Anda di halaman 1dari 9

PERAN ORANGTUA DALAM KEJADIAN KONSTIPASI

PADA ANAK PRASEKOLAH

Lilis Maghfuroh
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Lamongan
e-mail: lilisahza99@gmail.com

Abstract: The pre-school of children where self-direction began to form,


such as eating. At this time the child is often have health problems like
constipation. Based on the preliminary survey of 10 chidren obtained
70% of chidren are experiencing constipation. The purpose to know the
correlation between parent's role and constipation in pre-school children.
The design is correlational with Cross Sectional. The sample is 34 used
Simple Random Sampling. The data taken by questionnaire, analysed
using Chi Square Test with significance level of 0.05. The result showed
that the parents had a less role, and almost entirely children experienced
constipation. Statistical test of Chi Square obtained p = 0.003 (p >0.05)
and X2 count = 1,1968 means that there are significant correlation between
parents role and constipation in pre-school children. It is necessary to be
a good parent role in provided fiber and fluid intake to the children, so
that children didn't get experience constipation.

Keywords: parent role, children constipation

Abstrak: usia prasekolah merupakan usia dimana kemandirian anak mulai


terbentuk. Salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami pada masa
ini yaitu masalah konstipasi. Berdasarkan survey 10 anak, 70% mengalami
konstipasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan peran orangtua
dengan kejadian konstipasi anak pra-sekolah. Penelitian korelasi Cross
Sectional, dengan Simple Random Sampling, jumlah sampel 34
responden. Instrumen dengan kuesioner, analisis menggunakan Uji Chi
Square. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orangtua kurang
berperan, seluruh anak mengalami konstipasi. Uji statistik Chi Square
diperoleh p=0,003 (p>0,05), X2= 11.968 artinya ada hubungan
bermakna peran orang tua dengan kejadian konstipasi anak pra-sekolah.
Diperlukan peran orangtua dalam memberikan asupan makanan anak
agar tidak konstipasi.

Kata kunci: peran orang tua, konstipasi anak


26 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13, No. 1, Juni 2017: 25-33

