock dalam Haryati,
2016).
Pada kehidupan remaja saat ini, merokok merupakan suatu
pemandangan yang tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat
memberikan kenikmatan bagi perokok, namun di lain pihak dapat
menimbulkan dampak buruk bagi perokok sendiri maupun orang-
orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat didalam
rokok memberikan dampak negatif pada tubuh penghisapnya. Hal ini
sebenarnya telah diketahui oleh remaja khususnya dan umumnya
masyrakat dunia, bahwa merokok dapat mengganggu kesehatan.
Masalah rokok pada hakekatnya sudah menjadi masalah nasional,
bahkan internasional (Setiyanto, 2013).
Menurut WHO dalam Santoso (2013), prevalensi perokok
remaja wanita mencapai 2,7% dan remaja pria 67%. Adapun data
dari Depkes RI (2007, dalam Santoso, 2013) dinegara berkembang,

1
2

seperti Indonesi jumlah perokok usia ≥15 tahun sebanyak 34,2%,


kemudian meningkat menjadi 34,7% di tahun 2010.
Menurut Wahyuningsih dalam Hartini (2012), pada tahun 2020
penyakit yang berkaitan dengan merokok merupakan permasalahan
kesehatan terbesar yang menyebabkan 8,4 juta kematian per tahun.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan merokok, antara
lain: kanker mulut, kanker paru-paru, kankerpankreas, tekanan darah
tinggi, dan bronkitis (Departemen kesehatan, 2007).
Perokok dimasyarakat Indonesia ternyata tidak hanya kalangan
dewasa saja, namun sudah merambat ke kalangan remaja. Data
(World Health Organization) WHO tahun 2008 menyebutkan bahwa
63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah perokok.
Sedangkan statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia yaitu
24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita (Endrawanch dalam
Frihartine 2013).
Indonesia mengalami peningkatan perilaku merokok terbesar
yang cenderung dimulai pada usia yang semakin muda. Pada usia 10-
14 tahun, terdapat 2,0% remaja yang merokok, 0,7% di antaranya
merokok setiap hari dan 1,3% perokok kadang-kadang dengan rerata
konsumsi 10 batang rokok per hari. Proporsi penduduk menurut usia
mulai merokok untuk kelompok usia muda (5 - 9 tahun) yang tertinggi
adalah di Papua (3,2%), sekitar 30 kali lebih besar dibandingkan
dengan angka nasional (0,1%). Sementara, di Sulawesi Selatan
sekitar 0,8% atau 8 kali lebih besar dibandingkan dengan angka
nasional. Untuk kelompok usia mulai merokok 10 - 14 tahun,
Sumatera Barat menduduki posisi tertinggi(13,6%), sedangkan
Sulawesi Selatan sekitar 10,0%, lebih tinggi dibandingkan dengan
angka nasional (9,6%) (Rachmat, 2013).
Menurut Haryati, (2016) perokok remaja yang paling banyak
terdapat di Kalimantan Tengah, sementara konsumsi batang rokok
perhari paling banyak di Provinsi Bangka Belitung. Bangka Belitung
3

merupakan provinsi dengan jumlah perokok tertinggi mencapai 16,2%


kemudian disusul oleh Provinsi Aceh sebanyak 9,9%.
Dalam menekan angka perokok, salah satunya dibutuhkan
dukungan keluarga. Keluarga merupakan suatu lembaga pendidikan
yang pertama dan utama, yang eksistensinya sangat menentukan
masa depan suatu kehidupan keluarga. Dengan demikian keluarga
berarti mempunyai peranan yang tidak kecil dalam membentuk jiwa
dan kepribadian seorang anak karena baik buruknya pribadi dan jiwa
anak sangat tergantung dari keluarga atau kedua orang tuanya
(Marwah, 2013).
Peran orang tua terhadap anak remaja yaitu menerima remaja
apa adanya, dengan segala kelemahan dan kelebihan mereka, dan
ketika mereka menerima sejumlah peran mereka pada tahap
perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas yang tidak pantas,
mereka membentuk pola semacam menerima diri yang sama.
Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus bila
orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan
kehidupan mereka sendiri dan orang tua/keluarga berfungsi secara
fleksibel (Pela, 2016).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 27 Maret
2017 didapatkan data dari keluarga Tn. H, mengatakan An. M
merokok dan keluarga merasa khawatir anaknya akan terjerumus
kehal-hal yang lebih berbahaya seperti narkoba, begitu pula dengan
An. M. An. M mengatakan bahwa ia sudah merokok sejak kelas 2
SMA, karena ingin mencoba dan mengikuti teman-temannya.
Maka dari itu mahasiswa melakukan asuhan keparawatan
keluarga binaan Tn. H dengan masalahmerokok untuk memberikan
masukan-masukan tentang pentingnya bahaya merokok pada anak
remaja.Sehingga dari dasar tersebutlah meyakinkan mahasiswa untuk
membuat “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. H Dengan
4

Masalah Merokok di Gampong Lieue Kecamatan Darussalam


Kabupaten Aceh Besar.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan Asuhan Keperawatan pada
keluarga Tn. Hdengan Merokok di Gampong Lieue Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada
keluarga Tn. H dengan Merokok
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada
keluarga Tn. H dengan Merokok.
c. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan pada keluarga Tn.
H dengan Merokok
d. Mahasiswa mampu memberikan implementasi keperawatan
keluarga Tn. H dengan Merokok
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi keperawatan pada keluarga
Tn. H dengan Merokok

C. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Sebagai pengalaman yang sangat berharga karena mampu
memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Merokok
2. Institusi Lahan Praktek
Semoga bermafaat bagi Gampong Lieue Kecamatan
Darussalam Kabupaten Aceh Besar, sehingga dapat meningkatkan
taraf derajat kesehatan untuk keluarga di Gampong Lieue, terutama
dengan merokok.
3. Institusi Akper Kesdam Iskandar Muda Banda Aceh
Hasil ini diharapkan mampu menjadi bekal ilmu sehingga
kedepannya Akademi Keperawatan Kesdam Iskandar Muda Banda
5

Aceh mampu melakukan pengembangan Ilmu keperawatan


keluarga, dan juga sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa/i
keperawatan dan menambah wawasan dalam hal pemahaman
perkembangan tentang bahaya merokok

Anda mungkin juga menyukai