Oleh Kelompok V :
Septian Adi Syahputra PO. 71. 33. 0. 13. 3390
Siti Rahma Yanti PO. 71. 33. 0. 13. 3394
Siti Setiawati PO. 71. 33. 0. 13. 3395
Syaiful Syafriadi PO. 71. 33. 0. 13. 3397
Tari Pansella PO. 71. 33. 0. 13. 3398
Tini Amelia PO. 71. 33. 0. 13. 3399
Vany Meidy Syafitri PO. 71. 33. 0. 13. 3400
Wini Kartika PO. 71. 33. 0. 13. 3401
TAHUN 2015
HALAMAN PERSETUJUAN
2
IDENTITAS PEMAGANG
Data Personal
3
KATA PENGANTAR
4
DAFTAR ISI
5
BAB I
PENDAHULUAN
6
optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan yang optimum pula.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan dimana
di dalamnya terdapat bangunan, peralatan, manusia (petugas, pasien
dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kehatan, selain
dapat menghasilkan dampak positif berupa produk pelayanan kesehatan
yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi
bagi pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri, rumah sakit juga
dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada
manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan
menghambatproses penyembuhan serta pemulihan penderita.
Sampah dan limbah rumah sakit sangat layak diduga banyak
mengandung bahaya atau resiko karena dapat bersifat racun, infeksius
dan juga radioaktif (Suwarso, 1996). Selain itu, karena kegiatan atau
sifat pelayanan yang diberikan, maka rumah sakit bisa menjadi depot
segala macam penyakit yang ada di masyarakat, bahkan dapat pula
sebagai sumber distribusi penyakit karena selalu dihuni, dipergunakan,
dan dikunjungi oleh orang-orang yang rentan dan lemah terhadap
penyakit. Di rumah sakit pula dapat terjadi penularan baik secara
langsung (crossinfection), melalui kontaminasi benda-benda ataupun
melalui serangga sehingga dapat mengancam kesehatan (vector
borne infection) masyarakat umum (Kusnoputranto, 1993).
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang tidak diinginkan
dari institusi pelayanan kesehatan ini, maka dirumuskan konsep
sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk mengendalikan faktor-faktor
yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia tersebut. Menurut
WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi
perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Dalam
7
lingkup rumah sakit, sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor
lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di rumah sakit yang menimbulkan
atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap kesehatan
petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar
rumah sakit. (Musadad, 1993).
Dari pengertian di atas maka sanitasi rumah sakit
merupakan upaya dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam memberikan layanan dan
asuhan pasien yang sebaik-baiknya. Karena tujuan dari sanitasi rumah
sakit tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar
tetap bersih, nyaman, dan dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta
tidak mencemari lingkungan.
Keberadaan rumah sakit sebagai tempat berkumpulnya orang sakit
atau orang sehat yang dapat menjadi sumber penularan
penyakit dan pencemaran lingkungan (gangguan kesehatan), maka
untuk mengatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan dari
institusi pelayanan kesehatan, khususnya rumah sakit ditetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004 menetapkan persyaratan-
persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit.
Persyaratan yang harus dipenuhi instansi pelayanan kesehatan,
khususnya sanitasi lingkungan rumah sakit antara lain
mencakup: (1)Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman
Rumah Sakit,(2) Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Makanan
Minuman, (3) PenyehatanAir, (4) Pengelolaan Limbah, (5) Pengelolaan
tempat Pencucian (Laundry), (6) Pengendalian Serangga, Tikus dan
Binatang Pengganggu Lainnya, (7) Dekontaminasi melalui Disinfeksi dan
Sterilisasi, (8) Persyaratan Pengamanan Radiasi,(9) Upaya Promosi
Kesehatan dariaspek kesehatan lingkungan.
8
1.2. TUJUAN
Adapun tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mengetahui
beberapa aspek hygiene dan sanitasi di Rumah Sakit Umum Raden
Matttaher Jambi
9
BAB II
NOMOR: 1204/MENKES/SK/X/2004
TENTANG
Menimbang :
10
dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan
terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan;
b. bahwa untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, maka perlu
penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai
dengan persyaratan kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit;
Mengingat :
11
7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3848);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 jo Peraturan
Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3952);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan
dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4090);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pengelolaan
Limbah Radioaktif (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 52,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4202);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan
Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 36,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4276);
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen
Kesehatan;
15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1493/Menkes/SK/2003
tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan.