PENDAHULUAN babkan oleh karena konstipasi (Suraatmaja,


Anak usia 3-6 tahun atau disebut juga 2007).
usia prasekolah merupakan usia dimana ke- Frekuensi defekasi merupakan aspek
mandirian anak mulai terbentuk, begitu pula kebiasaan yang paling gampang diperiksa.
dalam hal makan (Hidayat, 2008). Anak pa- Weaver pada penelitiannya pada anak yang
da usia prasekolah nafsu makannya akan sering terjadi yaitu konstipasi fungsional
berkurang atau lebih memilih-milih dalam hal 85% dari anak prasekolah dengan diet ren-
makanan. Mereka lebih suka dengan aktifitas dah serat mempunyai frekuensi defekasi 1-
bermain dan lingkungannya dibandingkan 2 kali perhari, sedangkan pada 95% anak-
makan (Mohamad, 2015). anak umumnya mempunyai rentang freku-
Kekurangan zat gizi pada masa ini akan ensi defekasi antara 2 hari sekali sampai 3
mudah sekali terserang penyakit dan gang- kali perhari. Pada bayi frekuensi defekasi
guan kesehatan. Salah satu gangguan kese- tampaknya lebih tinggi 97% dari 800 bayi
hatan yang sering dialami yaitu masalah kon- yang dilaporkan defekasi 1 sampai 9 kali
stipasi. Masalah konstipasi saat ini makin se- perhari dalam minggu pertama (Suraatmaja,
ring dijumpai. Banyak anak mengalami kon- 2007). Semasa usia prasekolah, angka keja-
stipasi yang dikarenakan kurangnya asupan dian konstipasi pada anak perempuan dan
serat. Peran orang tua sangatlah penting un- laki-laki seimbang. Di Indonesia belum ada
tuk menanamkan kesukaan dan selera anak data nasional, namun menurut penelitian Jur-
terhadap makanan sehat sejak dini. Orang nalis, dkk. (2013), prevelensi konstipasi pa-
tua memilih menggunakan obat-obatan pen- da anak sebesar 0,3%-8%. Penelitian yang
cahar untuk mengatasi konstipasi anaknya lain juga pernah dilakukan oleh Firmansyah
tanpa merubah pola konsumsi makanan cu- (2007) pada anak sekolah taman kanak-
kup serat untuk anaknya. Untuk menyikapi kanak di wilayah Senen, Jakarta. Prevalensi
hal tersebut, peran orang tua terutama seo- konstipasi didapatkan sebesar 4,4%.
rang ibu harus mempunyai trik-trik tertentu, Berdasarkan hasil survey awal yang
kalau tidak kebutuhan gizi akan sulit ter- dilakukan di Lingkungan Rw 02 Kelurahan
penuhi (Mohamad, 2015). Sidoharjo Lamongan didapatkan 10 anak
Konstipasi merupakan kegagalan ko- usia 3 sampai 6 tahun dengan kejadian kon-
lon mengeluarkan isi lumen atau adanya stipasi masih sering terjadi yaitu 7 anak de-
peningkatan tahanan luar oleh karena dis- ngan konstipasi (70%) dan 3 anak (30%)
fungsi pelvis dan anorektal yang menyebab- merupakan anak yang sehat. Sehingga per-
kan kesulitan untuk defekasi. Manifestasi masalahan yang telah didapat adalah masih
klinis yang tampak dapat bersifat minimal, terdapat anak yang mengalami konstipasi di
seringkali bersifat sementara tetapi dapat Lingkungan Rw 02 Kelurahan Sidoharjo
berulang. Keadaan ini dapat terjadi pada Lamongan.
segala usia. Konstipasi biasanya jarang ter- Faktor yang mempengaruhi konstipasi
jadi pada bulan-bulan pertama kehidupan diantaranya peran orang tua, asupan cairan,
dan pada bayi yang minum air susu ibu. Tetapi asupan serat, kurangnya aktifitas fisik, ada-
pada bulan-bulan selanjutnya dan pada usia nya kelainan pada saluran pencernaan, riwa-
mulai berjalan-jalan, gejala konstipasi mulai yat keluarga sembelit, dan konsumsi obat-
sering tampak. Diperkirakan 10-20% anak obatan tertentu (Prihaningtyas, 2014).
yang dirujuk ke seorang gastroenterologi Peran orang tua merupakan hal yang
anak disebabkan oleh karena gangguan de- paling penting dalam memberikan asupan gizi
fekasi dan 1 dari 5 anak yang datang dise- terhadap anaknya, salah satunya asupan
Lilis Maghfuroh, Peran Orangtua dalam Kejadian Konstipasi... 27

