Anda di halaman 1dari 37

4.

9 Analisis Deliniasi Blok


4.9.1 Pembagian Blok
Blok merupakan suatu tapak yang memiliki batasan paling tidak berupa batas fisik yang
nyata seperti jaringan jalan, sungai, jaringan drainase, garis pantai, bangunan, dan lain-lain.
Selain itu sebuah blok juga dapat diberi batasan fisik yang tidak nyata seperti rencana jaringan
jalan serta rencana jaringan prasarana lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota, di dalam sebuah blok akan terbentuk zona dan sub zona sesuai dengan
peruntukannya. Pembagian blok atau deliniasi blok dapat dilihat melalui kecenderungan pola
ruang atau dominasi kegiatan yang ada di kawasan tersebut. Pada wilayah perencanaan, dalam
hal ini adalah Sub BWP Tenun dan Mesjid pembagian blok dilakukan dengan menggunakan
batasan fisik berupa jaringan jalan dan bangunan sehingga dihasilkan beberapa blok yang secara
rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.x Pembagian Blok Sub BWP Tenun dan Mesjid

Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Perlindungan Sederhana
Sempadan Sungai (2) PS-2
Setempat 3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Kopel
3. Rumah Deret
Tenun TN-1 4. Rumah Sangat
Rumah Kepadatan
R-2 Sederhana
Tinggi (2)
5. Rumah Sederhana
Perumahan 6. Rumah Menengah
7. Rumah Mewah
8. Warung
1. Rumah Tunggal
Rumah Kepadatan 2. Rumah Sangat
R-4
Rendah (4) Sederhana
3. Rumah Sederhana
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

4. Rumah Menengah
5. Warung
6. Sanggar Senam
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Perumahan dan Sederhana
Campuran C-1
Perdagangan/Jasa (1) 3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
Perlindungan
Sempadan Sungai (2) PS-2 3. Rumah Sederhana
Setempat
4. Rumah Menengah
TN-2 5. Warung
6. TPS
Suaka Alam dan
Cagar Budaya (2) SC-2 1. Rumah Sosial Budaya
Cagar Budaya
1. Rumah Tunggal
Industri Aneka Industri (4) I-4
2. Rumah Kopel
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

3. Rumah Sangat
Sederhana
4. Rumah Sederhana
5. Rumah Menengah
6. Rumah Mewah
7. Warung
8. Pengolahan
Sampah/Limbah
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
Rumah Kepadatan
Perumahan R-2 5. Warung
Tinggi (2)
6. SD
7. Masjid
8. Posyandu
9. Pengolahan
Sampah/Limbah
Rumah Kepadatan R-3 1. Rumah Tunggal
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

Sedang (3) 2. Rumah Sederhana


3. Rumah Menengah
4. Rumah Mewah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sederhana
3. Ruang Menengah
Rumah Kepadatan
R-4 4. Rumah Mewah
Rendah (4)
5. Warung
6. Balai Warga
7. Perkantoran
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
Rumah Kepadatan
Perumahan R-2 3. Rumah Menengah
Tinggi (2)
TN-3 4. Warung
5. TK
6. SMP
Rumah Kepadatan 1. Rumah Tunggal
R
Rendah (4) 2. Rumah Menengah
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

3. Warung
4. Apotek
5. Praktek Dokter
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Perumahan dan
Campuran C-1 Sederhana
Perdagangan/Jasa (1)
3. Rumah Menengah
4. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Kopel
Rumah Kepadatan
Perumahan R-2 3. Warung
Tinggi (2)
TN-4 4. Musholla
5. Perkantorann
Perumahan dan 1. Rumah Tunggal
Campuran C-1
Perdagangan/Jasa 2. Warung
Perlindungan 1. Rumah Tunggal
Sempadan Sungai (2) PS-2
Setempat 2. Warung
Mesjid MSJD-1 Suaka Alam dan
Cagar Budaya (2) SC-2 1. Masjid
Cagar Budaya
Perumahan Rumah Kepadatan R-2 1. Rumah Tunggal
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

Tinggi (2) 2. Rumah Deret


3. Rumah Sangat
Sederhana
4. Rumah Sederhana
5. Rumah Menengah
6. Rumah Mewah
7. TK
8. SMP
9. Masjid
10. Lapangan Voli
11. Perkantoran
12. Loket Listrik
13. Poskamling
14. Prakterk Doker
15. Puskesmas
16. TPS
1. Rumah Tunggal
Rumah Kepadatan 2. Rumah Sederhana
R-3
Sedang (3) 3. Rumah Menengah
4. Rumah Mewah
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Deret
Rumah Kepadatan
R-4 3. Rumah Sederhana
Rendah (4)
4. Rumah Menengah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
Perumahan dan 2. Rumah Sederhana
Campuran C-1
Perdagangan/Jasa (1) 3. Rumah Menengah
4. Warung
1. Rumah Tunggal
Perlindungan 2. Rumah Sangat
Sempadan Sungai (2) PS-2
Setempat Sederhana
3. Warung
1. Rumah Tunggal
MSJD-2
2. Rumah Sangat
Rumah Kepadatan Sederhana
Perumahan R-2
Tinggi (2) 3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Warung
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

