BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopeni, ruam, limfadenopati,
cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue (dengue shock syndrome) adalah
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat dan
tanah air. Selama tahun 2003-2009, angka kasus DBD menunjukkan kenaikkan yang
cukup signifikan. Selama tahun 2003 tercatat 51.516 kasus (IR= 23,87), tahun 2004
tercatat 79.462 kasus (IR= 37,11), tahun 2005 tercatat 95.279 kasus (IR= 43,42),
tahun 2006 tercatat 114.656 kasus (IR= 52,48), tahun 2007 tercatat 158.115 kasus
(IR= 71,78), tahun 2008 tercatat 137.469 kasus (IR= 59,89) dan tahun 2009 158.912
2.1.3 Etiologi
Virus dengue merupakan virus RNA untai tunggal yang berukuran kecil
(50nm), dari genus Flavivirus dan keluarga Flavaviviridae. Virus ini terdiri atas 4
serotipe, yaitu Den–1, 2, 3, dan 4. Struktur antigen ke–4 serotipe ini sangat mirip satu
dengan yang lain, namun antibodi terhadap masing-masing serotipe tidak dapat saling
protein struktural dan nonstruktural. Protein struktural yang terdiri atas protein
envelope (E), protein premembran (prM), dan protein core ( C) merupakan 25% dari
terhadap serotipe yang bersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipe
yang lain. Keempat jenis serotipe virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah di
Kondisi lingkungan yang cocok dan kondusif bagi tempat perindukan vektor
angka morbiditas DBD. Lingkungan sosial budaya yang berisiko tinggi terhadap
Secara geografis nyamuk Aedes aegypti tersebar luas di seluruh pelosok tanah
lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.12 Kepadatan nyamuk ini akan
meningkat pada waktu musim hujan, dimana terdapat banyak genangan air bersih
puncaknya pada bulan Januari. Di daerah urban berpenduduk padat puncak penderita
hujan ideal artinya air hujan tidak sampai menimbulkan banjir dan air menggenang di
suatu wadah/media yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang aman dan
relatif masih bersih (misalnya cekungan di pagar bambu, pohon-pohon, kaleng bekas,
ban bekas, atap atau talang rumah). Tersedianya air dalam media akan menyebabkan
telur nyamuk menetas dan setelah 10–12 hari akan berubah menjadi nyamuk. Bila
manusia digigit oleh nyamuk dengan virus dengue maka dalam 4–7 hari kemudian
akan timbul gejala DBD, bila hanya memperhatikan faktor risiko curah hujan, maka
waktu yang dibutuhkan dari mulai masuk musim hujan hingga terjadinya insiden
DBD adalah sekitar 3 minggu.15 Pengamatan terhadap ICH yang dihubungkan dengan
kenaikan jumlah kasus DBD, maka pada daerah dengan ICH tinggi perlu
kewaspadaan sepanjang tahun, sedangkan daerah yang terdapat musim kemarau maka
9
kewaspadaan terhadap DBD dimulai saat masuk musim hujan, namun ini bila faktor-
kesehatan masyarakat yang kurang. Selain perubahan iklim faktor risiko yang
yang dapat mempengaruhinya, dan akan dibahas antara lain adalah usia, jenis
a. Usia
Meskipun DBD dapat mempengaruhi orang pada semua usia dalam area
endemi dengue, kebanyakan kasus DBD terjadi pada anak-anak dengan usia kurang
b. Jenis Kelamin
Menurut hasil survei pada beberapa area telah menunjukkan sedikit kelebihan
pada anak wanita yang terinfeksi terhadap anak laki-laki. Pada beberapa area lain
juga telah menunjukkan hampir merata tetapi kematian lebih banyak pada anak
c. Tempat
Vektor DBD di Indonesia adalah nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor utama
dan Aedes albopictus sebagai vektor sekunder. Spesies tersebut merupakan nyamuk
penampungan air/wadah yang berada di pemukiman dengan air yang relatif jernih.
penampungan air buatan antara lain: bak mandi, ember, vas bunga, tempat minum
burung, kaleng bekas, ban bekas dan sejenisnya di dalam rumah meskipun juga
rumah, seperti lubang pohon, potongan bambu dan sejenisnya terutama di wilayah
pinggiran kota dan pedesaan, namun juga ditemukan di tempat penampungan buatan
menghisap darah manusia, di samping itu juga bersifat multiple feeding artinya untuk
memenuhi kebutuhan darah sampai kenyang dalam satu periode siklus gonotropik
penularan DBD di wilayah perumahan yang penduduknya lebih padat. Satu individu
nyamuk yang infektif dalam satu periode waktu menggigit akan mampu menularkan
Dengan makin lancarnya hubungan lalu lintas, kota-kota kecil atau daerah semi
urban dekat kota besar pun saat ini menjadi mudah terserang akibat penjalaran
penyakit dari suatu sumber di kota besar. Selain itu juga karena jarak rumah yang
berdekatan, yang memudahkan penularan karena jarak terbang Aedes aegypti 40–100
meter.
