Perkembangan pengetahuan tentang hutan tropis tidak akan terlepas dari kontribusi A. F. W.
Schimper, seorang ahli tumbuhan Jerman. Buku yang membahas hutan tropis seperti Whitmore
(1984) dan Richard (1996) menyebutkan Scimper sebagai seorang yang mengenalkan istilah
Hutan Hujan Tropis (Tropische Regenwald).
Deskripsi Schimper tentang hutan tropis masih relevan dan digunakan hingga saat ini.
Menurutnya, hutan tropis dicirikan dengan pepohonan setinggi minimal 30 meter, menyerap air,
selalu hijau, dan basah. Komunitas tumbuhan dipenuhi oleh liana berbatang, dan epifit yang
menempel di mana-mana.
Hutan tropis ternyata bukan saja memiliki curah hujan tinggi, tetapi mencakup pula hutan musim
atau hutan monsun. Tipe hutan monsun dicirikan dengan gugur daun pada musim panas
(Whitmore 1984). Collins et al. (1991) menyatakan bahwa hutan monsun tropis di Indonesia
dapat ditemui di Jawa Timur, Madura, Bali dan Nusa Tenggara. Penyebaran hutan monsun ini
sampai ke bagian Selatan Papua dan ke utara Sulawesi bagian Selatan.
Schimper membagi dua macam hutan tropis (Collin et al. 1991, Whitmore 1998), yaitu hutan
hujan tropis dan hutan monsun tropis. Pembahasan hutan monsun tropis lebih sedikit jika
dibandingkan dengan hutan hujan tropis. Maka kadangkala pembahasan hutan hujan tropis, juga
meliputi hutan monsun tropis. Ciri utama hutan monsun tropis adalah curah hujan bulanan lebih
dari 3 bulan di bawah 60 mm.
Pembagian tipe ekosistem hutan dan definisi ekosistem hutan berbeda-beda antara satu ahli
dengan ahli lainnya. Meski demikian melalui ciri-ciri umum, kita bisa mengenali tipe sebuah
ekosistem di kawasan tropis. Untuk menentukan tipe suatu ekosistem, salah satunya dapat
dilihat dari vegetasinya.
Klasifikasi vegetasi dapat dibedakan berdasarkan iklim, elevasi, substrat (tempat tumbuh), dan
struktur vegetasi. Jika dirinci, Indonesia memiliki 57 tipe ekosistem alami di Indonesia
(Kartawinata 2013). Namun secara umum tipe vegetasi di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi beberapa tipe ekosistem utama.
Hutan Mangrove
Hutan Pantai
Hutan Rawa Air Tawar
Hutan Kerangas
Hutan Pegunungan
Savana
kembali
Referensi
Collins, N. M., J. A. Sayer, T. C. Whitmore. 1991. The Conservation Atlas of Tropical Forests.
Asia and The Pacific. Macmillian Press Ltd; London.
Ghazoul, J. and D. Sheil. 2010. Tropical Rain Forest Ecology, Diversity, and Conservation.
Oxford University Press, New York.
Kartawinata, K. 2013. Diversitas ekosistem alami Indoesia: Ungkapan singkat dengan sajian foto
dan gambar. LIPI Press dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Jakarta.
Richards, P. W. 1996. The Tropical Rain Forest. Second Edition. Cambridge University Press,
Cambridge.
Van Steenis, C.G. G. J. 2006. Flora Pegunungan Jawa. Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Bogor,
Indonesia.
Whitmore, T. C. 1984. Tropical Rain Forest of The Far East. Second Edition. Oxford
University Press, Oxfrod.
Whitten, T., R. E. Soeriaatmadja, & S.S. Afiff. 1999. Ekologi Jawa dan Bali. Prenhallindo,
Jakarta. xxii + 972 hal.
http://www.mongabay.co.id/mengenal-ekosistem-hutan-tropis-indonesia/
Ekosistem .:: HUTAN HUJAN TROPIS ::.