6. Posyandu
7. Sanggar Senam
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
3. Rumah Sederhana
Rumah Kepadatan
R-3 4. Rumah Menengah
Sedang (3)
5. Warung
6. Musholla
7. SD
8. Apotek
Suaka Alam dan
Cagar Budaya (2) SC-2 -
Cagar Budaya
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Peruntukan Lainnya Perkebunan (1-1) PL-1-1
MSJD-3 Sederhana
3. Rumah Sederhana
1. Rumah Tunggal
Rumah Kepadatan
Perumahan R-2 2. Rumah Sangat
Tinggi (2)
Sederhana
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Rumah Deret
6. Rumah Kopel
7. Warung
8. Masjid
9. TK
10. SD
11. Perkantoran
12. Balai Warga
13. Praktek Dokter
14. Posyandu
15. TPS
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
Rumah Kepadatan
R-3 3. Rumah Sederhana
Sedang (3)
4. Rumah Menengah
5. Warung
6. Masjid
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sederhana
Perumahan dan
Campuran C-1 3. Rumah Kopel
Perdagangan/Jasa (1)
4. Warung
5. Sanggar Senam
1. Rumah Tunggal
Perlindungan 2. Rumah Sangat
Sempadan Sungai (2) PS-2
Setempat Sederhana
3. Rumah Sederhana
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
MSJD-4 Rumah Kepadatan 3. Rumah Sederhana
Perumahan R-2
Tinggi (2) 4. Rumah Menengah
5. Warung
6. Masjid
7. Posyandu
1. Rumah Tunggal
Rumah Kepadatan
R-3 2. Rumah Sangat
Sedang (3)
Sederhana
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Rumah Kepadatan Sederhana
R-4
Rendah (4) 3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Warung
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
3. Rumah Sederhana
Rumah Kepadatan
Perumahan R-2 4. Rumah Menengah
Tinggi (2)
MSJD-5 5. Rumah Deret
6. Rumah Kopel
7. Warung
8. Posyandu
Rumah Kepadatan 1. Rumah Tunggal
R-3
Sedang (3) 2. Rumah Sangat
Sub BWP Blok Zona Sub Zona Kode Kegiatan

