Anda di halaman 1dari 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perancangan dan Pengembangan Produk

2.1.1 Perancangan

Menurut Ginting (2010), perancangan adalah menghasilkan suatu produk yang

sesuai dengan kebutuhan manusia. Perancangan produk baru adalah suatu hal

yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Untuk

itu perancangan produk baru dapat ditinjau dari dua sisi antara lain :

1) Produk baru yang benar-benar baru (hasil inovasi)

2) Produk baru yang merupakan hasil modifikasi.

Fungsi perancangan memainkan peranan penting dalam mendefenisikan

bentuk fisik produk agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan, dan tugas bagian

perancangan mencakup desain engineering seperti mekanik, elektrik dan software

(Ulrich & Eppinger, 2001).

2.1.2 Pengembangan Produk

Menurut Ma’arif & Tanjung (2003), produk adalah penawaran yang

memuaskan terhadap kebutuhan dari suatu organisasi. Produk adalah sebuah yang

digagaskan, dibuat, dipertukarkan (melalui transaksi jual-beli) dan digunakan oleh

manusia karena adanya sifat dan fungsi yang diperoleh melalui sebuah proses

transformasi produksi yang memberikan nilai tambah (Yamit, 2003).

Disamping itu Widodo (2003), mengemukakan bahwa produk adalah suatu

keluaran (output) yang diperoleh dari sebuah proses produksi (transpormasi) yang
merupakan pertambahan nilai dari bahan baku (material input), dan merupakan

komoditi yang dijual perusahaan kepada konsumen.

Banyak perusahaan terkemuka menyatakan bahwa produk yang baik di mulai

dari perencanaan proses dan pengorganisasian yang baik pula, hal ini berkenaan

dengan tingkat efisiensi dan efektifitas selama pengembangan produk berlangsung

(Widodo, 2003).

Merancang produk merupakan prasyarat untuk produksi, hasil keputusan desain

produk selanjutnya ditransmisikan ke operasi sebagai spesifikasi produksi, guna

untuk merumuskan karakteristik produk dan memungkinkan pelaksanaan produksi

(Purnomo, 2004).

Menurut Nasution (2006), banyak konsep atau metode yang dapat diterapkan

pada perancangan dan pengembangan produk seperti contoh metode Quality

Function Deployment (QFD). Konsep ini dibangun serta dikembangkan guna untuk

menjamin bahwa produk yang memasuki tahapan produksi benar-benar akan dapat

memuaskan kebutuhan pelanggan, dengan jalan membentuk tingkat kualitas yang

diperlukan dan kesesuaian yang maksimum pada setiap tahap pengembangan.

Kreatifitas merupakan bagian terpenting pada perancangan, karena di dalam

perancangan dibutuhkan kreatif, baik dari segi individu ataupun kelompok,

kreativitas disini merupakan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru.

Kreatifitas di tinjau dari segi individu merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi

sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya (Ginting, 2010).

Merancang produk untuk melayani masyarakat senantiasa dikembangkan dari

waktu ke waktu, produk dan jasa dirancang karena ada orang yang percaya bahwa

masyarakat membutuhkan suatu produk (Moore & Thomas, 1980).


Perancangan dan pengembangan produk adalah semua proses yang

berhubungan dengan keberadaan produk yang meliputi segala aktifitas mulai dari

identifikasi konsumen sampai pada pabrikasi, penjualan dan deliveri dari produk.

Perancangan dan pengembangan produk menjadi suatu bagian dari proses inovasi,

untuk itu diharapkan dapat mengasilkan inovasi – inovasi produk yang mampu

memberikan keunggulan tertentu didalam mengatasi persaingan produk (Widodo,

2003).

Proses pengembangan merupakan urutan dari langkah-langkah transformasi

sebuah input menjadi output sehingga proses tersebut merupakan urutan serta

langkah-langkah perusahaan untuk menyusun, merancang dan mengkomersialkan

suatu produk (Widodo, 2003).