serat. Asupan serat yang rendah merupakan Psikologis anak yang mengalami konstipasi
penyebab tersering konstipasi fungsional memiliki rasa percaya diri yang kurang dan
karena asupan serat yang rendah dapat me- lebih mudah cemas jika melakukan toilet
nyebabkan massa feses berkurang, dan sulit training. Anak malas ke kamar mandi de-
dibuang. Asupan makan sehat diperlukan ngan berbagai macam alasan, seperti takut
oleh anak dalam masa pertumbuhan untuk kekamar mandi, tidak mau buang air di luar
mengurangi risiko terjadinya penyakit. Anak rumah, stres dan lain-lain (Prihaningtyas,
dengan konsumsi serat cukup seperti sayur- 2014).
sayuran, buah-buah, dan kacang-kacangan Untuk membantu dalam mengatasi
mempunyai risiko yang kecil terhadap terja- konstipasi pada anak perlu diberikan asupan
dinya penyakit terutama dapat mencegah makanan yang cukup mengandung serat
terjadinya konstipasi (Lee dkk, 2008 dalam (10-14 kg/hari) dan zat gizi yang sesuai
Eva Floria 2015). dengan kebutuhan untuk pertumbuhan dan
Selain asupan serat, kurang asupan perkembangan yang optimal dan mengingat
cairan juga memicu terjadinya konstipasi serat memiliki fungsi yang tidak tergantikan
pada anak, karena kurang asupan cairan oleh zat lainnya dalam memicu terjadinya
juga akan menghambat sistem pencernaan. kondisi fisiologis dan metabolisme yang bisa
Kurang aktifitas fisik juga mempengaruhi memberikan perlindungan terhadap kese-
karena badan yang rutin bergerak akan hatan pada saluran pencernaan (Rusilanti,
membantu gerakan peristaltik usus. Adanya 2007). Penatalaksanaan konstipasi yang
kelainan atau penyakit di saluran pencernaan sederhana terdiri atas rencana memperlan-
seperti penyakit Hirschsprung juga menjadi car defekasi yang teratur, rencana ini bisa
faktor terjadinya konstipasi. sederhana seperti mengubah diet untuk
Anak yang mengalami konstipasi seba- memberikan lebih banyak makanan berserat
gian besar memiliki riwayat keluarga dengan serta cairan, menghindari setiap jenis ma-
konstipasi begitu pula sebaliknya (Priha- kanan yang diketahui menyebabkan kon-
ningtyas, 2014). Jika konstipasi terjadi se- stipasi, dan melakukan kebiasaan defekasi
bagai akibat suatu keadaan medis, kelainan yang rutin agar feses dapat dievakuasi secara
primer harus diobati terlebih dahulu. Kon- teratur (Wong, 2009).
stipasi sebagai penggunaan obat-obatan, obat Dari berbagai pemaparan di atas,
tersebut harus dihentikan. Tetapi kadang ada penulis dapat menyimpulkan bahwa masih
beberapa obat penyebab konstipasi yang banyak anak di Kelurahan Sidoharjo La-
perlu dilanjutkan pemakaiannya sambil kita mongan mengalami konstipasi atau susah
mengatasi efek sampingnya. Sebagai contoh buang air besar. Dengan demikian perlu
penggunaan analgetika opiate tetapi diberikan dikenali dan dipahami bagaimana cara
pada penderita stadium akhir sambil diberikan mengatasinya melalui pola hidup sehat se-
laksatif (Suraatmaja, 2007). perti mengkonsumsi makanan berserat,
Dampak yang sering timbul pada anak memberikan asupan cairan cukup dan me-
dengan konstipasi seperti nyeri saat menge- latih kebiasaan buang air besar dengan de-
luarkan tinja, feses mirip tambang dan ber- ngan tepat waktu agar konstipasi pada anak
bau busuk, distensi abdominal, peristaltis dapat teratasi. Semua itu tidak lepas dari
yang terlihat, masa feses yang mudah diraba peran orang tua. Maka dari itu perlu dikaji
dan anak biasanya tampak malnutrisi dan lebih lanjut tentang hubungan peran orang
anemik, serta ada kemungkinan menim- tua dengan kejadian konstipasi pada anak
bulkan Haemorroid (Wong, 2009). Pada usia 3-6 tahun.
28 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13, No. 1, Juni 2017: 25-33

METODE PENELITIAN Berdasarkan Tabel 2 dapat dijelaskan


Desain penelitian yang digunakan bahwa hampir seluruhnya orang tua berpen-
adalah penelitian analitik dengan pendekatan didikan SMA sebanyak (76,5%) dan seba-
cross sectional. Populasi yang digunakan gian kecil orang tua berpendidikan SMP
adalah seluruh orang tua yang mempunyai sebanyak (8,8%).
anak 3-6 tahun di RW 02 Kelurahan Sido-
harjo Lamongan pada bulan Januari-Fe- Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Orang Tua
bruari 2016. Metode sampling simple
random sampling. Sampel dalam penelitian Persen
Pekerjaan Frekuensi
ini sebanyak 34 responden. Variabel inde- (%)
penden yaitu peran orang tua dan variabel Tani 0 0
dependen yaitu kejadian konstipasi pada PNS/TNI 5 14,7
anak usia 3-6 tahun. Alat ukur menggunakan Wiraswasta 4 11,8
kuisioner tertutup. Kemudian dianalisis Tidak Bekerja 2 5,9
Swasta 1 2,9
menggunakan uji Chi- Square (á=0,05) IRT 22 64,7
dengan bantuan SPSS 16.0. Jumlah 34 100%

