Anda di halaman 1dari 27

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua.

Syalom, banyak nikmat yang Tuhan berikan, tetapi sedikit yang kita ingat. Segala
puji hanya layak untuk Tuhan kita yesus kristus atas segala berkat, cinta kasih-Nya yang
besar sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam penyusunannya, kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing


kami yaitu Bapak Dwight Mooddy Rondonuwu,ST.,MT yang telah memberikan dukungan,
kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,
semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.

Meskipun isi dari laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar tugas laporan ini menjadi
lebih baik.

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan ini bermanfaat.

Manado, 16 Januari 2019


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang ..........................................................................
1.2 Tujuan .......................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
2.1 Pengertian .................................................................................
2.2 Sejarah Teori Lokasi .................................................................
2.3 Modul Analisis ...........................................................................
2.4 Faktor-faktor Teori Lokasi ..........................................................
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM...............................................................
3.1 Model Transportasi ....................................................................
3.2 Penjenjang Faktor ......................................................................
3.3 Shortest Part Problem ................................................................
BAB 4 HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN .........................
4.1 Hasil Pengamatan ......................................................................
4.2 Hasil Perhitungan .......................................................................
BAB 5 PEMBAHASAN ....................................................................................
BAB 6 PENUTUP ...........................................................................................
6.1 Penutup......................................................................................
6.2 Saran .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lokasi menjadi bagian paling fundamental dalam perencanaan wilayah
dan kota (perencanaan). Seperti banyak dibahas di berbagai teori,
perencanaan berkaitan dengan pengambilan keputusan publik dalam
kerangka ruang wilayah dan kota. Sebagaimana halnya dalam proses
pengambilan keputusan pada umumnya, perencanaan juga selalu
berhadapan dengan kelangkaan (scarcity) dalam sumberdaya. Ini berarti
bahwa tidak setiap tujuan yang ingin dicapai dalam perencanaan mempunyai
sumberdaya pendukung sesuai dengan yang diinginkan. Dalam hal ini aspek
lokasi dan ruang menjadi salah satu faktor penting karena keberadaannya
yang tidak tak terbatas. Dengan dasar itu pengenalan terhadap karakteristik
lokasi dan ruang menjadi penting yang pada akhirnya akan menghasilkan
keputusan yang optimal.

Secara umum, analisis lokasi dalam perencanaan bertujuan untuk dua hal.
Pertama berkaitan dengan analisis yang sifatnya deskriptif atau positif, yaitu
memahami karaketristik lokasi dari kegiatan-kegiatan dalam skala wilayah
dan kota. Kedua lebih bersifat normatif, yakni bagaimana membuat alokasi
lokasi dan ruang bagi kegiatan-kegiatan tersebut untuk membuat sebuah
komposisi keruangan yang optimal.
1.2Tujuan

 Menjelaskan pengertian teori lokasi dan kedudukannya dalam


perencanaan industri
 Menjelaskan teori lokasi klasik yang menjadi dasar perkembangan
pendekatan analisis lokasi kontemporer;
 Menjelaskan pendekatan dalam analisis lokasi beberapa komponen
 Menguasai dan menggunakan teknik analisis yang sesuai untuk
mengkaji aspek lokasional komponen kegiatan kota
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian

Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari
sumbersumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya
terhadap keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial.(Ibrahim,1998)
Pengertian teori lokasi yang lainnya adalah suatu penjelasan teoritis yang
dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan
pula dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada
gilirannya akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai
aktivitas baik ekonomi maupun sosial.( Nitisemito & Umar, 2004).

