RBD\
Hidrogenasi
Fraksinasi
Manfaat VCO.
2.2. RBD
Hidrogenasi
RBD yang merupakan hasil minyak suling dari minyak kelapa yang tidak
segar dapat diolah lebih lanjut menjadi sebagian ataupun seluruhnya minyak yang
terhidrogenasi untuk dapat meningkatkan nilai titik lelehnya. RBD minyak hasil
sulingan minyak kelapa dapat mencair pada suhu 76°F atau 24°C, dan makanan
yang mengandung minyak kelapa akan memiliki kecenderungan untuk meleleh di
iklim yang cukup hangat. Sebuah titik leleh yang lebih tinggi diinginkan dalam
iklim yang hangat, sehingga dilakukan proses hidrogenasi terhadap minyak
tersebut. Titik leleh minyak kelapa terhidrogenasi adalah 97-104°F (36-40°C).
Dalam proses hidrogenasi, lemak tak jenuh (monounsaturated fatty acids dan
polyunsaturated fatty acids) yang akan dikombinasikan dengan hidrogen dalam
proses katalitik yaitu untuk membuat kedua jenis lemak tersebut menjadi lebih
jenuh. Minyak kelapa pada umumnya hanya mengandung 6% asam lemak tak jenuh
tunggal dan 2% asam lemak tak jenuh ganda. Dalam proses hidrogenasi ini, akan
ada beberapa dari asam lemaknya yang akan berubah menjadi asam lemak trans.
2.4 Fraksinasi
Minyak kelapa yang difraksinasi merupakan sebagian kecil dari seluruh
minyak, dimana media atau rantai asam lemak yang berbeda dipisahkan untuk
keperluan tertentu. Asam laurat, 12 rantai atom karbon asam lemak, sering dihapus
karena nilai yang tinggi untuk keperluan industri dan medis. Fraksinasi minyak
kelapa dapat digunakan untuk membuat asam lemak kaprilat, kaprat, ataupun
trigliserida minyak. Hasil fraksinasi minyak kelapa tersebut paling sering
digunakan untuk aplikasi medis, diet khusus dan kosmetik, serta kadang-kadang
juga dapat digunakan sebagai minyak wangi atau perfume.
Minyak kelapa murni merupakan modifikasi proses pembuatan minyak
kelapa sehingga dihasilkan produk dengan kadar air dan kadar asam lemak bebas
yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang
cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan. Daya simpan yang lama ini didapat akibat
kemurnian minyak kelapa yang tinggi sehingga tidak ada kontaminan. Pembuatan
minyak kelapa murni ini akan memiliki banyak keunggulan. Minyak kelapa murni
tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan
harga yang murah. Minyak kelapa murni didapat melalui pengolahan yang
sederhana dan tidak terlalu rumit. Serta penggunaan energi yang minimal karena
tidak menggunakan bahan bakar lain, sehingga kandungan kimia dan nutrisinya
tetap terjaga terutama kandungan asam lemak dalam minyak.
Perbedaan penting antara minyak kelapa biasa dengan VCO adalah pada
bahan baku dan proses pembuatannya. Minyak kelapa biasa.atau dikenal dengan
nama RBD diproses dari bahan baku kopra dengan menggunakan bahan kimia dan
suhu yang relatif tinggi. Sedangkan VCO diproses dari bahan baku kelapa segar
dengan suhu yang relatif rendah serta proses pembuatannya tidak menggunakan
bahan kimia. VCO memiliki keunggulan jika ditinjau dari bahan baku yang
digunakan dalam proses pembuatannya. VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis
memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain:
1. VCO berwarna bening seperti kristal karena tidak mengalami proses
pemanasan
2. Pada suhu tinggi, VCO tidak membentuk zat yang berbahaya seperti pada
minyak nabati (sayur) yang terhidrogenasi
3. Kandungan asam lemak dan antioksidan di dalam VCO tidak banyak
berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi
4. Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak berubah
5. Cukup aplikatif bila diterapkan di tingkat petani karena menggunakan
teknologi dan peralatan yang sederhana
6. Tidak membutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena umumnya
daun pepaya atau nanas dijual dengan harga murah
7. Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa akan
diperoleh sekitar 1100 ml VCO
8. Tahan terhadap panas, sehingga merupakan minyak yang paling aman dan
sehat untuk memasak
Akan tetapi terdapat beberapa kelemahan melalui cara enzimatis tersebut,
salah satunya yaitu membutuhkan waktu yang sangat lama dalam proses denaturasi
protein untuk memisahkan minyak dari ikatan lipoprotein yaitu kurang lebih 20
jam. Terdapat beberapa cara pembuatan VCO untuk skala rumah tangga. Cara
pemrosesan minyak kelapa yang banyak dikembangkan adalah penggilingan basah
dan fermentasi (enzimatis). Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan
pemisahan minyak dalam santan tanpa dilakukan pemanasan.