e. Perilaku Masyarakat
Vektor dengue bersarang di bejana-bejana yang berisi air jernih dan tawar
seperti bak mandi, drum penampung air, kaleng bekas dan lain-lainnya. Adanya
2.1.6 Vektor
nyamuk Aedes aegypti itu, pada awal mulanya berasal dari Mesir yang kemudian
menyebar ke seluruh dunia, melalui kapal laut dan udara. Nyamuk hidup dengan
subur di belahan dunia yang mempunyai iklim tropis dan subtropik seperti Asia,
bangunan menyerupai gambaran kain kasa. Aedes aegypti dewasa, berukuran lebih
12
spesifik ,yaitu mempunyai gambaran menyerupai bentuk lira (lyre form) yang putih
penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan dengan tanah. Tempat-
tempat tersebut diantaranya seperti: bak mandi/wc, minuman burung, air tandon, air
aedes aegypti dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10–12 hari. Hanya
nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah serta memilih darah menusia
untuk mematangkan telurnya. Usia nyamuk Aedes aegypti betina berkisar antara dua
minggu sampai tiga bulan atau rata-rata satu setengah bulan, tergantung dari suhu
Seekor nyamuk betina dapat meletakkan rata-rata sebanyak 100 butir telur tiap
kali bertelur.14 Kemampuan terbang nyamuk ini berkisar antara 40–100 meter dari
yang tergantung yang ada di dalam rumah, seperti gorden, kelambu dan baju/pakaian
Dalam berbagai proses penanganan tentang penderita DBD dianggap perlu ada
rujukan sebagai panduan adalah WHO terbaru di tahun 2009 yang merupakan
Penyempurnaan ini dilakukan karena dalam temuan di lapangan ada hal-hal yang
kurang sesuai dengan panduan WHO 1997 tersebut. Diusulkan adanya redefinisi
Klasifikasi kasus yang disepakati bahwa 1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue
without warning signs), 2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs),
dengue dan demam disertai dengan mual, muntah, ruam, sakit dan nyeri, uji torniket
cairan, perdarahan mukosa, letargi, lemah, pembesaran hati >2 cm, kenaikan
cairan dengan distress pernafasan, perdarahan hebat, sesuai pertimbangan klinis, dan
14
gangguan organ berat, hepar (AST atau ALT ≥1000, gangguan kesadaran, gangguan
tourniquet, walaupun banyak faktor yang mempengaruhi uji ini tetapi sangat
mencapai 82%.15
2.1.8 Wabah
Keadaan epidemi yang dikenal juga sebagai wabah tidaklah selalu berarti
terjangkitnya suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang baru. Jika frekuensi
suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang telah lama ada tetapi pada suatu
saat meningkat dengan cepat, maka keadaan yang seperti ini juga disebut sebagai
wabah. Dahulu dalam menetapkan keadaan wabah yang menjadi pegangan adalah
penjalaran suatu penyakit dalam arti apabila penyakit tersebut telah menyerang suatu
wilayah yang cukup luas. Pendapat ini dapat dilihat pada definisi wabah menurut:
(karantina).
Wabah ialah penjalaran suatu penyakit dengan cepat disuatu daerah tertentu,
sehingga dalam waktu singkat jumlah penderita menjadi banyak, yang harus diatasi
Pada saat ini yang dipakai dalam menetapkan wabah adalah meningkatnya
jumlah penderita. Pendapat ini dapat dilihat dalam rumusan UU No.4 tahun 1984.
daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
2.2 Pemetaan
pengolahan, dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data spasial didefinisikan
sebagai data keruangan yang terkait dengan permukaan bumi (termasuk dasar laut)
serta objek, fenomena, dan proses yang berada, terjadi, atau berlangsung di atasnya. 16
yang berkaitan dengan beberapa letak geografis wilayah meliputi dataran tinggi,
16
pegunungan, sumber daya, dan potensi penduduk yang berpengaruh terhadap sosial-
kultural yang memiliki ciri khas khusus dalam penggunaan skala yang tepat.17
divisualisasikan dalam bentuk atlas (kertas maupun elektronik), peta (kertas maupun
digital), maupun Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan paket perangkat
keras dan lunak komputer, data geografis dan personil yang didesain untuk
tanah daerah yang penduduknya mempunyai suatu penyakit. SIG penting untuk
penanganan data lingkungan yang diperoleh dari satelit dan dapat meramalkan
kejadian penyakit. Selain itu SIG juga digunakan untuk menggambarkan keadaan
dengue diperoleh informasi spasial yang berkualitas dan sesuai dengan kenyataan.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pemerintah daerah terutama Dinas Kesehatan
wilayah kerjanya.