Secara geografis daerah tropis mencakup wilayah yang terletak di antara titik balik rasi bintang Cancer
dan rasi bintang Capricornus, yaitu antara 23°27’ Lintang Utara dan 23°27’ Lintang Selatan. Meliputi
wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, Australia bagian Utara, sebagian besar wilayah Afrika, Kepulauan
Pasifik, Amerika Tengah dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Menurut Koeppen (1930) daerah
tropis adalah wilayah yang terletak di antara garis isoterm 180 C bulan terdingin. Daerah tropis secara
keseluruhan mencakup 30 % dari luas permukaan bumi. Hutan Tropis merupakan hutan yang berada di
daerah tropis.
Hutan hujan tropis merupakan salah satu tipe vegetasi hutan tertua yang telah menutupi banyak lahan.
Ekosistem hutan hujan tropis terbentuk oleh vegetasi klimaks pada daerah dengan curah hujan 2.000
-11.000 mm per tahun, rata-rata temperatur 25°C dengan perbedaan temperatur yang kecil sepanjang
tahun, dan rata-rata kelembapan udara 80 %.
Tipe ekosistem hutan hujan tropis terdapat di wilayah yang memiliki tipe iklim A dan B (menurut
klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson), atau dapat dikatakan bahwa tipe ekosistem tersebut berada pada
daerah yang selalu basah, pada daerah yang memiliki jenis tanah Podsol, Latosol, Aluvial, dan Regosol
dengan drainase yang baik, dan terletak jauh dari pantai.
Tegakan hutan hujan tropis didominasi oleh pepohonan yang selalu hijau. Keanekaragaman spesies
tumbuhan dan binatang yang ada di hutan hujan tropis sangat tinggi. Jumlah spesies pohon yang
ditemukan dalam hutan hujan tropis lebih banyak dibandingkan dengan yang ditemukan pada ekosistem
yang lainnya. Misalnya, hutan hujan tropis di Amazonia mengandung spesies pohon dan semak sebanyak
240 spesies.
Hutan alam tropis yang masih utuh mempunyai jumlah spesies tumbuhan yang sangat banyak. Hutan di
Kalimantan mempunyai lebih dari 40.000 spesies tumbuhan, dan merupakan hutan yang paling kaya
spesiesnya di dunia. Di antara 40.000 spesies tumbuhan tersebut, terdapat lebih dari 4.000 spesies
tumbuhan yang termasuk golongan pepohonan besar dan penting. Di dalam setiap hektar hutan tropis
seperti tersebut mengandung sedikitnya 320 pohon yang berukuran garis tengah lebih dari 10 cm. Di
samping itu, di hutan hujan tropis Indonesia telah banyak dikenali ratusan spesies rotan, spesies pohon
tengkawang, spesies anggrek hutan, dan beberapa spesies umbi-umbian sebagai sumber makanan dan
obat-obatan.
Tajuk pohon hutan hujan tropis sangat rapat, ditambah lagi adanya tumbuh-tumbuhan yang memanjat,
menggantung, dan menempel pada dahan-dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal
ini menyebabkan sinar matahari tidak dapat menembus tajuk hutan hingga ke lantai hutan, sehingga
tidak memungkinkan bagi semak untuk berkembang di bawah naungan tajuk pohon kecuali spesies
tumbuhan yang telah beradaptasi dengan baik untuk tumbuh di bawah naungan.
Itu semua merupakan ciri umum bagi ekosistem hutan hujan tropis. Selain ciri umum yang telah
dikemukakan di atas, masih ada ciri yang dimiliki ekosistem hutan hujan tropis, yaitu kecepatan daur
ulang sangat tinggi, sehingga semua komponen vegetasi hutan tidak mungkin kekurangan unsur hara.
Jadi, faktor pembatas di hutan hujan tropis adalah cahaya, dan itu pun hanya berlaku bagi tumbuh-
tumbuhan yang terletak di lapisan bawah. Dengan demikian, herba dan semak yang ada dalam hutan
adalah spesies-spesies yang telah beradaptasi secara baik untuk tumbuh di bawah naungan pohon.
A. Tipe Hutan Hujan Tropis Menurut Ketinggian Tempat
Menurut ketinggian tempat dari permukaan laut, hutan hujan tropis dibedakan menjadi tiga zona atau
wilayah sebagai berikut.
1. Zona 1 dinamakan hutan hujan bawah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 0 -1.000
m dari permukaan laut.
