Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Proposal Teknis ini merupakan upaya Konsultan untuk menjelaskan pemahaman atas
konteks yang disampaikan di dalam Kerangka Acuan Kerja, metodologi yang dipilih, dan
rencana kerja penyelesaiannya.
Kami Tim Ahli dan Manajemen Konsultan berharap Dokumen Usulan Teknis ini telah sesuai
untuk menjawab apa yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja sebagai landasan
bagi Tim Konsultan menyelesaikan pekerjaan, apabila Kami dipercaya untuk
melaksanakannya.
Hormat kami,
Januari 2019
BAB
A Data Organisasi
Perusahaan
Sejak didirikan PT. PALINDO BANGUN KONSULTAN telah menghimpun beberapa tenaga
professional dari berbagai bidang keahlian. Mereka telah terlatih untuk bekerjasama
dalam regu-kerja (team work) dengan pendekatan multi-disiplin yang terpadu, untuk
memperoleh hasil kerja yang optimal sesuai kebutuhan pemberi tugas dan dengan
mempertimbangkan faktor lingkungan dan kepentingan masyarakat.
Pengalaman hingga hari ini telah membuktikan bahwa PT. PALINDO BANGUN
KONSULTAN mampu menyelesaikan berbagai proyek berskala besar, sedang dan kecil
dengan berbagai tingkat kerumitan yang telah dilaksanakan sesuai dengan tata cara dan
standart kerja professional.
Berbagai tugas yang telah dilaksanakan datang dari berbagai jenis lembaga, mulai dari
Pemerintahan, Swasta Nasional dan Internasional sampai ke penugasan perorangan.
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dari sumber daya manusia dan dilakukan
regenerasi professional staff, maka PT. Palindo Bangun Konsultan selalu melakukan
pengembangan professional staff yang dimiliki melalui program training, mengikuti
seminar yang berhubungan dengan keahlian dan mengikuti bahan refrensi yang
berkembang sesuai dengan tuntutan jaman.
Tabel. A.3.1.
NO. BIDANG
1. AhliTeknikSipil
2. AhliTeknikSipilTransportasi
3. AhliTeknikHidrologi
4. AhliArsitektur
5. AhliLingkungan
6. AhliPlanalogi/Perencanaan Wilayah danKota
7. AhliGeologi
8. AhliGeodesi
9. AhliEkonomi
10 . AhliSosialBudaya
11. AhliKehutanan
12. AhliKomputer
13 . AhliTeknikPerencanaan
14. AhliHukum/Kelembagaan
15. AhliDesainGrafis
16. AhliBahasaIndonesia
17. AhliHukum Tata Negara
STRUKTUR ORGANISASI
PT. PALINDO BANGUN KONSULTAN
WAKIL DIREKTUR
MAMAGER
MAMAGER UMUM MAMAGER TEKNIK ADMINISTRASI
DAN KEUANGAN
DIVISI SUPERVISI/ DIVISI SUPERVISI/ DIVISI PERENCANAAN URBAN/TATA DIVISI PERENCANAAN TEKNIK
PENGAWASAN MANAJEMEN PROYEK LINGKUNGAN TRANSPORTASI
Proyek dapat dilaksanakan secara efisien dan tepat waktu, dengan menggunakan
jasa pengelolaan dan pengawasan proyek yang efektif. Pengelolaan proyek yang
tepat akan menjamin penggunaan sumber-daya sesuai dengan jadwal yang telah
disusun dengan baik, dan arus informasi yang lancar untuk mendukung
pengambilan keputusan. Pengawasan di lapangan adalah untuk menjamin
pelaksanaan proyek yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, seperti :
gambar rancangan konstruksi, spesifikasi teknis dan lain-lain.
