Anda di halaman 1dari 9

PEMERIKSAAN KLINIS PADA ANJING

Kelompok 8: Rizki Pratiwi1, Nurul Fadillah Sultan, Sigit Wicaksono, Mukh. Yusuf Kadir Pole,
Nurul Fajriani
Asisten: Anitawati Umar

2
Bagian Bedah & Radiologi. Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi
Program Studi Kedokteran Hewan (PSKH), Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Korespondesi penulis email: tiewcester@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum diagnosa klinik kali ini bertujuan untuk mengetahui prosedur-prosedur
pemeriksaan pada anjing, dimana pemeriksaan tersebut dilakukan secara urut atau sistematis
berdasarkan tata cara diagnostik yang sering dilakukan oleh dokter hewan. Pada praktikum kali ini
digunakan anjing dengan breed Dachshund yang diberi nama Gwen. Gwen memiliki tingkah laku
yang sangat aktif dan senang bermain. Meskipun ia sangat aktif namun saat dilakukan pemeriksaan,
Gwen menunjukkan sikap yang tenang sehingga mudah dilakukan pemeriksaan. Adapun prosedur
pemeriksaan tersebut yaitu dimulai dari sinyalemen, anamnesa, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
tambahan. Sinyalemen terdiri dari 8 hal penting utama yang harus dicatat diawal pemeriksaan
berupa nama hewan, jenis hewan, bangsa atau ras, jenis kelamin, umur, warna rambut/bulu/kulit,
berat badan, dan ciri-ciri khusus. Anamnesa atau history dapat berarti berita atau keterangan dari
pemilik hewan. Kemudian cara pemeriksaan klinis dapat dilakukan dengan cara yang berurutan
mulai dari inspeksi atau peninjauan, palpasi atau perabaan, perkusi atau mengetuk, auskultasi atau
mendengar, mencium atau membaui, mengukur atau menghitung, proof puctio, serta tes alergi. Jika
diperlukan maka dapat pula dilakukan pemeriksaan tambahan dengan pemeriksaan laboratorium
klinik dan juga pemeriksaan dengan alat diagnostik lain seperti USG dan EKG. Diagnosa akhir
yang didapatkan yaitu Gwen dalam kondisi yang sehat namun perlu dilakukan grooming atau
memandikannya dengan sampo anti-dandruff atau anti ketombe serta perlu dilakukan pembersihan
pada telinga.
Kata Kunci: Anamnesa, Anjing, Dachshund, Pemeriksaan Fisik, Sinyalemen

PENDAHULUAN kode agar pemilik waspada akan datangnya


bahaya (Budiana, 2008).
Hewan peliharaan manusia, salah Namun, anjing juga dapat mengidap
satunya anjing merupakan makhluk sosial penyakit menular yang dapat berdampak
yang bisa berinteraksi dengan sesamanya buruk bagi manusia. Pengaruh penyakit
ataupun manusia sehingga tidak sedikit orang tersebut pada manusia bermacam-macam, dari
memilih anjing sebagai hewan peliharaan gatal-gatal, alergi sampai dengan kematian
(Witari, 2013). (Witari, 2013).
Anjing sangat cocok sebagai hewan Penanganan dini terhadap penyakit
peliharaan di rumah. Tidak hanya itu, menular yang diderita oleh anjing dapat
kelebihannya berupa indra penciuman, indra dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut
pendengaran, dan indra pengelihatan yang semakin parah dan mengurangi resiko
sensitif menjadikan anjing dapat diandalkan penyakit tersebut berdampak buruk bagi
sebagai alarm yang setiap saat memberikan manusia. Namun sebelum melakukan
penanganan dini, pengetahuan mengenai sebelum sakit, dan keadaan hewan pada saat
gejala-gejala dari penyakit menular yang sakit, pakan yang diberikan, keadaan sekitar
diderita anjing sangat diperlukan karena dapat apakah ada hewan yang sakit atau tidak dan
memprediksi penyakit yang diderita sehingga lain-lain) (Sutomo, 2015).
