Anda di halaman 1dari 12

Materi Akidah Akhlak

 Beriman pada kitab


1. Pengertian Kitab Allah
Kata kitab berasal dari bahasa arab (kataba-yaktubu-kitabatan-kitaban) yang artinya
tulisan, arti kitab secara istilah adalah tulisan wahyu pada lembaran-lembaran yang
terkumpul menjadi satu bentuk buku. Adapun arti iman kepada kitab Allah adalah
percaya dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa kitab-kitab itu berisi firman-
firman llah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai pedoman hidup
manusia agar dapat membedakan yang hak dan yang bathil, antara yang baik dan buruk
dan antara yang halal dan haram.
Adapun kitab-kitab yang tercatat pada al-Qur'an adalah:
1. kitab taurat yang diturunkan pada Nabi Musa a.s.:
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. dan
Sesungguhnya Telah kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain),
dan kami berikan Zabur kepada Daud.
2. Kitab injil kepada nabi Isa a.s.:
Dan kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam,
membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. dan kami Telah memberikan
kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang
menerangi), dan membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. dan
menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Kitab Al-Qur'an diturunkan pada Nabi Muhammad saw.:

Dan Demikianlah kami menurunkan Al Quran dalam bahasa Arab, dan kami Telah
menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar
mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan pengajaran bagi mereka.
Keistimewaan Alqur'an:
 Mengndung rangkuman ajaran-ajaran ajran kitab-kitab sebelumnya

 Terjaga kesliannya

 Keindahn susunan kalimat

 Sebagai mu'jizat yang palilng besar

 Masa berlakunya l-Qur'an tidak terbatas

 Keaslian alqur'an terpelihara


 Ajaran alqur'an sempurna dan mudah dimengerti

Hikmah beriman pada kitab

 Mendapat petunjuk Allah

 Mendapat rahmat Allah

 Dapat terlepas dari kesestan

 Mendapat obat dari Allah

 Mendapat ilmu pengethun yng luas

 Mendapat pahal yang berlipat gandamendapat Syafaat di yaumil Qiyamah

 Sifat-sifat manusia
Sikap Pasif

15.Pengertian Pasif
Biasanya orang pasif cenderung menanti orang lain menghampiri dirinya dan siap
menyodorkan bantuan. Namun orang pasif tidak mengutarakan atau tidak mampu
mengutarakan keinginannya, orang lain hampir mustahil bersedia atau membantu
mewujudkan keinginan yang tidak dimengerti. Itulah sebabnya orang pasif sering tidak
bisa memanfaatkan kesempatan.
Orang pasidf sulit mengunngkapkan perasaannya kepada orang lan. Mereka
memendam permasalahan dan menghindari situasi yang tidak menyenagkan; mereka
menanti orang lain menghampirinya, dengan siap menyodorkan bantuan. Orang pasif
cenderung cepat menyerah, putus asa, dan mengalah pada pendapat orang lain.
Akibtnya mereka selalu kalah dan tidak dapat hidup bahagia.
Firman Allah:
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir."
Sikap pesimis
16.Makna sifat pesimis
Orang pesimis selalu memandang realitas dengan kaca mata negatif, dan menimbulkan
masalah besar yang akan menjadi beban baru dalam kehidupannya. Terlebih lagi jika
orang pesimis mempunyai pengalaman gagal dalam hidupnya maka kegagalan yang
pernah dialami dianggap akan berulang kembali terhadap aktifitas baru yang aakan
dilakukan.
Jenis-jenis sikap pesimis
sifat pesimis terbagi menjadi pesimis terhadap diri sendiri, pesimis terhadap keluarga,
pesimis terhadap keluarga, pesimis terhadap kedudukan dan jabtan, dan terhadap harta
kekayaan.