2. Zona 2 dinamakan hutan hujan tengah karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 1.000 -
3.300 m dari permukaan laut.
3. Zona 3 dinamakan hutan hujan atas karena terletak pada daerah dengan ketinggian tempat 3.300 -
4.100 m dari permukaan laut.
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan bawah meliputi pulaupulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa
Tenggara, Irian, Sulawesi, dan beberapa pulau di Maluku misalnya di pulau Taliabu, Mangole, Mandioli,
Sanan, dan Obi. Di hutan hujan bawah banyak terdapat spesies pohon anggota famili Dipterocarpaceae
terutama anggota genus Shorea, Dipterocarpus, Hopea, Vatiea, Dryobalanops, dan Cotylelobium. Dengan
demikian, hutan hujan bawah disebut juga hutan Dipterocarps. Selain spesies pohon anggota famili
Dipterocarpaceae tersebut juga terdapat spesies pohon lain dari anggota famili Lauraceae, Myrtaceae,
Myristicaceae, dan Ebenaceae, serta pohon-pohon anggota genus Agathis, Koompasia, dan Dyera.
Pada ekosistem hutan hujan bawah di Jawa dan Nusa Tenggara terdapat spesies pohon anggota genus
Altingia, Bischofia, Castanopsis, Ficus, dan Gossampinus, serta spesies-spesies pohon dari famili
Leguminosae. Adapun eksosistem hutan hujan bawah di Sulawesi, Maluku, dan Irian, merupakan hutan
campuran yang didominasi oleh spesies pohon Palaquium spp., Pometia pinnata, Intsia spp., Diospyros
spp., Koordersiodendron pinnatum, dan Canarium spp. Spesies-spesies tumbuhan merambat yang
banyak dijumpai di hutan hujan bawah adalah anggota famili Apocynaceae, Araceae, dan berbagai
spesies rotan (Calamus spp.).
Penyebaran tipe ekosistem hutan hujan atas hanya di Irian Jaya dan di sebagian daerah Indonesia Barat.
Tipe ekosistem hutan hujan atas pada umumnya berupa kelompok hutan yang terpisah-pisah oleh
padang rumput dan belukar. Pada ekosistem hutan hujan atas di Irian Jaya banyak mengandung spesies
pohon Conifer (pohon berdaun jarum) genus Dacrydium, Libecedrus, Phyllocladus, dan Podocarpus. Di
samping itu, mengandung juga spesies pohon Eugenia spp. dan Calophyllum, sedangkan di sebagian
daerah Indonesia Barat dijumpai juga kelompokkelompok tegakan Leptospermum, Tristania, dan
Phyllocladus yang tumbuh dalam ekosistem hutan hujan atas pada daerah yang memiliki ketinggian
tempat lebih dari 3.300 m dpl.
4. Hutan Savana
Hutan savana merupakan hutan yang banyak ditumbuhi kelompok semak belukar diselingi padang
rumput dengan jenis tanaman berduri. Periode musim kemarau 4 – 6 bulan dengan curah hujan kurang
dari 1.000 mm per tahun. Jenis-jenis yang tumbuh di hutan ini umumnya dari Famili Leguminosae dan
Euphorbiaceae. Tipe Hutan ini umum dijumpai di Flores, Sumba dan Timor.
Pada sistem klasifikasi ini dasar yang dipakai adalah ciri-ciri luar vegetasi yang mudah dikenali dan
dibedakan, seperti semak, rumput, pohon dan lain-lain. Ciri lebih lanjut seperti menggugurkan daun,
selalu hijau, tinggi dan derajad penutupan tegakan dapat pula diterapkan. Ciri-ciri yang umum digunakan
yaitu :
- Tinggi vegetasi, yang berkaitan dengan strata yang nampak oleh mata biasa
- Struktur, berpedoman pada susunan stratum (A, B, C, D dan E), dan penutupan tajuk (Coverage).
- Life-form atau bentuk hidup atau bentuk pertumbuhan, merupakan individu-individu penyusun
komunitas tumbuh-tumbuhan.