Seringkali orang bertanya apa kaitan antara geografi dan kesehatan. Kenyataannya
dunia sudah lama dan ramai membicarakan geografi bidang kesehatan meskipun
dengan istilah yang berbeda-beda. Begitu banyak istilah geografi bidang kesehatan
sehingga terdapat secara khusus mengenai perdebatan masalah konsep dan definisi
namun dapat digabungkan menjadi 2 kelompok, yaitu geografi medis dan sistem
lingkungan, deteksi dan analisis cluster, serta pola penyebaran penyakit, dan geografi
kita untuk mengerti hubungan antar data, menguji data, mendukung perencanaan
serta Kabupaten Cianjur di selatan.4 Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.737,53
km2, dengan jumlah penduduk 2.207.181 jiwa yang terdiri dari laki-laki 1.137.818
orang dan perempuan sebanyak 1.069.363 orang yang berarti berkepadatan 1.259
jiwa per km2, serta merupakan lokasi banyak pabrik serta berbagai aktivitas industri
lainnya.4 Selain itu Kabupaten karawang terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12
kelurahan.
terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan endapan batuan sedimen yang
dibentuk oleh bahan-bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik, serta
di bagian tengah kawasan perbukitan yang sebagian besar terbentuk oleh batuan
adalah tanah yang tidak produktif dan dalam tata ruang diperuntukkan untuk industri.
rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 270 C dengan tekanan udara rata-
rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66% dan kelembaban nisbi 80%. Curah hujan
tahunan berkisar antara 1.100–3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April
bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara.
Kecepatan angin antara 30–35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5–7 jam.4
2.2.5.3 Hidrografi
Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai kearah utara
yaitu cibe’et yang mengalir dari selatan karawang menuju Sungai Citarum yang juga
menjadi batas antara Kabupaten Karawang dan Bekasi, Citarum, yang merupakan
merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat juga tiga
buah saluran irigasi yang besar yaitu Saluran Induk Tarum Utara, Saluran Induk
Tarum Tengan, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan
dan perputaran/ pertemuan arus udara. Oleh karena itu, jumlah curah hujan sangat
selama tahun 2005 mencapai 2.534 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan
sebesar 127 mm, lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan pada
tahun 2004 yang mencapai 1.677 mm dengan rata-rata curah hujan per bulannya
20
mencapai 104 mm.4 Pada tahun 2005 rata-rata curah hujan tertinggi terjadi di
Kecamatan Tegalwaru yaitu mencapai 318 mm per bulan, dan yang terendah terjadi
padat, maka perpindahan penyakit akan semakin mudah dan cepat. Menurut Undang-
Undang No. 56 tahun 1960 ada empat klasifikasi kepadatan penduduk, yaitu :
1. Tidak padat (0–50 jiwa/km2)
2. Kurang padat (51–250 jiwa/km2)
3. Cukup padat (251-400 jiwa/km2)
4. Sangat padat (>401 jiwa/km2)
Berdasarkan data BPS tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Karawang
sebesar 2.207.181 jiwa. Tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2012 dengan luas
wilayah 1.737,53 km2 rata-rata sebesar 1259 jiwa/km2. Apabila melihat Undang-
Undang No. 56 tahun 1960 tentang kepadatan penduduk, tingkat kepadatan penduduk
di Kabupaten Karawang sangat padat karena lebih dari 401 jiwa/km 2 yang merupakan
klasifikasi daerah sangat padat.4 Semakin tinggi kepadatan penduduk suatu daerah
sehingga dapat mengakibatkan sanitasi lingkungan yang kurang baik dan penularan
Spasial berasal dari kata space yang berarti ruang. Spasial mempunyai arti
sesuatu yang dibatasi ruang, komunikasi, dan transportasi. Selain itu data spasial
21
wilayah, merupakan suatu analisis dan uraian tentang data penyakit secara geografi
hubungan antar variabel tersebut. Analisis spasial demam berdarah dengue misalnya,
Program komputer SIG yang biasa digunakan untuk studi kesehatan dibagi atas
Program gratis terdiri dari program Epimap, SIG-epi, dan Arc view.