• Untuk dapat bekerja secara opteimal maka dibuat menjadi beberapa divisi
layanan dan sub-sub divisi layanan yang masing- masing dipimpin oleh kepala
divisi layanan atau sub divisi layanan. Kepala divisi dan sub divisi dipimpin oleh
tenaga profesional yang berpengalaman dibidangnya minimum 8 tahun. Adapun
divisi-divisi tersebut adalah :
1. Divisi Konstruksi
• Pada divis konstruksi layanan usaha yang diberikan oleh PT. Palindo
Bangun Konsultan dapat dibedakan menjadi beberapa sub divisi :
• Sub Divisi Sipil
▪ Teknik Jembatan
▪ Jalan Raya
▪ Bendungan
▪ Irigasi
▪ Bangunan Bertingkat/Gedung
▪ Permukiman Transmigrasi
▪ AMDAL
▪ Teknik Lingkungan
▪ Jembatan
▪ Jalan Raya
▪ Bendungan
▪ Irigasi
▪ Bangunan Bertingkat/Gedung
▪ Permukiman Transmigrasi
▪ Pengawasan/Supervisi Struktur
Jembatan
▪ Pengawasan/Supervisi Struktur
Jalan Raya
▪ Pengawasan/Supervisi Struktur
Bendungan
▪ Manajemen Konstruksi
▪ Manajemen Proyek
Pada divisi non konstruksi layanan usaha yang diberikan PT. Palindo
BangunKonsulan dapat dibedakan menjadi beberpa sub divisi yang
diantaranya :
▪ Jalan
▪ Jembatan
Daftar klien atau Pemberi Tugas yang bekerja sama dengan PT. Palindo Bangun
Konsultan adalah sebagi berikut :
BAB
B Data Pengalaman Kerja 10
(Sepuluh) Tahun Terkhir
Tabel B.1
Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) Tahun Terakhir
BAB
C Pengalaman Kerja Sejenis
10 (Sepuluh) Tahun
Terakhir
BAB
D Pemahaman dan
Tanggapan terhadap
Kerangka Acuan Kerja
Terkait pedoman pelaksanaan Audit Tata Ruang secara rinci tahapan Audit Tata Ruang
adalah evaluasi terhadap pemanfaatan ruang suatu wilayah yang bertujuan untuk
melakukan verifikasi bahwa penggunaan ruang dilaksanakan sesuai dengan rencana tata
ruang dan kaidah-kaidah penataan ruang. Audit Tata Ruang merupakan proses inventarisasi
dan integrasi data-data spasial yang ditujukan untuk mengetahui “potret” terkini tentang
tingkat kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap RTR dan berbagai penetapan izin/status
kawasan (misalnya: Kawasan Hutan, Wilayah Izin Usaha Pertambangan, Izin Pemanfaatan
Hutan, Izin/Status Tanah (HGU), Izin Lokasi Perkebunan, Izin Lokasi Kawasan Industri, Izin
Lokasi Permukiman Transmigrasi, dan sebagainya).
Untuk mengatisipasi upaya tersebut syarat utama yang harus dipenuhi oleh suatu wilayah
atau kawasan adalah rencana tata ruangnya harus memiliki payung hukum atau aspek
legalitas sesuai hirarkinya. Khususnya di wilayah studi 2 lokasi Kawasan perkotaan di
Provinsi Maluku yaitu Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram maka audit tata ruang
ini telah dapat dilakukan.
Kedudukan Audit Penataan Ruang dalam Sistem Penataan Ruang untuk mendapatkan
Fakta: Kesesuaian Rencana Tata Ruang >< Penggunaan Lahan, Kesesuaian Penggunaan
Lahan >< Izin Peruntukan. Hasil Audit Pemanfaatan Ruang diperlukan untuk dasar untuk
Peninjauan Kembali produk RTRW (amanah UU No. 26/2007). Rekomendasi kegiatan
penertiban agar terwujud tertib pemanfaatan ruang, (sifat kuratif: memperbaiki fungsi
yang tidak sesuai terhadap RTR) dan sesuai Aspek Hukum (UU No. 26/2007, PP No
15/2010).
b. Audit Tata Ruang dapat dilaksanakan berdasarkan laporan atau pengaduan dari
masyarakat terkait adanya dugaan pelanggaran di bidang penataan ruang; temuan
indikasi pelanggaran di bidang penataan ruang; dan bencana yang diduga disebabkan
adanya indikasi pelanggaran di bidang penataan ruang”.
1. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 8, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5393);
Konsultan memahami bahwa pentingnya Rencana Audit Tata Ruang khususnya Kawasan
Perkotaan Ambon dan Pulau Seram ini, terkait beberapa permasalahan yang berkembang
akibat konflik pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang yang ada, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Kejadian alam yang membawa bencana bagi manusia (jiwa dan harta) terutama di kota
dan di desa seperti longsor, banjir, banjir rob, dll;
2. Degradasi lingkungan alam yang berdampak pada kerentanan manusia untuk dapat
mengakses kebutuhan hidup seperti air, makanan, udara bersih dan lainnya;
3. Konflik dan otoriter elit politik dalam penguasaan lahan yang berdampak buruk pada
model pemanfaataan tata ruang yang benar dan baik;
4. Adanya pemahaman baru (revolusi mental) mengenai kebutuhan akan kota dan desa
yang aman, nyaman, produktif dan layak huni sehingga diperlukan upaya untuk
mengembalikan fungsi-fungsi ruang sebagaimana mestinya sehingga kota dan desa
menjadi layak untuk dihuni dan dipelihara secara berkelanjutan temurun.