Menurut Ulrich & Eppinger (2001), proses pengembangan produk memiliki lima

tahapan penting yaitu :

a) Pengembangan konsep merupakan suatu deskripsi tentang bentuk, fungsi dan

fungsi tambahan produk (features).

b) Rancangan tingkatan sistem produk merupakan pendefenisian architecture

produk dan komponennya, serta pendefenisian skema perakitan terakhir untuk

produk tersebut.

c) Rancangan detail merupakan spesifikasi lengkap mengenai bentuk geometri

produk dan komponennya, bahan yang digunakan, serta ukuran dan

toleransinya dari seluruh komponen (bagian) penyusunan komponen

produknya.

d) Uji coba dan evaluasi merupakan pembuatan produk, seperti percontohan

(prototype) untuk dievaluasi sebelum dilakukan proses produksi.


e) Uji coba proses produksi merupakan suatu proses untuk melatih para pekerja

dan mengetahui permasalahan yang terjadi ketika produk itu di coba untuk

dibuat.

2.1.3 Desain

Desain merupakan suatu proses yang dapat dikatakan seumur dengan

keberadaan manusia didunia. Hal ini sering kali tidak kita sadari. Akibatnya sebagian

dari yang berada didunia berpendapat desain baru di kenal sejak masa modern

serta merupakan bagian dari kehidupan modern. Istilah desain secara umum dapat

berarti potongan, model, moda, bentuk, pola, konstruksi, serta rencana yang

mempunyai maksud (Suwarno & Nurcahyanie, 2007).

Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga

kelangsungan hidup perusahaan, berbagai desain produk baru diciptakan karena

orang parcaya bahwa ada kebutuhan akan produk tersebut (Purnomo, 2004).

Dengan demikian desain produk dikenal dengan produksibilitas atau tingkat

kemudahan untuk diproduksi. Biaya diproduksi minimum yang mungkin untuk suatu

produk pada mulanya ditetapkan oleh pendesain produk. Perekayasa produksi yang

terpandaipun tidak dapat mengubah keadaan ini. Seorang perancang bekerja hanya

dalam batasan-batasan yang telah ditetapkan sebelumnya, karena saat yang tepat

untuk mulai berpikir tentang cara-cara produksi dasar dari produk tersebut ialah

pada saat desain (Bufaa, 1993).

2.1.4 Analisa atribut produk

Atribut produk dapat berupa sesuatu yang berwujud maupun sesuatu yang tidak

berwujud. Atribut tersebut terbagi atas dua bagian yaitu atribut yang berwujud
seperti desain produk, bungkus, merek. Sedangkan atribut tidak berujud seperti

nama atau label produk (Yamit, 2003).

Analisa atribut produk merupakan suatu studi masalah yang dilakukan dalam

merancang suatu produk dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan

dalam melakukan setiap pengembangan (Ginting, 2010).

Adapun hal–hal yang harus diperhatikan dalam menganalisa atribut dari suatu

produk antara lain :

a) Desain Produk

Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan,

desain dapat diartikan sebagai salah satu aktifitas luas dari inovasi desain dan

teknologi yang digagaskan, dibuat, dipertukarkan, dan juga merupakan hasil

kreatifitas budidaya manusia yang mewujudkan untuk memenuhi kebutuhan

manusia, yang memerlukan perencanaan, perancangan dan pengembangan desain.

Desain atau bentuk produk merupakan atribut yang penting untuk mempengaruhi

konsumen agar mereka tertarik dan kemudian membelinya (Ginting, 2010).

b) Bahan (Material)

Kualitas bahan sangat penting pada kelangsungan suatu produk, bila suatu

produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan produk tersebut

memiliki kualitas yang baik (Nasution, 2006).

c) Kemasan Produk

Seringkali pembeli mengambil keputusan untuk membeli suatu barang hanya

karena kemasannya lebih menarik dari kemasan produk lain yang sejenis. Jadi,

kalau ada produk yang sama mutunya, maupun bentuknya dan mereknyapun juga

sudah sama-sama dikenal oleh pembeli, maka kecenderungannya pembeli akan

memilih produk yang kemasannya lebih menarik (Ellitan Dan Anatan, 2007).
d) Label

Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), label adalah bagian dari sebuah

produk yang berupa keterangan atau penjelasan mengenai barang tersebut atau

penjualannya. Label dapat dibedakan atas 3 (tiga) macam yaitu :

1. Brand label

2. Grand label (tingkatan mutu)

3. Descriptive label (informative label) merupakan label yang menggambarkan

tentang cara penggunaan, formula atau kandungan isi, pemeliharaan,hasil

kerja dari suatu produk dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai