DISUSUN OLEH :
Skala Keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri hebat
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah nyeri yang dapat dilakukan adalah adanya
riwayat nyeri, keluhan nyeri seperti lokasi nyeri, intensitas nyeri,
kualitas dan waktu serangan. Pengkajian dapat dilakukan dengan cara
PQRST :
1. P (pemacu), yaitu faktor yang mempengaruhi gawat atau
ringannya nyeri,
2. Q (quality) dari nyeri, seperti apakah rasa tajam, tumpul atau
tersayat,
3. R (region), yaitu daerah perjalanan nyeri,
4. S (severity) adalah keparahan atau itensitas nyeri,
5. T (Time) adalah lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri.
Intensitas nyeri dapat diketahui dengan bertanya kepada pasien
melalui skala nyeri berikut:
2. Diagnosa Keperawatan
Terdapat beberapa diagosis yang berhubungan dengan masalah nyeri,
di antaranya :
a. Nyeri akut b.d agen cedera biologis, kimia, fisik atau psikologis.
b. Nyeri kronis.
c. Gangguan mobilitas b.d nyeri pada ekstremitas.
d. Kurangnya perawatan diri b.d ketidakmampuan menggerakkan
tangan yang disebabkan oleh nyeri persendian.
e. Cemas b.d ancaman peningkatan nyeri.
3. Perencanaan Keperawatan
a. Mengurangi dan membatasi faktor-faktor yang menambah nyeri.
b. Menggunakan berbagai teknik noninvasif untuk memodifikasi
nyeri yang dialami.
c. Menggunakan cara-cara untuk mengurangi nyeri yang optimal,
seperti memberikan analgesik sesuai dengan program yang
ditentukan.
4. Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
a. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misalnya
ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan dan
kebosanan.
b. Memodifikasi stimulus nyeri dengan menggunakan teknik-teknik
seperti :
1. Teknik latihan pengalihan
1) Menonton televisi.
2) Berbincang-bincang dengan orang lain.
3) Mendengarkan musik.
2. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik napas dalam dan mengisi
paru-paru dengan udara, menghembuskannya secara perlahan,
melemaskan otot-otot tangan, kaki, perut, dan punggung serta
mengulangi hal yang sama sambil terus berkonsentrasi hinga
didapat rasa nyaman, tenang dan rileks.
3. Stimulasi kulit
1) Menggosok dengan halus daerah nyeri.
2) Menggosok punggung.
3) Menggunakan air hangat dan dingin.
4) Memijat dengan air mengalir.
c. Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu atau
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi
dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. (Hidayat, 2009)
5. Evaluasi
Dalam mengevaluasi, perawat harus memiliki pengetahuan dan
kemampuan untuk memahami repon terhadap intervensi keperawatan.
Kemungkinan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang di
capai, serta kemampuan dalam menghubungkan tindakn keperawatn
pada kriteria hasil. Tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu
evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses di lakukan selama
proses keperawatan berlangsung tau menilai respon pasien, sedangkan
evaluasi hasil dilakuakan atas target tujuan yang di harapkan 9Aziz
Alimul, 2006).
Evaluasi diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Evaluasi formatif
Evaluasi yang diberikan pada saat memberikan intervensi dengan
respons segera.
b. Evalusai sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status
pasien pada waktu tertentu berdasarkan tujuan yang direncanakan
pada tahap perencanaan.
Evaluasi terdiri dari:
- S ( subyektif )
- O ( objektif )
- A ( assessment atau penilaian )
- P ( planning atau rencana )
DAFTAR PUSTAKA