5. Konflik sumber daya didalam ruang (dalam bumi/perut bumi) juga menjadi akar
masalah yang berujung kepada konflik horizontal antar pemanfaat ruang.
Untuk mengatisipasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan audit tata ruang, sebagai
salah satu bentuk pengawasan khusus, sebagai upaya pencegahan sejak dini atas indikasi
ketidaksesuaian pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang dan/atau langkah awal
upaya penertiban atas pelanggaran tata ruang yang telah terjadi.
Agar maksud ini dapat terlaksana dengan baik maka dalam prosesnya perlu dilakukan
pemeriksaan, pemantauan ke lapangan serta mengevaluasi indikasi pelanggaran terhadap
tata ruang yang sudah ditetapkan Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram.
Beberapa issue yang berkembang terkait perkembangan Kawasan Perkotaan Ambon dan
Pulau Seram saat ini diantaranya adalah:
1. Kawasan Perkotaan Ambon dalam hal ini Kota Ambon telah memiliki Perda No. 24
tentang RTRW Kota Ambon Tahun 2011-20131. Sedangkan Kawasan Pulau Seram yang
merupakan bagian dari Kabupaten Maluku Tengah telah memiliki Perda No. 1 Tahun
2012 tentang RTRW Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2011-20131.
2. Kawasan serapan air di perbukitan sekitar Kota Ambon, telah beralih fungsi menjadi
kawasan permukiman yang akan semakin meluas setiap tahunnya. Akibatnya, setiap
musim hujan terjadi banjir dan longsor karena air hujan tidak lagi tertahan di area
perbukitan yang telah berubah fungsi.
3. Kemudian, beralihnya fungsi lahan di wilayah perbukitan di Kota Ambon dan abrasi
kawasan perbukitan juga menyebabkan pencemaran dan ancaman terhadap Teluk
Ambon. Pasalnya, setiap kali hujan, air keruh dan lumpur mengalir ke teluk tersebut.
4. Pesatnya pertumbuhan kota Ambon yang kemungkinan daya tampungnya sudah tidak
mampu untuk Kawasan perkotaan, sehingga ada rencana memindahkan ibukota
Provinsi Maluku ini ke Pulau Seram
5. Pulau Seram adalah Kawasan yang memiliki potensi wisata yang sangat eksotik
sehingga pemanfaatannya cenderung dapat menimbulkan ekploitasi Kawasan perairan
dan sempadan pantai .
6. Pelau seram juga memiliki Taman Nasional Manusela yang perlu dijaga kelestariannya
karena disamping sebagai Taman Nasional yang memiliki luas sekitar 189.000 ha.
Taman Nasional Manusela merupakan daerah konservasi alam terindah di Indonesia.
Berbagai flora dan fauna khas Maluku juga terdapat di Taman Nasional ini. Untuk flora,
di sana ada Eucalyptus, beringin, Bakau, ketapang, cemara laut, dan lain-lain.
Sedangkan, fauna yang ada di sana antara lain burung-burung besar, seperti Kakatua,
Kasuari, Nuri, dan Kasturi. Ada juga hewan-hewan semacam Kuskus, Rusa, Mapea,
Musang, dan sebagainya. Bahkan, keberadaan mereka dilindungi di bawah undang-
undang yang melarang siapa pun untuk berburu di Taman Nasional Manusela.
Dilihat dari proses tahapan dan keluaran yang diharapkan dalam kegiatan Audit Tata Ruang
di 8 Kabupaten/Kota Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram tersebut maka menurut
Konsultan terdapat empat tahapan kegiatan utama yaitu:
1. Need Assesment, terdiri dari desk studi atau kajian terhadap literatur, perundangan,
peraturan terkait pengendalian pemanfaatan ruang, dan kajian terhadap profil penataan
ruang di wilayah studi menurut data literatur atau laporan terkait tata ruang masing-
masing terutama bagian profil peruntukan ruang berdasar RTRW Kabupaten wilayah
kajian. Data dan informasi terkait meliputi: dokumen rencana tata ruang, materi teknis
rencana tata ruang, dan peta rencana tata ruang; peta penggunaan lahan eksisting;
kronologis/riwayat penggunaan lahan; data status kepemilikan lahan; dokumen
perizinan terkait pemanfaatan ruang (izin prinsip; izin lokasi; izin penggunaan
pemanfaatan tanah; izin mendirikan bangunan; dan dokumen izin lain berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan); dan informasi dan keterangan pendukung
lainnya.