2.2 Sejarah Teori Lokasi

Pertama kali yang mengembangkan teori lokasi adalah Von Thunen pada
tahun 1880, namun teori ini lokasi diperkenalkan secara utuh oleh Walter
Isard pada tahun 1952. Teori lokasi merupakan teori yang dapat digunakan
dalam berbagai bidang, seperti bidang geografi dan ekonomi. Namun pada
awal perkembangannya teori ini lebih kepada bidang geografi daripada
bidang ekonomi. Terdapat tiga hal yang menimbulkan permasalahan seperti
ini. Yang pertama, teori lokasi lebih menarik ahli geografi daripada ahli
ekoomi, sehingga teori lokasi merupakan bagian dari ilmu geografi. Yang
kedua, peralatan yang digunakan dianggap tidak biasa bagi ahli ekonomi
sehingga tidak menarik bagi mereka yang membidanginya. Yang ketiga, teori
lokasi yang pada awal dikembangkan dalam tiga bentuk yang pada waktu itu
lebih tampak berdiri sendiri.(Husein,1997)
Sebagian besar dasar teori ekonomi diasumsikan membatasi ruang dan jarak.
Beberapa ahli ekonomi telah mengetahui pentingnya arti lokasi tetapi tidak
banyak yang berusaha untuk memperkenalkan modal lain dengan beberapa
variabel secara teoritis. Dan sebagian lagi menganggap bahwa keterangan
lokasi yang membutuhkan analisis yang kuat serta tata cara yang diterapkan
untuk dimengerti, terutama dari segi tingkah laku usaha. Alfred Weber adalah
seorang ahli yang mengemukakan teori lokasi dengan pendekatan ekonomi.
Namun ia merupakan penerus Wilhem Lounhart (1882-1885) yang
menunjukkan bagaimana mengoptimalkan lokasi dengan menyerderhanakan
hanya dua sumber material dan satu pasar yang disajikan dalam bentuk
locational triangle.(Ukas,2004)

Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitik beratkan pada tiga
unsur jarak (distance), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan
dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada
sesuai dengan struktur keruangan dan menganalisa interaksi antar unit
keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dan interaksi keruangan,
aksebilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah dan hambatan
interaksi. Hal ini didasarkan olah adanya tempattempat (kota) yang menjadi
pusat kegiatan bagi tempat-tempat lain, serta adanya hirarki diantara tempat-
tempat tersebut.(Djamin,1984)
Lokasi perusahaan merupakan salah satu bagian terpenting dalam
keberhasilan suatu perusahaan. Meletakkan fasilitas dan menentukan bentuk
alokasi produk atau layanan merupakan keputusan manajemen utama. Para
manajer harus menimbang banyak faktor bila mengevaluasi keefektifan biaya
dari lokasi kandidat alternatif.
2.3 Modul Analisis

Modul analisis lokasi ini mengandung beberapa pilihan, antara lain:

1. Model Transportasi
Menentukan jadwal pengapalan optimal untuk sekelompok alternatif dan
lokasi-lokasi permintaan. Model ini juga bias digunakan untuk menganalisis
keefektifan biaya dari penambahan atau penghapusan fasilitas dari sistem
distribusi yang sudah ada,

2. Penjenjangan Faktor
Menentukan lokasi tepat (site location) terbaik dari sejumlah alternatif atas
dasar beragam faktor. Analisis menggunakan sistem penjenjangan 1-10 dan
memungkinkan bagi berat yang berbeda untuk masing-masing faktor,

3. Jarak-Beban
Memilih lokasi optimal atas dasar permintaan beban yang diberatkan
seluruhnya. Analisis bias digunakan atas dasar pertimbangan jarak euclidean
atau rectilinear (Anonim, 2011).

Perencanaan dan pertimbangan penentuan lokasi usaha untuk usaha baru

dan perluasan usaha, akan berbeda. Untuk perusahaan yang baru pertama
kali berdiri , tujuan dari perencanaan lokasi adalah :

a. Agar dapat melayani konsumen dengan baik.


b. Untuk mendapatkan bahan baku yang baik & kontinyu.
c. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik.
d. Untuk keperluan usaha di kemudian hari.
e. Agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan optimal.
f. Menyesuaikan kemampuan perusahaan.
Sedangkan bagi perusahaan yang telah beroperasi sebelumnya, tujuan atau
alasan perencanaan lokasi adalah :
1. Berpindahnya pusat kegiatan bisnis.
2. Berubahnya adat kebiasaan masyarakat.
3. Berpindahnya konsentrasi perumahan.
4. Adanya sarana prasarana yang lebih baik.
5. Untuk meningkatkan kapasitas produksi.
6. Peraturan pemerintah.
7. Persaingan yang ketat.
8. Sebab-sebab lain. (Anderson,1996)

2.4 Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan


dan penentuan lokasi adalah:

a. Letak pasar.
Faktor ini sangat penting, khususnya bagi perusahaan jasa (bank, restoran,
toko,

jasa konsultan, dll) atau manufaktur (meskipun jarang jarang) yang memang
memiliki karakteristik dekat dengan pasar. Coba perhatikan di dalam
kehidupan sehari-hari kita ? Benarkah perusahaan jasa yang umumnya
didirikan di tempat atau lokasi yang dekat dengan pasar ?

b. Bahan baku.
Berbeda dengan perusahaan jasa, perusahaan manufaktur umumnya
didirikan di lokasi yang dekat dengan bahan baku (Perusahaan pengolahan
kayu, miniman, makanan, dll).

