Keperawatan Komunitas
Keperawatan Komunitas
Oleh :
Melya F. Lawa 16061145
Feren M. Sampel 16061044
Indah Rondonuwu 16061104
Philiailani Kindangen 16061125
Penulis
Kelompok
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistematika penulisan
BAB II : Tinjauan Pustaka
2.1 (Teori dari masalah yang diangkat)
2.2 Konsep Teori Keperawatan (disesuaikan dengan masalah yang diangkat)
BAB III : Kerangka Konsep
3.1 WOC (Web of Causation) : Menggunakan kerangka konsep teori
keperawatan
3.2 Aplikasi Teori Keperawatan dalam Asuhan Keperawatan
BAB IV : Aplikasi Asuhan Keperawatan
4.1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas
4.2 Analisa Data Komunitas
4.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas (tabel)
4.4 Rencana Asuhan keperawatan (tabel)
4.5 Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas (tabel)
4.6 Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas (tabel)
BAB V : Penutup
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Format Pengkajian Keluarga
2. Perhitungan Sampel Keluarga dalam Komunitas Desa
3. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Komunitas
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hidup sehat merupakan kebutuhan dan tuntutan yang semakin meningkat
sesuai dengan harapan. Ada banyak permasalahan kesehatan yang dialami oleh
tetapi partsipasi aktif klien dalam mematuhi pentalogi terapi Hipertensi (penyuluhan,
diit, managemet stres, usia, jenis kelamin, factor keturunan) memiliki andil besar
walaupun pada kenyatanya dilahan sering terabaikan. Hal ini memberikan dampak
hipertensi (bordeline hypertention) yaitu tekanan darah dengan rentang antara 140/90-
159/94 mmHg, diperkirakan 4,8-18,8%. Angka ini lebih tinggi dari angka prevalens
yang dilaporkan oleh Cheng dan kawan-kawan di Taipeh, yaitu sekitar 6,2% dan oleh
Freis di Amerika Serikat, yaitu 10-15%. Selain prevalensinya yang tinggi, juga angka
Menurut pengamatan WHO, selama 10 tahun terakhir, terlihat bahwa jumlah penderita
hipertensi yang dirawat di berbagai rumah sakit di meningkat lebih dari 10 kali lipat.
Peningkatan ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, karena
penemuan kasus yang hanya dilakukan secara pasif pada masyarakat yang tingkat
pengetahuannya rendah.
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Smeltzer, Bure, 2002). Hal itu
terjadi akibat factor keturunan, umur, jenis kelamin, ras dan kebiasaan hidup yang
buruk. Pada penyakit Hipertensi jika dilihat dari gejala dapat di bedakan menjadi 2
yaitu Hipertensi Benigna (tidak menimbulkan gejala) dan Hipertensi Maligna
(membahayakan disertai keadaan kegawatan). Dari factor resiko Hipertensi yang dapat
diubah yaitu dari merokok, obesitas, alcohol, stress, konsumsi garam yang tinggi dan
aktifitas. Hipertensi tidak terlepas dari pola hidup klien selama di rumah, maka dari itu
peran keluarga sangat dibutuhkan untuk pencegahan dan perawatan selama di rumah
sangatlah penting. di kurangi. Pencegahan dan perawatan yang harus dilakukan oleh
keluarga adalah dengan membiasakan pola hidup sehat, hal yang harus dilakukan oleh
keluarga yang mempunyai keluarha Hipertensi yaitu dengan menjaga prilaku hidup
sehat seperti salah satu contohnya yaitu dalam menyediakan makanan, disini peran
keluarga yaitu menyediakan makanan yang tidak bersantan dan tinggi garam, prilaku
Teori model keperawatan Nolla J Pender yang fokus pada “Health Promotion
Model (HPM)” dengan menggabungkan dua teori yaitu nilai pengharapan (Expectancy
Value) dan teori pembelajaran social (Social Cognitive Theory) yang memandang suatu
promosi keshatan dan pencegahan penyakit sebagai sesuatu yang logis dan ekonomis.
dipengaruhi oleh pengetahuan keluarga dalam menerapkan pola hidup sehat terutama
pada keluarga yang mempunyai anggota keluarga hipetensi yaitu dalam hal diet,
aktifitas dan live style. setelah keluarga mempunyai pengetahuan diharapkan keluarga
akan sadar pentingnya pola hidup sehat yang nantinya akan menjadi kebiasaan dalam
berprilaku.
