PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap ibadah yang disyariatkan Allah kepada umat manusia pasti
mengandung makna. Makna yang dimaksud adalah manfaat yang kembali
kepada orang yang melakukannya, apakah itu manfaat yang langsung
dirasakan ataukah tidak langsung, apakah itu manfaat di dunia maupun di
akhirat.
Salah Satunya adalah ibadah puasa. Kewajiban puasa bagi umat
muslim adalah kewajiban yang disampaikan oleh Allah melalui Nabi
Muhammad SAW, seperti disebutkan dalam Al-Quran:
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Puasa ?
2. Apa dan Bagaimanakah Syarat-Syarat Puasa ?
3. Apa dan Bagaimanakah Rukun-Rukun Puasa ?
4. Apa dan Bagaimanakah Sunah-Sunah Puasa ?
5. Apa Saja Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Puasa ?
6. Apa Saja Macam-Macam Puasa ?
1
7. Bagaimanakah Puasa dalam Kedokteran ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Puasa
2. Untuk mengetahui Syarat-Syarat Puasa
3. Untuk mengetahui Rukun-Rukun Puasa
4. Untuk mengetahui Sunah-Sunah Puasa
5. Untuk mengetahui Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Puasa
6. Untuk mengetahui Macam-Macam Puasa
7. Untuk mengetahui Puasa dalam Kedokteran
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puasa
Puasa berasal dari bahasa Sansekerta upawasa. Orang jawa biasa
menyebutnya pasa. Sejumlah suku di Indonesia biasa menyebut puasa
juga.
Puasa juga disebut shaum/syiam (Arab), fasting (Inggris),
onthaunding (Belanda), yang diartikan “hal yang berpantang”.
Dalam istilah syariat Islam, puasa suatu bentuk ibadah berupa
menahan diri dari makan, minum, hubungan seks, dan hal lain-lain yang
membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib untuk mencari
Ridha Allah.
B. Syarat-Syarat Puasa
Para Ulama’ telah sepakat bahwa orang yang berkewajiban puasa
itu adalah orang yang telah memenuhu beberapa syarat dibawah ini:
1. Orang yang Islam, maka bagi yang kafir tidak syah puasanya.
2. Orang yang berakal, tidak wajib berpuasa bagi orang yang gila.
3. Orang yang sudah baligh, bagi anak-anak yang belum dewasa
maka belum wajib berpuasa.
4. Orang yang sehat dan mampu, bagi orang yang sedang sakit
dan tidak mampu untuk berpuasa tidak diwajibkan untuk
berpuasa.
5. Orang yang bermukim, bagi musafir tidak diwajibkan untuk
berpuasa.
6. Dalam keadaan suci dari haid. Nifas, serta hadas besar.
C. Rukun-Rukun Puasa
Rukun adalah segala sesuatu yang berkaiyan dengan ibadah itu
sendiri. Jika rukun tidak dijalankan, maka ibadah tersebut tidak sah alias
batal. Rukun puasa ada dua, yaitu:
3
1. Niat
Kedudukan niat dalam puasa sangat utama. Tanpa niat
puasa seseorang tidak akan sah. Berbeda dengan ibadah lain,
niat untuk ibadah puasa dilakukan jauh sebelum
menunaikannya, yaitu pada malam harinya.
2. Menahan Diri
Maksudnya adalah menahan diri dari segala sesuatu yang
dapat membatalkan puasa. Seorang yang berpuasa harus dapat
menahan diri dari apa-apa yang dapat merusak puasanya dari
terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
4
E. Hal-Hal yang Dapat Membatalkan Puasa
Adapun beberapa hal yang dapat membatalkan puasa seseorang,
diantaranya :
1. Makan dan minum dengan sengaja
2. Muntah dengan sengaja
3. Bersetubuh atau keluar air mani dengan sengaja
4. Keluar darah haid atau nifas
5. Gila (hilang akal)
6. Pitam(termasuk pingsan) atau mabuk sepanjang hari.
7. Merokok disiang hari.
8. Murtad (keluar dari Islam)
9. Memasukkan sesuatu ke dalam rongga terbuka.
F. Macam-Macam Puasa
Dalam islam, ada beberapa macam puasa. Macam-macam
puasacama ini bermacam pula sifatnya. Dan kita sebagai umat muslim
harus mentaati sesuai dengan sifatnya itu sendiri.
1. Puasa Wajib
Puasa yang bersifat wajib adalah puasa yang harus
dilaksanakan dan aka berdosa bila meninggalkannya.
a. Puasa Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling suci
bulan yang paling istimewa. Bulan Ramadhan adalah
satu-satunya bulan yang dipilih Alloh untuk
menurunkan Al-Qur’an.
b. Puasa Qadha
Puasa Qadha adalah puasa yang menggantikan
puasa ramadhan yang ditinggalkan karena sebab sesuatu
yang syar’i.
c. Puasa Nadzar
Puasa Nadzar pada dasarnya adalah utang. Oleh
karena itu, seseorang yang yang bernadzar wajib
5
melaksanakan puasa nadzar tersebut karena ia sendiri
yang membuatnya wajib.
d. Puasa Kifarat
Puasa Kifarat diberlakukan atas pelanggaran yang
sudah dilakukan seorang muslim atas hukum Alloh
yang sudah berketetapan.