dapat melakukan penanganan dini yang tepat Tata cara atau tata urut dapat juga
(Witari, 2013). disebut sebagai tahapan yang dipakai untuk
Seekor hewan dapat dikatakan sakit menemukan atau mengenali gejala – gejala
karena hewan tersebut menujukkan kelainan penyakit adalah bervariasi. Pemeriksaan fisik
kelainan dibandingkan dengan hewan yang hewan dapat dilakukan dengan menggunakan
sehat. Untuk kepentingan tersebut diatas catur indra pemeriksa, yakni dengan
diperlukan pengetahuan tentang segala penglihatan, perabaan, pendengaran, serta
sesuatu yang berkaitan dengan kelainan pada penciuman (pembau) (Widodo, 2011).
hewan sakit, dikatakan sebagai pengetahuan Inspeksi atau peninjauan atau
dalam pemeriksaan fisik atau ekseminasi fisik pemantauan dapat dilakukan dengan cara
(Widodo, 2011). melihat hewan atau pasien secara keseluruhan
Tata cara dalam melakukan dari jarak pandang secukupnya sebelum
pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi atau hewan didekati untuk suatu pemeriksaan
perabaan, perkusi atau mendengar, mencium lanjut. Yang diinspeksi adalah permukaan luar
atau membaui, mengukur dan menghitung, dari badan hewan dari daerah kepala, leher,
pungsi pembuktian atau proof punctio, tes badan samping kiri dan kanan, belakang dan
alergi, pemeriksaan laboratorium klinik, serta kaki-kaki/ekstremitas, aspek kulit, aspek
pemeriksaan dengan alat diagnostik lain rambut, orifisium eksternum mulut, anus,
(Widodo, 2011). vulva/vagina atau preputium (Widodo, 2011).
Palpasi atau perabaan yaitu
TINJAUAN PUSTAKA pemeriksaan permukaan luar ragawi dapat
dilakukan dengan cara palpasi atau perabaan
Diagnosis penyakit dapat dilakukan dengan tangan. Di setiap bagian-bagian
melalui beberapa tahapan yaitu anamnesa, ragawi baik bagian tengkorak, leher, bagian
sinyalemen, dan pemeriksaan fisik. Tahapan rongga dada atau thorax, bagian perut atau
ini bertujuan menemukan kondisi-kondisi abdomen, bagian punggu atau pelvis, dan alat
patologis seperti muntah, penurunan bobot gerak atau extremitas dapat dinilai kualitasnya
badan, dan anoreksia. Tahapan diagnosis dengan cara palpasi. Limfonodus adalah salah
penunjang diperlukan untuk membantu satu yang dapat dipalpasi. Limfonodus (Ln.)
menegakan diagnosis suatu kasus. Diagnosis terletak berdekatan dengan permukaan kulit
penunjang dapat berupa pemeriksaan atau disebut terletak superfisial dan sebagian
hematologi dan kimia darah, radiografi, besar dapat dipalpasi (Widodo, 2011).
ultrasonografi (USG), serta endoskopi Prinsip perkusi atau mengetuk atau
(Widodo, 2011). memukul alat untuk mengeluarkan denting
Sinyalemen atau jati diri atau identitas atau gema. Pada pemeriksaan dengan cara
diri atau ciri-ciri dari seekor hewan perkusi ini adalah dengan mendengarkan
merupakan ciri pembeda yang pantulan gema yang ditimbulkan oleh alat
membedakannya dari hewan lain sebangsa pleximeter yang diketuk oleh palu (hammer)
dan sewarna meski ada kemiripan satu sama atau jari pemeriksa (Widodo, 2011).
lannya (twin). Sinyalemen dapat terdiri atas Melakukan auskultasi adalah
nama hewan, jenis hewan, bangsa atau ras, mendengarkan suara yang ada yang
jenis kelamin, umur, warna kulit dan bulu, ditimbulkan oleh kerja organ baik pada saat
berat bada serta ciri-ciri khusus (Widodo, sehat fungsional maupun pada kasus-kasus
2011). tertentu. Prinsip penggunaan alat auskultasi
Anamnesa adalah upaya mencari tahu adalah mendengarkan suara yang ditimbulkan
dengan bertanya kepada klien/pemilik hewan, oleh aktifitas organ ragawi kemudian
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dievaluasi untuk mendapatkan keterangan
dengan penyakit yang diderita oleh
pasien/hewan yang diperiksa (sejarah hewan
kejadian pada organ yang mengeluarkan suara hewan-hewan muda mempunyai suhu ragawi
tersebut (Widodo, 2011). yang lebih tinggi dibandingkan dengan hewan
Berdasarkan taksonomi anjing jantan, hewan tidak bunting dan hewan tua
digolongkan dalam ordo Carnivora dan (Widodo, 2011).