1. pesimis terhadap diri sendiri


Allah berfirman:
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai
ketetapan yang Telah ditentukan waktunya. barang siapa menghendaki pahala dunia,
niscaya kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki
pahala akhirat, kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat itu. dan kami akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

2. pesimis terhadap keluarga


Allah Berfirman:

"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi


Allah-lah pahala yang besar.
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta
taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu[1480]. dan barangsiapa
yang dipelihara dari kekikiran dirinya, Maka mereka Itulah orang-orang yang
beruntung."
3. Pesimis pada kedudukn
4. Pesimis terhadap harta kekayaan
Allah berfirman:
Dan diantara mereka ada orang yang Telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya
jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, Pastilah kami akan
bersedekah dan Pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh.Maka setelah Allah
memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan
karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu
membelakangi (kebenaran).Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka
sampai kepada waktu mereka menemui Allah, Karena mereka Telah memungkiri
terhadap Allah apa yang Telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga Karena mereka
selalu berdusta.
5. Pesimis pada penghinaan
Sikap Putus Asa
Makna putus asa
Putus asa jika telah melmpaui batasnya yang terakhir dan telah menguasai hati secara
keselurukan, hal ini dapat membawa seorang hamba kelingkaran kufur. Allah SWT.
Berfirman:

Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya
dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa
dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Derjat manusia menurut harap dan cemas
Manusia terbagi menjadi tiga golongan:
6. hamba yang telah kembali sepenuhnya pada tuhan-Nya, sehingga terang hatinya
dan hilng kegelapan nafsunya dengan terbitnya cahaya kedekatan pada hatinya
dan hilang kegelapan nafsunya dengan terbitnya cahaya kedekatan pada-Nya.
7. Hamba yang senantiasa khawatir dirinya akan bermalas-malasan dalam
mengerjakan perintah-perintah-Nya atau cenderung kepada larngan-Nya
8. Hamba yang hidupnya dikuasai oleh kelalaian dan mencampuradukkan antara
yang halal dan yang haram.

1. Bergantung tidak mandiri


2. Makna bergantung pada orang lain
Orang yang bergantung tidak mampu mengndalkan dirinya sendiri dalam
merencanakan dan membuat keputusan penting. Sebenarnya setiap orang
bisa saja meminta dan mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum
akhirnya membuat keputusan yang tepat bagi mereka sendiri. Namu pada
kenyataanya orang yang bergantung sangat terikat dengan pendapat orng
lain dan tidak mampu mengambil inisiatif untuk menentukan yang
terbaik bagi dirinya. Orang yang bergantung pada oranglain tidak mampu
bekerja sendiri, mereka cenderung mengandalkan orng lain (keluarga
atau teman) dalam memnuhi kebutuhan emosional dan kebutuhan hidup
orang lain.
Potensi potensi yang dimiliki oleh mnusi natra lain adala:
1. akal fikiran
2. Qalbun
3. Nafs
4. Ruh
5. Fitrah

 Sabar dan Tawakal


Sabar dalam hidup

17.Konsep sabar dalam islam


Sikap sabar merupakan kepribadian mulia yang mesti dimiliki setiap orang beriman.
Allah SWT. Memberikan bimbingan untuk bersabar dalam mengarungi kehidupan dan
mensikapi berbagai persoalan yang muncul, baik yng menyangkut diri sendiri maupun
orng lain.
Allah Berfirman:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung.
Imam ghazali membagi sabar menjadi 2 kelompok: 1) kesabaran yang terkait dengan
fisik, seperi cacat, tangan atau kaki patah, mata buta, karena pukulan keras, sakit parah,
sehingga secara fisik sangat berat melakukan ibadah. 2) berkaitan dengan non fisik,
batin, sifat-sifat kejiwaan lainnya.
Salah satu makna sabar adlah memiliki sikap tenang, tabah dan ulet dengan ketulusan
dan kekuatan menerima dan menghadapi segala peristiwa dan cobaan
18.Sabar menghadapi masalah
Menurut kualitas sabar terbagi atas empat bagian:
1. Sabar dalam melaksanakan ketaatan.
2. Sabar menghadapi maksiat.
3. Sabar dalam mengingat-ingat perbuatan-perbuatan dosa dimasa lalu.
4. Sabar dalam menghadapi kesulitan
 Kesulitan yang datang dari Allah secara langsung.

 Kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh manusia lain.