Contoh :
Kanopi : 25 – 45 m
Kanopi : 15 – 33 m
Kanopi : 2 - 18 m
Di Indonesia berdasarkan ciri physiognomi tedapat dua tipe hutan yaitu : Hutan Hujan Tropis, hutan yang
selalu hijau dan hutan musim atau hutan yang menggugurkan daun. Hutan hujan tropis umumnya
dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku bagian Utara dan Papua sedangkan hutan musim
yang menggugurkan daun dijumpai di Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku bagian Selatan.
Tipe hutan berdasarkan sosiologi vegetasi merupakan pengklasifikasian hutan berdasarkan jenis yang
dominan pada hutan tersebut atau berdasarkan famili yang dominan di daerah itu. Contoh :
- Hutan Dipterocarpaceae di Asia Tenggara, merupakan hutan tropis yang umum dijumpai dan Famili
yang mendominasi adalah Famili Dipterocarpaceae.
- Hutan Shorea albida di Serawak, merupakan hutan tropis yang didominasi jenis Shorea albida.
- Hutan Ebony (Diospyros sp) di Sulawesi, merupakan hutan tropis yang didominasi oleh Ebony atau kayu
hitam.
- Hutan Mahoni di Jawa, meupakan hutan musim yang didominasi oleh mahoni di pulau Jawa.
Hutan pada tipe azonal umumnya dipengaruhi oleh kondisi tanah dan air serta kondisi tempat tumbuh
yang miskin hara.
1. Hutan Mangrove
Hutan yang berada di tepi pantai, didominir oleh pohon-pohon tropika atau belukar dari genus
Rhizophora, Languncularia, Avicennia dan lain-lain.
PUSTAKA :
1. Soerianegara, I dan Indrawan, A. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi. Fakultas
Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
2. Kusmana & Istomo, 1995. Ekologi Hutan : Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
4. Richard & Steven, 1988. Forest Ecosystem : Academic Press. San Diego. California.
5. Arief, A. 1994, Hutan Hakekat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Yayasan Obor Indonesia
Jakarta.
6. Weidelt, H. J, 1995, Silvikultur Hutan Alam Tropika (Diterjemahkan oleh : Nunuk Supriyanto),
Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta.
7. Whitmore, T. C, 1984, Tropical Rain Forest of The Far East (Second Edition), Oxford University
Press, Oxford.
Formasi Ekosistem :
Artikel Terkait :
KERUSAKAN HUTAN
DEFINISI HUTAN
DEFINISI DEFORESTASI
http://ekologi-hutan.blogspot.co.id/2011/10/ekosistem-hutan-hujan-tropis.html
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang tinggi, iklim yang hangat, dan curah hujan
yang tinggi. Di beberapa hutan hujan, curah hujannya lebih besar dari 1 inci per hari!
Hutan hujan dapat ditemukan di Afrika, Asia, Australia, serta Amerika Tengah dan Selatan. Hutan hujan
terbesar di dunia adalah hutan hujan Amazon.
Hutan hujan dapat dijumpai di daerah tropis, daerah di antara Capricorn Tropis dan Cancer Tropis. Di
daerah ini, matahari bersinar sangat kuat dan dengan kuantitas waktu yang sama setiap hari sepanjang
tahun, menjadikan iklim hangat dan stabil.
Banyak negara memiliki hutan hujan. Negara-negara dengan jumlah hutan hujan terbesar adalah:
1. Brazil
2. Kongo, Republik Demokratik
3. Peru
4. Indonesia
5. Kolombia
6. Papua Nugini
7. Venezuela
8. Bolivia
9. Meksiko
10. Suriname
Setiap hutan hujan adalah unik, namun ada beberapa fitur tertentu yang umumnya terdapat pada semua
hutan hujan tropis.
2. Curah hujan: hutan hujan memperoleh curah hujan sebesar paling tidak 80 inci setiap tahunnya
3. Kanopi: hutan hujan memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya yang
terbentuk oleh rapatnya pohon-pohon hutan hujan
4. Keanekaragaman biota: hutan hujan memiliki tingkan keragaman biota yang tinggi (biodiversity).
Biodiversity adalah sebutan untuk seluruh benda hidup -- seperti tumbuhan, hewan, dan jamur -- yang
ditemukan di suatu ekosistem. Para peneliti percaya bahwa sekitar separuh dari tumbuhan dan hewan
yang ditemukan di muka bumi hidup di hutan hujan
5. Hubungan simbiotik antar spesies: spesies di hutan hujan seringkali bekerja bersama. Hubungan
simbiotik adalah hubungan dimana dua spesies berbeda saling menguntungkan dengan saling
membantu. Contohnya, beberapa tumbuhan membuat struktur tempat tinggal kecil dan gula untuk
semut. Sebagai balasannya, semut menjaga tumbuhan dari serangga-serangga lain yang mungkin ingin
memakan daun dari tumbuhan tersebut
Apakah kanopi itu?
