Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biota Vol. 4 No.

1 Edisi Januari 2018 | 29

IDENTIFIKASI BAKTERI PADA TUBUH LALAT RUMAH (Musca


domestica Linn.) DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA)
DAN PASAR
Yunita Panca Putri

Dosen FMIPA Jurusan Biologi Universitas PGRI Palembang

E-mail: yunita_pp12@yahoo.co.id

ABSTRACT
Several species of flies are the most important species in public health problems, especially as a disease
transmission vector. One of them is Musca domestica. The role of flies in the spread of disease is as a
mechanical vector, by bringing the seeds of disease through the limbs. Therefore it is necessary to understand
what bacteria found in the body of M. domestica fly in Sukawinatan landfill, Palembang. This study aimed to
find out the type of bacteria in the body of M. domestica in Sukawinatan landfill, Palembang and Jakabaring
Main Market. This study was conducted from June to August 2017. The sampling site of home fly (M.
domestica) was in Sukawinatan landfill and the Jakabaring main market of Palembang. Meanwhile, the
research was conducted in Biology Laboratory, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas
PGRI Palembang and Microbiology Laboratory of Department of Biology, FMIPA UNSRI Indralaya. Bacteria
found on the body of flies were 6 isolates, 4 bacterial isolates in the fly originating from Sukawinatan landfill
and 2 bacterial isolates in the fly from Jakabaring main market. Four (4) bacteria were found in Sukawinatan
landfill from Salmonella, Providencia, Escherichia and Vibrio genus. Meanwhile, bacteria found in fly species
at Jakabaring main market were 2 bacteria from Salmonella and Proteus genus.

Keywords: Bacteria; House fly; Musca domestica.

PENDAHULUAN habitat, diantaranya adalah pada Tempat


Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak Pembuangan Akhir Sampah (TPA) dan Pasar.
bahaya dan kerusakan. Hal ini tampak dari Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh
kemampuan mikroorganisme menginfeksi manusia, bahwa, spesies lalat M. domestica ditemukan paling
hewan, serta tanaman dan dapat menimbulkan banyak di lokasi Tempat Pembuangan Akhir
penyakit yang berkisar dari infeksi ringan sampai Sampah (TPA) Sukawinatan dan Pasar Induk
kepada kematian. Mikroorganisme dapat mencemari Jakabaring Palembang. Oleh sebab itu saya
makanan, dan menimbulkan makanan tersebut tidak memiliki ketertarikan meneliti bakteri apa saja yang
dapat dimakan karena beracun. Salah satu hewan ditemukan pada tubuh lalat M. domestica dikedua
yang membawa mikroorganisme dan dapat lokasi tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
mencemari makanan adalah lalat rumah (Musca berkontribusi dalam memberikan informasi tentang
domestica). Protozoa dan bakteri dapat dipindahkan bakteri pada tubuh lalat M. domestica di Tempat
secara mekanis oleh lalat. Probosis dan keenam kaki Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sukawinatan
lalat dilengkapi dengan rambut-rambut halus serta Palembang dan Pasar Induk Jakabaring Palembang,
kakinya mengeluarkan cairan yang lengket sehingga diperoleh data sebagai tambahan pustaka
membuat lalat mudah membawa patogen (Yuriatni, dalam pengendalian wabah penyakit-penyakit
2011). terutama yang ditularkan oleh lalat M. domestica
Lalat untuk mempertahankan kehidupannya pada manusia.
dan daya tariknya terhadap bau-bau yang busuk
menuntun lalat untuk mencari tempat-tempat yang METODOLOGI PENELITIAN
kotor untuk mencari sesuatu yang dapat 1. Waktu dan Tempat
dimakannya. Biasanya tempat-tempat tersebut Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai
adalah tempat yang banyak berhubungan dengan bulan Agustus 2017. Tempat pengambilan sampel
aktivitas manusia. Lalat banyak terdapat di berbagai lalat rumah (M. domestica) adalah Tempat
Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sukawinatan
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 30