c. Tenaga kerja.
Ketersediaan tenaga kerja juga menjadi faktor penting dalam menentukan
lokasi usaha, terutama bagi perusahaan manufaktur yang umumnya banyak
membutuhkan banyak tenaga kerja dalam proses produksinya

d. Masyarakat.
Masyarakat merupakan faktor penting dalam penentuan lokasi usaha
mengingat keberadaan perusahaan disamping dapat memberi manfaat tapi
juga bisa menimbulkan kerugian bagi masyarakat, di sekitar usaha khusunya.
Oleh karena itu penerimaan masyarakat akan keberadaan perusahaan
menjadi sangat penting. Sebagai contoh, perusahaan yang mempekerjakan
masyarakat sekitar biasanya tidak mengalami masalah ini, namun
perusahaan yang mengolah sampah atau limbah seringkalai ditolak
keberadaannya oleh masyarakat sekitar.

e. Peraturan Pemerintah.
Pemerintah selama ini telah menentukan mana kawasan untuk pemukiman
dan mana untuk industri. Dengan demikian perusahaan tidak dapat atau
akan mengalami kesulitas bila memilih lokasi yang bukan untuk kawasan
industri. Termasuk juga di sini masalah ijin mendirikan bangunan, ketinggian
maksimal bangunan, pembauangan limbah, dan kebijakan pemerintah
lainnya.

f. Listrik, air, telepon.


Sarana pendukung ini tidak dapat diabaikan, karena hampir setiap aktivitas
perusahaan membutuhkan listrik, air, dan alat komunikasi.

g. Transportasi.
Faktor ini juga penting, karena dengan transportasi ini bahan baku
didatangkan dan bahan jadi akan dikirim. Ter-abaikannya masalah
transportasi akan menimbulkan kesulitas produksi (karena keterlambatan
pengiriman bahan baku misalnya) dan tersendatnya distribusi hasil produksi
ke pasar.

h. Sarana prasarana pendukung.


Ketersediaan lahan parkir yang memadai, pembuangan limbah, keamanan,
fasilitas kesehatan kerja, merupakan faktor yang juga tidakkalah pentingnya di
dalam penentuan lokasi usaha.(Kusnendi,2003)
BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Model Transportasi


3.3 Shortest Part Problem
BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

`
4.1.2 Soal a. (Model Transportasi)

4.1.3 Soal b (Model Shotest Path Problem)


4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Soal Praktikum (Model Transportasi)

4.2.2 Soal a. (Model Transportasi)


BAB 5. PEMBAHASAN
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun
sosial.
Salah satu hal yang banyak di bahas dalam teori lokasi ini adalah pengaruh

jarak terhadap intensitas orang berpergian dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Analisis ini dapat di kembangkan untuk melihat suatu lokasi yang memiliki
daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya, dimana orang masih ingin
mendatangi pusat yang memiliki daya tarik tersebut. Terkait dengan lokasi,
maka salah satu faktor yang menetukan apakah suatu lokasi tersebut menarik
atau tidak, adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat aksesbilitas adalah tingkat
kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya.
Tingkat aksesbilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana perhubungan,
ketersedian berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat
keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Menurut
Christaller, pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah
menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan
terlihat dengan jelas di wilayah yang mempunyai dua syarat:

1. Topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang


mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan
dengan jalur pengangkutan,
2. Kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya
produksi primer, yang menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara.
Perusahaan adalah pekerjaan besar yang dilakukan dengan alatalat atau
dengan cara yang teratur bermaksud mencari untung dengan menghasilkan
sesuatu, membuat barang-barang, atau berdagang. Perusahaan adalah suatu
unit kegiatan yang melakukan aktifitas pengolahan faktor-faktor produksi,
untuk menyediakan barang-barang dan jasa bagi masyarakat
mendistribusikannya, serta melakukan upaya-upaya dengan tujuan
memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.
Dalam suatu analisis lokasi terdapat beberapa fungsi yang dapat di
aplikasikan dalam dunia industri ataupun dunia usaha yang tentunya sangat
berpengaruh terhadap kelancaran suatu usaha yang di jalankan. Fungsi –
fungsi yang dimaksud, yaitu :