12
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
13
diatas tanah seluas +- 75.000 M2 dengan luas bangunan +- 21.163
M2. Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Provinsi Jambi
semula namanya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Jambi.
Dan kemudian pada bulan November 1999 bertepatan pada hari
kesehatan nasional 1999, rumah sakit ini diberi nama salah seorang
Pahlawan Jambi yaitu Raden Mattaher. Pada tahun 2009, RSUD
Raden Mattaher Provinsi Jambi menjadi rumah sakit pendidikan kelas
B sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan RI Dirjen Bina
Pelayan Medik No : YM 01.10/III.47671/09. Dengan terbitnya UU No. 1
tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (PBN) dan PP No. 23
tahun 205 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(PPKBLU) dan Permendagri No. 61 tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi telah menjadi Rumah Sakit Pemerintah
penggunan PPK-BLUD. Penerapan peraturan ini mengakibatkan pola
pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa
keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya
dibidang kesehatan dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan Keputusan
Gubernur Jambi No. 80 tahun 2010 RSUD Raden Mattaher Provinsi
Jambi ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dan
diberi fleksibilitas dalam Tata Kelola Keuangan sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Namun demikian RSUD Raden Mattaher
masih terus melengkapi aturan dan peraturan yang mendukung pola
pengelolaan pengguna PPK-BLUD. Berdasarkan Peraturan Gubernur
No. 6 tahun 2011, Rumah Sakit Daerah Raden Mattaher Provinsi
Jambi mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pelayanan
kesehatan dengan upaya penyembuhan, pemulihan, peningkatan,
pencegahan, pelayanan rujukan dan penyelenggaraan pendidikan dan
14
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta pengabdian
masyarakat.
SPESIALISASI
Spesialis Penyakit Dalam
Kebidanan & Kandungan
Anak
Bedah
THT
Mata
Syaraf
Jantung
Paru
Kulit & Kelamin
Gigi & Mulut (Bedah Mulut)
Jiwa
Gizi
Visi
Menjadi Rumah Sakit Rujukan dengan pelayanan prima dan Rumah
Sakit Pendidikan yang berkualitas Penjelasan:
- Rumah Sakit rujukan Adalah RSUD Raden Mattaher Provinsi iambi
menjadi pilihan dan terpercaya bagi masyarakat jambi dan provinsi
disekitarnya, serta merupakan rumah sakit rujukan bagi rumah sakit
se Provinsi Jambi
- Rumah Sakit Pendidlkan : Adalah rumah sakit yang menjadi lahan
pendidikan praktek bagimahasiswa yang menjalin kerja sama
derigan RSUD Raden Mattaher Provinsi iambi secaraprofesional
sesuai standar serta mengutarnakan mutu pendidikan itu sendiri
- Berkualitas : Adalah meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya
rnanusia melaluipendidikan praktek di RSUD Raden Mattaher.
Misi
15
- Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitlan untuk
menghasilkan sumber daya kesehatan yang berkualitas
- Mewujudkan kecukupan sarana dan prasarana kesehatan untuk
menjamin kepastian pelatihan dan pendidikan kesehatan.
Moto
Komitmen dalam mutu, melayani dengan nurani
16
BAB III
Raden Mattaher
17
Ember
Fly grill
Stopwatch
Counter
Sarung tangan
masker
Cara kerja :
Pembuatan dan pencampuran larutan desinfektan dengan air :
Siapkan alat dan bahan, pakai masker dan sarung tangan
sebelum memulai pencampuran
Siapkan erlenmeyer kemudian isi dengan air bersih sebanyak
1000 ml, masukkan kedalam ember
Masukkan juga desinfektan SOS sebanyak 800 ml kemudian
masukkan ke ember, aduk sampai tercampur
Isi erlenmeyer dengan larutan yang sudah dicampur sebanyak
400 ml, isi botol pertama
Lakukan langkah diatas untuk mengisi botol kedua dan ketiga
sebanyak 400 ml
Larutan pun siap
Pemasangan Flygrill dan Pengukuran Kepadatan Lalat di TPS
Siapkan Flygrill, stopwatch, dan counter
Pasang flygrill di sekitar area TPS
Hitung kepadatan awal sebelum disemprot dengan cara
mencatat jumlah lalat yang hinggap di flygrill selama 30 detik
Setelah pengukuran awal, semprot flygrill dengan larutan
desinfektan sebanyak 10x, kemudian hitung jumlah lalat yang
hinggap di flygrill selama 30 detik
Semprot kembali 10x sehingga menjadi 20x semprotan, hitung
kembali jumlah lalat yang hinggap selama 30 detik
Semprot lagi 10x sehingga menjadi 30x semprotan, hitung lagi
julah lalat yang hinggap selama 30 detik
Catat dan hitung jumlah rata-rata lalat yang hinggap pada saat
penyemprotan 10x – 30x
18
Tabel 1. Pengukuran Lalat di TPS dengan penyemprotan desinfektan SOS
3
Persentase = 𝑥 100% = 15,8 %
19
19
Pasang flygrill di depan pintu masuk ruangan
Ukur Kepadatan Lalat dengan cara melakukan pengukuran
sebanyak 10 titik selama 30 detik tiap titik
Catat hasil pengukuran tiap titik, kemudian hitung angka
kepadatan lalat nya dan bandingkan dengan persyaratan
20
kategori kepadatan lalatnya masih dapat dikatakan rendah karena
terdapat di rentang 0 – 2.