terrnasuk keluarga Canidae. Famili Canidae Pada semua hewan, suhu ragawi
ini dibagi menjadi 4 grup yaitu Canis (grup berubah-ubah sepanjang hari, pada pagi hari
anjing), Vulpes (grup rubah, kecuali rubah suhu ragawi rendah, tengah hari agak tinggi,
abu-abu), Dusycyon (grup culpeo) dan Bush dan mencapai puncaknya pada sore hari jam
dog (mencakup anjing jenis lainnya). Anjing 18.00 (rentang suhu dalam sehari adalah
termasuk dalam genus Canis, satu genus ±0,8ºC) (Widodo, 2011).
dengan wolf (serigala) (Budiana, 2008). Indra terpenting seekor anjing adalah
Secara umum, anjing memiliki penciuman yang sangat sensitif dibanding
struktur tubuh kompak, seimbang dan binatang lain. Daya pcnciumannya lebih kuat.
proporsional. Penilaian itu dilihat dari 100 kali lipat dibanding manusia. Manusia
keseimbangan antara kepala dan leher, hanya rnampu membedakan 1.000 jenis bau.
perbandingan tinggi dan panjang tubuh, serta sedangkan anjing 4.000 jenis bau. Hal itu
tulang dan kerangka. Setiap bagian tubuh dlsebabkan adanya alat khusus di langit-langit
harus saling melengkapi dan berpadu serasi alas mulut yakni olfactory epithelium yang
(Budiana, 2008). cukup peka menangkap dan mengenali
Secara keseluruhan tengkorak bermacam bau. Daya penciuman anjing
tersarnbung 7 tulang leher (cervical rnempunyai persentase lebih besar daripada
vertebrae) ke tulang belakang. Tulang berat otak secara keseluruhan. Area sensoris
pertama disebut atlas berada tepat di belakang dalam rongga hidung anjing 16 kali lipat luas
tulang tengkorak, lalu disusul tulang axis area sensoris manusia. Pada manusia, luas
yang letaknya agak ke atas. Tulang atlas yang permukaan hidungnya 5 cm2. Sedangkan
bertugas menggerakkan kepala anjing ke seekor herder mencapai 170 cm2. Ketebalan
kanan atau ke kiri atau bergerak secara lapisan lendir manusia 0.0006 mm sedangkan
berputar ke atas dan ke bawah (Budiana, anjing 0,1 mm (Budiana, 2008).
2008). Anjing dengan tubuh yang panjang
Tulang dada agak ke depan untuk dan kaki yang pendek merupakan ciri khas
membantu pembentukan dada depan. Juga dari anjing trah Dachshund atau
menyediakan ruangan yang cukup bagi Teckel. Tubuh Dachshund memanjang, kaki
rongga rusuk, dan sebagai tempat otot leher pendek, dan ekor bergoyang ketika lari.
dan otot bagian depan tubuh, dada Matanya bersinar jenaka dengan pipi mulus
berkembang dengan baik menghasilkan bergelambir. Oleh karena penampilannya
jantung dan paru-paru yang memiliki daya yang “gilig”, anjing ini kerap dijuluki si sosis
tahan dan stabilitas ketika berenang (Budiana, berjalan. Memiliki bobot 9-12 kg (Budiana,
2008). 2003).
Suhu ragawi untuk anjing besar yang Di negara asalnya, Jerman,
sehat yaitu 38,0ºC – 38,5ºC sedangkan untuk Dachshund dikaryakan sebagai pemburu
anjing kecil/mini yaitu 38,5ºC – 39,5ºC. hewan kecil, seperti kelinci atau tikus.