Lingkungan masyarakat
yang kurang mendukung
untuk pelaksanaan hidup
sehat (cuaca dingan)
Lingkungan fisik yang
kurang mendukung
(kurangnya fasilitas
kesehatan tentang bahaya
merokok, dll)
Poin dalam bagan kerangka konsep , yang diangkat sebagai WOC yang pertama ialah
poin personal factor yang meliputi aspek biologis, psikologis dan social buday (Faktor - faktor
ini merupakan prediksi dari perilaku yang didapat dan dibentuk secara alami oleh target
perilaku) dimana pada masyarakat desa Lasallian C6 memiliki masalah yang mucul seperti
yang sudah disebutkan di atas. Yang kedua ialah poin Perceived Barriers to Actions
(Hambatan Tindakan yang dirasakan) dimana hambatan ini terdiri atas : persepsi mengenai
ketidaktersediaan, tidak menyenangkan, biaya, kesulitan atau penggunaan waktu untuk
tindakan-tindakan khusus. Dan pada masyarakat memiliki masalah seperti yang telah
disebutkan di atas sehingga hal inilah yang menjadi suatu penghalang (block) untuk
pencapaian hidup sehat. Dan poin yang ketiga ialah Interpersonal Influence (pengaruh
interpersonal) adalah kesadaran mengenai perilaku, kepercayaan atau pun sikap terhadap orang
lain. Sumber utama pengaruh interpersonal pada perilaku promosi kesehatan adalah keluarga
(orang tua dan saudara kandung), teman, dan petugas perawatan kesehatan. Dan pada
masyarakat sangat kurang akan komponen ini. Dan yang terakhir adalah poin Situational
Influence (Persepsi dan kesadaran personal terhadap berbagai situasi atau keadaan) dapat
memudahkan atau menghalangi suatu perilaku dan juga lingkungan yang menarik juga lebih
diinginkan untuk melaksanakan perilaku kesehatan.
9% Hipertensi
31% Gastritis
25% Kolesterol
Asam Urat
16% 19% Jantung
4.2 Analisa Data Komunitas
DAFTAR
PERHATIAN NO.
MASALAH BESAR TINGKAT MUDAH
NO MASYARAK TOTAL PRIORITAS
KESEHATAN MASALAH KEPARAHAN DIATASI
AT MASALAH
KOMUNITAS
1. Manajemen
kesehatan
tidak efektif
b/d 5 4 2 5 16 1
Penyakit
hipertensi
pada
masyarakat
di Desa
Lasallian
C6
2. Manajemen
kesehatan
tidak efektif
b/d
Penyakit
Asam Urat
4 4 3 4 15 2
pada
masyarakat
di Desa
Lasallian
C6
3. Manajemen
kesehatan
tidak efektif
b/d
Penyakit
Gastritis
4 3 4 3 14 3
pada
masyarakat
di Desa
Lasallian
C6
RENCANA
NO MASALAH TUJUAN SASARAN WAKTU TEMPAT DANA PJ
KEGIATAN
1. Manajemen Setelah Ajarkan - Masyarakat Rabu,13 Desa Yang diperlukan : Indah
kesehatan diberikan tentang usia > 40thn Oktober Lasallian Rp.500.000
tidak efektif pendidikan pola makan - Ibu Rumah 2019 C6
di desa kesehatan da jenis Tangga Sumber dana :
Lasallian C6 selama 3x60 makanan Mahasiswa
b/d pola menit tentang yang sehat mengumpulkan
makan yang pole makan Memasak uang
kurang sehat yang sehat dan menu diet Rp.50.000/org (10
cara memasak bersama org) Melya
menu sehat
diharapkan
masyarakat
dapat mandiri
melakukannya.
2. Manajemen Setelah Ajarkan Seluruh Jumat, 15 Desa - Nikita
kesehatan diberikan tentang Masyarakat Oktober Lasallian
tidak efektif pendidikan aktivitas 2019 C6
di desa kesehatan fisik yang
Lasallian C6 selama 2x20 dapat
b/d menit tentang dilakukan
kurangnya pentingnya Undang
aktivitas fisik aktivitas fisik instruktur
pada diharapkan senam
masyarakat masyarakat untuk
dapat mandiri senam
melakukannya bersama
3. Manajemen Setelah Ajarkan Masyarakat Sabtu, 16 Desa Dana yang Feren
kesehatan diberikan bahaya dewasa muda Oktober Lasallian dibutuhkan : Rp.
tidak efektif pendidikan merokok hingga 2019 C6 50.000
di desa kesehatan bagi dewasa tua
Lasallian C6 selama 2x150 kesehatan Sumber dana :
b/d kebiasaan menit tentang Tempel Mahasiswa
merokok bahaya poster mengumpulkan
pada merokok, dilarang uang Rp.5.000/org
masyarakat diharapkan merokok (10 org)
angka dan bahaya
pengguna merokok di
rokok dapat lingkungan
menurun.