Di hutan hujan tropis, kebanyakan kehidupan tumbuhan dan hewan tidak ditemukan di permukaan
tanah (forest floor), tapi mungkin di dunia dedaunan yang dikenal dengan nama kanopi. Kanopi, yang
bisa berada di ketinggian 100 kaki (30 m) dari atas tanah, terbentuk oleh cabang-cabang dan dedaunan
pohon-pohon hutan hujan yang saling tumpang tindih.
Para peneliti memperkirakan bahwa 70-90% dari kehidupan di hutan hujan ditemukan di pepohonan, ini
membuatnya menjadi habitat terkaya bagi kehidupan tumbuhan dan hewan. Banyak hewan terkenal
termasuk monyet, katak, kadal, burung, sloth, dan kucing kecil ditemukan di kanopi.
Lingkungan di kanopi sangat berbeda dari lingkungan di permukaan tanah. Saat siang hari, kanopi lebih
kering dan lebih panas dibandingkan bagian lain dari hutan dan tumbuhan dan hewan yang hidup di
sana telah beradaptasi untuk kehidupan di pepohonan.
Contohnya, banyaknya dedaunan di kanopi membuat susah untuk melihat lebih dari beberapa meter,
membuat banyak hewan-hewan kanopi yang bergantung pada teriakan keras atau nada-nada tertentu
untuk berkomunikasi. Kesenjangan di antara pepohonan juga membuat beberapa hewan kanopi
berpindah dari pohon yang satu ke pohon lainnya dengan terbang, melompat, atau mengayun.
Para ilmuwan telah tertarik untuk meneliti mengenai kanopi sejak lama, namun karena tingginya
pepohonan hutan hujan penelitian sulit dilakukan hingga baru-baru ini. Saat ini terdapat fasilitas-fasilitas
yang dapat membantu para peneliti ini untuk menguak rahasia kanopi, seperti jembatan tali, tangga, dan
menara.
Kanopi hanyalah salah satu dari beberapa lapisan di hutan hujan. Amati diagram di sebelah kiri untuk
melihat lapisan lainnya (overstory, understory, shrumb layer, dan forest floor)
Lantai hutan adalah dimana terjadinya pembusukan (decomposation). Dekomposasi atau pembusukan
adalah proses ketika makhluk-makhluk pembusuk seperti jamur dan mikro organism mengurai
tumbuhan dan hewan yang mati dan mendaur ulang material-material serta nutrisi-nutrisi yang berguna.
Banyak dari hewan-hewan terbesar hutan hujan ditemukan di lantai hutan. Beberapa dari ini termasuk
gajah, tapir, dan macan kumbang.
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon dioksida dari atmosfer.
Pembuangan karbon dioksida ke atmosfer dipercaya memberikan pengaruh bagi perubahan iklim melalui
pemanasan global. Karenanya hutan hujan mempunyai peran yang penting dalam mengatasi pemanasan
global.
Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan membuat hujan dan mengatur suhu.
Hutan hujan tropis membantu menyediakan rumah bagi tumbuhan dan hewan liar
Hutan hujan merupakan rumah bagi banyak spesies tumbuhan dan hewan di dunia, termasuk
diantaranya spesies yang terancam punah. Saat hutan ditebangi, banyak spesies yang harus menghadapi
kepunahan. Beberapa spesies di hutan hujan hanya dapat bertahan hidup di habitat asli mereka. Kebun
binatang tidak dapat menyelamatkan seluruh hewan.
Hutan hujan membantu menjaga peredaran air. Menurut U.S. Geological Survey, "peredaran air, juga
dikenal dengan peredaran hidrologi, menggambarkan pergerakan berkelanjutan dari air di, di atas, dan di
bawah permukaan bumi."