P3
P2
P1
21
= 6,7 m x 4,23 m x 2,76 m
= 782.2 m3
= 78220 L
Sehingga dapat dihitung waktu yang dibutuhkan untuk
memenuhi bak sedimentasi dengan debit diatas sebagai berikut :
Totak waktu = 7220 x 0,00277 jam / 10 L
= 21,67 jam
22
𝐿 𝑚3 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
3.27 𝑑𝑡𝑘 𝑥 1000𝐿 𝑥 86400 = 325,728 m3/hari = 325.728
ℎ𝑎𝑟𝑖
L/hari
325.728 𝐿/𝑑𝑡𝑘
Total Pasien = 𝐿 = 651, 456 pasien = 651 pasien
500
𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛
ℎ𝑎𝑟𝑖
Dari jumlah bed yang berjumlah 321 bed, total debit yang
dibutuhkan dapat dicari dengan cara sebagai berikut :
Total debit air untuk 321 bed/hari = 321 bed x 500 L/bed/hari
= 160.500 L/hari
P1 P2
P1 = 3,52 L/ dtk
P2 = 12,3 L/dtk
23
Jika menurut kepmekes 1204 tahun 2004 kebutuhan air
untuk laundry adalah 40 L/ kg, maka kebutuhan air untuk keperluan
ruang laundry adalah
= 2980 L/hari
10
3. Penyajian makanan 2 a.menggunakan kereta dorong 40 80
tertutup
b.tidak menyajikan makanan jadi 40 80
yang sudah menginap
c.lalu lintas makanan jadi melalui
jalur khusus 20 40
24
4. Tempat pengolahan 4 a.lantai dapur sebelum dan 50 200
makanan (dapur) sesudah kegiatan dibersihkan
dengan anti septik
b.dilengkapi dengan sungkup
dan cerobong asap 25
c.pencahayaan > 200 lux
25 100
5. Penjamah makanan 2 a.memiliki surat keterangan sehat 40
yang berlaku
b.tidak berkuku panjang, koreng,
dan sejenisnya 30 60
c.menggunakan pakaian
pelindung pengolahan makanan
d.selalu menggunakan peralatan 10 20
dalam penjamah makanan jadi
e.berprilaku selama bekerja
10 20
10 20
6. perlatan 2 a.sebelum digunakan dalam 20
kondisi bersih
b.tahan karat, dan tidak 30
mengandung bahan beracun
c.utuh, tidak retak
d.dicuci dengan desinfektan atau 15
dikeringkan dengan atau
dikeringkan dengan sinar 15
matahari atau pemanas buatan
dan tidak di bersihkan dengan
kain
25
V : 6,63
VI : 2,92
26,83
Rata-rata pencahayaan : x 100 = 453 lux
6
titik I : 3,48
II : 1,37
III : 0,85
IV : 0,52
V : 407
VI : 1,53
11,82
Rata-rata pencahayaan = x 100 = 197 lux
6
Kesimpulan :
1.untuk pencahayaan
26
1. untk pencahayaan < 200 lux diberi penerangan buatan (
lampu)
2. pada masalah di instalasi gizi sebaiknya dilakukan perbaikan
di bagian yang bermasalah.