Positioning System (GPS) Tracker dan Aerial Photo Capturing Drone. Hasil
pertampalan peta dan hasil penilaian kesesuaian penggunaan lahan dituangkan
dalam peta dan tabel yang memuat: indikasi ketidaksesuaian penggunaan lahan
eksisting; lokasi indikasi ketidaksesuaian penggunaan lahan eksisting dalam bentuk
koordinat; dan luasan dan jumlah titik lokasi indikasi ketidaksesuaian penggunaan
lahan eksisting. Hasil verifikasi lapangan paling sedikit memuat: titik koordinat dan
lokasi audit tata ruang; foto dan/atau video; dan keterangan dan informasi yang
berisi kronologis kegiatan pemanfaatan ruang.
Dilakukan melalui pemeriksaan lapangan untuk melihat suatu kegiatan menutup atau
tidak memberikan akses terhadap kawasan yang dinyatakan oleh peraturan
perundang-undangan sebagai milik umum.
3. Tahapan Analisis Dampak Pemanfaatan Ruang yang diduga tidak sesuai tersebut yang
mengakibatkan perubahan fungsi ruang, yang mengakibatkan kerugian terhadap harta
benda atau kerusakan barang, dan yang mengakibatkan kematian orang.
5. Penyusunan Laporan Hasil Audit Tata Ruang yang memuat: hasil pelaksanaan audit tata
ruang, gambaran umum lokasi, hasil analisis, rekomendasi tindak lanjut; dan lampiran
data pendukung, serta menyusun Resume Laporan Hasil Audit Tata Ruang, berupa
laporan komprehensif yang dibuat secara ringkas untuk kepentingan para pengambil
kebijakan seperti: Bupati/Walikota/Gubernur/ Menteri/pejabat lainnya dan/atau untuk
kepentingan publikasi kepada media massa terkait.
Kegiatan ini dilaksanakan di Jakarta, sedangkan untuk mengetahui berbagai masukan dari
stakeholders di daerah, akan dilakukan kunjungan ke 8 Kabupaten/Kota Kawasan
Perkotaan Ambon dan Pulau Seram. Dari kunjungan dan survey tersebut diharapkan dapat
memberikan masukan sebagai bahan kajian lebih lanjut. Adapun pihak konsultan dalam
pelaksanaannya tetap berkoordinasi dengan Satuan Kerja Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
Menurut konsultan wilayah tersebut sangat ideal untuk bisa mewakili dimana didaerah
tersebut selain perkembangannya pesat dalam pola pemanfaatan ruangnya juga telah
memiliki Perda RTRW Kabupaten/Kota. Sehingga pelaksanaan audit tata ruangnya lebih
terarah dan memiliki payung yang kuat dalam mengkaji apabila ada ketidaksesuain dengan
peruntukannya.
Terhadap lokasi pekerjaan atau wilayah kabupaten yang diaudit, waktu pelaksanaan
kegiatan secara keseluruhan yang dipaparkan dalam KAK, Konsultan akan menuangkan hal
tersebut tersebut ke dalam Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan serta
Rencana Kerja pada bab selanjutnya dalam usulan teknis ini.
Sedangkan dilihat dari alokasi kebutuhan tenaga ahli dan kualifikasinya yang disyaratkan
dalam KAK, Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan tenaga ahli didalam membantu
proses pelaksanaan pekerjaan hingga selesai dan sesuai dengan permintaan dari penyedia
jasa, sangat tepat dan bisa diperhitungkan sampai tersusunnya Laporan Hasil Audit (LHA).