Peran hutan hujan dalam peredaran air ini adalah untuk menambah air ke atmosfer melalui proses
transpirasi (dimana mereka melepas air dari daun-daunnya pada saat fotosintesis). Uap air ini
mempengaruhi formasi awan hujan yang melepaskan air kembali ke hutan hujan. Di Amazon, 50-80%
dari uap air tetap di dalam ekosistem peredaran air.
Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin berkurang, dan hujan yang
diturunkan pun turut berkurang, bahkan terkadang hingga menyebabkan kekeringan.
Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah. Saat pepohonan
ditebangi, tak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi permukaan tanah dan tanah pun akan
cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Proses terbawa hanyutnya tanah ini dikenal dengan erosi.
Begitu air ikut terbawa ke sungai, akan menimbulkan masalah bagi ikan dan manusia. Ikan akan
menderita karena air menjadi keruh, sedangkan manusia akan memperoleh kesulitan menavigasikan
terusan yang menjadi lebih dangkal karena meningkatnya jumlah tanah di air. Sedangkan para petani
akan kehilangan lapisan atas tanah yang penting untuk menanam tanaman.
Anda masih Mau ada tujuan membuat Rusak hutan lagi? Ingat anak dan cucu kita alam semesta
janganlah dirusak Hargai penciptanya !!
http://www.kompasalam.com/2016/02/pengertian-manfaat-fungsi-dan-ciri-ciri-hutan-hujan-tropis-
lengkap.html
Hutan hujan tropis adalah hutan dengan pohon-pohon yang menjulang. Pohon-
pohon ini memiliki kanopi, yaitu lapisan-lapisan cabang pohon beserta daunnya
yang terbentuk oleh rapatnya pepohonan.
Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan memiliki begitu banyak tanaman dan hewan. Lebih dari 50% tanaman
dan hewan di bumi hidup di sini. Hal tersebut dikarenakan besarnya jumlah energi
yang tersimpan di hutan ini. Melimpahnya sinar matahari diubah menjadi energi
oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis. Energi ini tersimpan pada tumbuhan
kemudian dikonsumsi oleh hewan. Selain itu, hutan hujan tropis berstruktur kanopi,
memungkinkan tersedianya banyak tempat bagi tanaman untuk tumbuh dan
tempat hidup bagi hewan. Kanopi menyediakan sumber-sumber makanan baru,
perlindungan, dan tempat bersembunyi. Hutan hujan tropis juga dijuluki sebagai
farmasi terbesar di dunia karena hampir 1/4 obat modern berasal dari tumbuhan di
hutan hujan ini.
Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis secara sederhana adalah hutan hujan di daerah tropis. Hutan ini
dapat dijumpai di sekitar ekuator dari 23,5 LU hingga 23,5 LS yaitu daerah antara
Cancer Tropis dan Capricorn Tropis. Hutan ini dapat ditemukan di Asia (Indonesia),
Australia, Afrika (Kongo), Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan (Bolivia,
Venezuela, Kolombia, Brazil, Suriname, Peru), Papua Nugini, pulau-pulau di
samudera Pasifik, kepulauan Karibia, dan pulau-pulau Samudera Hindia.
Distribusi Hutan Hujan Tropis
Flora
Udara di bawah kanopi hampir selalu lembab. Pohon-pohon mengeluarkan air
melalui pori-pori daun (stomata). Proses penguapan ini disebut transpirasi.
penguapan ini menyebabkan setengah dari curah hujan di hutan hujan.
Lebih dari 2.500 spesies tanaman merambat tumbuh di hutan hujan. Liana tumbuh
dari semak kecil yang tumbuh di lantai hutan, ia menumbuhkan sulur untuk
menggapai pohon dan mencapai sinar matahari di atas kanopi. Tanaman merambat
tumbuh dari satu pohon ke pohon lain dan membentuk 40% dari daun kanopi.
Rotan anggur memiliki duri di bagian bawah daunnya yang menunjuk ke belakang
sebagai pegangan anakan pohon.