Palembang dan Pasar Induk Jakabaring Kota ulang sampai diperoleh koloni tumbuh terpisah
Palembang. Sedangkan tempat penelitian dilakukan sebagai indikasi awal koloni yang murni (Capuccino
di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas PGRI dan Sherman, 2008).
Palembang dan Laboratorium Mikrobiologi Jurusan 3.2. Karakterisasi Bakteri
Biologi FMIPA UNSRI Indralaya.  Pengamatan Morfologi Koloni
Isolat bakteri yang terdapat pada permukaan
2. Alat dan Bahan tubuh lalat ditumbuhkan pada medium dan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini dilakukan pengamatan, yaitu : Pertumbuhan pada
meliputi jaring penangkap lalat (insect net), kertas medium NA miring , medium NA dan pertumbuhan
umpan berperekat, botol koleksi, pinset, kamera, pada medium NA lempeng: Bentuk, tepian, dan
kaliper, mikroskop, autoclaf, inkubator, oven, elevasi koloni (Jutono et al., 1973).
mikroskop, optilab, timbangan analitik, petridish,  Pengamatan Morfologi Sel
cawan petri, erlenmeyer, tabung reaksi, jarum ose, a. Pewarnaan Gram ( Umur kultur bakteri yang
jarum inokulasi, bunsen, magnetic stirrer (pengaduk diamati < 24 jam).
magnet), kompor listrik, lemari pendingin, kertas Satu ose koloni bakteri diambil secara aseptik
pembungkus, karet, alat tulis, masker, kaca objek, dan diletakkan di atas kaca objek, kemudian di
kaca penutup, tabung reaksi, tabung durham, rak fiksasi di atas nyala api bunsen. Setelah dingin
tabung reaksi dan pipet tetes. ditetesi dengan zat warna kristal violet dan ditunggu
Bahan-bahan yang diperlukan adalah Nutrient sampai kurang lebih 1 menit kemudian dibilas
Agar (NA), larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%), dengan air mengalir sampai bersih dan dibiarkan
aquades, alkohol 70%, zat warna Kristal violet, mengering. Selanjutnya diberi larutan iodin sebagai
larutan Iodine, safranin, larutan malachite green, mordant selama 30 detik, kemudian dibilas dengan
medium agar pati, medium nutrient gelatin, medium aquades mengalir dan dibiarkan sampai kering.
Nutrient Broth (NB), fenol merah, gula Dilanjutkan dengan pencucian menggunakan
(glukosa,laktosa, dan sukrosa), medium Simmon’s alkohol 70% selama 1 menit dan dicuci kembali
Citrate agar, medium MR-VP, larutan metil merah, dengan aquades mengalir. Tahap terakhir diberi cat
larutan Barrit A dan Barrit B, medium TSIA, dan tandingan berupa safranin selama 40 detik dan
larutan H2O2. dibilas kembali. Setelah kering dilakukan
pengamatan di bawah mikroskop menggunakan
3. Cara Kerja perbesaran 1000 x dengan minyak emersi. Isolat
3.1. Isolasi dan Pemurnian bakteri yang menunjukkan warna merah adalah indikator
 Isolasi gram negatif sedangkan yang berwarna ungu adalah
Isolasi bakteri dari permukaan luar tubuh lalat indikator gram positif, selain itu diamati juga bentuk
dilakukan dengan cara masukkan larutan garam selnya (Cappucino dan Sherman, 2008).
fisiologis ke masing-masing tabung reaksi dengan
ketentuan sebagai berikut : setiap jenis lalat yang b. Pewarnaan Endospora (umur kultur bakteri > 72
ditemukan, dimasukkan 2 ekor kedalam tabung jam).
reaksi yang telah berisi garam fisiologis (NaCl Masing-masing isolat bakteri yang berumur 72
0,9%) sebanyak 2 ml, divortex agar suspensi biakan jam diambil secara aseptik dengan menggunakan
homogen. Kemudian diambil 1 ml larutan dari jarum ose. Bakteri dioleskan secara menyebar
tabung reaksi, dimasukkan ke masing-masing merata pada gelas objek yang terlebih dahulu
petridish dan ditambahkan medium Nutrient Agar disterilkan dengan alkohol 70% dan diberi aquades.
(NA) yang sudah dicairkan, digoyang-goyang agar Isolat bakteri difiksasi di atas nyala bunsen sampai
homogen dan dibiarkan membeku, kemudian kering. Preparat ditutup dengan kertas yang mudah
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24-48 jam. menyerap air, kemudian diletakkan diatas air
 Pemurnian mendidih selanjutnya ditetesi larutan pewarna
Sampel yang telah ditumbuhkan pada medium malachite green berlebihan selama lebih kurang 10
Nutrient Agar lempeng diamati koloni tumbuh yang menit.
memiliki ciri-ciri berbeda. Selanjutnya masing- Kemudian dicuci dengan air mengalir selama
masing koloni tersebut dimurnikan dengan cara 30 detik. Setelah dikering anginkan selanjutnya
digoreskan pada medium Nutrient Agar dalam ditetesi larutan safranin selama 1 menit lalu dibilas
cawan petri, lalu diinkubasi selama 24-48 jam pada dengan air dan dikering anginkan. Kemudian
suhu kamar. Teknik ini dilakukan secara berulang- diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 31