Adapun yang menjadi tugas dan pokok dari keseluruhan tenaga ahli didalam melaksanakan
kegiatan ini, yaitu :
Ahli Penataan Ruang sebagai ketua tim disyaratkan memiliki latar belakang pendidikan
sekurang-kurangnya jenjang S1 Perencanaan Wilayah & Kota/Planologi dan S2
Perencanaan Wilayah & Kota/Planologi atau S2 bidang lainnya dengan pengalaman di
bidang penataan ruang minimal 5 (tahun) tahun. Dalam kegiatan ini, ketua tim
bertanggungjawab memimpin kegiatan ini secara keseluruhan, mengkoordinir tugas-
tugas tenaga ahli lainnya, menerima laporan, perkembangan dari aktifitas setiap
anggota tim, dan menjaga soliditas/kekompakan tim, sehingga dicapai tujuan, sasaran,
keluaran, dan manfaat dari kegiatan ini.
3. Ahli Hukum
4. Ahli Lingkungan
5. Ahli Geologi
Seluruh Tenaga ahli yang memiliki jenjang pendidikan S1 Planologi, S1 Teknik Geodesi, S1
Teknik Lingkungan, S1 Teknik Geologi, dan S1 Teknik Sipil, dipersyaratkan memiliki sertifikat
keahlian (SKA).
Selain itu, pelaksanaan kegiatan ini dibantu oleh tenaga ahli penunjang yaitu: 1 (satu) orang
sekretaris dan 1 (satu) orang operator komputer yang bekerja selama 8 (delapan) bulan.
Rencana Mutu Kontrak (RMK) berisikan penjelasan tentang semua kegiatan yang akan
dilakukan berdasarkan antara lain: lingkup pekerjaan, jadual pelaksanaan pekerjaan,
metode pelaksanaan, dsb. yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memonitor
pelaksanaan pekerjaan yang akan dilakukan. RMK dibuat sebanyak 10 (sepuluh)
eksemplar dan diserahkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah diterbitkan SPMK.
2. Laporan Pendahuluan
3. Laporan Antara
Laporan antara merupakan laporan hasil kegiatan survei dan analisis temuan
sementara penyimpangan pemanfaatan ruang yang berdasarkan perda RTRW di
Kota/Kabupaten yang terpilih. Laporan Antara dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar
dan diserahkan paling lambat 4 (empat) bulan setelah diterbitkan SPMK.
4. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan hasil seluruh pelaksanaan kegiatan, memuat hasil
spatial gap analysis, hasil identifikasi pelanggaran pemanfaatan ruang, dan
rekomendasi tindak lanjut. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan
diserahkan paling lambat 8 (delapan) bulan setelah diterbitkan SPMK.
5. Laporan Prosiding
Laporan Hasil Audit/LHA merupakan laporan komprehensif yang dibuat secara ringkas
untuk kepentingan para pengambil kebijakan seperti: Bupati/Walikota/Gubernur/
Menteri/pejabat lainnya dan/atau untuk kepentingan publikasi kepada media massa
terkait. Laporan Hasil Audit dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar dan diserahkan
selambat-lambatnya 8 (bulan) bulan setelah diterbitkan SPMK.
BAB
E Pendekatan dan
Metodologi
E.1 UMUM
Pada bab ini, konsultan akan memaparkan pendekatan, metodologi dan program kerja
yang dianggap mampu mewujudkan maksud, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh
kegiatan Audit Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram. Metodologi ini
lebih diarahkan terselenggaranya kegiatan audit tata ruang dan tersusunnya Laporan Hasil
Audit (LHA) pada 2 kawasan perkotaan di Kota Ambon dan Pulau Serang yang mewakili
wilayah kerja Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
Tanah, Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
Data yang dibutuhkan dalam rangka Audit Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan
Pulau Seram, meliputi :
1. Konsep dan dasar teoritis tentang Audit Tata Ruang yang dapat menjelaskan tentang
cara/metode dan tahapan dalam melakukan Audit Tata Ruang.
2. Peraturan Perundang-undangan, PP, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Perda
atau kebijakan yang terkait Audit Tata Ruang.
6. Isu dan permasalahan terkait alih fungsi lahan atau pengaduan pelanggaran penataan
ruang baik dari masyarakat maupun dari PPNS daerah masing-masing.
Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan koordinasi dengan pihak kementerian ATR,
Kementerian PUPR dan literatur/kepustakaan, observasi, ground chek dan kunjungan
lapangan, serta pelaksanaan FGD.
a. Studi Literatur
Yaitu penelitian dan pengumpulan data yang dilaksanakan dengan mempelajari literatur
peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah terkait, metodologi
penelitian terkait dengan pelaksanaan kegiatan Audit Tata Ruang berupa konsep-
konsep dan teori-teori, metode yang relevan dengan objek kegiatan, Pedoman Audit
Tata Ruang (Lampiran, Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Audit Tata Ruang)
serta mempelajari studi-studi dan laporan terdahulu terkait dengan kegiatan tersebut.
b. Survei Lapangan
c. Observasi
d. Pelaksanaan FGD
Pelaksanaan FGD yang konsultan harapkan untuk memperoleh gambaran dan masukan
dari seluruh stakeholders dalam rangka mendukung pelaksanaan Audit Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram.