Sederhana
3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
5. Rumah Kopel
6. Warung
7. Masjid
8. TK
9. SD
1. Rumah Tunggal
2. Rumah Sangat
Sederhana
3. Rumah Sederhana
4. Rumah Menengah
Perumahan dan 5. Rumah Kopel
MSJD-6 Campuran C-1
Perdagangan/Jasa 6. Warung
7. Masjid
8. TK
9. SD
10. Apotek
11. Praktek Dokter
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Setelah dilakukan pembagian blok di Sub BWP Tenun dan Mesjid, dihasilkan total 10 blok yang
terbagi menjadi 4 blok untuk Sub BWP Tenun dan 6 blok untuk Sub BWP Mesjid. Masing-
masing Sub BWP memiliki pengkodean nama blok masing-masing berupa TN untuk Sub BWP
Tenun dan MSJD untuk Sub BWP Mesjid. Di dalam blok-blok tersebut terdapat pembagian sub
blok berupa zona yang ditentukan berdasarkan dominasi jenis kegiatannya. Pada Sub BWP
Tenun dan Mesjid, terdapat zona kawasan lindung yang terdiri dari zona perlindungan setempat,
dan suaka alam dan cagar budaya, serta zona kawasan budiidaya yang terdiri dari zona
perumahan, industri, peruntukan lainnya, dan campuran. Pembagian blok pada Sub BWP Tenun
dan Mesjid dapat dilihat pada peta berikut:
Gambar 4.x Peta Deliniasi Blok Sub BWP Tenun dan Mesjid
Sumber: Analisis dan Digitasi Penulis, 2018
Gambar 4.x Peta Deliniasi Blok Sub BWP Tenun
Sumber: Analisis dan Digitasi Penulis, 2018
Gambar 4.x Peta Deliniasi Blok Sub BWP Mesjid 1
Sumber: Analisis dan Digitasi Penulis, 2018
Gambar 4.x Peta Deliniasi Blok Sub BWP Mesjid 2
Sumber: Analisis dan Digitasi Penulis, 2018
4.9.2 Peruntukan Lahan
Di dalam masing-masing blok yang ada di Sub BWP Tenun dan Mesjid memiliki
peruntukan lahan berupa zona-zona yang terbagi kedalam sub zona seperti pada penjelasan
berikut:
A. Blok TN-1
Blok pertama yang terbentuk pada sub BWP Tenun adalah blok TN-1. Blok TN-1
memiliki luas wilayah seluas 6,82 Ha. Pada blok ini terdapat 3 jenis zona yaitu zona
Perlindungan Setempat (PS), Perumahan (R), Campuran (C). Untuk zona Perlindungan Setempat
(PS) terdiri dari kawasan Sempadan Sungai (PS-2), zona Perumahan (R) terdiri dari Rumah
Kepadatan Tinggi (R-2) dan Rumah Kepadatan Rendah (R-4), serta zona Campuran (C) terdiri
dari Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1).
B. Blok TN-2
Blok kedua yang terbentuk pada sub BWP Tenun adalah blok TN-2. Blok TN-2 memiliki
luas wilayah seluas 9,14 Ha. Pada blok ini terdapat 4 jenis zona yaitu zona Perlindungan
Setempat (PS), Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC), Industri (I), dan Perumahan (R). Untuk
zona Perlindungan Setempat (PS) terdiri dari kawasan Sempadan Sungai (PS-2), zona Suaka
Alam dan Cagar Budaya (SC) terdiri dari Cagar Budaya (SC-2), zona Industri (I) terdiri dari
Aneka Industri (I-4), dan zona Perumahan (R) terdiri dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-2),
Rumah Kepadatan Sedang (R-3), dan Rumah Kepadaran Rendah (R-4).
C. Blok TN-3
Blok ketiga yang terbentuk pada sub BWP Tenun adalah blok TN-3. Blok TN-3 memiliki
luas wilayah seluas 5,14 Ha. Pada blok ini terdapat 2 jenis zona yaitu zona Perumahan (R) dan
Campuran (C). Zona Perumahan (R) terdiri dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-2) dan Rumah
Kepadatan Rendah (R-4), dan zona Campuran (C) terdiri dari Perumahan dan Perdagangan/Jasa
(C-1).
D. Blok TN-4
Blok keempat yang terbentuk pada sub BWP Tenun adalah blok TN-4. Blok TN-4
memiliki luas wilayah seluas 3,24 Ha. Pada blok ini terdapat 2 jenis zona yaitu zona Perumahan
(R) dan Campuran (C). Zona Perumahan (R) berupa Rumah Kepadatan Tinggi (R-2) dan zona
Campuran berupa Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1).
E. Blok MSJD-1
Blok pertama yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blok MSJD-1. Blok MSJD-1
memiliki luas wilayah seluas 18,71 Ha. Pada blok ini terdapat 4 jenis zona yaitu zona
Perlindungan Setempat (PS), zona Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC), zona Perumahan (R),
dan zona Campuran (C). Untuk zona Perlindungan Setempat (PS) terdiri dari Sempadan Sungai
(PS-2), zona Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC) terdiri dari Cagar Budaya (SC-2),
zonaPerumahan (R) terdiri dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-2), Rumah Kepadatan Sedang (R-