kuat. Sebagai indikasi terdapatnya endospora akan Kemudian kultur diletakkan pada pendingin dengan
berwarna hijau, dan bagian sel yang tidak suhu 4oC selama 30 menit. Indikator pengamatan
mengandung endospora akan berwarna merah reaksi positif jika medium tetap menjadi cair, dan
terang (Jutono et al. ,1973). negatif apabila medium berubah menjadi padat. Hal
ini menunjukkan bahwa bakteri mampu
 Pengamatan Fisiologis melalui Uji Biokimia menghidrolisis gelatin sehingga medium tetap cair
a. Uji Kebutuhan Oksigen dengan saat didiamkan pada suhu 4oC selama 30 menit
menggunakan Medium NB (Hadioetomo, 1993).
Masing-masing isolat diinokulasi pada
medium NB, kemudian diinkubasi selama 24-48 f. Uji Sitrat
jam pada suhu 370C. Diamati sifat pertumbuhan Isolat diinokulasi pada medium Simmon’s
bakteri pada medium NB. Bakteri anaerob akan Citrate agar dalam tabung reaksi secara vertikal,
tumbuh mengelompok pada dasar medium, bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48
anaerob fakultatif akan tumbuh tersebar di seluruh jam dan diamati perubahan yang terjadi. Uji bernilai
medium, bakteri mikroaerofil akan tumbuh positif bila terjadi perubahan warna medium dari
mengelompok sedikit di bawah permukaan medium, hijau menjadi biru yang merupakan indikasi bahwa
sedangkan bakteri aerob akan tumbuh pada bakteri mampu menggunakan sitrat sebagai satu-
permukaan medium (Hadioetomo, 1993). satunya sumber energi (Hadioetomo, 1993).