Gangguan paling nyata terhadap data Kepintaran itu karena nalurinya yang tumbuh
pengukuran suhu ragawi yang diperoleh dari sejak kecil. Namun, karena bentuk tubuhnya
pengukuran panas rektal adalah adanya feses yang lucu dan menggemaskan, Dachshund
dalam rektum. Suhu feses di dalam rektum berubah fungsi menjadi hewan kesayangan.
lebih panas dibandingkan dengan suhu rektum Konon, anjing itu menjadi kesayangan Ratu
bersangkutan. Angka-angka tersebut ideal bila Alexandra dari Inggris (Budiana, 2003).
hewan dalam keadaan beristirahat, suhu Teckel sebutan lain dari Dachshund.
sekelilingnya sedang dan ventilasi baik. Anjing ini diduga merupakan silangan antara
Semakin kecil ukuran ragawi hewan, relatif Terrier dan Spaniel. Ada dua jenis Teckel,
semakin tinggi suhu ragawinya. Hewan- yakni standar dan mini. Keduanya dibedakan
hewan betina, hewan-hewan bunting, dan
dari bobot badan. Namun, sosok secara umum di Dachshund dimana kursi roda telah
keseluruhan tampak serupa (Budiana, 2003). dibuat untuk membantu anjing dalam
Salah satu predisposisi pada anjing menjalankan aktivitas (Rivera, 2014).
jenis Dachshund adalah obesitas. Obesitas Karena kebanyakan anjing tidak
merupakan suatu kondisi patologis memiliki bentuk tubuh seperti Dachshund
ketidakseimbangan antara asupan makanan yaitu bertubuh panjang dan berkaki pendek,
dan penggunaan energi, sehingga peningkatan mereka tidak rentan dengan masalah tulang
akumulasi jaringan lemak yang berlebihan di belakang. Penyakit Intervertebral
hati, otot, pulau Langerhans pankreas, dan Degenerative Disc sering terjadi pada
organ atau bagian tubuh lain yang terlibat Dachshund dan masalah punggung tersebut
dalam metabolisme. Seekor anjing dianggap akibat sering melakukan kegiatan dengan
mengalami obesitas bila berat badannya lebih yang anjing lain yang biasanya tidak memiliki
dari 15% dari berat badan optimalnya masalah dengan tulang belakang seperti
(Triakoso, 2012). melompat atau memanjat tangga. Satu-
Faktor-faktor risiko obesitas pada satunya keturunan lain yang menderita IDDD
anjing antara lain bangsa, genetik, usia, jenis adalah anjing dari ras Bassett Hound dan
kelamin, penyakit endokrin, obat-obatan Corgi karena mereka memiliki struktur tulang
kontrasepsi, obesitas yang disebabkan obat- mirip dengan Dachshund. Masalah punggung
obatan, kurang olahraga (exercise), pakan biasanya terlihat di daerah punggung bawah
yang tidak seimbang, jenis pakan dan faktor atau bagian leher, yang akan terasa lembek
individu anjing itu sendiri. Faktor-faktor saat disentuh (Rivera, 2014).
risiko tersebut saling berkaitan menimbulkan Herniasi pada disk intervertebralis
obesitas (Triakoso, 2012). adalah masalah yang signifikan pada anjing
Bangsa anjing merupakan salah satu dan penyebab umum dari disfungsi
faktor resiko obesitas, namun para peneliti neurologis. Penyakit ini paling sering
menemukan perbedaan insidensi pada bangsa menyerang Dachshund dimana risiko relatif
anjing yang berisiko. Labrador Retriever, 10-12 kali lebih tinggi dibandingkan dengan
Cairn Terrier, Scottish Terrier, Basset Hound, semua jenis anjing lain. Presentasi
Cavalier King Charles Spaniel, Cocker kemungkinan terjadinya pada Dachshund
Spaniel, Longhaired Dachshund, Beagle, dan diperkirakan 19% dengan jantan dan betina
beberapa bangsa anjing besar berambut sama-sama terpengaruh. Diskus
panjang mempunyai risiko tinggi mengalami intervertebralis terletak antara badan vertebra,
obesitas. Predisposisi bangsa anjing terhadap dan menghubungkan keduanya. Mereka
obesitas adalah bagian dari faktor genetik dan adalah struktur kompleks yang terdiri dari 3
terutama massa lemak (Triakoso, 2012). daerah anatomi; cincin fibrous luar, anulus
Kelebihan asupan energi pada bangsa fibrosus, yang mengelilingi gelatinous core,
anjing kecil menjadi predisposisi kelebihan nucleus pulposus, dan tulang rawan yang
berat badan dibanding bangsa anjing besar. mewakili batas tengkorak dan ekor dari disk
Beberapa penelitian menyatakan bahwa intervertebralis. Pada Dachshund,
kelebihan pasokan energi meningkatkan kecenderungan untuk terkena intervertebralis
resiko terjadinya penyakit gangguan pada herniasi disebabkan oleh proses degeneratif
saluran pencernaan, penyempitan pembuluh awal, yang dapat mengakibatkan klasifikasi
darah, penyakit jantung, gangguan pada disk yang berkaitan dengan degenerasi yang
saluran respirasi dan beberapa penyakit parah. Degenerasi didahului oleh chondroid
lainnya (Triakoso, 2012). metaplasia dari zona perinuklear dan
Seperti semua anjing ras, Dachshund mempengaruhi sebagian dari nucleus
memiliki masalah penyakit genetik atau pulposus dan perinuklear anulus fibrosus
predisposisinya. Karena bentuk tubuh mereka dengan perubahan matriks yang mendalam
yang unik, Dachshund lebih rentan terhadap yang terjadi dalam tahun pertama kelahiran
beberapa jenis cacat neurologis dibandingkan (Mogensen, 2011).
