PENDAHULUAN
Penentuan karakter struktural material, baik dalam bentuk pejal atau partikel,
kristalin atau amorf, merupakan kegiatan inti dalam ilmu material. Pendekatan umum
yang diambil adalah meneliti material dengan berkas radiasi atau partikel berenergi
polikromatik.
Sinar-X pertama kali ditemukan oleh Wilhem Conrad Rontgen pada tahun 1895.
Dinamakan dengan sinar-X pada waktu itu dikarenakan tidak diketahuinya apa
sebenarnya sinar tersebut, maka disebutlah dengan sinar-X. Sinar-X digunakan untuk
tujuan pemeriksaan yang tidak merusak pada material maupun manusia. Disamping
itu, sinar-X dapat digunakan dalam analisis kualitatif dan kuantitatif material.
Pada waktu suatu material dikenai sinar-X, maka intensitas sinar yang
ditransmisikan lebih rendah dari intensitas sinar datang. Hal ini disebabkan adanya
penyerapan oleh material dan juga penghamburan oleh atom-atom dalam material
tersebut. Berkas sinar-X yang dihamburkan tersebut ada yang saling menghilangkan
karena fasanya berbeda ada juga yang saling menguatkan karena fasanya sama.
Berkas sinar-X yang saling menguatkan itulah yang disebut sebagai berkas difraksi.
Seperti kita ketahui bahwa perumusan matematika yang telah di buat oleh
Bragg tentang persyaratan yang harus dipenuhi agar berkas sinar-X yang dihamburkan
tersebut merupakan berkas difraksi. Sinar-X dihasilkan dari tumbukan antara elektron
berkecepatan tinggi dengan logam target. Dari prinsip kerja inilah yang kemudian
1
dimanfaatkan dan dibuat beberapa jenis alat dengan menerapkan prinsip dari Hukum
Bragg.
Salah satu jenis alat tersebut adalah X-Ray Diffraction (XRD), alat ini
merupakan salah satu alat yang memanfaatkan prinsip dari Hukum Bragg dengan
menggunakan metode karakterisasi material yang paling tua dan yang paling sering
digunakan. Teknik ini yang digunakan sebagai alat untuk mengidentifikasi suatu fasa
dari kristalin di dalam suatu material dengan cara menentukan parameter struktur kisi
(XRD).
suatu sampel yang terlebih dahulu telah dipreparasi menjadi ukuran 200 mesh yang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sinar-X
elektron-elektron dengan kecepatan tinggi dalam tabung vakum. Suatu kristal dapat
digunakan untuk mendifraksi berkas sinar-X dikarenakan orde dari panjang gelombang
sinar-X hampir sama atau lebih kecil dengan orde jarak antar atom dalam suatu kristal
(Zulianingsih, 2012).
penting untuk menganalisa suatu kristal. Karakterisasi X-Ray Diffraction (XRD) dapat
digunakan untuk menentukan struktur kristal menggunakan sinar-X. Metode ini dapat
digunakan untuk menentukan jenis struktur, ukuran butir, konstanta kisi. Sinar-X
nm (Smallman, 1999).
antara sekitar 200eV sampai dengan 1 MeV, terletak antara ultra-ungu dan sinar-γ.
Sinar ini dihasilkan ketika partikel bermuatan listrik, misalnya elektron, yang bergerak
dengan kecepatan tinggi ditumbukkan pada logam berat. Pada peristiwa ini tenaga
radiasi yang dipancarkan bergantung pada tenaga kinetik elektron. Sebuah elektron
yang menumbuk atom sasaran menghasilkan sebuah foton sinar-X dengan tenaga
Setelah menumbuk, elektron memiliki tenaga sebesar E < Ee. Karena keadaan awal
dan akhir elektron tidak terkuantisasi, maka foton yang dihasilkan memiliki spektrum
3
dengan panjang gelombang yang semambung. Selain radiasi Bremsstrahlung, elektron
gelombang cemiri. Proses terjadinya sinar-X cemiri adalah sebagai berikut. Tumbukan
antara elektron bebas yang dipercepat dengan atom sasaran menghasilkan transfer
orbit atom sasaran. Apabila tenaga yang ditransfer cukup besar, terjadi peristiwa
ionisasi. Tenaga ionisasi elektron terluar hanyalah sekitar 100 eV dani tenaga ionisasi
elektron dari kulit K sekitar 120 keV. Tetapi sinar-X memiliki kebolehjadian yang lebih
besar berinteraksi dengan elektron di kulit K daripada dengan elektron di kulit atom
kekosongan elektron di kulit K. Tempat yang kosong ini segera diisi oleh elektron yang
berada pada keadaan tenaga yang lebih tinggi, misalnya elektron di kulit L atau M
yang disertai dengan pancaran sebuah foton. Jika elektron pengisi kekosongan berasal
dari kulit L maka sinar-X yang dihasilkan dinamakan sinar-x Ka. Sedangkan jika berasal
dari kulit L dinamakan sinar-X Kb, dan bila berasal dari kulit M dinamakan sinar-X Kg.