Enzim yang digunakan dalam proses enzimatis dapat berupa enzim
bromelin (pada nanas) atau enzim papain (daun pepaya), enzim protease (kepiting
sungai) dan dipilih salah satu dari ketiga enzim tersebut. Pembuatan VCO dengan
enzimatis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pembuatan santan, pembuatan VCO,
dan penyaringan. Minyak kelapa mempunyai keunggulan dibandingkan minyak
lainnya karena hampir 50% asam lemak yang terkandung didalamnya adalah asam
laurat yang merupakan asam lemak rantai sedang (medium chain fatty acid) dengan
jumlah atom karbon sebanyak 12 atom. Selama ini asam laurat digunakan sebagai
bahan baku dalam industri kosmetika dalam skala yang cukup besar.
MANFAAT VCO
Saat ini salah satu jenis minyak kelapa lainnya yang dapat dihasilkan dari
buah kelapa adalah VCO (virgin coconut oil) atau dikenal juga dengan sebutan
minyak kelapa murni. Popularitas minyak ini sudah sangat menjulang tinggi
dikarenakan khasiatnya yang sangat baik untuk kesehatan dan pengobatan. VCO di
klaim memiliki segudang manfaat terhadap kesehatan seperti untuk obat penyakit
yang berasal dari virus seperti flu burung, HIV/AIDS, hepatitis, dan jenis virus
lainnya. Selain itu, VCO juga dapat mengatasi kegemukan, penyakit kulit, kanker
prostat, jantung, darah tinggi, dan diabetes. VCO juga diklaim merupakan minyak
yang paling sehat dan aman dibandingkan dengan minyak goreng golongan minyak
sayur, seperti minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari.
Kandungan asam laurat pada minyak kelapa sangat tinggi, yaitu mencapai
52%. Asam laurat yang ada dalam tubuh diubah menjadi monolaurin yang
mengandung antibiotik alami yang bekerja dengan cara merusak membran yang
membungkus sel-sel kuman, virus, mikroorganisme yang mayoritas disusun oleh
asam lemak. Selain itu, kandungan asam laurat dari minyak kelapa setara dengan
air susu ibu. Medium chain fatty acid yang ada dalam kelapa murni merupakan
komponen asam lemak berantai sedang yang memiliki banyak fungsi seperti
mampu merangsang produksi insulin sehingga proses metabolisme glukosa dapat
berjalan normal, dan MCFA juga dapat mengubah protein menjadi sumber energi.
Konsumsi MCFA dapat meningkatkan efisiensi asam lemak esensial sebesar 100%.
Asam laurat dan asam lemak jenuh berantai pendek seperti asam kaprat, kaprilat,
dan miristat yang terkandung dalam minyak kelapa ini berperan positif dalam
proses pembakaran nutrisi makanan menjadi energi, sebagai antivirus, antibakteri,
dan antiprotozoa.
Asam lemak jenuh rantai sedang pada minyak kelapa tidak menimbulkan
penyakit. Hal ini dikarenakan asam lemak jenuh rantai sedang mudah diserap tubuh
atau usus karena ukuran molekulnya tidak terlalu besar seperti asam lemak rantai
panjang. Lemak rantai sedang yang ada dalam darah segera masuk dalam meta-
bolisme energi dan tidak ditimbun menjadi jaringan lemak atau kolesterol. Di dalam
pencernaan, lemak-lemak tidak membebani kerja pankreas seperti pada gula
sehingga tidak menyebabkan penyakit seperti diabetes. Yang menyebabkan
tingginya resiko gangguan kardiovaskuler adalah asam lemak jenuh rantai panjang
jumlah rantai karbon lebih dari 17 sebagai sumber utamanya adalah lemak hewani.