3), dan Rumah Kepadatan Rendah (R-4), serta zona Campuran (C) terdiri dari Perumahan dan
Perdagangan/Jasa (C-1).
F. Blok MSJD-2
Blok kedua yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blok MSJD-2. Blok MSJD-2
memiliki luas wilayah seluas 10, 23 Ha. Pada blok ini terdapat 2 jenis zona yaitu zona
Perlindungan Setempat (PS) dan Perumahan (R). Untuk zona Perlindungan Setempat (PS) terdiri
dari Sempadan Sungai (PS-2) dan zona Perumahan (R) terdiri dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-
2) , dan Rumah Kepadatan Sedang (R-3).
G. Blok MSJD-3
Blok ketiga yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blok MSJD-3. Blok MSJD-3
memiliki luas wilayah seluas 16,26 Ha. Pada blok ini terdapat 4 jenis zona yaitu zona Suaka
Alam dan Cagar Budaya (SC), zona Peruntukan Lainnya (PL), zona Perumahan (R), dan zona
Campuran (C). Untuk zona Suaka Alam dan Cagar Budaya (SC) terdiri dari Cagar Budaya (SC-
2), zona Peruntukan Lainnya (PL) terdiri dari Perkebunan (PL-1-1), zona Perumahan (R) terdiri
dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-2), dan Rumah Kepadatan Sedang (R-3), serta zona Campuran
(C) terdiri dari Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1).
H. Blok MSJD-4
Blok keempat yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blok MSJD-4. Blok MSJD-4
memiliki luas wilayah seluas 13,02 Ha. Pada blok ini terdapat 2 jenis zona yaitu zona
Perlindungan Setempat (PS) dan zona Perumahan (R). Untuk zona Perlindungan Setempat (PS)
berupa Sempadan Sungai (PS-2), zona Perumahan (R) berupa Ruah Kepadatan Tinggi (R-2),
Rumah Kepadatan Sedang (R-3), dan Rumah Kepadatan Rendah (R-4).
I. Blok MSJD-5
Blok kelima yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blok MSJD-5. Blok MSJD-5
memiliki luas wilayah seluas 4,77 Ha. Pada blok ini hanya terdapat zona Perumahan (R) yang
terdiri dari Rumah Kepadatan Tinggi (R-2) dan Rumah Kepadatan Sedang (R-3).
J. Blok MSJD-6
Blok keenam yang terbentuk pada sub BWP Mesjid adalah blokMSJD-6. Bok MSJD-6
memiliki luas wilayah seluas 6,47 Ha. Pada blok ini hanya terdapat zona Campuran (C) yaitu
berupa Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1).
4.9.3 Fasilitas Lingkungan
Di dalam suatu blok perlu dilakukan analisis terkait fasilitas lingkungan untuk
mengetahui kebutuhan fasilitas pada blok tersebut. Dalam analisis ini tidak dapat dilakukan
perhitungan kebutuhan fasilitas lingkungan untuk skala blok dikarenakan keterbatasan data
berupa jumlah penduduk yang ada pada masing-masing blok. Oleh karena itu, dilakukanlah
perhitungan kebutuhan fasilitas lingkungan melalui cara yang sama dengan yang ada pada
analisis sarana pelayanan umum yang ada pada bab sebelumnya.
A. Fasilitas Pendidikan
Dalam menentukan kebutuhan fasilitas pendidikan di Sub BWP pada Sub BWP Tenun
dan Mesjid, maka dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk perlima tahun. Perkiraan
kebutuhan fasilitas/ruang pendidikan dilakukan berdasarkan standar SNI-03-1773-2004. Fasilitas
pendidikan yang terdapat di Sub BWP Tenun dan Mesjid, yaitu TK, SD, dan SMP dengan status
kepemilikan negeri dan swasta,guna memenuhi kebutuhan fasilitas pendidikan penduduk di Sub
BWP Tenun dan Mesjid. Sehingga didapatkanlah proyeksi perhitungan perlima tahun sebagai
berikut:
Tabel 4.x Proyeksi Jumlah Fasilitas Pendidikan Sub BWP Tenun dan Mesjid Tahun 2018 -
2038
Proyeksi Kebutuhan
Sub Standar Minimum
Tahap Jumlah Fasilitas Pendidikan
BWP (Jiwa/Unit) Total
Rencana Penduduk (Unit)
TK SD SMP TK SD SMP
2018 5.784 5 4 1 10
2023 Tenun 7.268 1.250 1.600 4.800 6 5 2 13
2028 8.752 7 5 2 14
Proyeksi Kebutuhan
Sub Standar Minimum
Tahap Jumlah Fasilitas Pendidikan
BWP (Jiwa/Unit) Total
Rencana Penduduk (Unit)
TK SD SMP TK SD SMP
2033 10.237 8 6 2 16
2038 11.721 9 7 2 18
2018 15.709 13 10 3 26
2023 19.741 15 12 4 31
2028 Mesjid 23.772 1.250 1.600 4.800 19 15 5 39
2033 27.803 22 17 6 45
2038 31.834 25 20 7 52
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fasilitas pendidikan akan semakin
meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk di Sub BWP Tenun dan Mesjid setiap jenjang
perlima tahunnya.Adapun gambaran grafik peningkatan kebutuhan fasilitas pendidikan setiap
lima tahun ialah sebagai berikut:

Kelurahan Tenun
20

15 18
16
13 14
10
10
5

0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Sub BWP Tenun Tahun 2018 - 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018
Kelurahan Mesjid
60
50
52
40 45
30 39
20 31
26
10
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Pendidikan Sub BWP Mesjid Tahun 2018 - 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa kebutuhan fasilitas pendidikan per Sub BWP
akan semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk di Sub BWP Tenun dan
Mesjid. Maka perlu adanya penambahan kebutuhan fasilitas pendidikan sesuai standar teknis
yang ditentukan dan mempertimbangkan radius pelayanan masyarakat agar distribusi sarana ini
dapat merata ke seluruh daerah Sub BWP Tenun dan Mesjid.
B. Fasilitas Kesehatan
Dalam menentukan kebutuhan fasilitas kesehatan di Sub BWP pada Sub BWP Tenun dan
Mesjid, maka dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk perlima tahun. Perkiraan
kebutuhan fasilitas/ruang kesehatan dilakukan berdasarkan standar SNI-03-1773-2004. Fasilitas
kesehatan yang terdapat di wilayah perencanaan yaitu Sub BWP Tenun dan Sub BWP Mesjid
berupa puskesmas, posyandu, apotek, praktik dokter, dan Klinik bersalin. Sehingga
didapatkanlah proyeksi perhitungan perlima tahun sebagai berikut:
Tabel 4.x Proyeksi Jumlah Fasilitas Kesehatan Sub BWP Tenun dan Mesjid Tahun 2018 -
2038
Proyeksi Kebutuhan Fasilitas Kesehatan
Tahapan Sub Jumlah Standar Minimum (Jiwa/Unit)
(Unit) Total
Rencana BWP Penduduk
A B C D E A B C D E
2018 5.784 0 5 0 1 0 6
2023 7.268 0 6 0 1 0 7
2028 Tenun 8.752 0 7 0 2 0 9
2033 10.237 0 8 0 2 0 10

120.000
2038 11.721 0 9 0 2 0 11

30.000

30.000
1.250

5000
2018 15.709 0 13 0 4 1 18
2023 19.741 0 16 0 4 1 21
2028 Mesjid 23.772 0 19 1 5 1 26
2033 27.803 0 22 1 6 1 30
2038 31.834 0 25 1 6 1 33
Sumber: Analisis Penulis, 2018
Keterangan:
A = Puskesmas
B = Posyandu
C = Apotek
D = Prakterk Dokter
E = Klink Bersalin
Berdasarkan hasil analisis fasilitas kesehatan di Sub BWP Sub BWP Tenun dan Mesjid dapat
diketahui bahwa rata-rata jenis fasilitas kesehatan belum sesuai dengan standar SNI 03-1733-
2004, dikarenakan standar kebutuhan jumlah penduduk lebih besar dibandingkan jumlah
penduduk yang ada di Sub BWP Tenun dan Mesjid dimana untuk membangunan fasilitas
kesehatan yang standarnya sudah di atur dalam SNI 03-1733-2004. Oleh karna itu fasilitas
kesehatan puskesmas di kedua Sub BWP bernilai 0 dan untuk klinik bersanil di Sub BWP Tenun
sama yaiutu bernilai 0. Adapun gambaran grafik peningkatan kebutuhan fasilitas peribadatan
setiap lima tahun ialah sebagai berikut :

Kelurahan Tenun
12
10 11
8 10
9
6 7
4 6
2
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Sub BWP Tenun Tahun 2018 – 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018

Kelurahan Mesjid
40

30
33
30
20 26
21
18
10

0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Kesehatan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Kesehatan Sub BWP Mesjid Tahun 2018 – 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018
Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa kebutuhan fasilitas kesehatan akan semakin meningkat
sejalan dengan bertambahnya penduduk di Sub BWP Tenun dan Mesjid. Maka perlu adanya
penambahan kebutuhan fasilitas kesehatan sesuai standar teknis yang ditentukan dan
mempertimbangkan radius pelayanan masyarakat agar distribusi sarana ini dapat merata ke
seluruh daerah Sub BWP Tenun dan Mesjid.
C. Fasilitas Peribadatan
Dalam menentukan kebutuhan fasilitas peribadatan di Sub BWP pada Sub BWP Tenun
dan Mesjid, maka dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk perlima tahun. Perkiraan
kebutuhan fasilitas/ruang peribadatan dilakukan berdasarkan standar SNI-03-1773-2004.
Fasilitas peribadatan yang terdapat di Sub BWP Tenun dan Mesjid, yaitu di dominasi oleh
masjid dan musholla/langgar,dikarnakan pemeluk ajaran islam di dua Sub BWP tersebut paling
dominan,dimana fasilitas peribadatan tersebut untuk memenuhi kebutuhan penduduk di Sub
BWP Tenun dan Mesjid. Sehingga didapatkanlah proyeksi perhitungan perlima tahun sebagai
berikut:
Tabel 4.x Proyeksi Jumlah Fasilitas Peribadatan Sub BWP Tenun dan Mesjid Tahun 2018
– 2038
Proyeksi Kebutuhan
Standar Minimum
Fasilitas Pendidikan
Tahap Sub Jumlah (Jiwa/Unit)
(Unit) TOTAL
Rencana BWP Penduduk
Musholla/ Musholla/
Masjid Masjid
Langgar Langgar
2018 5.784 2 23 25
2023 7.268 3 29 32
2028 Tenun 8.752 2.500 5.487 4 35 39
2033 10.237 4 41 45
2038 11.721 5 47 52
2018 15.709 6 63 69
2023 19.741 8 79 87
2028 Mesjid 23.772 2.500 5.487 10 95 105
2033 27.803 11 111 122
2038 31.834 13 127 140
Sumber:Analisis penulis, 2018
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fasilitas peribadatan akan semakin
meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk setiap jenjang perlima tahunnya di Sub BWP
Tenun dan Mesjid.Adapun gambaran grafik peningkatan kebutuhan fasilitas peribadatan setiap
lima tahun ialah sebagai berikut :