Ketika kulit L terdapat sebuah lubang elektron karena ditinggalkan oleh elektron
yang berpindah ke kulit K, maka sebuah elektron dari kulit M, N atau O akan
dipancarkan dalam bentuk sebuah photon yaitu radiasi sinar-X cemiri. Bila elekron
yang mengisi berasal dari kulit M maka sinar-X yang terjadi dinamakan sinar-X La,
Komponen utama X-Ray Diffraction (XRD) yaitu terdiri dari tabung katoda
(tempat terbentuknya sinar-X), sampel holder dan detektor. Pada X-Ray Diffraction
4
(XRD) menggunakan sumber Co dengan komponen lain berupa cooler yang digunakan
yang tinggi dan menghasilkan panas. Kemudian seperangkat komputer dan CPU.
difraksi pada sudut-sudut dari suatu bahan. Data yang diperoleh dari X-Ray Diffraction
(XRD) berupa intensitas difraksi sinar-X yang terdifraksi dan sudut-sudut 2θ. Tiap pol
ayang muncul pada pola X-Ray Diffraction (XRD) mewakili satu bidang kristal yang
Suatu kristal yang dikenai oleh sinar-X tersebut berupa material (sampel),
sehingga intensitas sinar yang ditransmisikan akan lebih rendah dari intensitas sinar
datang. Berkas sinar-X yang dihamburkan ada yang saling menghilangkan (interferensi
destruktif) dan ada juga yang saling menguatkan yaitu interferensi konstrktif (Grant,
1998).
Difraksi sinar-X atau X-Ray Diffraction (XRD) adalah suatu metode analisa yang
menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Profil X-
Ray Diffraction (XRD) juga dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada
padatan atau sampel. Difraksi sinar-X ini digunakan untuk beberapa hal, diantaranya:
Difraksi sinar-X terjadi karena pada hamburan elastis foton-foton sinar-X oleh
atom dalam sebuah kisi periodik. Hamburan monokromatis sinar-X dalam fasa tersebut
5
memberikan interferensi yang konstruktif. Penggunaan difraksi sinar-X untuk
Dimana λ adalah panjang gelombang sinar-X yang digunakan, d adalah jarak antara
dua bidang kisi, θ adalah sudut antara sinar datang dengan bidang normal, dan n
Jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada sampel kristal, maka bidang kristal itu
akan membiaskan sinar-X yang memiliki panjang gelombang sama dengan jarak antar
kisi dalam kristal tersebut. Sinar-X dibiaskan dan ditangkap oleh detektor kemudian
diterjemahkan sebagai sebuah puncak difraksi. Semakin banyak bidang kristal yang
terdapat dalam sampel, semakin kuat intensitas pembiasan yang dihasilkan. Tiap
puncak yang muncul pada pola difraktogram mewakili satu bidang kristal yang memiliki
orientasi tertentu dalam sumbu tiga dimensi. Puncak-puncak yang didapatkan dari data
pengukuran ini kemudian dicocokkan dengan standar difraksi sinar-X untuk semua
jenis material.
6
Gambar 2.2 Proses Analisis Difraksi Sinar-X
Alat analisis X-Ray Diffraction (XRD) terdiri dari tabung sinar-X, tempat sampel
dan detektor. Tabung sinar-X berfungsi untuk menghasilkan sinar-X. Detektor terletak
bersebelahan dengan tabung sinar-X dan dapat digerakkan dengan arah θ dari nilai 0-
90o. Sebuah sampel yang berbentuk serbuk ditaruh di sampel holder. Sampel
dikenakan sinar-X dari sudut θ sebesar 0-90o. Setiap sinar yang mengenai sampel akan
didifraksi dan ditangkap oleh detektor. Oleh detektor sinar-sinar diubah menjadi hasil
juga dapat digunakan untuk mengetahui diameter kristal. Ukuran kristal yang mungkin
diukur adalah 3-50 nm. Ukuran kristal yang diperoleh merupakan diameter rata-rata
volume berat.
7
Gambar 2.3 Hasil Difraksi Sinar-X
8
BAB III
AKTIVITAS PRAKTIKUM
3.1.1 Alat
powder.
9
Gambar 3.3 Kaca Ukuran Besar
menjurus ke dalam.
Sample powder.
10
6. Kaca ukuran kecil, digunakan untuk meratakan sampel bubuk yang terletak
di Sample powder.
11
3.1.2 Bahan
powder.
12
2. Meratakan sampel bubuk pada Sample powder menggunakan kaca ukuran
kecil.
13
4. Memasukkan Sample powder ke dalam X-Ray Diffraction (XRD) untuk
analisa selanjutnya.
14