Tawakal pada Allah

21.pengertian tawakal
secara harfiah, "tawakal" (arab: Tawakul) berarti bersandar atau mempercayai diri.
Dalam agama, tawkkal adalah sikap bersandar dan mempercayakan diri kepada Allah,
tuhan Yang Maha Esa.
Tawakal adalah sikap aktif dan tumbuh hanya dari pribadi yang memahami hidup
dengan benar serta menerima kenyataan hidup dengan tepat. Sebab pangkal tawakal
adalah kesadaran diri bahwa perjalanan pengalaman manusia secara keseluruhan dalam
sejarah kehidupan diri pribadi. Sebagian besar hakikat tawakal merupakan rahasia ilahi
yang tidak ada jalan bagi makluk untuk menguasainya.
22.membangun tawakal
menurut Ta'rif al-Jurjani, Tawakal adalah percaya sepenuhnya atas apa yang ada Pada
Allah, dan lepas dari ketergantungan terhadap apa yang ada pada tangan manusia.
Sikap atau sifat tawakal ialah sikap menyerahkan diri kepada Allah Swt. Akan semua
hasil dari usaha dan iktiyar yang telah dikerjakan dengan perencanaan yang matanng
dari jerih payah yang sangat berat. Allah Berfirman:
Artinya:
Apabila mereka Telah mendekati akhir iddahnya, Maka rujukilah mereka dengan baik
atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi
yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu Karena Allah.
Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari
akhirat. barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya
jalan keluar.
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa
yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
 Sikap Kreatif
SIKAP KREATIF

0. Makna kreatif
Menurut kamus besar indonesia, kreatif diartikan: "memiliki daya
cipta atau memiliki kemampuan untuk menciptakan". Menurut
munandar, utami (1999) kreatif adalah menemukan,
menggabungkan, membangun, mengarang, mendesain, merancang,
mengubah ataupun menambah.
Dalam perspektif islam, kreatif dapat diartikan sebagai kesadaran
keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat
Allah, guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan bermanfat bagi
kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus kehadirat Allah
AWT.
Firman Allah:

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam.(Q.S. Ali 'imran [3];102)
1. Emosi Manusia yang kreatif
1. manusia kreatif secara emosional memiliki hasrat yang kuat untuk mengubah
hal-hal yng ada disekelilingnya menjadi lebih baik.
2. memiliki kepekaan, bersifat terbuka dan tanggap terhadap segala hal.
3. memiliki minat yang tinggi
4. memiliki rasa ingin tahu yang menggelora dan tidak pernah berhenti untuk
mempertanyakan segala hal yang dilihat dan didengarnya.
5. mendalm dan konsentrasi dalam berfikir.
6. memiliki girah dan optimisme untuk menjalani kehidupan dan menghadapi
semua tantangan yang menghadang.
7. bersifat menghargai sebagai wujud kesadaran diri sebagai manusia ciptaan
tuhan.
8. tidak mudah puas dengan kebrhasilan yang dicapainya.
2. Intelektual manusia kreatif
1. memiliki kemampuan berpikir lancar, orang kreatif lebih banyak mengajukan
pertanyaan dan jawaban dan gagasan solutif dalam berbagai keadaan.
2. berfikir luwes.
3. berfikir orisisnil.
4. memiliki ketelitian dalam mengevluasi.
5. kritis dan imajinatif.
6. mendeteksi dan memferivikasi,
7. analistis dan sintesi.

SIKAP DINAMIS
3. Pengertian Dinamis
Dinamisme merupakan kemampuan melihat sisi terang kehidupan dan memelihara
sikap positif, sekalipun berada dalam kesulitan. Dinamisme adalh pendekatan yang
positif terhadp kehidupan sehari-hari untuk mencapi kberhsilan yang berguna bagi
kehidupan.
Dalam firman Allah:
Dan Ya'qub berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari
satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian Aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah Aku
bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri".(Q.S. yusuf [12]: 67)
4. Ciri-ciri sikap dinamis
1. wajar dan realistis
2. yakin pengorbanan dan Amal shaleh