❑ Dalam Bidang Keuangan: Audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh
dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.
❑ Dalam Bidang Lingkungan Hidup: Audit Lingkungan Hidup adalah evaluasi yang
dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap persyaratan hukum dan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
(Sumber: UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
Hidup Pasal 49 s/d 51 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 03 Tahun 2013
tentang Audit Lingkungan Hidup Pasal 1 Poin 1),
❑ Audit Tata Ruang adalah evaluasi terhadap pemanfaatan ruang suatu wilayah yang
bertujuan untuk melakukan verifikasi bahwa penggunaan ruang dilaksanakan sesuai
dengan rencana tata ruang dan kaidah-kaidah penataan ruang.
❑ Audit Tata Ruang merupakan proses inventarisasi dan integrasi data-data spasial
yang ditujukan untuk mengetahui “potret” terkini tentang tingkat kesesuaian
pemanfaatan ruang terhadap RTR dan berbagai penetapan izin/status kawasan
(misalnya : Kawasan Hutan, Wilayah Izin Usaha Pertambangan, Izin Pemanfaatan
Hutan, Izin/Status Tanah (HGU), Izin Lokasi Perkebunan, Izin Lokasi Kawasan
Rencana umum tata ruang merupakan perangkat penataan ruang wilayah dimana
secara proses merupakan suatu Hierarki yang terdiri atas RTRW nasional, RTRW
provinsi, dan RTRW kabupaten/kota. Rencana umum tata ruang wilayah nasional adalah
arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah nasional. Rencana umum tata
ruang wilayah provinsi adalah rencana kebijakan operasional dari RTRW Nasional.
Rencana umum tata ruang kabupaten/kota adalah penjabaran RTRW Provinsi ke dalam
kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota. Dalam
operasionalisasinya Rencana Umum Tata Ruang dijabarkan dalam Rencana Rinci Tata
Ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau kegiatan
kawasan.
Hirarki
Komplementari
Tata Ruang
Sedangkan pelaksanaan Audit Tata Ruang dilihat dari produk tata ruang dan obyek
ruang yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel E.1 Produk Tata Ruang dan Objek yang Dikaji dalam Proses Audit
Metode analisis dalam pelaksanaan Audit Tata Ruang pada prinsifnya digunakan untuk
mengetahui kesesuaian (gap analysis) antara rencana tata ruang wilayah yang diwakili oleh
pola ruang dan struktur ruang dengan pemanfaatan (penggunaan) ruang eksisting. Pada
analisis ini digunakanlah citra satelit dan survei lapangan sebagai media untuk memperoleh
gambaran penggunaan lahan secara eksisting sedangkan pembandingnya adalah pola
ruang RTRW seperti yang termaktub dalam Perda RTRW dan RDTR atau rencana yang lebih
rinci lagi misal RTBL di 2 lokasi Kawasan perkotaan. Adapun metode analisis secara teknis
menggunakan analisis sebagai berikut:
Sistem Informasi Geografis adalah suatu sistem yang meliputi mengambilan data,
verifikasi data, analisis dan output data yang berreferensi secara spasial dengan bumi.
Metode dalam menentukan imbuhan air dan lepasan air tanah adalah metode yang
berbasis spasial atau dengan menggunakan pendekatan keruangan. Metode ini dipilih
karena dapat menghasilkan informasi ruang secara lebih obyektif dan up to date di
dalam mendukung proses perencanaan desain dan strategi konservasi imbuhan air dan
lepasan air tanah.
Analisis spasial yang digunakan berbasis pada kemampuan dan kapasitas ruang.
Pemanfaatan pendekatan spasial diimplementasikan dengan menggunakan metode
“Development Possibility Analysis (DPA)”.
Digitasi
Database
Data
Spasial
Tematik
dengan GIS
1. Pada tahap awal seluruh data primer maupun sekunder dimasukkan dalam
sebuah format data GIS yang berisi peta dan atribut (tabel).
2. Keseluruhan data kemudian diverifikasi baik sistem koordinatnya maupun isi
substansinya.