2. Puasa Sunnah
Puasa sunnah adalah puasa yang dianjurkan untuk
dikerjakan.
a. Puasa Senin dan Kamis
Puasa ini adalah puasa yang sangat dianjurkan.
Karena pada hari senin adalah hari Rosululloh lahir dan
pada hari kamis para malaikat sedang turun ke bumi.
b. Puasa 6 Hari Syawal
c. Puasa Pertengahan Bulan
d. Puasa Dawud
3. Puasa Haram
Puasa Haram adalah puasa yang tidak boleh dikerjakan oleh
umat muslim.hari-hari
a. Puasa pada Hari-Hari Tertentu
Ada hari-hari yang Alloh haramkan untuk kita
berpuasa. Yaitu pada dua hari raya dan hari tasyrik.
b. Puasa Terus Menerus
Puasa yang terus menerus tidak berbuka dan
melanjutkan puasa pada esok hari.
c. Puasa Wanita Haid atau Nifas
d. Puasa Sunnah Istri Tanpa Izin Suami
4. Puasa Makruh
a. Puasa Sunnah Hari Jum’at atau Sabtu Saja
b. Puasa yang Membuat Diri Sendiri Menderita
6
G. Puasa Dalam Kedokteran
Tidak hanya sekedar untuk menjalankan kewajiban saja, namun
dibalik puasa juga terdapat segudang manfaat yang dapat dirasakan oleh
yang melaksanakan puasa. Terutama dibidang kedokteran.
1. Puasa untuk Kesehatan Fisik
Puasa sangat berhubungan erat dengan ilmu kesehatan.
Rosululloh bersabda :
صومواتصحوا
“Berpuasalah kamu agar kamu sehat”
a. Puasa Mengistirahatkan Mesin Pencernaan
Para ulama muslim juga pakar kesehatan menatakan
bahwa sumber dari segala penyakit yang susah diobati
adalah “memasukkan makanan diaatas makanan”.
Artinya , makanan yang belum tercerna baik dilambung
sudah kemasukan makanan berikutnya. Sehingga alat
pencernaan tidak beristirahat. Dengan puasa, mesin
pencernaan dapat istirahat karena tidak kemasukan
makanan apapun setelah sahur.
b. Puasa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Puasa dinyatakan oleh Rosululloh sebagai perisai.
Perisai yang tumbuh disini menurut pakar kesehatan
ialah bertambahnya sel darah putih dan diblokirnya
suplai makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker
yang bersarang ditubuh. Hal tersebut menjadikan orang
yang berpuasa memiliki kekebalan tubuh dan daa tahan
tubuh meningkat.
c. Puasa Mencerdaskan Otak
Pada saat perut kenyang, banyak dara ang
tersalurkan untuk melakukan proses pencernaan. Selagi
seseorang berpuasa dan perut kosong, maka volume
7
darah di bagian pencernaan dapat dikurangi dan dipakai
untuk keperluan lain terutama untuk otak.
2. Puasa untuk Kesehatah Psikologi
Tak hanya manfaatnya untuk kesehatan fisik namun juga
untuk jiwa.
a. Puasa Mengantar Sikap Hidup Takwa
Puasa akan menumbuhkan jiwa takwa, yakni patuh
pada perintah-perintah Tuhan dan menjauhi segala
larangan-Nya. Dorongan-dorongan nafsu dapat
dikendalikan dengan jiwa yang tenang dan kesadaran
yang tinggi.
b. Puasa Membangun Kepercaaan Diri
Doa seorang yang berpuasa pasti akan terkabul
lebih meyakinkan jika dibarengi perilaku dan makanan
yang halal. Keyakinan akan terkabulnya doa ini
menjadikan seseorang lebih percaya diri.
c. Puasa Melatih Kesabaran
Secara psikis, orang yang berpuasa lebih memiliki
kesiapan dan ketahanan dalam derita, ujian, dan cobaan
hidup. Sebab dia telah terlatih, terbiasa, dan tertempa
mentalnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang menjadi syarat-syarat puasa adalah orang yang islam, orang yang
berakal, orang yang sudah baligh, orang yang sehat dan mampu, orang yang
bermukim dan dalam keadaan suci
Dan rukun puasa ada dua, yaitu niat dan menahan diri. Adapun sunah-
sunah berpuasa adalah Makan sahur serta mengakhirkannya, menyegerakan
berbuka, berbuka dengan kurma dan air, berdo’a ketika berbuka, dan
memperhatikan adab puasa.
Berbagai macam puasa adalah puasa wajib yang terdiri dari puasa
romadhon, puasa qadha, puasa nadzar, dan puasa kifarat.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://mardianaharahap26.wordpress.com/2013/04/02/makalah-tentang-puasa/
http://sensorku.blogspot.com/2013/10/makalah-puasa.html
http://berkasmakalah-makalahkul.blogspot.com/2014/02/t-ugas-terstruktur dose
pembimbing.html
10