1. Epimap
Epimap ini dikembangkan oleh CDC yang programnya dapat diunduh secara
gratis. Meskipun tidak secanggih perangkat sistem informasi geografis lain, seperti
arc view dan SIG-epi, tetapi epimap memiliki kemampuan yang memadai untuk
2. SIG-Epi
secara gratis, namun program ini hanya dapat digunakan selama 3 bulan selebihnya
harus membeli lisensi. Aplikasi ini bermanfaat untuk individu yang fokus dan
kewenangan.
3. Arc View
Research Institute (ESRI). Perkembangan Arc view sebagai perangkat lunak SIG
seiring dengan munculnya sistem operasi windows, selain itu penggunaannya mudah
23
untuk dipelajari dan mudah untuk digunakan, dan program komersil antara lain Map
Perangkat lunak Arc View adalah tool yang berbasis objek, mudah digunakan
menggambarkan, dan menganalisis peta, serta informasi spasial dari setiap objek
dalam satu proyek. Arc View juga mempunyai kemampuan untuk melakukan query
(pelacakan data) dan analisis spasial. Dengan Arc View, kita dapat dengan cepat
mengkreasikan kualitas peta yang prima, dimana user dapat berkreasi dan
memperkaya detail - detail yang diperlukan untuk lebih atraktif, dan mampu
secara efektif menampilkan peta dan informasi lebih komunikatif yang didapat
2. Arc View diperkaya dengan setting dan komposisi tools dan wizard, yang
Komposisi dari tools dan wizard mampu membedakan satu obyek dengan
graduate symbol, chart symbol, untuk kreasi dan memperindah bentuk tampilan
3. Dalam banyak kasus adanya sistem mapping yang tidak mampu membaca data
- data geografi, tetapi dalam sistem Arv View permasalahn input berbagai
macam data dapat diintregasikan dengan baik. Hal ini berkat adanya ekstension
(optional) yang menyertakan sistem ini dalam bekerja sehingga lebih mudah
4. Kemampuan lain dari Arc View dalam integrasi data adalah dengan fasilitas
berfungsi dan memberikan informasi hasil analisisnya. Data tersebut dapat berasal
dari berbagai sumber, antara lain data lapangan, global positioning system (GPS),
Berdasarkan sistem informasi geografi terdapat tiga jenis sumber data yang
dipakai dalam sistem informasi geografi, yaitu data spasial yang berbentuk vektor,
1. Data spasial yang berbentuk vektor, bersumber dari peta topografi dan peta
tematik.
25
2. Data spasial yang berbentuk raster, bersumber dari rekaman satelit atau pemotretan
udara.
3. Data alfanumerik, bersumber dari catatan statistik atau sumber lainnya yang
Sistem tahapan kerja pada arc view, yaitu input, manipulasi, manajemen data,
1. Input yaitu tahapan persiapan dan pengumpulan data spasial dan data lainnya dari
berbagai sumber. Dalam tahap ini juga dilakukan konversi dari peta analog ke peta
peta.
3. Manajemen data untuk membantu menyimpan, mengorganisasi, dan mengolah
data peta.
4. Analisis yaitu kemampuan untuk menganalisis data spasial untuk memperoleh
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit virus yang sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan penderita meninggal dunia dalam waktu yang sangat
singkat (beberapa hari). Penyakit ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
dan masih banyak laporan mengenai meninggalnya penderita karena kurang cepat
ditangani oleh petugas kesehatan. Morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan dari
DBD disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain usia dan jenis kelamin. Secara
keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita, tetapi kematian lebih
DBD berdasarkan usia, jumlah kasus DBD berdasarkan jenis kelamin, dan jumlah
kasus DBD berdasarkan lokasi tempat tinggal pasien DBD di setiap kecamatan di
arc view.
Berdasarkan hasil ini dapat dilihat pola penyebaran DBD sebagai surveilan
kasus DBD dan gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Karawang sehingga dapat
daerah tersebut serta perlu melibatkan berbagai lintas sektor di luar sektor kesehatan.
Selain itu pemetaan bagi petugas kesehatan Kabupaten Karawang merupakan cara
yang sederhana dan dengan biaya yang tidak mahal dapat menjadi alat yang sangat
baik untuk visualisasi dan analisa data dalam memudahkan petugas kesehatan dan
Pemetaan dengan
perangkat lunak
sistem informasi
distribusi penyebaran
DBD di setiap kecamatan
di Kabupaten Karawang
28