 Iman pada malaikat


5. Makna Iman Kepada Malikat
Secara bahasa malaikat berasal dari kata malaka, jamaknya
malaikat. Akar kata malaikat yaitu alaka atau aluka yang
mempunyai arti risalah atau menyampaikan pesan. Iman pada
malaikat adalah percaya sepenuh hati bahwa Allah telah
menciptakan malaikat dari nur (cahaya) yang tidak pernah maksiyat
dan selalu menjalankan perintah Allah SWT.
Firman Allah dalam Al-Qur'an:
4
Artinya:
"Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya
dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan
rasul-rasul-Nya…(Q.S. al-Baqarah [2]: 285)
6. Hakikat Malaikat
Menurut Zakiyah Daradjat, malaikat itu bertugas sebagai perantara
dan pelaksana kehendak Allah, terutama yang berhubungan dengan
Alam rohaniah manusia. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. malaikat sebagai perantara penyampai wahyu
2. sebagai perantara untuk menabahkan dan menguatkan hati
orang beriman
3. sebagai perantara dalam melaksanakan hukum Allah
4. sebagai penolong dan mendoakan manusia
5. memberikan pertolongan kepada manusia dalam hal rahaniyah
6. memberikan ilham kedalam hati manusia untuk perilaku baik
7. mencatat perbuatan manusia
8. mencabut nyawa manusia
hakikat malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur atau
cahaya.
7. Tabiat dan karakter malaikat
1. malaikat tidak pernah sombong, selalu takut kepada Allah dan
patuh melaksanakan perintahnya.
2. Malaikat adalah makhluk yang dimuliakan Allah
3. Rombongan malaikat shaf-shf yang tersusun rapi
4. Selalu bertasbih kepada Allah
5. Malaikat adalah utusan Allah kepada hamba yang dikehendaki
6. Malaikat bukan sebagai nabi/rasul untuk seluruh manusia
7. Pengetahun malaikat terbatas pada sesuatu yang diajarkan
Allah
8. Malaikat mempunyai sayap, ada yang dua, tiga, dan
empat,dengan sayap itu ia turun dari langit dengan sangat
kencang
Nama-nama malaikat dalam Al-Qur'an:
9. malaikat jibril
10.malaikat mikil
11.malaikat izrail
12.malaikat israfil
13.malaikat Raqib dan Atid
14.malaikat munkar dan nakir
15.malikt malik
16.malaikat ridwan

Pendahuluan
A. Pengertian Akidah Akhlak

Menurut bahasa, kata aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [ ‫ َع ْقد‬-‫يَ ْع ِقد‬-‫] َعقَ َد‬
artinya adalah mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah
menurut istilah adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan
diterima dengan rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak
dapat digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang
lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang
menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah


adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim
yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim
sebagai sumber keyakinan yang mengikat.

Sementara kata “akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [‫ ]خلق‬jamaknya
[‫ ]أخالق‬yang artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat diartikan budi
pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah melekat pada
diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku
atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal
dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.

B. Dasar Akidah Akhlak

Dasar aqidah akhlak adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-
sumber hukum dalam Islam yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al
Hadits adalah pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau
ukuran baik buruknya suatu perbuatan manusia. Dasar aqidah akhlak yang
pertama dan utama adalah Al Qur’an dan. Ketika ditanya tentang aqidah
akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.” Dasar aqidah akhlak Nabi
Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”

Islam mengajarkan agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi


perbuatan buruk. Ukuran baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an.
Karena Al Qur’an merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini
oleh setiap muslim.

Dalam Surat Al-Maidah ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya


telah datang kepadamu rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-
Kitab yang kamu sembunyikan dan banyak pula yang dibiarkannya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari Allah dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang
mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula)
Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang
terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke jalan yang
lurus.”

Dasar aqidah akhlak yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau
Sunnah Rasul. Untuk memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam
diperintahkan untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku
Rasulullah adalah contoh nyata yang dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap
umat Islam (orang muslim).

C. Tujuan Akidah Akhlak

Aqidah akhlak harus menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap
umat Islam harus meyakini pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a) Memupuk dan mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak
lahir. Manusia adalah makhluk yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia
terdorong mengakui adanya Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat
172-173 yang artinya “Dan (Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan
kehinaan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka, seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “,
mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami
lakukan yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang
(datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan
kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri
ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan
ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar

b) Aqidah akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan
mulia. Seseorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku
terpuji, baik ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama
manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu,
perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi
tujuan dalam aqidah akhlak.

c) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia


diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran.
Pendapat-pendapat atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas
akal manusia, kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena
itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas
atau terhindar dari kehidupan yang sesat.

Anda mungkin juga menyukai