Kelurahan Tenun
60
50
52
40 45
30 39
32
20 25
10
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Peribadatan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Sub BWP Tenun Tahun 2018 – 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018

Kelurahan Mesjid
150
140
100 122
105
87
50 69

0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Peribadatan

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Peribadatan Sub BWP Mesjid Tahun 2018 – 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018

Dari grafik diatas, dapat diketahui bahwa kebutuhan fasilitas peribadatan akan semakin
meningkat sejalan dengan bertambahnya penduduk di Sub BWP Tenun dan Mesjid. Maka perlu
adanya penambahan kebutuhan fasilitas peribadatan sesuai standar teknis yang ditentukan dan
mempertimbangkan radius pelayanan masyarakat agar distribusi sarana ini dapat merata ke
seluruh daerah Sub BWP Tenun dan Mesjid.
D. Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Dalam menentukan kebutuhan fasilitas perdagangan dan jasa di Sub BWP pada Sub
BWP Tenun dan Mesjid, maka dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk perlima tahun.
Perkiraan kebutuhan fasilitas/ruang perdagangan dan jasa dilakukan berdasarkan standar SNI-03-
1773-2004. Sarana perdagangan dan jasa yang terdapat pada Sub BWP Tenun dan Sub BWP
Mesjid berupa perdagangan/perniagaan seperti warung/took, pertokoan, pasar lingkungan, bank,
dan ATM sedangakan untuk jasa bentuk aktivitas berbasis pelayanan untuk melayani dan
membantu orang lain. Sehingga didapatkanlah proyeksi perhitungan perlima tahun sebagai
berikut:
Tabel 4.x Proyeksi Jumlah Fasilitas Sarana Perdagangan dan Jasa Sub BWP Tenun dan
Mesjid Tahun 2018 – 2038
Proyeksi Kebutuhan
Standar Minimum
Tahap Sub Jumlah Fasilitas Pendidikan
(Jiwa/Unit) Total
Rencana BWP Penduduk (Unit)
A B C A B C
2018 5.784 22 22 0 44
2023 7.268 29 29 0 58
2028 Tenun 8.752 250 250 30.000 35 35 0 70
2033 10.237 41 41 0 82
2038 11.721 47 47 0 94
2018 15.709 60 60 1 121
2023 19.741 79 79 1 159
2028 Mesjid 23.772 250 250 30.000 95 95 1 191
2033 27.803 111 111 1 223
2038 31.834 127 127 1 255
Sumber : Analisis Penulis, 2018
Keterangan:
A = Warung
B = Pertokoan
C = Pasar
Berdasarkan hasil analisis sarana kesehatan di Sub BWP Sub BWP Tenun dan Mesjid dapat
diketahui bahwa rata-rata jenis sarana perdagangan dan jasa untuk jenis pasar belum sesuai
dengan standart SNI 03-1733-2004,dikarenakan standar kebutuhan jumlah penduduk lebih besar
dibandingkan jumlah penduduk yang ada di Sub BWP Tenun dan Mesjid dimana untuk
membangunan fasilitas perdagangan dan jasa yang standarnya sudah di atur dalam SNI 03-1733-
2004 . Oleh karna itu sarana perdagangan dan jasa berupa pasar di Sub BWP Tenun bernilai 0
dan untuk pasar di Sub BWP Masjid yaitu bernilai 1 namun di kondisi eksisting Sub BWP
Mesjid tidak memiliki pasar. Adapun gambaran grafik peningkatan kebutuhan fasilitas
peribadatan setiap 5 tahun ialah sebagai berikut:

Kelurahan Tenun
100
80 94
82
60 70
40 58
44
20
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan jasa

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Sub BWP Tenun Tahun
2018 - 2038
Sumber:Analisis Penulis, 2018

Kelurahan Mesjid
300
250
200 255
223
150 191
159
100
121
50
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan jasa