b. Uji Motilitas g. Uji Urea


Satu ose isolat bakteri diinokulasikan pada Uji urea bertujuan untuk mengetahui
medium semi solid secara vertikal, kemudian kemampuan mikroorganisme dalam mendegradasi
diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 370C. urea atau menghasilkan enzim urease. Enzim urease
Diamati apabila terlihat adanya pelebaran di sekitar merupakan enzim hidrolisis yang memecah ikatan
daerah tusukan menunjukkan bahwa adanya nitrogen dan karbon pada komponen amida seperti
motilitas sel (Hadioetomo, 1993). urea dan membentuk amonia yang menciptakaan
suasana basa. (Cappuccino dan Sherman 1983).
c. Uji Methyl Red (MR).
Isolat bakteri diinokulasi pada medium Methyl h. Uji Katalase
Red-Voges Proskauer (MR-VP Broth), kemudian Biakan murni diinokulasi ke dalam masing-
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, tiap- masing tabung medium NA miring dan satu tabung
tiap tabung ditambahkan 3-4 tetes indikator metil untuk kontrol. Diinkubasi selama 48 jam. Setelah
merah. Uji akan bernilai positif bila warna medium diinkubasi pada masing-masing tabung ditambhkan
berubah menjadi merah, artinya terbentuk asam. Uji 2-3 tetes larutan H2O2 3% pada permukaan media,
akan bernilai negatif bila warna medium berubah jika terjadi reduksi H2O2 akan terlihat adanya
menjadi kuning atau jingga (Lay, 1994). gelembung O2 di sekeliling pertumbuhan bakteri
(Hadioetomo, 1993).
d. Uji Voges Proskauer (VP)
Biakan ditanam pada medium Methyl Red- i. Uji Hidrolisis Pati
Voges Proskauer (MR-VP Broth), kemudian Medium agar pati dimasukkan dalam cawan
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, petri. Isolat bakteri diinokulasi dengan cara
masing-masing tabung ditambahkan 10 tetes barrit menempatkan satu mata ose biakan ditengah cawan
A dan barrit B. Tabung dikocok selama 20-30 detik. petri kemudian disebarkan seluas 0,5 cm dan
Uji akan bernilai positif jika terbentuk warna merah diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37oC,
muda. Jika selama 20-30 detik medium belum setelah diinkubasi, ditambahkan beberapa tetes
berubah warna, maka hasil pengamatan dilakukan larutan iodine di atas permukaan koloni isolat
selama 15 menit (Hadioetomo, 1993). bakteri yang tumbuh, uji akan bernilai positif
apabila di sekeliling koloni terbentuk zona bening
e. Uji Hidrolisis Gelatin dan ini akan menandakan terjadinya proses
Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medium hidrolisis pati dan uji akan bernilai negatif di
nutrien gelatin pada tabung reaksi secara aseptik sekeliling koloni terbentuk warna biru kehitaman
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam. (Hadioetomo, 1993).
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 32

j. Uji fermentasi H2S dengan TSIA dan diinkubasi selama 24-48 jam dengan suhu 37ºC.
Isolat bakteri diinokulasi ke dalam medium Indikator pembentukan asam laktat apabila terjadi
TSIA dalam tabung reaksi secara vertikal pada perubahan warna medium merah menjadi kuning
bagian buut dan secara streak pada bagian slant. tanpa pembentukan gas pada tabung durham. Uji
Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam dan akan bersifat fermentasi asam campuran jika warna
diamati perubahan yang terjadi pada medium. Uji merah berubah dan diikuti pembentukan gas pada
glukosa positif jika fenol merah menjadi kuning tabung durham dan uji akan bersifat fermentasi
pada bagian bawah tabung reaksi (buut), sedangkan alkohol apabila terbentuk gas pada tabung durham
pada bagian atas permukaan miring media (slant) tanpa diikuti perubahan warna medium (Lay, 1994).
berwarna merah. Uji laktosa atau sukrosa positif
jika terjadi perubahan warna dari merah menjadi 3.3 Identifikasi bakteri
kuning pada permukaan miring media dan pada Berdasarkan karakter dari masing-masing
bagian bawah medium juga berwarna kuning. isolat bakteri yang didapatkan dari proses
Indikator terbentuknya H2S dengan adanya warna karakterisasi, selanjutnya diidentifikasi berdasarkan
hitam pada medium dan terbentuknya gas ditandai buku Bergey’s Manual of Determinative
dengan pecahnya medium di bagian ujung bawah Bacteriology 8th Edition (Gibbons and Buchanan,
tabung reaksi (Hadioetomo, 1993). 1974), dan Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology 9th Edition (Holt et al., 1994).
k. Fermentasi Gula (Glukosa, Sukrosa, dan
Laktosa) HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolasi Bakteri Pada Tubuh Lalat M. domestica.
Medium Nutrient Broth (NB), Phenol Red
Hasil isolasi diperoleh 6 isolat bakteri pada
sebagai indikator pH dan gula yang ingin
tubuh lalat yang menunjukkan sifat morfologi yang
difermentasikan disiapkan, lalu dimasukkan tabung
berbeda. Hasil isolasi bakteri pada tubuh lalat M.
durham ke dalam tabung reaksi, kemudian
domestica dapat dilihat pada Tabel 1:
diinokulasikan isolat murni ke dalam tabung reaksi