dengan anjing lainnya. Cedera punggung atau
biasa disebut Invertebral Disc Disease begitu HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, diperoleh data faktor yang dapat menyebabkannya, seperti
pasien (sinyalmen) berupa: yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka
a. Nama/Nomor : Gwen bahwa suhu ragawi hewan betina sedikit lebih
b. Spesies : Anjing tinggi dibandingkan dengan hewan jantan.
c. Ras/Breed : Dachshund Kemudian faktor yang kedua yaitu saat
d. Kelamin/Sex : Betina dilakukan pemeriksaan Gwen dalam masa
e. Umur/Age : 1 tahun estrus. Faktor yang lain yaitu sebelum
f. Warna rambut : Hitam, Coklat dilakukan pemeriksaan, Gwen sangat aktif
g. Berat Badan : 4,92 kg dalam bermain sehingga dapat meningkatkan
h. Tanda-tanda Lain: Garis putih vertical suhu tubuhnya, dan adapun faktor yang
pada leher. terakhir yaitu pengukuran suhu tubuh Gwen
dilakukan pada siang hari dimana saat tengah
Adapun data-data lain mengenai pasien hari atau siang hari suhu tubuh relatif sedikit
terlampir pada Kartu Rekam Medis. mengalami peningkatan.
Setelah melakukan sinyalemen yaitu Pemeriksaan selanjutnya yaitu dibagian
pencatatan data-data umum mengenai hewan, kepala dan leher dimana hal pertama yang
kemudian dilakukan anamnesa. Didapatkan dilakukan yaitu inspeksi berupa pemantauan
bahwa Gwen merupakan anjing peliharaan ekspresi kepala, pertulangan kepala, posisi
dan telah di vaksin. Gwen berumur 1 tahun, tegak telinga, warna rambut, dan lain
belum pernah kawin. Masalah yang nampak sebagainya. Setelah melakukan inspeksi
pada Gwen adalah rambutnya yang rontok didapatkan tidak ada perubahan atau dapat
disebabkan kurangnya perhatian pemilik disingkat TAP. Ekspresi kepala Gwen tampak
untuk memandikannya serta ditemukan tenang, pertulangan kepala yang simetris,
adanya ketombe pada permukaan kulitnya. posisi tegak telinga yang terkulai serta posisi
Pada saat dilakukan pemeriksaan Gwen dalam kepala yang tegak, Kemudian dilakukan
masa estrus. palpasi pada bagian turgor kulit, ini
Setelah dilakukan anamnesa terhadap bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat
pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik bengkak atau benjol pada sekitar kulit, dapat
terhadap hewan. Pemeriksaan pertama yang juga dilakukan tes dehidrasi dimana kulit dari
dilakukan adalah pemeriksaan keadaan hewan dicubit, jika kulit kembali normal
umum. Didapatkan bahwa perawatan Gwen dalam 1-2 detik maka hewan sedang tidak
cukup baik karena rambut Gwen yang sangat dalam keadaan dehidrasi. Gwen menunjukkan
halus meski begitu rontok. Kemudian bahwa dia sedang tidak dalam keadaan
mengamati tingkah laku Gwen yaitu dehidrasi karena kulitnya kembali normal
cenderung tenang saat dilakukan pemeriksaan dalam waktu 1-2 detik.