3. Setelah itu data diolah sesuai kebutuhan dengan berbagai ekspresi baik ekspresi
matematis maupun logik.
4. Apabila proses analisis sudah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah membuat
tampilan layout peta sebagai salah satu hasil akhir produk.
Berikut adalah hasil analisis pentampalan dan ketidaksesuaian dan hasil verifikasi
lapangan:
C. Kajian Kebencanaan
Metoda penilaian perubahan fungsi yang diakibatkan oleh adanya suatu pemanfaatan
ruang/penggunaan lahan yang melanggar rencana tata ruang.
Berikut adalah contoh analisis performa tata ruang untuk Kawasan Lindung:
Contoh tabel perhitungan Analisis Kerugian Ekonomi Akibat Kegiatan Pemanfaatan Ruang
Berdasarkan uraian dan tahapan pelaksanaan Audit diatas berikut secara rinci mengacu
pada Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
17 Tahun 2017 Tentang Pedoman Audit Tata Ruang meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Aspek Tata Ruang berupa peninjauan kembali - revisi, UU No. 26/2007, Pasal 16 :
Kepentingan nasional, bencana, pemekaran, deviasi/ketidaksesuaian pemanfaatan
ruang terhadap pola ruang RTR, dll.
2. Aspek Hukum, UU No. 26/2007 Pasal 39 “...merupakan tindakan penertiban yang
dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang TIDAK SESUAI dengan rencana tata ruang
dan peraturan zonasi”.
PERDA
PEMANFAATAN PENGENDALIAN
PENGATURAN RTRW RUANG
KASUS
KETIDAKSESUAIAN
• PENYIMPANGAN
PROGRAM PZ • PELANGGARAN
PERDA
RDTR
PEMBIAYAAN PERIZINAN PENERTIBAN
PEMANFAATAN
RUANG
INSENTIF
DISINSENTIF
ADMINISTRASI
PEMBINAAN PELAKSANAAN SANKSI
PEMBANGUNAN PIDANA
PPNS
Terkait dengan rangkaian kegiatan Audit Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau
Seram dalam prosesnya dapat dilihat pada gambar di bawah
Gambar E.1
Metodologi Pelaksanaan Kegiatan Audit Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram
BAB
F Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Tabel F.1 Jadwal Pelaksanaan Audit Tata Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram
BAB
G Komposisi Tim dan
Penugasan
Sebagaimana tertulis di dalam Kerangka Acuan Kerja, disebutkan bahwa kegiatan Audit
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram ini dilaksanakan dalam waktu 7
(tujuh) bulan kalender, dimulai setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) atau Surat
perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (SPPP) ditandatangani. Jadwal pelaksanaan dalam
Penyusunan Audit Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram yang selama
7 (tujuh) bulan sebenarnya tergolong pendek mengingat luasnya aspek kajian yang harus
dilaksanakan sebagai konsekuensi dari pendekatan perencanaan tata ruang yang
komprehensif.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam kerangka acuan kerja, waktu pelaksanaan pekerjaan
adalah selama 210 (duaratus sepuluh) hari kerja. Dalam hal ini Konsultan memandang bahwa
waktu yang disediakan akan sangat bergantung dari progres pekerjaan yang telah dilakukan.
Mengingat waktu yang relatif singkat ini, konsultan mengharapkan dukungan sepenuhnya
dari pihak pemberi kerja dalam rangka lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaan serta
dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan dalam rencana kerja.
Untuk lebih jelas mengenai Komposisi Tim dan penugasaan tenaga ahli dapat dilihat pada
Tabel berikut ini.
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
Ir. Rizal Budiawan, MSi PT. Palindo Bangun Lokal → Penyelesaian Team Leader → Bertanggungjawab 7
Konsultan permasalahan; (Ahli Perencana memimpin
→ Menyusun Laporan Wilayah dan kegiatan ini secara
dan Rekomendasi Kota) keseluruhan,
Hasil Audit Penataan mengkoordinir
Ruang yang tugas-tugas tenaga
menjelaskan hasil ahli lainnya,
pengawasan → Menerima
terhadap laporan,
penyelenggaraan perkembangan
penataan ruang dari aktifitas setiap
Kawasan Perkotaan anggota tim,
Ambon dan Pulau → Menjaga
Seram soliditas/kekompa
kan tim, sehingga
dicapai tujuan,
sasaran, keluaran,
dan manfaat dari
kegiatan ini
→ Menyusun
organisasi kerja
tim secara
keseluruhan;
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
→ Mengkoordinasika
n pelaksanaan
pekerjaan
terhadap semua
hal yang
berhubungan
dengan kelancaran
pekerjaan;
→ Mengkoordinasika
n hubungan kerja
antar organisasi
kerja sesuai tugas
masing-masing
dengan semua
unsur proyek dan
instansi terkait;
→ Membuat laporan
mengenai data-
data yang didapat
serta menganalisa
untuk
mendapatkan
output, guna
penyusunan buku
laporan pada
setiap tahap
kegiatan.