Tabel 1 Isolat bakteri yang didapat dari tubuh Lalat M. domestica yang diperoleh dari TPA
Sukawinatan dan Pasar Induk Jakabaring Palembang
No . Lokasi pengambilan sampel Jumlah isolat Kode isolat bakteri
1. TPA Sukawinatan Palembang 4 T1, T2, T3, T4
2. Pasar Induk Jakabaring Palembang 2 S1, S2
Total 6

Tabel 2 Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri yang di isolasi dari tubuh lalat M. domestica yang
berasal dari TPA Sukawinatan Palembang dan Pasar Induk Jakabaring Palembang.
No. Kode isolat Bentuk Pertumbuhan Koloni Bakteri Pada Media NA
Tegak Miring Lempeng
Warna Bentuk Tepian Elevasi
1. S3 Beaded Spreading Cloudy white Circular Entire Flat
2. S2 Echinulate Echinulate Cloudy white Circular Entire Flat
3. T1 Villose Echinulate Cloudy white Circular Entire Convex
4. T2 Echinulate Filiform White Circular Entire Flat
5. T3 Villose Spreading White Circular Entire Flat
6. T4 Villose Filiform White Circular Entire Convex
Keterangan :
S : isolat dari lokasi Pasar
T : isolat dari lokasi TPA
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 33

Tabel 3 Hasil Karakteristik Isolat Bakteri Lalat M. domestica dari lokasi TPA Sukawinatan Palembang
dan Pasar Induk Jakabaring Palembang (Cappucino dan Sherman, 2008).
Pengamatan
Uji Biokimia
Morfologi Sel

Uji kebutuhan O2

pembentukan gas
Isolat

Uji motilitas

Uji Katalase
Genus

Uji H2S dan


Uji Gelatin
Endospora
Sifat gram
Bentuk sel

Uji sitrat
Uji urea
Uji pati
Uji MR
Uji VP
Bakteri
Uji fermentasi
Karbohidrat

Asam, Asam, Asam,


Koko Tidak Anaerob Positif
S1 - + + - + - + - + ada ada tanpa Proteus
basil ada fakultatif H2S
gas gas gas
Positif Asam, Asam, Asam,
Tidak Anaerob
S2 Basil - + + - + - - - + H2S dan ada ada ada Salmonella
ada fakultatif
glukosa gas gas gas
Asam, Asam, Asam,
Tidak Anaerob Positif
T1 Basil - + + - + - - - + tanpa tanpa ada Salmonella
ada fakultatif H2S
gas gas gas
Positif Asam, Asam, Asam,
Tidak Anaerob
T2 Basil - + + - + - + - - H2S dan tanpa ada ada Providencia
ada fakultatif
glukosa gas gas gas
Negatif
Asam , Asam, Asam,
Tidak Anaerob H2S,
T3 Basil - + - - + - + - - tanpa ada ada Vibrio
ada fakultatif Positif
gas gas gas
glukosa
Negatif
Asam, Asam, Asam,
Tidak Anaerob H2S,
T4 Basil - + + - + - - - - ada tanpa ada Escherichia
ada fakultatif Positif
gas gas gas
glukosa
Keterangan: (+) : Uji Bersifat Positif
( - ) : Uji Bersifat Negatif

Tabel 4 Genus Bakteri Pada Spesies Lalat M. domestica Yang Ditemukan di TPA Sukawinatan
Palembang dan Pasar Induk Jakabaring Palembang (Yuriatni, 2011).

Lokasi Spesies lalat Genus bakteri

Providencia Proteus Salmonella Escherichia Vibrio


TPA M. domestica + - + + +

PASAR M. domestica _ + + _ _
Keterangan : ( + ) : ditemukan
( - ) : tidak ditemukan

Isolat S1 memiliki ciri berbentuk kokobasil, katalase positif, uji urea negatif, Voges Proskauer
gram negatif, bersifat motil, tidak ada spora, bersifat negatif, menghasilkan H2S, fermentasi karbohidrat
anaerob fakultatif, uji Methyl Red positif, uji dengan glukosa menghasilkan asam dan gas. Isolat
katalase positif, uji urea positif, Voges Proskauer S2 dan T1 termasuk kedalam genus Salmonella.
negatif, menghasilkan H2S, fermentasi karbohidrat Isolat T2 merupakan isolat yang termasuk
dengan glukosa menghasilkan asam dan gas. dalam bakteri berbentuk basil, gram negatif, tidak
Berdasarkan sifat tersebut isolat S1 memiliki ada spora, bersifat anaerob fakultatif, bersifat motil,
kemiripan dengan genus Proteus. uji katalase dan Methil Red positif, uji sitrat dan
Hasil pengamatan pada isolat S2 dan T1, Voges Proskauer negatif, uji urea negatif, tidak
menunjukkan ciri-ciri bakteri berbentuk basil, gram menghasikan H2S serta fermentasi karbohidrat
negatif, bersifat motil, tidak ada spora, bersifat dengan glukosa menghasilkan asam dan gas.
anaerob fakultatif, uji Methyl Red positif, uji Berdasarkan sifat tersebut setelah dicocokkan pada
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 34