namun juga sangat aktif untuk bermain. Pemeriksaan selanjutnya yaitu inspeksi
Kemudian pemeriksaan status gizi dimana dan palpasi pada daerah mata kanan dan kiri.
status gizi Gwen tampak baik meskipun Tes dehidrasi juga dapat dilakukan dengan
sedikit gemuk. Pertumbuhan badan yang baik melakukan inspeksi didaerah mata tepatnya
serta sikap berdiri yang tegak. Pemeriksaan pada konjunctiva. Kemudian dilakukan lagi
berikutnya yaitu dengan mengukur berat pemeriksaan lain seperti pada cilia,
badan serta suhu rektal dari Gwen, didapatkan palpebrae, membrane nictitans yang khas
berat badannya itu 4,92 kg dan suhu tubuhnya pada kucing, sclera, cornea, iris, limbus,
yaitu 39,9ºC. Gwen adalah anjing dengan pupil, reflex pupil, dan vasa injectio, semua
breed mini Dachshund. Suhu ragawi untuk menunjukkan TAP. Pada pemeriksaan reflex
anjing kecil/mini adalah 38,5ºC – 39,5ºC. pupil digunakan penlight, didapatkan bahwa
Gwen memiliki suhu tubuh sedikit diatas Gwen memiliki refleks yang normal dimana
normal. Ini dapat dirasakan saat menyentuh pupil akan mengecil seketika saat dilakukan
permukaan tubuh Gwen, kita dapat merasakan penyinaran pada mata dengan menggunakan
panas. Suhu tubuh Gwen lebih tinggi 0,4ºC penlight.
dibandingkan dengan suhu normal, namun ini Pemeriksaan selanjutnya yaitu pada
masih dapat dikatakan normal. Ada berbagai bagian hidung, mulut dan telinga. Pada bagian
hidung dilakukan palpasi pada rongga hidung saat melakukan inspirasi dan ekspirasi
beserta sinus-sinusnya, tidak dapatkan pada ternyata juga terdapat pergerakan pada daerah
Gwen adanya gangguan seperti adanya leleran abdomen atau perut maka itu berarti anjing
lendir dari hidung dan sebagainya. Kemudian tersebut tidak normal karena anjing tidak
pada mulut pemeriksaan pertama yaitu melakukan pernafasan tipe costoabdominal.
melihat apakah terdapat rusak/luka pada bibir, Pada anjing yang diperiksa yaitu Gwen
ternyata tidak ditemukan adanya kerusakan. menunjukkan normal dimana ia menggunakan
Kemudian dapat pula melakukan uji dehidrasi sistem pernafasan thoraks. Ritme dari
pada rongga mulut, tepatnya pada daerah pernafasan Gwen yaitu ritmis, intensitasnya
mukosa. Bila mukosa atau gusi normalnya dangkal. Kemudian menghitung frekuensi
memiliki warna merah mudah dan bila nafas Gwen, didapatkan yaitu 54 kali/menit.
ditekan maka akan terlihat perubahan warna Hasil tersebut dapat dikatakan melewati batas
menjadi pucat. Jika kulit kembali normal normal, dimana frekuensi nafas anjing normal
dengan cepat maka hewan sedang tidak dalam hanya berkisar 24-42 kali/menit. Ini dapat
keadaan dehidrasi. Itulah yang ditunjukkan diakibatkan karena anjing yang mengalami
Gwen. Pemeriksaan selanjutnya pada telinga, stress dan kelelahan pada saat dilakukan
dimana pertama dilakukan penciuman atau pemeriksaan. Kemudian dilakukan pula
pembauan pada daerah telinga, pada telinga pemeriksaan pada lapangan paru-paru dan
Ical tidak dicium bau yang kurang juga gema perkusi dimana didapatkan hasil
mengenakkan, itu menunjukkan tidak adanya TAP. Tidak ditemukan perluasan pada daerah
serumen yang terdapat dalam telinga yang lapangan paru-paru. Gema perkusi juga
biasanya akan menghasilkan bau yang kurang didapatkan suara yang resonan. Lalu
mengenakkan. Pada saat praktikum, praktikan dilakukan auskultasi untuk memeriksa suara
juga dapat melakukan pemeriksaan dengan pernafasan dan suara ikutan dimana semuanya
menggunakan otoscope sehingga praktikan mendapatkan hasil TAP.
dapat melihat kedalam rongga telinga anjing, Pemeriksaan selanjutnya yaitu
dan didapatkan bahwa bagian dalam telinga pemeriksaan pada sistem peredaran darah.
