Anda di halaman 1dari 3

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada anak F diruangan


anak RSUD Dr. Achmad Moctar Bukittinggi didapatkan pembahasan sebagai
berikut :

A. Pengkajian

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 30


Oktober 2018 pada anak F berusia 7 tahun, masuk keruangan anak dengan
ibu mengatakan dengan keluhan BAK berdarah sejak tadi pagi berwarna
merah kehitaman, ibu mengatakan anaknya demam 37,8 C, mual, dan nafsu
makan kurang semenjak sakit, berat badan turun 19 kg menjadi 17 kg , kaki
terasa gatal-gatal, edema dibagian kedua kaki.

Glomerulonefritis akut adalah inflamasi gelungan kapiler di dalam


glomerulus ginjal. Glomerulonefritis akut megacu pada sekelompok
penyakit ginjal dimana terjadi reaksi inflamasi pada glomerulus. Penyakit ini
bukan penyakit infeksi ginjal tetapi efek samping dari mekanisme
pertahanan tubuh. Pada kebanyakan kasus, stimulus dari reaksi adalah
infeksi yang diakibatkan oleh streptokokus A pada tenggorokan yang
mengawali awitan glomerulonefritis sampai interval 2-3 minggu. Produk
streptokokus bertindak sebagai antigen, mestimulasi antibodi yang
bersirkulasi menyebabkan cidera ginjal.

Faktor penyebab yang mendasari sindrom ini secara luas Infeksi


streptokokus beta-hemolitikus group A terjadi sekitar 5-10% pada orang
dengan radang tenggorokan dan 25% pada mereka dengan infeksi kulit.
Penyebab nonstreptokokus, meliputi bakteri, virus dan parasit, streptokokus
beta-hemolitikus group A terjadi sekitar 5-10% pada orang dengan radang
tenggorokan dan 25% pada mereka dengan infeksi kulit. Penyebab
nonstreptokokus, meliputi bakteri, virus dan parasit

66
Berdasarkan analisa kelompok , faktor penyebab terjadinya GNA
Diduga terdapat suatu antibodi yang ditujukan terhadap suatu antigen khusus
yang merupakan unsur membran plasma streptococcal spesifik. Terbentuk
kompleks antigen-antibodi di dalam darah dan bersirkulasi ke dalam
glomerulus, kompleks tersebut secara mekanis terperangkap dalam
membrane basalis. Selanjutnya komplomen akan terfiksasi mengakibatkan
lesi dan peradangan yang menarik leukosit polimorfonuklear (PMN) dan
trombosit menuju tempat lesi. Fagositosis dan pelepasan enzim lisosom juga
merusak endothel dan membrane basalis glomerulus (IGBM). Sebagai
respon terhadap lesi yang terjadi, timbul proliferasi sel-sel endotel yang
diikuti sel-sel mesangium dan selanjutnya sel-sel epitel. Semakin
meningkatnya kebocoran kapiler gromelurus menyebabkan protein dan sel
darah merah dapat keluar ke dalam urine yang sedang dibentuk oleh ginjal,
mengakibatkan proteinuria dan hematuria. Agaknya kompleks komplomen
antigen-antibodi inilah yang terlihat sebagai nodul-nodul sub epitel pada
mikroskop electron dan sebagai bentuk granular dan berbungkah-bungkah
pada mikroskop imunofluoresensi, pada pemeriksaan cahaya glomerulus
tampak membengkak dan hiperseluler disertai invasi PMN(Silbernagel,
2006).

Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil pemeriksaan HGB


pertama kali masuk 3,3 [g/dl] hari ke 2 6,7 [g/dl] hari selanjutnya 9,7 [g/dl].
RBC 3,25 [10^6/ul] HCT 30,1 WBC pertama 38.000 selanjutnya 12.39 +.
PLT [10^3/ul] ,396 [10^3/ul].

Gejala klinis yang dialami pasien yaitu warna pipis pasien merah
kehitaman. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ada tanda
gejala pasien GNA. Untuk memperbaiki masalah ini pasien mendapatkan
obat Cefixim indikasinya Antibiotik untuk mengobati berbagai infeksi yang
disebabkan oleh bakteri , dengan menghambat pembentukan dinding sel
bkteri sehingga bakteri mati. Dan Ceftriaxon indikasinya Obat golongan
antibiotik cephalosporin. Obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter
untuk membantu mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri seperti

67
menginitis, pneumonia, sepsis, infeksi kulit, gonore (kencing berdarah) dan
infeksi pada pasien dengan leukosit (sel darah putih) rendah, infeksi tulang
dan sendiri, infeksi saluran kemis, infeksi saluran pernafasn bawah dan
peradangan pelvis.

B. Diagnosa keperawatan
1. Resiko kelebihan volume cairan b.d oliguria
2. Gangguan perfusi jaringan b.d penyumbatan aliran darah
3. Resiko infeksi b.d proses penyakit
4. Intoleransi aktivitas b.d imobilisasi
5. Cemas b.d hospitalisasi
6. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi

68

Anda mungkin juga menyukai