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
Arnold Darwin, ST PT. Palindo Bangun Lokal → Pertampalan peta Ahli Sistem → Menginventarisasi 4
Konsultan Verifikasi lapangan Informasi data spasial digital
menggunakan Geografis/GIS dasar, GCP dan
Global Positioning interpretasi Aerial
System (GPS) Photo Capturing
Tracker dan Aerial Drone Khusus
Photo Capturing Wilayah
Drone. Kalimantan
→ Digitasi peta
eksisting lapangan
pada peta digital
rencana shp yang
telah terverifikasi
khusus Wilayah
Kalimantan
→ Analysis
superimphosed
dalam kesesuai
dan penilaian
penggunaan lahan
eksisting dan peta
rencana
menghasilkan
polygon dan area-
area ketidak
sesuain tata ruang
untuk seluruh
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
lokasi kajian
→ Menentukan lokasi
atau titik
koordinat, luas
area, dan lokasi
titik
ketidaksesuaian
penggunaan lahan.
Orinton Purba, SH, MH PT. Palindo Bangun Kajian teknis dan Ahli Hukum → Membantu Team 4
Konsultan kajian yuridis indikasi Leader dalam
pelanggaran di bidang memeriksa dan
penataan ruang dari memastikan akibat
aspek hukum khusus pelanggaran
wilayah Kalimantan. terindikasi
tersebut
dikatogorikan
tindakan
pelanggaran;
→ Melakukan analisa
keterkaitan antara
actor penyebab
dengan tindakan
pelanggaran;
→ Mengumpulkan
keterangan dan
bahan bukti
(Pulbaket).
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
→ Menyusun dan
membuat
rekomendasi Legal
Opinion (LO)
terhadap lokasi
pelanggaraan yang
telah dianalisis
Bagus Purwoko Sunu, ST PT. Palindo Bangun Kajian dampak akibat Ahli Lingkungan → Membantu Team 4
Konsultan pemanfaatan ruang Leader dalam
dari aspek lingkungan memeriksa dan
memastikan
pelanggaran
indikasi dari aspek
tata lingkungan
wilayah kajian
→ Mengkaji dan
analisis aspek tata
lingkungan pada
kondisi eksisting
dengan rencana
tata ruang wilayah
kajian berdasarkan
hasil pulbaket
Ir. Alif Sargumantoro PT. Palindo Bangun Kajian dampak akibat Ahli Geologi → Membantu Team 3
Konsultan pemanfaatan ruang Leader dalam
dari aspek geologi memeriksa dan
memastikan
TENAGA AHLI
POSISI YANG
NAMA PERSONIL PERUSAHAAN LOKAL LINGKUP KEAHLIAN URAIAN PEKERJAAN OB
DIUSULKAN
/ASING
pelanggaran
indikasi dari aspek
geologi
→ Mengkaji dan
analisis aspek
geologi dan tata
lingkungan pada
kondisi eksisting
dengan rencana
tata ruang wilayah
kajian berdasarkan
hasil pulbaket
BAB
H Jadwal Penugasan
Tenaga Ahli
Kegiatan Audit Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Ambon dan Pulau Seram diharapkan
dapat diselesaikan dalam jangka waktu 7 (tujuh) bulan, dengan kebutuhan tenaga ahli yang
menguasai bidang keahlian tertentu yang berjumlah 5 (lima) orang serta volume layanan
jasa tenaga ahli sebanyak 22 (dua puluh dua) Orang-Bulan.
Adapun jadwal penugasan tenaga ahli dalam Audit Penataan Ruang Kawasan Perkotaan
Ambon dan Pulau Seram dapat dilihat pada tabel berikut ini.
1 Ir. Rizal Budiawan, MSi Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (Ketua Tim) 7
SUB TOTAL ` 22
II TENAGA PENUNJANG `
1 Sekretaris 7
2 Operator Komputer 7
SUB TOTAL 14