Gwen yang sangat kotor, tetapi tidak Pertama dilakukan perhitungan pulsus pada
ditemukan adanya infeksi dari ektoparasit. anjing, dimana dapat dilakukan pemeriksaan
Kotornya bagian telinga luar dan medial dapat pada bagian Arteri femorilis pada bagian
diakibatkan pemilik yang jarang extremitas caudal dari anjing. Didapatkan
membersihkan telinga Gwen. Pemeriksaan hasil yaitu 108 kali/menit. Hasil tersebut
selanjutnya dilakukan palpasi pada sesuai dengan data pulsus normal anjing kecil
permukaan dan juga krepitasinya, ternyata yaitu 90-120 kali/menit. Selain itu, dilakukan
semuanya menunjukkan TAP. Pemeriksaan pemerikaan peredaran darah dengan metode
terakhir pada bagain telinga yaitu menguji auskultasi, frekuensi denyut jantung adalah
refleks panggilan dimana didapatkan refleks 76 kali/menit, intensitasnya cepat dan dalam,
yang bagus. Kemudian pemeriksaan daerah ritme teratur, systole dan dyastole normal,
leher. Dilakukan palpasi pada perototannya, tidak ada ekstrasystole, lapangan jantung
bagian trachea dan esophagus ditemukan normal, dan adanya sinkronisasi antara pulsus
TAP. dengan jantung.
Pemeriksaan tahap selanjutnya yaitu Selanjutnya yaitu pemeriksaan pada
pemeriksaan thoraks pada bagian sistem abdomen dan organ pencernaan yang
pernafasan. Pertama dilakukan inspeksi pada berkaitan. Pertama dilakukan inspeksi pada
bentuk rongga thoraks, dimana Gwen abdomen, didapatkan yaitu besarnya simetris
menujukkan bentuk rongga thoraks yang antara bagian kiri dan kanan dan bentuknya
normal. Kemudian dilakukan inspeksi pada normal. Kemudian dilakukan auskultasi untuk
tipe pernafasan. Tipe pernafasan yang mendengar suara peristaltik lambung dan
dilakukan anjing adalah tipe pernafasan dada usus, ternyata didapatkan TAP. Pemeriksaan
atau disebut tipe costal dimana kita dapat selanjutnya yaitu palpasi didaerah
melihat pergerakan pada daerah thoraks saat epigastricus, mesogastricus, hypogastricus,
anjing melakukan ekspirasi dan inspirasi. Jika isi usus halus dan isi usus besar untuk
mengetahui apakah terdapat pembengkakan rambutnya tidak rontok serta menggunakan
didaerah tersebut, tetapi semunya didapatkan sampo anti-dandruff untuk menghilangkan
TAP. ketombe pada Gwen.