buku Manual of Determinative Bacteriology 8th bangkai ikan. Hal ini diperkuat dengan penelitian
edition dan Bergey’s Manual of Determinative Ilmiah et al., (2012), menemukan bakteri V.
Bacteriology 9th edition, maka isolat T2 termasuk metschnikovii, V. parahaemolyticus dan V. mimicus
kedalam genus Providencia. pada isolat ikan kerapu macan. Menurut Amelia
Isolat T3 memiliki karakter yang mirip dengan (2005), bakteri Vibrio dapat menyebabkan penyakit
genus Vibrio, yaitu berbentuk basil, gram negatif, kolera, diare, gastroenteris, infeksi pada telinga dan
bersifat anaerob fakultatif, motil, tidak ada spora, luka. Salah satunya V. cholerae banyak ditemui
tidak memproduksi H2S, uji Methyl Red negatif, uji dipermukaan air yang terkontaminasi dengan faeces.
Voges Proskauer negatif, katalase positif, Penularan penyakit kolera dapat melalui air,
fermentasi glukosa menghasilkan asam tanpa gas. makanan dan sanitasi yang buruk.
Isolat T4 diduga merupakan anggota genus Di lokasi TPA Sukawinatan dengan kondisi
Escherichia, karena memiliki karakter yang mirip sampah yang menumpuk begitu saja tanpa penutup,
dengan genus tersebut. Karakter yang dimiliki isolat akan menimbulkan bau menyengat, kotor dan
T5 yaitu berbentuk batang pendek, gram negatif, mengalirnya air lindi dapat menyebabkan
bersifat anaerob fakultatif, motil, tidak berspora, pencemaran pada air permukaan maupun air tanah
tidak memproduksi H2S, mampu memfermentasikan di sekitar TPA. Lokasi TPA yang berdekatan
glukosa, mampu memfermentasikan laktosa, uji dengan pemukiman penduduk, akan lebih mudah
katalase positif, uji Methyl Red positif, uji Voges resapan air lindi mencemari sumber air yang
Proskauer negatif serta tidak menggunakan sitrat digunakan penduduk sehari-hari. Prihastini (2011)
sebagai sumber energi. mengatakan, letak TPA tidak dekat dengan sumber
Bakteri Escherichia di lokasi TPA, diduga air minum atau sumber lainnya yang dipergunakan
berasal dari faeces manusia atau faeces makhluk oleh manusia, tidak pada tempat yang sering terkena
hidup yang bercampur di dalam sampah. banjir dan jauh dari tempat tinggal manusia,
Keberadaan bakteri ini di dalam air menjadi tanda jaraknya sekitar 2 km dari perumahan penduduk.
bahwa air tersebut telah tercemar oleh tinja manusia Kondisi ini mengundang lalat untuk datang dan
atau tinja makhluk hidup. Hal ini menjadi tanda membawa bakteri patogen Escherichia dan Vibrio
bahwa air disekitar lokasi TPA telah tercemar. berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Bontong et al., (2011) mengatakan, jenis Bakteri dari genus Salmonella ditemukan pada
Enterobacter dan Eschericia disebut kelompok kedua lokasi. Pada lokasi TPA, diduga bakteri ini
bakteri Coliform yang merupakan indikator dalam berasal dari faeces hewan dan manusia yang
sanitasi. Bakteri Coliform dalam jumlah tertentu bercampur dengan sampah, sedangkan pada lokasi
dapat menjadi indikator suatu kondisi yang bahaya Pasar diduga berasal dari daging dan ikan. Sumber
dan adanya kontaminasi bakteri pathogen. Menurut penularan Salmonella berupa faeces hewan dan
Andriani ( 2009 ), salah satu spesies dari genus ini manusia, meskipun sebagai bakteri yang terdapat di
ialah E. coli selain dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan, Salmonella menyebar luas di
saluran pencernaan berupa diare atau sering juga lingkungan umumnya ditemukan pada sampah dan
disebut sebagai traveler’s diare, dapat juga bahan-bahan yang berhubungan dengan kontaminasi
menyebabkan terjadinya hemolytic uremic fekal, berpotensi juga terdapat di daerah peternakan
syndrome, gagal ginjal bahkan kematian. seperti sapi, domba, kambing, babi, unggas, dan
Penyebaran E. coli yang berasal dari hewan pada ikan yang berasal dari air yang tercemar. Jika
terutama sapi dapat terjadi melalui daging yang tertelan dan masuk ke dalam tubuh akan
telah terkontaminasi kemudian dikonsumsi oleh menimbulkan gejala yang disebut Salmonellosis.
manusia. Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut
Keberadaan bakteri Vibrio di TPA diduga yang disebabkan oleh Salmonella typhimurium
berasal dari faeces manusia. Menurut Arnia dan (Susanti et al., 2012).
Warganegara (2013), Vibrio cholerae banyak Proteus merupakan flora normal yang
ditemukan dipermukaan air yang terkontaminasi menghuni saluran usus manusia dan hewan seperti
dengan faeces, oleh karena itu penularan penyakit anjing, kucing, tikus, serta tersebar luas di
dapat melalui air, makanan dan sanitasi yang buruk. lingkungan. Di pasar Jakabaring Palembang terlihat
Dengan kondisi TPA yang bertumpuk sampah dan adanya tikus terutama di plot daging, keberadaan
dibiarkan terbuka menyebabkan air lindi yang bakteri Proteus diduga berasal berasal dari faeces
dihasilkan tidak dapat dikontrol, menimbulkan bau, tikus. Ini relevan dengan hasil penelitian Widiastuti
pencemaran air tanah dan permukaan. Selain itu et al., (2013), yang menemukan bakteri Proteus di
keberadaan bakteri Vibrio diduga juga berasal dari faeces tikus yang berasal dari kios jualan daging.
Jurnal Biota Vol. 4 No. 1 Edisi Januari 2018 | 35

Penelitian Arnia dan Warganegara (2013), edition. The Benjamin/Cummings Publish.


menunjukkan bahwa ditemukan bakteri Proteus Company Inc,California. USA: xvii+569 hlm.
pada sampel daging di Pasar. Bakteri ini mampu [6] Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar
memproduksi enzim urease dalam jumlah besar. dalam Praktek : Teknik dan Produser Dasar
Enzim urease yang menghidrolisis urea menjadi Laboratorium. PT. Gramedia. Jakarta: vi+163
ammonia (NH3) menyebabkan urin bertambah basa. hlm.
Providencia merupakan bakteri batang gram [7] Ilmiah, Sukenda, Widanarni dan Harris E.
negatif dan merupakan bakteri flora normal usus. 2012. Isolasi Dan Karakterisasi Vibrio Patogen
Bakteri ini dapat menimbulkan infeksi saluran Ikan Kerapu Macan Epinephelus
kemih dan kadang-kadang infeksi lain seperti fuscoguttatus. Jurnal Akuakultur Indonesia
gastroenteritis dan bakterimia. Infeksi yang 11(1) : 28-37.
diakibatkan oleh Providencia jarang terjadi dan [8] Jutono, S. Hartadi, S. Suhadi dan Soesanto.
bakteri ini dapat menyebabkan infeksi nosokomial 1973. Pedoman Praktikum Mikrobiologi
(Riga et al., 2015). Umum Untuk Perguruan Tinggi. Departemen
Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas
KESIMPULAN Gadjah Mada. Yogyakarta: xii+232 hlm.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa, bakteri [9] Lay, BW. 1994. Analisis Mikroba di
yang terdapat pada tubuh Lalat berjumlah 6 isolat, 4 Laboratorium. Edisi I. PT RajaGrafindo
isolat bakteri dari genus Salmonella, Providencia, Persada. Jakarta: xviii+168 hlm.
Escherichia dan Vibrio pada lalat yang berasal dari [10] Riga NP, Buntuan V, Rares F. 2015.
TPA Sukawinatan Palembang dan 2 isolat bakteri Identifikasi Bakteri Aerob Yang Dapat
dari genus Salmonella dan Proteus pada lalat yang Menyebabkan Infeksi Nosokomial Di
berasal Pasar Induk Jakabaring Palembang. Ruangan Instalasi Gizi BLU RSUP PROF.
DR. R. D. KANDOU MANADO. Jurnal e-
DAFTAR PUSTAKA Biomedik (eBm) Volume 3(1): 227-235.
[1] Andriani. 2009. Escherichia Coli 0157 H:7 [11] Susanti R, Yuniastuti A, Iswari RS. 2012.
Sebagai Penyebab Penyakit Zoonosis. Balai Aktivitas Reactive Oxygen Species Makrofag
Penelitian Veteriner Bogor. Lokakarya Akibat Stimulasi Gel Lidah Buaya Pada
Nasional Penyakit Zoonosis: 173 – 177. Infeksi Salmonella typhimurium. Jurnal MIPA
[2] Arnia dan Warganegara E. 2013. Identifikasi 35 (1) : 1-10.
Kontaminasi Bakteri Coliform Pada Daging [12] Prihastini L. 2011. Dampak Tempat
Sapi Segar Yang Dijual Di Pasar Sekitar Kota Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Winongo
Bandar Lampung. Medical Journal of Terhadap Kualitas Lingkungan Hidup. Jurnal
Lampung University). ISSN 2337-3776 : 43- Penelitian Kesehatan Suara Forikes 2(1) : 7-
50. 15.
[3] Bontong AR, Mahatmi H, Suada IK. 2012. [13] Widiastuti D, Pramestuti N, Setiyani E, dan
Kontaminasi Bakteri Escherichia coli Pada Rahayu HJ. 2013. Mikroorganisme Patogen
Daging Se’i Sapi Yang Dipasarkan Di Kota pada Feses Tikus. Jurnal Kesehatan
Kupang. Indonesia Medicus Veterinus 1(5) : Masyarakat Nasional 8 (4) : 174 – 178.
699 – 711. [14] Yuriatni. 2011. Keanekaragaman Lalat
[4] Buchanan, R.E and Gibbons, N.E 1974. (Cyclorrapha: Diptera) Dan Parasit Usus Yang
Bergey’s Manual of Determinative Dibawanya Di Kabupaten Dan Kota Solok
Bacteriology. Eight Edition. A Waverly Sumatera Barat . Tesis. Padang: Program
Company. USA: xxiii+920 hlm. Pascasarjana Universitas Andalas.
[5] Capuccino, J.G and Sherman, N. 2008.
Microbiology a Laboratory Mannual. Eighth

Anda mungkin juga menyukai