4.5 Implementasi & Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas (tabel)
NO MASALAH KEPERAWATAN HARI/TANGGAL KEGIATAN EVALUASI
1. Manajemen kesehatan tidak efektif Rabu,13 Oktober 2019 Mengajarkan tentang pola makan da S : Masyarakat mengerti tentang
di desa Lasallian C6 b/d pola makan jenis makanan yang sehat penjelasan pola makan sehat
yang kurang sehat Memasak menu diet bersama O : Masyarakat terlihat antusias
dan senang melakukan kegiatan
A : Kegiatan dijadwalkan ulang
P : Rencana Kegiatan :
Ajarkan tentang pola makan
da jenis makanan yang sehat
Memasak menu diet bersama
2. Manajemen kesehatan tidak efektif Jumat, 15 Oktober 2019 Mengajarkan tentang aktivitas fisik S : Masyarakat mengerti tentang
di desa Lasallian C6 b/d kurangnya yang dapat dilakukan penjelasan aktivitas fisik ya ng
aktivitas fisik pada masyarakat Mengundang instruktur senam untuk dapat dilakukan
senam bersama O : Masyarakat semangat dan
senang melakukan kegiatan
A : Intervensi dihentikan.
P : Pantau aktivitas masyarakat
3. Manajemen kesehatan tidak efektif Sabtu, 16 Oktober 2019 Mengajarkan bahaya merokok bagi S : Masyarakat paham tentang
di desa Lasallian C6 b/d kebiasaan kesehatan penjelasan bahaya merokok bagi
merokok pada masyarakat Menempel poster dilarang merokok kesehatan
dan bahaya merokok di lingkungan O : Masyarakat semangat untuk
menempel bersama
A : Intervensi dihentikan.
P : Pantau aktivitas masyarakat
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dengan perubahan paradigma pelayanan kesehatan dari kuratif ke arah promotif
dan preventif Nolla. J Pender telah menghasilkan sebuah karya fenomenal tentang
“Health Promotion Model” atau model promosi kesehatan. Dimana model tersebut
menggabungkan 2 teori yaitu teori nilai harapan (expectancy value) dan teori kognitif
social (social cognitive theory) yang konsisten dengan semua teori yang memandang
pentingnya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit adalah suatu hal yang logis
dan ekonomis.
Menurut WHO promosi kesehatan meliputi mendorong gaya hidup yang lebih sehat,
menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, memperkuat tindakan masyarakat,
mengorientasikan kembali pelayanan kesehatan dan membangun kebijakan public yang
sehat. Kesehatan individu dan keluarga ditandai dengan efektifnya dalam komunitas,
linkungan dan masyarakat dimana mereka perlu hidup.
Model Promosi Kesehatan Nolla J. Pender adalah suatu cara untuk menggambarkan
interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpesonalnya dalam berbagai dimensi.
Model ini mengintegrasikan teori nilai harapan (Expectancy-value) dan teori kognitif sosial
(Social Cognitive Theory) dalam perspektif keperawatan manusia dilihat sebagai fungsi yang
holistik.
5.2 Saran
Sebagai pelaku kesehatan dan penyuluh kesehatan diharapkan dapat memberikan
contoh dalam melakukan perubahan perikaku sehat untuk diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat. Dalam Promosi Kesehtan sangat diperlukan peran perawat dan dapat
diterapkan pada seluruh subjek keperawatan individu, keluarga, kelompok maupun
komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Alligood, M. R. (2014). Nursing theorists and their work (8th ed.). St. Louis, MO:
Elsevier/Mosby.
Ho, A., Berggren, I., &Dahlborg-Lyckhage, E. (2010). Diabetes empowerment related to
Pender's Health Promotion Model: a meta-synthesis. Nursing & Health Sciences, 12(2),
259-267.doi:10.1111/j.1442-2018.2010.00517.x
Kazer, M., & Fitzpatrick, J. (2012).Encyclopedia of Nursing Research. New York, NY:
Springer Pub.
Kearney-Nunnery, R. (2008). Advancing Your Career: Concepts of Professional Nursing.
Philadelphia: F.A. Davis.
McCullagh, M. C. (2013). Health promotion. In S. J. Peterson, & T. S. Bredow (Eds.), Middle
range theories- application to nursing research (3rd ed. (pp. 224-234). Philadelphia, PA:
Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Potter & Perry . 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Volume Dua. Edisi Empat.
Media.
Utami, T. A. (2017). Promosi Kesehatan Nola Pender Berpengaruh terhadap Pengetahuan dan
Kepatuhan ODHA Minum ARV. Indonesian Journal of Nursing and Midwifery, 5(1),
58–67. https://doi.org/2354-7642/2503-1856
LAMPIRAN
1. Format Pengkajian Keluarga (format pengkajian tanpa data)