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan Jasa Sub BWP Mesjid Tahun
2018 - 2038
Sumber:Analisis Penulis,2018
Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk maka
akan bertambah pula kebutahan sarana perdagangan dan jasa. Maka dari itu perlunya mengetahui
standar kebutuhan dalam penambahan sarana perdagangan dan jasa agar pendistribusian dapat
merata di seluruh daerah Sub BWP Tenun dan Sub BWP Mesjid.
E. Fasilitas Umum
Dalam menentukan kebutuhan fasilitas pelayanan umum di Sub BWP pada Sub BWP
Tenun dan Mesjid, maka dilakukan berdasarkan proyeksi jumlah penduduk perlima tahun.
Perkiraan kebutuhan fasilitas/ruang pelayanan umum dilakukan berdasarkan standar SNI-03-
1773-2004. Sarana pelayanan umum yang terdapat di Sub BWP Tenun dan Mesjid, yaitu pos
hansip, gardu listrik dan balai warga. Sehingga didapatkanlah proyeksi perhitungan perlima
tahun sebagai berikut:
Tabel 4.x Proyeksi Jumlah Sarana Pelayanan Umum Sub BWP Tenun dan Mesjid Tahun
2018 – 2038
Proyeksi Kebutuhan
Standar Minimum
Tahap Sub Jumlah Fasilitas Pendidikan
(Jiwa/Unit) Total
Rencana BWP Penduduk (Unit)
A B C A B C
2018 5.784 2 2 2 6
2023 7.268 3 3 3 9
2028 Tenun 8.752 2.500 2.500 2.500 4 4 4 12
2033 10.237 4 4 4 12
2038 11.721 5 5 5 15
2018 15.709 6 6 6 18
2023 19.741 8 8 8 24
2028 Mesjid 23.772 2.500 2.500 2.500 10 10 10 30
2033 27.803 11 11 11 33
2038 31.834 13 13 13 39
Sumber:Analisis Penulis, 2018
Keterangan:
A = Pos Hansip
B = Gardu Listrik
C = Balai Warga
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan sarana pelayanan umum akan semakin
meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk setiap jenjang perlima tahunnya di Sub BWP
Tenun dan Mesjid. Adapun gambaran grafik peningkatan kebutuhan fasilitas peribadatan setiap 5
tahun ialah sebagai berikut:

Kelurahan Tenun
20

15
15
10 12 12
9
5
6
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan jasa

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Umum Sub BWP Tenun Tahun 2018 -
2038
Sumber:Analisis Penulis, 2018

Kelurahan Mesjid
50
40
30 39
33
30
20 24
10 18
0
2018 2023 2028 2033 2038

Kebutuhan Fasilitas Perdagangan dan jasa

Gambar 4.x Grafik Kebutuhan Fasilitas Pelayanan Umum Sub BWP Mesjid Tahun 2018 -
2038
Sumber:Analisis Penulis, 2018