Pemeriksaan lain yang dilakukan yaitu
pada alat perkemihan dan kelamin. Anjing KESIMPULAN
yang diperiksa adalah anjing betina sehingga Berdasarkan pemeriksaan klinik yang
praktikan dapat memeriksa daerah vulva dan dilakukan terhadap seekor anjing bernama
sekitarnya. Dilakukan inspeksi dan palpasi Gwen maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pada mukosa vagina dan kelenjar mamae. diagnosa klinik harus dilakukan secara
Pada mukosa vagina terlihat normal dan sistematis. Dimulai dari sinyalemen yang
kering. Kemudian pada kelenjar mamae, berisi 8 hal penting termasuk nama hewan,
besar, letak, bentuk, kesimetrisan dan jenis hewan dan seterusnya. Kemudian
konsistensi kelenjar semuanya didapatkan dilakukan anamenesa. Setelah itu dilakukan
tidak ada perubahan (TAP). pemeriksaan fisik. Hasil yang diperoleh
Pemeriksaan selanjutnya yaitu pada setelah melakukan pemeriksaan fisik yaitu
bagian alat gerak. Dilakukan inspeksi pada Gwen memiliki kondisi fisik yang baik dan
perototan kaki depan, kaki belakang, spasmus sehat meskipun ada beberapa hal yang
otot dan tremor. Pada pemeriksaan perototan menunjukkan abnormalitas saat diperiksa
kaki depan, belakang dan spamus didapatkan lebih lanjut. Abnormalitas pada anjing
TAP, tapi ditemukan adanya tremor pada saat tersebut didapati saat memeriksa ritme dan
pemeriksaan dibagian kaki belakang sebelah intensitas pernafasan yang cepat dan dangkal,
kanan. Faktor yang mungkin terjadi yaitu serta saat dihitung frekuensi napasnya
kelelahan yang dirasakan oleh Gwen saat didapatkan hasil 54 kali/menit, padahal
diperiksa karena tremor tersebut hanya terjadi frekuensi pernafasan anjing normal yang
sesaat dan kemudian tidak terjadi tremor lagi. sehat hanya berkisar 24-42 kali/menit. Ini
Kemudian inspeksi pada cara bergerak, dapat diakibatkan karena anjing dalam
berjalan dan berlari. Didapatkan hasil yang keadaan stress dan kelelahan saat dilakukan
koordinatif. pemeriksaan. Namun secara keseluruhan
Kemudian dilakukan palpasi pada status kesehatan tubuhnya masih normal.
struktur pertulangan, kaki kanan dan kiri Diagnosa akhir dari pemeriksaan yaitu Gwen
depan, kaki kanan dan kiri belakang, dalam keadaan yang sehat, namun Gwen
konsistensi pertulangan dan reaksi pada membutuhkan beberapa terapi seperti
palpasi. Setelah dilakukan palpasi ternyata grooming, mandi menggunakan sampo anti
didapatkan normal pada semua pemeriksaan ketombe, serta pembersihan telinga yang rutin
tersebut, tidak terdapat gangguan. Panjang oleh pemilik.
kaki kiri dan kanan, baik depan dan belakang
juga sama panjang dan tidak ditemukan
kelainan. DAFTAR PUSTAKA
Pemeriksaan selanjutnya yaitu palpasi Budiana, N. S. 2003. Anjing Trah Kecil.
pada Lymphonodus popliteus. Mulai dari Depok: Penebar Swadaya
ukuran, konsistensi, lobulasi,
perlekatan/pertautan, panasnya, kesimetrisan Budiana, N. S. 2008. Anjing, Panduan
antara kanan dan kiri, semuanya mendapatkan Lengkap Memelihara, Merawat dan
hasil yang TAP atau normal. Selanjutnya Melatih Anjing Kesayangan. Depok:
pemeriksaan terakhir yaitu palpasi pada Tuber Penebar Swadaya
ischii dan Tuber coxae yang juga Mogensen, Mette Sloth et al. 2011. Genome-
mendapatkan hasil yang TAP. Wide Association Study inDachshund:
Setelah dilakukan seluruh tahapan Identification of a MajorLocus
diagnosa klinik, maka Gwen didiagnosa sehat Affecting Intervertebral Disc
sejara fisik. Tetapi ada beberapa terapi yang Calcification. Journal of Heredity
disarankan kepada pemilik yaitu untuk 2011:102(S1): S81–S86
melakukan grooming pada Gwen agar
Rivera, Michelle A. 2014. Dachshund
Illnesses & Neurological Disorders.
http://pets.thenest.com/dachshund-
illnesses-neurological-disorders-
5851.html . Diakses pada tanggal 11
Oktober 2015 pukul 20.40
Sutomo, Wisnu. 2015. Diagnosa Klinis.
http://pertanian.slemankab.go.id/diagn
osa-klinis/. Diakses pada tanggal 10
Oktober 2015 pukul 22.47
Triakoso, Nusdianto. Fauziah Isnaini. 2012.
Hubungan antara Bangsa Anjing dengan
Obesitaspada Anjing di Surabaya.
VetMedika J Klin Vet Vol. 1, No.1
Widodo, Setyo. 2011. Diagnostik Hewan
Kecil. Bogor: IPB Press
Witari, Kadek Risna et al. 2013. Sistem Pakar
Pendiagnosa Penyakit Menular pada
Anjing. e-Jurnal Matematika Vol. 2,
No. 1

Anda mungkin juga menyukai