Anda di halaman 1dari 3

BAB III

ANALISA JURNAL

3.1 Kasus Asam Urat

Pada saat pengkajian Ny.G usia 51 tahun, mengatakan lutut sebelah kanan terasa sakit

pada saat duduk dan berjalan,lutut ny.g terlihat kemerah,bengkak dan pada saat ibu

berjalan ibu merasa kesakitan.

3.2 Telaah Jurnal

1. Apakah status gizi lansia sama dengan orang dewasa ?

Jurnal : Norhasanah,(2015).Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi dan

kesehatan lansia perempuan pada Panti sosial dan Lembaga Sosial Masyarakat di

Banjarmasin.

Penjelasan : menurut fatma (2010) faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

selera makan pada lansian antara lain kehilangan gigi,yang menimbulkan kurangnya

kenyamanan atau munculnya rasa sakit saat mengunyah makanan; penurunan indra

perasa dan penciuman yang menyebabkan turunnya nafsu makan dan juga sensitivitas

rasa manis dan asin berkurang ; berkurangnya cairan saluran cerna (sekresi pepsin),

dan enzim-enzim pencernaan proteolitik, yang mengakibatkan penyerapan protein

tidak berjalan efisien ; berkurangnya sekresi salipa yang dapat menimbulkan kesulitan

dalam menelan dan dapat mempercepat terjadinya proses kerusakan pada gigi; serta

penurunan mortilitas usus, sehingga memperpanjang waktu singgah (trasite time)

dalam saluran gastrointestinal mengakibatkan pembesaran perut dan konstipasi.

Pada perinsipnya kebutuhan macam zat gizi pada lansia tetap sama seperti

yang dibutuhkan orang-orang dengan usia yang lebih muda,yang berubah hanyalah

jumlah dan komposisinya. Konsumsi energi sebaiknya dikurangi disesuaikan dengan

menurunnya aktivitas tubuh. sebaliknya konsumsi makanan sumber protein,vitamin


dan mineral perlu ditingkatkan baik dari segi jumlah maupun mutunya. Sayuran dan

buah-buahan sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang cukup secara teratur dan

bervariasi.selain sebagai sumber vitamin dan mineral sayuran dan buah-buahan

merupakan sumber serat yang baik.

2. Ciri – ciri lansia yang mengalami kekurangan gizi

Jurnal : Simanjuntak (2014) status gizi lanjut usia didaerah pedesaan,Kecamatan

Porsea, Kab.Toba Samusir Prov.Sumatra Utara

Penjelasan : kekurangan gizi pada lansia ditandai dengan penurunan berat badan

akibat kurangnya nafsu makan sehingga pemenuhan kalori yang dibutuhkan tidak

tercukupi. Difisensi zat gizi seperti kekurangan zat bezi pada lansia mempunyai

dampat terhadap penurunan kemampuan fisik dan menurunkan kekebalan tubuh.

3. Cara screening status gizi lansia/ masalah gizi pada lansia ?

Jurnal : Harviken Gunn (2016). Screening of nutritional risk among older persons

Penjelasan : ada empat alat skrining antara lain :

a. MNA-SF yaitu instrumen yang digunakan untuk mengungkap resiko malnutrisi

pada lansia dalam perawatan jangka panjang..

b. SNAQ yaitu instrumen yang digunakan untuk mendeteksi pasien dengan

malnutrisi sedang dan parah .

c. MST yaitu skrining dapat dilakukan dalam waktu singkat,menggunakan data

sehari-hari.

d. GNRI yaitu untuk menilai status gizi pasien lansia .

Dari empat alat skrining diatas , alat yang paling cocok untuk menskrining status gizi

pada lansia menurut jurnal yaitu dengan menggunakan alat skrining MNA-SF.

4. Peran perawat penangani status gizi pada lansia ?

Jurnal : Wibowo (2017). Gambaran pengetahuan diet gout artritis pada lansia
Penjelasan : Peran perawat terhadap gizi lansia dengan artritis gout yaitu sebagai

pemberi informasi yang optimal kepada lansia mengenai diet artritis gout.

Anda mungkin juga menyukai