HASIL PENELITIAN DAN Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan


PEMBAHASAN bahwa sebagian orang tua bekerja sebagai
ibu rumah tangga sebanyak (64,7%) dan
Tabel 1. Distribusi Umur Orang Tua sebagian kecil orang tua bekerja swasta
sebanyak (2,9%).
Umur Jumlah Persen (%)
17-25 Tahun 12 35,3 Tabel 4. Distribusi Jenis Kelamin Anak
26-35 Tahun 20 58,8
36-45 Tahun 2 5,9
Jenis Kelamin Frekuensi Persen
46-55 Tahun 0 0
(%)
Jumlah 34 100%
Laki-laki 15 44,1
Perempuan 19 55,9
Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan
Jumlah 34 100%
bahwa sebagian besar orang tua berumur
26-35 tahun sebanyak (58,8% ) dan
sebagian kecil berumur 36-45 tahun Berdasarkan Tabel 4 diperoleh data
sebanyak (5,9%). sebagian besar anak berjenis kelamin
perempuan sebanyak (55,9%).
Tabel 2. Distribusi Pendidikan Orang
Tua Tabel 5. Distribusi Usia Anak

Pendidikan Frekuensi Persen (%) Persen


Usia Anak Frekuensi
SD 0 0 (%)
SMP 3 8,8 > 3 Tahun 16 47,1
SMA 26 76,5 4-5 Tahun 18 52,9
Perguruan 5 14,7 > 6 Tahun 0 0
Tinggi Jumlah 34 100%
Jumlah 34 100%
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh bahwa
Lilis Maghfuroh, Peran Orangtua dalam Kejadian Konstipasi... 29

sebagian besar anak berusia 4-5 Tahun yaitu Tabel 8. Distribusi Peran Orang Tua
sebanyak (52,9%) dan hampir sebagian
anak berusia >3 tahun sebanyak (47,1%). Peran Frekuensi Persen (%)
Baik 4 11,8
Cukup 14 41,2
Tabel 6. Distribusi Urutan Anak Kurang 16 47,1
Jumlah 34 100%
Persen
Urutan Anak Frekuensi
(%) Berdasarkan Tabel 8 dapat dijelaskan
Anak ke 1 16 47,1 bahwa sebagian besar peran orang tua
Anak ke 2 15 44,1
kurang sebanyak (47,1%) dan sebagian
Anak ke 3 3 8,8
>3 0 0 kecil peran orang tua baik sebanyak
34 100%
(11,8%).
Jumlah

Tabel 9. Distribusi Kejadian Konstipasi


Berdasarkan Tabel 6 dapat dijelaskan
Pada Anak Pra Sekolah
bahwa hampir sebagian urutan anak ke-1
sebanyak (47,1%) dan sebagian kecil urutan
Kejadian Frekuensi Presen
anak ke-3 sebanyak (8,8%) Konstipasi (%)
Konstipasi 26 76,5
Tabel 7. Distribusi Jumlah Saudara Tidak Konstipasi 8 23,5
Jumlah 34 100%
Jumlah
Saudara
Frekuensi Persen (%) Berdasarkan Tabel 9 dapat dijelaskan
Tunggal 14 41,2 bahwa hampir seluruh anak mengalami
2-3 Saudara 19 55,9 konstipasi sebanyak (76,5%).
> 3 Saudara 1 2,9 Berdasarkan tabel 10 menunjukkan
Jumlah 34 100% bahwa 16 orang tua yang mempunyai peran
kurang seluruh anaknya mengalami
Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan konstipasi sebanyak (100%) sedangkan 4
bahwa sebagian besar jumlah saudara 2-3 orang tua mempunyai peran baik sebagian
bersaudara sebanyak (55,9%) dan sebagian besar anaknya tidak mengalami konstipasi
kecil jumlah saudara >3 bersaudara seba- sebanyak (75%) dan sebagian kecil anaknya
nyak (2,9%). mengalami konstipasi sebanyak (25%).