a) Membantu perkembangan serta sangat menentukan besar kecilnya


biaya pengeluaran dan pemasukan membantu perkembangan serta sangat
menentukan besar kecilnya ongkos.
b) Memberikan kemudahan bagi produsen dan konsumen apabila lokasi
usaha atau perusahaan strategis dan mudah dijangkau sahingga dapat
mempertahankan konsumennya.
c) Memperoleh kemudahan dalam hal jangkauan lokasi usaha dengan
lokasi penjualan bahan baku.
d) Lokasi yang lebih luas akan mempermudah ruang gerak manusia.
e) Adanya tenaga kerja di sekitar lokasi usaha akan meningkatkan SDM
perusahaan.
Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur
distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama atau
sejenis ke tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian
rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat tujuan dapat dipenuhi dari
beberapa tempat asal yang masing-masing dapat memiliki permintaan atau
kapasitas yang berbeda. Dengan menggunakan metode transportasi, dapat
diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan total biaya
transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, metode
transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti penjadwalan
dalam proses produksi agar memperoleh total waktu proses pengerjaan yang
terendah, penempatan persediaan agar mendapatkan total biaya persediaan
terkecil, atau pembelanjaan modal agar mendapatkan hasil investasi yang
terbesar. Dalam kaitannya dengan perencanaan fasilitas, metode transportasi
dapat digunakan untuk memilih suatu lokasi yang dapat meminimalkan total
biaya operasi.

Beberapa metode transportasi, yaitu :

Metode VAM ( Vogel Approximation Method)

Metode VAM ini didasarkan atas “beda kolom” dan “beda baris” yang
menentukan perbedaan antara dua ongkos termurah dalam satu kolom atau
satu baris. Setiap perbedaan dapat dianggap sebagai “penalti”, karena
menggunakan route termurah. Beda baris atau beda kolom berkaitan dengan
penalti tertinggi, merupakan baris atau kolom yang akan diberi alokasi
pertama. Alokasi pertama ini, atau menghabiskan tempat Kapasitas produksi,
atau menghabiskan permintaan tujuan atau kedua-duanya. Untuk
memperjelas metode ini, marilah kita mengerjakan soal yang sama dengan
diatas dengan menggunakan metode VAM.
Langkah langkah mengerjakan dengan menggunakan metode ini, yaitu :

a. Susunlah kebutuhan, kapasitas masing-masing sumber dan biaya


pengangkutan kedalam matriks.
b. Carilah perbedaan dari dua biaya terkecil (dari nilai absolute), yaitu
biaya terkecil kedua untuk setiap baris dan kolom.
c. Pilih satu nilai perbedaan-perbedaan tersebut diantara semua nilai
perbedaan pada kolom dan baris.
d. Isilah pada satu segi empat yang termasuk dalam kolom atau baris
terpilih, yaitu pada segi empat yang biayanya terendah diantara segi empat
yang lain pada kolom atau baris itu. Isinya sebanyak mungkin yang bisa
dilakukan.
e. Hilangkan baris atau kolom tersebuat karena baris tersebut sudah diisi
sepenuhnya sehingga tidak mungkin diisi lagi.
f. Tentukan kembali perbedan (selisih) biaya pada langkah b untuk kolom
dan baris yang belum terisi. Ulangi langkah c sampai dengan langkah e,
sampai semua kolom dan baris teralokasi.
g. Setelah terisi semua, hitung biaya transportasi secara keseluruhan.

North West Corner (NWC) Method

Sesuai nama aturan ini, maka penempatan pertama dilakukan di sel paling kiri
dan paling atas (northwest) matriks kemudian bergerak ke kanan atau ke
bawah sesuai permintaan dan kapasitas produksi yang sesuai. Besar alokasi
ini akan mencukupi salah satu, kapasitas tempat asal baris pertama dan atau
permukaan tempat tujuan dari kolom pertama. Jika kapasitas tempat asal
pertama terpenuhi kita bergerak ke bawah menyusur kolom pertama dan
menentukan alokasi yang akan mencukupi atau kapasitas tempat asal baris
kedua atau mencukupi tujuan yang masih kurang dari kolom pertama. Di lain
pihak, jika alokasi pertama memenuhi permintaan tempat tujuan di kolom
pertama, kita bergerak ke kanan di baris pertama dan kemudian menentukan
alokasi yang kedua atau yang memenuhi kapasitas tersisa dari baris satu
atau memenuhi permintaan tujuan dari kolom dua dan seterusnya.
Cara menggunakan metode ini, yaitu :

a. Mulai dari pojok barat laut pada tabel persoalan transportasi.


b. Teruskan langkah ini, setapak demi setapak, menjauhi pojok barat laut,
sehingga akhirnya harganya telah dicapai pada pojok tenggara dari tabel.
Pada perhitungan dengan menggunakan komputer maupun manual dengan
metode vogel diperoleh nilai 572,50. Sementara dengan metode NWC dan
Steeping yang diperoleh dari soal tambahan yang telah diberikan yaitu
diperoleh nilai yang sama baik dengan metode vogel, NWC, dan Steeping
dapat diketahui dengan menggunakan komputer maupun secara manual, total
biaya yang diperoleh menunjukkan hasil yang sama yaitu 1920. Nilai yang
diperoleh diperoleh dari penjumlahan dari total biaya dari pendistribusian
produk. Nilai ini
juga merupakan biaya transportasi minimum yang harus dikeluarkan usaha
atau industri ini dalam kegiatan pendistribusian produk.
Perhitungan dengan metode jarak terpendek (Short Path) telah diperoleh
jarak terpendek dari Bandung Cirebon Jakarta Palembang yang biaya
minimalnya adalah 1920 berdasarkan perhitungan software. Sedangkan dari
hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dipeoleh, baik pada soal a
maupun soal b diketahui bahwa metode NWC tidak lebih efektif dan efisien
daripada metode stepping stone karena pada metode NWC tidak
menunjukkan besarnya biaya yang paling minim. Sedangkanpada metode
stepping stone yang telah dilakukan analisa secara satu per satu sehingga
hasilnya lebih akurat dibanding metode NWC.
BAB 6. PENUTUP

6.1 Penutup

- Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial
order) kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis.
- Tujuan dari perencanaan lokasi adalah : agar dapat melayani konsumen
dengan baik,untuk mendapatkan bahan baku yang baik & kontinyu, untuk
mendapatkan tenaga kerja yang baik, untuk keperluan usaha di kemudian
hari., agar operasi perusahaan dapat akan berjalan dengan optimal,
menyesuaikan kemampuan perusahaan.
- Analisis ini dapat di kembangkan untuk melihat suatu lokasi yang
memiliki daya tarik terhadap batas wilayah pengaruhnya, dimana orang masih
ingin mendatangi pusat yang memiliki daya tarik tersebut.
- Fungsi analisis lokasi, yaitu : penghematan biaya, interksi antara
produsen dan konsumen akan lebih baik, mudah memperoleh bahan baku,
ruang gerak, tenaga kerja yang tersedia
- Metode VAM ini didasarkan atas “beda kolom” dan “beda baris” yang
menentukan perbedaan antara dua ongkos termurah dalam satu kolom atau
satu baris.
- Sesuai nama aturan ini, maka penempatan pertama dilakukan di sel
paling kiri dan paling atas (northwest) matriks kemudian bergerak ke kanan
atau ke bawah sesuai permintaan dan kapasitas produksi yang sesuai.
- Metode NWC metode untuk menyusun tabel awal dengan cara
mengalokasikan distribusi barang mulai dari sel yang terletak pada sudut
paling kiri atas.
- Pada soal yang diberikan dapat diketahui bahwa baik secara
perhitungan komputer maupun manual dengan metode vogel diperoleh nilai
572,50.
- Pada perhitungan terhadap metode jarak terpendek (Short Path)
diperoleh jarak terpendek dari Bandung Cirebon Jakarta Palembang
dengan biaya minimal sebesar 1920 berdasarkan perhitungan software.
6.2 Saran

Pembahasan terlalu susah,,

Lebih dimudahkan lagi y mas,,


DAFTAR PUSTAKA

Anderson, David R, 1996. Manajemen Sains “Pendekatan Kuantitatif untuk


Pengambilan Keputusan Manajemen”, Jilid I. Jakarta, Erlangga.
Anonim.2011.Petunjuk Praktikum Perencanaan Industri.Jember : FTP-UNEJ
Djamin, Zulkarnaen. (1984). Perencanaan dan Analisis Proyek . Jakarta: UI.

Ibrahim, H.M.Yacob. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.

Husein,Umar. (1997). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Kusnendi. (2003). Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Bandung: JPE Universitas


Pendidikan Indonesia.

Nitisemito, Alex S. & Umar Burhan. (2004). Wawasan Studi Kelayakan dan
Evaluasi Proyek . Jakarta: Bumi Aksara.

Ukas, Maman. (2004). Manajemen: Konsep, Prinsip dan Aplikasi. Bandung:

Agnini.

DATA PENGAMATAN

( Model Transportasi )
(Model Transportasi)

Anda mungkin juga menyukai