Berdasarkan grafik diatas, dapat diketahui bahwa semakin meningkatnya jumlah penduduk maka
akan bertambah pula kebutahan sarana pelayanan umum yang ada. Maka dari itu perlunya
mengetahui standar kebutuhan dalam penambahan sarana pelayanan umum agar pendistribusian
sarananya dapat merata di seluruh daerah Sub BWP Tenun dan Sub BWP Mesjid.
4.9.4 Kawasan Mitigasi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Berdasarkan data yang
didapatkan dari BNPB Kota Samarinda, diketahui bahwa Sub BWP Tenun dan Mesjid
merupakan kawasan dengan potensi bencana banjir, tanah longsor dan kebakaran.
A. Banjir
Salah satu bencana yang paling sering terjadi di suatu kawasan adalah banjir. Banjir
adalah keadaan dimana suatu daerah dalam keadaan tergenang oleh air dalam jumlah yang begitu
besar. Banjir dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia.Curah hujan yang tinggi,
keberadaan sungai-sungai yang melewati permukiman padat serta rendahnya ketinggian suatu
wilayah dapat menjadi faktor alam penyebab terjadinya banjir. Kemudian pola perkembangan
pembangunan yang semakin mengurangi daerah resapan air hujan serta perilaku masyarakat
yang membuang sampah ke sungai turut menambah potensi terjadinya bencana banjir.
Berdasarkan data yang diperoleh dari BNPB Kota Samarinda, Sub BWP Tenun dan Mesjid
merupakan daerah dengan tingkat potensi banjir yang rendah. Hal tersebut disebabkan oleh
kondisi wilayahnya yang tidak terlalu rendah sehingga tidak mudah tergenang. Namun, di
beberapa wilayah yang berada dekat dengan sempadan sungai dan daerah yang dilalui oleh anak
sungai, kerap terjadi banjir saat air sungai dalam kondisi pasang. Penyebabnya adalah perubahan
fungsi daerah sempadan sungai yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan air hujan
menjadi kawasan permukiman dengan kepadatan bangunan yang tinggi. Berikut ini merupakan
peta rawan bencana banjir Sub BWP Tenun dan Mesjid:
Gambar 4.x Peta Rawan Bencana Banjir Sub BWP Tenun dan Mesjid
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012
B. Kebakaran
Kemudian selain banjir, kebarakan juga menjadi jenis bencana yang sering terjadi.
Kebakaran merupakan siatuasi dimana suatu tempat, lahan, atau bangunan dilanda api serta
hasilnya menimbulkan kerugian. Tingkat potensi terjadinya kebakaran di Sub BWP Tenun dan
Mesjid masuk kedalam kategori sedang. Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RT
setempat, didapatkan informasi bahwa pernah terjadi bencana kebakaran di kawasan
permukiman padat penduduk yang berada di Sub BWP Tenun dan Sub BWP Mesjid. Melalui hal
tersebut, dapat diketahui bahwa salah satu faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebakaran
adalah kondisi permukiman warga yang sangat padat dan jarak antar bangunan yang sangat dekat
antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, di beberapa wilayah dengan kepadatan permukiman
yang tinggi seperti Gang Pertenunan, tidak terdapat akses jalan bagi pemadam kebakaran
sehingga pada saat terjadi kebakaran, proses evakuasi menjadi terhambat. Telah ada upaya dari
masyarakat di daerah tersebut dengan membuat jalur evakuasi, namun belum termaksimalisasi
dengan baik sehingga masih banyak masyarakat sekitar yang tidak mengetahui keberadaan jalur
evakuasi tersebut. Berikut ini merupakan peta rawan bencana kebakaran Sub BWP Tenun dan
Mesjid:
Gambar 4.x Peta Rawan Bencana Kebakaran Sub BWP Tenun dan Mesjid
Sumber: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 2012
Terkait potensi-potensi terhadap bencana yang dimiliki oleh Sub BWP Tenun dan Mesjid, maka
perlu dilakukan arahan terkait mitigasi bencana. Mitigasi bencana merupakan suatu tindakan atau
upaya untuk mengurangi dampak dari suatu bencana. Dalam prosesnya, perlu keterlibatan baik
dari lembaga pemerintahan maupun masyarakat dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana. Berikut ini merupakan upaya-upaya yang dapat dilakukan :
Terdapat dua jenis mitigasi bencana yaitu mitigasi struktural yang lebih bersifat fisik dan
mitigasi non struktural yang bersifat non-fisik. Berikut ini merupakan arahan mitigasi bencana
yang dapat dilakukan:
1. Banjir
Dalam mengatasi bencana banjir, dapat dilakukan upaya-upaya berikut:
a. Mitigasi Struktural
 Perbaikan dan peningkatan sistem drainase
 Normalisasi fungsi sungai seperti upaya pengerukan
 Penataan kawasan permukiman di sempadan sungai untuk mengembalikan daerah
resapan air
 Peningkatan kapasitas resapan air dengan penanaman pohon atau membuat sumur
resapan
 Melakukan pembangunan sesuai dengan peraturan tata guna lahan
b. Mitigasi Non Struktural
 Membuat Peraturan Daerah (Perda) mengenai risiko bencana banjir yang
berkelanjutan serta membuat master plan pembangunan yang berbasis
pengurangan risiko bencana
 Mengembangkan peta zonasi banjir
 Membangun dan memberdayakan Sistem Peringatan Dini Banjir
 Mewujudkan budaya masyarakat yang tidak membuang sampah ke sungai maupun
drainase untuk menjaga kapasitas dan kelestarian Daerah Aliran Sungai (DAS)
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai bencana banjir melalui
pendidikan dan pelatihan
2. Kebakaran
Upaya mitigasi bencana yang dapat dilakukan untuk bencana kebakaran adalah sebagai
berikut:
a. Mitigasi Struktural
 Melakukan penataan permukiman bekepadatan tinggi
 Menerapkan Sistem Proteksi Kebakaran Aktif (springkler, hidran dan selang
kebakaran) dan Sistem Proteksi Kebakaran Pasif (pengaturan penggunaan bahan
dan komponen struktur bangunan dan pemisah bangunan berdasarkan tingkat
ketahanan api)
 Penyediaan jalur untuk akses pemadam kebakaran sesuai dengan standar yang
berlaku
 Menyediakan jalur evakuasi yang aman dengan aksesibilitas tinggi
b. Mitigasi Non Struktural
 Melaksanakan program sosialisasi perilaku aman saat menggunakan peralatan
listrik dan api kepada masyarakat
 Mengadakan simulasi bencana kebakaran dan pelatihan Balakar
 Memberikan edukasi dan peringatan kepada masyarakat tentang bahaya
kebakaran

Anda mungkin juga menyukai