Tabel 10. Tabulasi Silang antara Peran Orang Tua dengan Kejadian Konstipasi
pada Anak Prasekolah

Konstipasi
Total
Peran Orang Tua Konstipasi Tidak Konstipasi
F % F % F %
Baik 1 25 3 75 4 100
Cukup 9 64,3 5 35,7 14 100
Kurang 16 100 0 0 16 100
Total 26 76,5 8 23,5 34 100
X2 hitung = 11,698 dan P = 0,003
30 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13, No. 1, Juni 2017: 25-33

Berdasarkan hasil uji SPSS 16.0 pendidikan maka pengetahuan, keterampilan


menggunakan uji Chi Square dengan tingkat dan peran positif akan meningkat pula,
kemaknaan α = 0,05 diperoleh nilai p = begitu juga sebaliknya. Orang tua dengan
0.003 dimana nilai Asymp.Sig (p<0,05), pendidikan SMA dimana sudah cukup
maka H1 diterima artinya terdapat hubungan sehingga masih mempunyai pengetahuan
anatara peran orang tua dengan kejadian dasar dan pengalaman yang kurang yang
konstipasi pada anak usia 3-6 tahun. akan membuat perannya menjadi kurang.
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010),
Peran Orang Tua Pada Anak Pra- bahwa tingkat pendidikan seseorang sangat
sekolah besar pengaruhnya terhadap peran. Sese-
Berdasarkan Tabel 8 menunjuk-kan orang yang berpendidikan tinggi penge-
bahwa dari 34 orang tua hampir sebagian tahuannya akan berbeda dengan orang yang
peran orang tua memiliki peran kurang dan hanya berpendidikan rendah.
sebagian kecil memiliki peran baik. Peran Jenis kelamin anak juga mempengaruhi
orang tua yang kurang dapat mempengaruhi peran orang tua, seperti pada tabel 4 yang
perannya dalam keluarga, dimana orang tua menunjukkan bahwa sebagian besar anak
harus memenuhi kebutuhan biologis dan berjenis kelamin perempuan. Dimana anak
fisik, merawat dan mengurus anak dengan perempuan yang lebih mudah untuk diatur dan
sabar serta penuh kasih sayang. Sejalan de- patuh terhadap orang tua dibandingkan
ngan Effendy (2007), bahwa salah satu dengan anak laki-laki yang cenderung sulit
fungsi orang tua yaitu asuh untuk pemelihara untuk diatur. Meskipun demikian tidak semua
dan perawatan anak agar kesehatannya anak perempuan mudah diatur, karena de-
selalu terpelihara. ngan kehadiran televisi maupun media massa
Pada keadaan yang demikian dapat serta dengan kemajuan dan berkembangnya
terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa teknologi dalam kehidupan anak akan mudah
faktor diantaranya meliputi usia, pendidikan, sekali terkontaminasi media massa terutama
jenis kelamin anak, dan jumlah saudara. televisi. Sejalan dengan Prianto (2006),
Berdasarkan fakta diatas bahwa sebagian bahwa media massa dalam kehidupan anak
besar orang tua berusia 26-35 tahun. Usia merupakan bagian dari sistem sosial yang
26-35 tahun dikatakan sebagai dewasa berpotensi cukup besar dalam mempengaruhi
muda dimana memungkinkan orang tua perkembangan anak.
belum mempunyai banyak pengalaman dan Selain itu berdasarkan tabel 7 bahwa
pengetahuan yang dimilikinya. Dengan sebagian besar jumlah saudara 2-3 bersau-
kurangnya pengalaman dan pengetahuan dara. Karena jumlah anak 2-3 membuat
yang dimiliki orang tua maka akan membuat peran orang tua akan kurang karena orang
peran orang tua menjadi berkurang terutama tua akan membagi perhatiannya. Berbeda
dalam hal mencegah terjadinya konstipasi halnya bila orang tua mempunyai satu anak
pada anak. Hal tersebut juga sejalan dengan maka orang tua akan fokus pada anak satu-
teori Notoatmodjo (2010), semakin ber- satunya. Sesuai dengan teori Soetjiningsih
tambah umur, peran dan pengalaman yang (2014), bahwa pada keluarga dengan jum-
dimiliki seseorang juga bertambah. lah anak yang banyak akan mengakibatkan
Selain usia, peran orang tua juga dipe- selain kurangnya kasih sayang dan perhatian
ngaruhi oleh pendidikan. Berdasarkan hasil pada anak juga kebutuhan primer seperti
penelitian dari tabel 2 hampir seluruhnya ber- makan sandang dan perumahan yang
pendidikan SMA/Sederajat, semakin tinggi terpenuhi.
Lilis Maghfuroh, Peran Orangtua dalam Kejadian Konstipasi... 31