Tidak ada spesies dominan di hutan hujan tropis. Pohon dari spesies yang sama
sangat jarang ditemukan tumbuh berdekatan. Keragaman hayati dan pemisahan
spesies mencegah kontaminasi massal dan kematian dari penyakit atau karena
pertumbuhan serangga. Keanekaragaman hayati juga menjamin bahwa akan ada
cukup serbuk sari untuk mengurus kebutuhan setiap spesies. Hewan tergantung
pada bunga-buah tanaman sebagai pasokan makanan sepanjang tahun.
Fauna
Kehidupan fauna sangat beragam. Hewan-hewan penghuni hutan hujan tropis
berupa mamalia, burung, reptil, amfibi, dan serangga. Karakteristik hewan ini
adalah memiliki warna-warna cerah dengan pola yang tajam, bersuara keras, dan
ketergantungan pada buah-buahan.
Deforestasi
Wilayah hutan hujan makin berkurang karena dibuka, ditebangi, dan dimusnahkan.
Tanaman dan hewan yang hidup di hutan-hutan ini, harus mencari tempat tinggal
baru atau menghadapi kepunahan.
Manusia adalah penyebab utama hilangnya hutan. Manusia menebangi hutan hujan
untuk mengambil kayu untuk bangunan, bahan dasar kertas dan kayu untuk
membuat api. Manusia membuka hutan sebagai lahan pertanian. Hutan juga dibuka
sebagai tempat untuk tinggal. Selain itu hutan dibuka dengan alasan
pembangunan.
Deforestasi
Deforestasi
Hutan hujan membantu menstabilkan iklim dunia dengan cara menyerap karbon
dioksida dari atmosfer. Hutan hujan juga mempengaruhi kondisi cuaca lokal dengan
membuat hujan dan mengatur suhu. Hutan hujan membantu menjaga peredaran
air. Jika hutan hujan ditebangi, uap air yang masuk ke atmosfer akan semakin
berkurang, dan hujan yang diturunkan pun turut berkurang, hal ini bisa
menyebabkan kekeringan.
Akar-akar dari pepohonan dan vegetasi hutan hujan membantu menahan tanah.
Saat pepohonan ditebangi, tak akan ada lagi penahan apapun yang melindungi
permukaan tanah dan tanah pun akan cepat terbawa hanyut oleh air hujan. Hal ini
menyebabkan banjir dan erosi.
Hutan adalah sumber makanan dan obat. Hutan juga sumber kehidupan suku asli.
Perbaikan
Hutan hujan saat ini semakin menyusut. Setiap orang harus bekerja bersama
dalam rangka menjaga hutan hujan dan kehidupan alam liarnya. Sehingga hutan
hujan dapat bertahan agar anak-anak kita dapat menghargai dan menikmatinya.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan hutan
hujan.
Menganjurkan orang lain untuk hidup dengan cara yang tidak merusak
lingkungan.
Hal-hal yang dapat kita lakukan di rumah untuk mengurangi kerusakan lingkungan.
Matikan lampu saat tidak dibutuhkan. Saat bola lampu perlu diganti, gantilah
dengan lampu hemat energi
Daur ulang
Jangan membeli produk kayu dari Indonesia, Malaysia, Brazil, atau Afrika
kecuali kita tahu kayu-kayu tersebut berasal dari suplier ramah lingkungan.
Cara mudah untuk mengetahui apakah kayu tersebut aman bagi hutan hujan
adalah bila memiliki label sertifikasi. Sebagai contoh label sertifikasi adalah
"FSC-certified" yang berarti kayu tersebut berasal dari hutan yang diatur
secara berkepanjangan.
Belajar lebih banyak mengenai hutan hujan serta tumbuhan dan hewan yang
hidup di dalamnya.
Ceritakan pada teman dan orang tua tentang pentingnya hutan hujan.
Video berikut ini menceritakan kehidupan di hutan hujan tropis, jangan lupa
keraskan speakernya, selamat menonton.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Rainforest
http://www.blueplanetbiomes.org/rainforest.htm
http://indonesia.mongabay.com/rainforests
http://www.youtube.com
file:///C:/Users/user/Downloads/Mengenal%20Hewan%20dan%20Tumbuhan%20%20Bioma%20Hutan
%20Hujan%20Tropis.htm