Anda di halaman 1dari 7

A.

INDUSTRIAL FLOW MEASUREMENT


Pengukuran aliran adalah pengukuran dengan tujuan untuk mengukur kapasitas aliran, laju
aliran massa (mass flow rate), kecepatan aliran (flow velocity) dan volume aliran/debit (volume
flow rate). Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga,
kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut. Alat ukur aliran sangat
diperlukan dalam industri minyak, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dan lain-
lain. Berdasarkan hasil pengukurannya, alat ukur aliran dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Kecepatan lokal (insertion meters), yaitu kecepatan fluida pada posisi tertentu (v(r)).
Misalnya, tabung pitot.
2. Kecepatan total (full-bore meters), yaitu kecepatan alir rata-rata seluruh penampang luas
aliran. Misalnya, orifice, venturi, dan rotameter.
Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantaranya alat ukur lainnya
adalah alat ukur fluida jenis laju aliran. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya yang sederhana
dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran fluida jenis ini dibagi empat jenis yaitu
venturimeter, nozzle, pitot tubes dan flat orifice.
1. Venturimeter

Venturimeter merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk
mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida yang
diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Untuk sebuah venturimeter
tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang dapat diukur adalah tetap
sehingga jika kecepatan aliran berubah maka diameter throatnya dapat diperbesar untuk
memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk mengakomodasi kecepatan
aliran maksimum yang baru.
Venturimeter memiliki tiga bagian utama, yaitu:
 Bagian inlet, adalah bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama
seperti diameter pipa atau cerobong aliran. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik
pengambilan tekanan awal.
 Inlet cone, adalah bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan fluida. Hal ini disebabkan pada bagian inlet cone, fluida akan
mengalami penurunan tekanan akibat inlet cone yang berbentuk kerucut atau
semakin mengecil ke bagian throat.
 Throat (leher), adalah bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini
berbentuk bulat datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah
kecepatan dari aliran yang keluar dari inlet cone.
 Outlet cone, adalah bagian akhir dari venturimeter. Outlet cone ini berbentuk
kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini tekanan
kembali normal.

Prinsip kerja venturimeter tanpa manometer berdasarkan pada Asas Bernoulli yang
berbunyi, “pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida yang paling besar adalah pada
bagian kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil adalah pada bagian kelajuan
alirnya paling besar”. Perbedaan tekanan fluida di dua tempat diukur oleh manometer yang
diisi dengan fluida dengan massa jenis ρ dan manometer menunjukkan bahwa perbedaan
ketinggian permukaan fluida di kedua sisi adalah H. Dengan menggunakan persamaan
kontinuitas dan Persamaan Bernouli, maka dapat ditentukan laju aliran fluida.
Kelebihan venturimeter :
 Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
 Dapat pengukur debit besar.
 Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.
 Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).
Kekurangan venturimeter :
 Lebih mahal harganya.
 Sulit dalam pemasangan karena panjang.
 Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.
2. Flow Nozzle

Flow nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle
mempunyai lubang lebih besar dan kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat orifice
sehinga flow nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk
penyediaan air ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang
berfungsi untuk mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk menunjukkan
besaran aliran fluida yang diukur atau alat sekundernya adalah berupa manometer. Pada
flow nozzle, kecepatan bertambah dan tekanan semakin berkurang seperti dalam
venturimeter. Dan aliran fluida akan keluar secara bebas setelah melewati lubang flow
nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow nozzle terdiri dari dua bagian utama yang
melengkung pada silinder.

3. Pitot Tubes

Nama pitot tubes berasal dari Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes mengukur
besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang diberikan oleh
kecepatan fluida itu sendiri. Pitot tubes membutuhkan dua lubang pengukuran tekanan
untuk menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini biasanya fluida yang
digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless steel dan kuningan.
Prinsip kerja dari pitot tubes adalah energi kinetik dikonversikan menjadi static
pressure head. Cara kerja pitot tube adalah:
 Pipa yang mengukur tekanan statis terletak secara radial pada batang yang
dihubungkan ke manometer (Pstat).
 Tekanan pada ujung pipa di mana fluida masuk merupakan tekanan stagnasi (P0).
 Kedua pengukuran tekanan tersebut dimasukkan dalam persamaan Bernoulli untuk
mengetahui kecepatan alirannya.
 Sulit untuk mendapat hasil pengukuran tekanan stagnasi secara nyata karena
adanya friksi pada pipa. Hasil pengukuran selalu lebih kecil dari kenyataan akibat
faktor C (friksi empirik).
Terdapat beberapa kegunaan pitot tubes, yaitu:
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel.
 Menghitung profil kecepatan aliran pada pipa.
Dan beberapa aplikasi dari pitot tubes, yaitu:
 Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed).
 Altimeter pesawat.
 Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).
Kelebihan Pitot Tubes:
 Susunan sederhana.
 Relatif mudah dan murah.
 Tidak perlu adanya kalibrasi.
 Pressure drop aliran kecil.
Kekurangan Pitot Tubes:
 Keakuratan rendah untuk beberapa aplikasi.
 Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.
4. Flat orifice

Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada aliran fluida yang diukur, dan
merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan antara aliran pada
upstream dan downstream dari orifice itu sendiri. Orifice merupakan salah satu alat ukur
yang digunakan di lapangan geothermal dan umumnya orifice diletakkan sebelum
separator. Prinsip kerja dari orifice meter adalah:
 Fluida yang diukur alirannya dialirkan melalui plat orifice.
 Perbedaan atau selisih tekanan fluida yang melalui orifice antara upstream dan
downstream dicatat.
 Suhu dan tekanan fluida pada upstream dicatat untuk mengetahui densitasnya.
Kelebihan Orifice Meter :
 Konstruksinya sederhana
 Rancangannya mudah
 Harganya relatif murah
 Mudah dikalibrasi
 Mudah dirancang/didapat
 Tingkat ketelitian cukup baik
Kekurangan Orifice Meter:
 Penurunan tekanan sedang-tinggi
A. PRESSURE GAUGE

Pressure gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida (gas
atau liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur tekanan ini berupa psi (pound per
square inch), psf (pound per square foot), mmHg (millimeter of mercury), inHg (inch of
mercury), bar, atm (atmosphere), N/m2 (pascal). Pressure gauge dapat digunakan dalam
rangka pemantauan tekanan udara dan gas dalam kompresor, peralatan vakum, jalur proses,
dan aplikasi tangki khusus seperti tabung gas medis dan alat pemadam kebakaran. Pada
area industri, banyak sekali macam-macam pressure gauge yang digunakan, bergantung
dengan fungsi dan kegunaan dari pressure gauge tersebut. Macam macam pressure gauge
tersebut jika dilihat dari fungsinya maka dapat dibedakan seperti berikut :

1. Industrial Pressure Gauge

Merupakan alat pengukur yang terbuat stainless steel dirancang untuk industri
secara umum, contohnya untuk minyak dan gas, bahan bakar alternatif, manufaktur
kimia dan industri hidrolika mobil. Sebuah industrial pressure gauge cocok untuk
media yang tidak akan menghalangi sistem tekanan yang akan diukur.

2. Process Pressure Gauges

Alat ini dapat melindungi terhadap lingkungan yang sangat ekstrim, seperti di
industri petrokimia. Dimana pada area tersebut sistem pasti akan mengalami getaran
dan korosi. Oleh karena itu, alat process pressure gauges sangat diperlukan untuk
industri pada area minyak, gas dan aplikasi kimia.

3. High Precision Test Gauges

Alat ini dirancang untuk kalibrasi dan pengujian laboratorium. Alat ini merupakan
pengukur tes yang sangat akurat dan sangat cocok untuk aplikasi korosif dan aplikasi
bidang industri. Biasanya high precision test gauges ini sudah menggunakan
pembacaan digital untuk menghindari kesalahan dalam membaca skala. High precision
test gauges dimaksudkan untuk panel pemantauan tekanan, media gas atau cairan yang
tidak akan menghalangi sistem tekanan atau merusak tembaga pada suatu bagian
industri dan aplikasi industri proses tersebut.

4. Differential Gauges dan Duplex Pressure Gauges

Alat ini dirancang khusus untuk area minyak dan gas, bahan bakar alternatif, kimia,
HVAC, proses pendinginan dan industri penanganan udara. Differential gauges dan
duplex pressure gauges adalah pengukur tekanan yang dapat mengukur dua tekanan,
tekanan tinggi dan rendah maupun tekanan statik. Differential gauges dan duplex
pressure gauges sangat cocok untuk lingkungan korosif dengan media cair atau gas,
gas kriogenik dan ketika suatu pemisahan dari media diperlukan.

REFERENSI
http://sjitok.blogspot.com/2014/12/makalah-alat-pengukuran-laju-aliran.html
https://blog.klikmro.com/pressure-gauge-didalam-industri/
http://polapetro.co.id/pressure-gauge-pada-dunia-industri/
https://instrumentasipembangkit.wordpress.com/2017/02/07/field-instrument-pressure-gauge/
http://blog.ub.ac.id/rahmadpurnairawan/2013/03/04/pressure-gauge/

Anda mungkin juga menyukai