Kejadian Konstipasi pada Anak anak, pada tabel 4.3 menunjukan bahwa
Prasekolah sebagian besar orang tua bekerja sebagai
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan ibu rumah tangga, pada ibu rumah tangga
bahwa hampir seluruhnya anak mengalami banyak fokus pada pekerjaan rumah tangga
konstipasi dan sebagian kecil anak tidak sehingga untuk informasi mengenai pen-
konstipasi. Konstipasi merupakan keadaan tingnya asupan serat kurang yang akhirnya
sulit buang air besar atau perubahan freku- dapat menyebakan anak mengalami kon-
ensi defekasi dan konsistensi feses. Pada stipasi. Seperti dalam penelitian Lee dkk,
anak-anak konstipasi yang biasa terjadi ka- 2008 dalam Eva Floria (2015) yang me-
rena asupan makanan anak yang kurang nyatakan bahwa asupan serat yang rendah
mengandung serat dan kebiasaan anak yang merupakan penyebab tersering konstipasi
makan makanan yang tidak sehat atau pada anak.
makanan instan, sehingga anak akan mudah
terkena konstipasi. Sejalan dengan Priha- Hubungan Peran Orang Tua dengan
ningtyas (2014), bahwa tolak ukur kebiasaan Kejadian Konstipasi pada Anak
BAB yang normal pada anak bergantung Prasekolah
pada umur dan apa yang dimakan olehnya. Berdasarkan Tabel 10 dapat disim-
Penelitian Ambarita dkk, (2014) juga me- pulkan bahwa hampir sebagian orang tua
nunjukkan adanya hubungan yang signifikan yang mempunyai peran kurang dan seluruh
antara asupan serat dengan konsistensi fese. anaknya mengalami konstipasi, sedangkan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel sebagian kecil orang tua yang mempunyai
5 dapat diketahui bahwa orang tua sebagian peran baik sebagian besar anaknya tidak
besar mempunyai anak berusia 4-5 tahun. konstipasi dan sebagian kecil konstipasi.
Dari fakta tersebut menunjukkan bahwa usia Berdasarkan hasil perhitungan
anak juga mempengaruhi terjadinya konsti- dengan program SPSS 16.0 menggunakan
pasi pada anak usia prasekolah. Dimana pa- u Chi Square diperoleh nilai p= 0,003, X2
j i

da usia ini anak lebih sering memilih-milih hitung = 11,968, df=2 dimana tingkat
dalam hal makanan, anak lebih sering signifikan p < 0,05, dan X2 hitung = 11,968
makan-makanan yang tidak banyak me- > X2 tabel = 5,991 maka H1 diterima, artinya
ngandung serat dan kurangnya asupan cairan terdapat hubungan yang signifikan (ber-
serta anak lebih suka banyak bermain. Sesu- makna) anatara peran orang tua dengan
ai dengan Mohamad (2015), bahwa mereka kejadian konstipasi pada anak prasekolah
lebih suka dengan aktifitas bermain dan ling- di RW 02 Kelurahan Sidoharjo Lamongan.
kungannya dibandingkan makan. Dimana Dengan demikian dapat dikatakan
asupan makanan terutama serat sangat pen- bahwa semakin baik peran orang tua maka
ting bagi pencernaan terutama bermanfaat anak tidak mengalami konstipasi begitu juga
untuk melancarkan BAB. Kemudian asupan sebaliknya semakin kurang peran orang tua
cairan juga sangat dibutuhkan pada anak maka anak mudah mengalami konstipasi.
agar feses bertambah lunak. Seperti dalam Jadi peran orang tua yang bagus akan me-
penelitian Lee dkk, 2008 dalam Eva Floria menuhi asupan serat anak sehingga anak
(2015), penambahan cairan pada kolon dan tidak mengalami konstipasi dan apa bila
massa tinja membuat pergerakan usus men- peran orang tua kurang dalam memenuhi
jadi lembut dan mudah dilalui. asupan serat maka anak akan mengalami
Selain usia pekerjaan orang tua juga konstipasi. Dalam hal ini peran orang tua
mempengaruhi kejadian konstipasi pada sangatlah penting untuk memenuhi kebu-
32 Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13, No. 1, Juni 2017: 25-33