1. Kadar air
Kadar air adalah jumlah (dalam%) bahan yang menguap pada pemanasan dengan
suhu dan waktu tertentu. Jika dalam minyak terdapat air maka akan mengakibatkan
reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan kerusakan minyak, yang menyebabkan
rasa dan bau tengik pada minyak. Asam lemak bebas yang mudah menguap dengan
jumlah C4, C6, C8, dan C10 menghasilkan bau tengik karena dapat berubah
menjadi senyawa keton.
2. Indeks bias
Indeks bias minyak atau lemak merupakan perbandingan sinus sudut sinar jatuh dan
sinus sudut sinar pantul cahaya yang melalui minyak. Pembiasan ini disebabkan
karena adanya interaksi antara gaya elektrostatik dan elektromagnetik atom-atom
dalam molekul minyak. Pengujian indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui
kemurnian minyak.
Alat yang digunakan untuk menentukan indeks bias minyak adalah refraktometer.
Penentuan indeks bias minyak pada suhu 25oC, sedangkan untuk lemak pada suhu
400C . Pengukuran indeks bias lemak yang bertitik cair tinggi dilakukan pada suhu
40oC atau 60oC, selama pengukuran suhu harus dikontrol dan dicatat. Indeks bias
Ini akan meningkat pada minyak atau lemak dengan rantai karbon yang panjang
dan juga terdapatnya ikatan rangkap. Nilai indeks bias dari asam lemak juga akan
bertambah dengan meningkatnya bobot molekul.
3. Angka asam
Angka asam dinyatakan sebagai jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak.
Angka asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang berasal dari hidrolisa
minyak ataupun karena proses pengolahan yang kurang baik. Makin tinggi angka
asam maka semakin rendah kualitas dari minyak. Kadang-kadang juga dinyatakan
dengan derajat asam, yaitu banyaknya milliliter KOH 0,1 N yang diperlukan untuk
menetralkan 100 gram minyak atau lemak. Selain itu juga sering dinyatakan sebagai
kadar asam lemak bebas
4. Angka penyabunan
Angka penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan besar molekul
minyakdan lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C
pendek berarti mempunyai berat molekul relatif kecil, akan mempunyai angka
penyabunan yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar
mempunyai angka penyabunan relatif kecil. Angka penyabunan dinyatakan sebagai
banyak (mg) KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram minyak atau
lemak.
5. Angka iod
Angka iod menjelaskan ketidakjenuhan asam lemak penyusun minyak dan lemak.
Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iod dan membentuk senyawaan yang
jenuh. Banyaknya iod yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap. Angka
iod dinyatakan sebagai banyaknya gram iod yang diikat oleh 100 gram minyak atau
lemak. Penentuan angka iod dapat dilakukan dengan cara Hanus atau cara
Kaufmaun dan cara Von Hubl atau cara Wijs. Pada cara Hanus, larutan iod
standarnya dibuat dalam asam asetat pekat (glacial) yang berisi bukan saja iod tetapi
juga iodium bromide. Adanya iodium bromide dapat mempercepat reaksi,
sedangkan cara Wijs menggunakan larutan iod dalam asam asetat pekat yang
mengandung iodium klorida sebagai pemicu
5. Angka peroksida
Kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa oksidasi dan
hidrolitik, baik enzimatik maupun nonenzimatik. Diantara kerusakan minyak yang
mungkin terjadi ternyata kerusakan karena autoksidasi yang paling besar
pengaruhnya terhadap cita rasa. Bau tengik atau rancid pada minyak disebabkan
karena adanya aldehid dan keton.Untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak
dapat dinyatakan sebagai angka peroksida. Angka peroksida dinyatakan dalam
miliequivalen dari peroksida dalam setiap 1000 g minyak atau lemak. Cara yang
sering digunakan untuk menentukan bilangan peroksida berdasarkan pada reaksi
antara alkali iodida dalam larutan asam dengan ikatan peroksida.