3.3.5. Pengelolaan Laundry dan Desinfeksi & Sterilisasi
3.3.5.1. Laundry
o Tahapan dalam pengelolaan laundry
27
- Penyetrikaan dengan mesin
- Penyimpanan diruang khusus dan diletakkan di
rak
- Pendistribusian kembali sesuai kebutuhan
o Jumlah pegawai = 12 pegawai, 10 perempuan dan 2
laki-laki
o APD yang digunakan
- Topi
- Sarung tangan
- Sepatu safety
- Apron
- Kacamata
2.3.5.2. Instalasi Central Steril Supply Departement
(CSSD)
o Tugas CSSD
Melakukan sterilisasi instrument/alat yang dibutuhkan
disetiap unit ruangan RS
o Alur Instalasi CSSD
28
Ket :
R. penerimaan barang Pencucian Pengeringan
dengan alat R.produksi Autoclave
R.penyimpanan dan pendistribusian kembali
P = Pencahayaan
K = Kebisingan
29
Penjelasan :
30
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Setelah dilakukan penyemprotan sebanyak 10x – 30x terjadi
penurunan jumlah lalat yang hinggap sebanyak 84,2 %,
sehingga larutan desinfektan yang diujikan dapat digunakan
sebagai alternatif pengendalian lalat.
2. Dari hasil pengukuran dan tabel diatas dapat dilihat angka
kepadatan lalat adalah 1,7, jika dibandingkan dengan
persyaratan, kategori kepadatan lalatnya masih dapat
dikatakan rendah karena terdapat di rentang 0 – 2.
3. Dengan debit 9,8133 dtk/10 L dan volume bak sedimentasi
78220 L, bak sedimen dapat terpenuhi dalam waktu 21,67
Jam
4. Dengan debit 325.728 L/hari dapat memenuhi kebutuhan
pasien sebanyak 651 pasien, dan dari 321 bed kebutuhan
airnya adalah 160.500 L/hari
5. Kebutuhan air dari instalasi laundry sebanyak 74,6 kg/hari
adalah 2980 L/hari, sedangkan dari total debit pada pipa air
adalah 683.424 L/hari, jadi terdapat kelebihan air pada
instalasi laundry jika dihidupkan secara terus menerus
6. untuk pencahayaan ruang instalasi gizi
ruang persiapan= 453 lux memenuhi syarat > 200 lux
ruang masak = 197 lux tidak memenuhi persyaratan
200 lux
7. masalah yang ditemukan diinstalasi gizi :
- lalu lintas makanan jadi menggunakan khusus tidak
ditentukan dimana, masih menggunakn jalur umum
- dapur tidak menggunakan cerobong asap, dimana menjadi
membuat keadaan panas di tempat kerja
31
- penjamah makan tidak memiliki surat keterngan sehat yang
berlaku dimana dapat menyebabkan penularan penyakit
carier jika penjamah mengidap penyakit bawaan
4.2. SARAN
- Sebaiknya pencahayaan didalam ruangan pasien harus memenuhi
syarat yaitu 100-200 Lux
- Diruangan administrasi pencahayaan harus diupayakan mencapai
100 Lux agar dapat membaca dan menulis dengan baik dan normal
- Pemilihan sampah harus sesuai dengan warna plastic yang sudah
ditentukan
- Kebisingan pada kamar pasien harus berada direntang 40-45 dB
- untk pencahayaan < 200 lux diberi penerangan buatan ( lampu)
- pada masalah di instalasi gizi sebaiknya dilakukan perbaikan di
bagian yang bermasalah.
- Pada penyediaan air bersih bagian instalasi laundry untuk
memperhatikan kuantitas air yang masuk, jika bak penampung
sudah terpenuhi maka hentikan aliran airnya agar tidak terbuang
sia-sia
32
DAFTAR PUSTAKA
http://anasgrets.blogspot.co.id/2012/10/makalah-sanitasi-
rumah-sakit.html
http://nurjanahmatkul.blogspot.co.id/2013/12/sanitasi-rs.html
http://apriliasakari.blogspot.co.id/2014/04/makalah-
pengendalian-vektor.html
http://acudedy.blogspot.co.id/2012/01/makalah-sanitasi-rumah-
sakit.html
http://inspeksisanitasi.blogspot.co.id/2012/01/dasar-kesehatan-
lingkungan-rumah-sakit.html#sthash.kCnXtfP2.dpuf
33
Lampiran
34
35
36
Dokumentasi Pengelolaan Limbah
37
38
39
Dokumentasi Ruang Laundry dan CSSD
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Dokumentasi Pengendalian Vektor dan Hygiene Sanitasi Makanan
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
Dokumentasi Inspeksi Gedung dan Bangunan
65
66