tuhan dasar anak seperti asupan makanan Vol.9. No.1. Hal. 7-14.
yang salah satunya yaitu asupan serat. Effendy, Nasrul. 2007. Dasar-Dasar Kepe-
Pada penelitian Khasanah (2014) me- rawatan Kesehatan Kesehatan
nunjukan adanya hubungan antara peran Masyarakat. Jakarta: EGC.
orang tua sebagai fasilitator pemberian Eva, Floria. 2015. Prevalensi Konstipasi
asupan makanan. Untuk memenuhi asupan dan Faktor Risiko Konstipasi
serat orang tua harus menanamkan kesu- pada Anak. Program Pascasarja-
kaan dan selera anak terhadap makanan na. Universitas Udayana. Denpasar.
sehat sejak dini terutama serat agar anak [Cited: November 11, 2015.] Avai-
tidak mudah mengalami konstipasi. Pene- lable from: http://www.pps.unud.
litian Ambarita, dkk, (2014) juga menun- ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1346-
jukkan adanya hubungan yang signifikan 1062571747-full%20text%20
antara asupan serat dengan konsistensi fese, tesis%20eva.pdf
dan seperti halnya menurut Prihaningtyas
Firmansyah, A. 2007. The Prevalence and
(2014) yang menyatakan bahwa konstipasi
Associated Factors of Chronic
pada anak berhubungan dengan peran orang
Fungsional Constipation in 4-6
tua dan ketidak cukupan asupan serat.
Years Old Chidren. Jurnal Gastro-
hepatology Anak Indonesia .
SIMPULAN DAN SARAN
2007.Vol(2).Hal:81-85.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terdapat Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar
hubungan peran orang tua dengan kejadian Ilmu Kesehatan Anak untuk Pen-
konstipasi pada anak prasekolah di RW 02 didikan Kebidanan. Jakarta: PT
Kelurahan Sidoharjo Lamongan Tahun Elex Media Komputindo.
2016. Khasanah, Nurul. 2014. Hubungan Peran
Saran Orang Tua sebagai Fasilitator
Meningkatkan monitoring program Pemberian Asupan Makanan de-
pelayanan kesahatan dan memberikan pe- ngan Status Gizi Anak Pra Seko-
nyuluhan pada orang tua khususnya tentang lah TK/RA GUPPI 1 Kalijambe
peran orang tua dengan kejadian konstipasi Sragen. Skripsi. STIKES Ngudi
pada anak Prasekolah sehingga orang tua Waluyo Ungaran. Semarang.
mempunyai wawasan berfikir yang lebih luas Mohamad, Imelda. 2015. Mencetak Anak
dan informasi yang diterima dapat memberi Sehat, Cerdas, dan Ceria. Jakarta:
gambaran dan petunjuk dalam mencegah Bestari.
terjadinya konstipasi pada anak dengan Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodo-
mengajarkan anak untuk makan yang baik logi Penelitian Kesehatan. Ja-
dan benar. karta: PT Rineka Cipta.
Prianto, Rose Mini A. 2006. Perilaku Anak
DAFTAR RUJUKAN Usia Dini Kasus dan Pemecah-
Ambarita EM, Siti Madanijah, Nurdin NM. annya. Yogyakarta: Kanisius.
2014. Hubungan Asupan Serat Ma- Prihaningtyas, Rendi Aji. 2014. Deteksi dan
kanan dan Air dengan Pola Defekasi Cepat Obati 30+ Penyakit yang
Anak Sekolah Dasar di Kota Bogor. Sering Menyerang Anak. Yogya-
Jurnal Gizi dan Pangan, 2014. karta: Media Pressindo.
Lilis Maghfuroh, Peran Orangtua dalam Kejadian Konstipasi... 33

Rusilanti. 2007. Makanan Berserat. Ja-


karta: AgroMedia Pustaka.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: EGC.
Suraatmaja, Sudaryat. 2007. Kapita
Selekta Gastroenterologi Anak.
Jakarta: EGC.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Kepera-
watan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai