PENDAHULUAN
Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul
tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah
satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah
dengan dana berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai
jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-
Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air
yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.
Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai mengikutsertakan pihak
swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and
Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga
otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal
mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR
dan Cipularang.
Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan
Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur
lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah
dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia,
serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun.
Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai
konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan
pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari
Pemerintah.
Sekitar tahun 2006 an, muncul konsep cashless yang lain yaitu e-wallet, konsep yang diluar
negeri sudah menjadi kebutuhan primer untuk pembayaran. Contohnya di Jepang, pembayaran
cukup dengan Tapping handphone mereka di alat penerima. Sedangkan di Indonesia, Flazz-lah
yang pertama kali di kenalkan oleh BCA. Konsep yang menurut saya sedikit tumpang tindih
dengan Debit ATM, namun cukup praktis juga untuk menipiskan dompet kita yang tebal gara-
gara denominasi mata uang kita yang kecil. Kurang lebih bersamaan, E-Toll Card pun
diluncurkan oleh Mandiri, diawali dengan kerjasama dengan pihak PT Jasa Marga sebagai solusi
1
pembayaran cepat (tinggal Tap). Walau dengan awal yang cukup sedikit meresahkan dengan
pemotongan dana berlebih, namun cukup sukses dikemudian hari. Ditambah dengan gerbang
khusus unattended post khusus pemilik kartu e-toll ini. Kemudian, dilanjutkan ke mitra-mitra nya
seperti AlfaMart yang dapat menggunakan wallet ini.
Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, pengoperasian jalan tol yang dilakukan Jasa
Marga merupakan acuan dan telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Selain itu Jasa
Marga terus meningkatkan mutu pengoperasian jalan tol berbasis sertifikasi ISO, serta
penerapan Malcolm Baldridge .
Semua bentuk pelayanan Jasa Marga merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap
service excellence kepuasan masyarakat luas pengguna jalan tol di Indonesia, melalui pemberian
jasa yang modern, berkualitas dan semakin efisien.
1.4 METODOLOGI
Metodologi yang digunakan penulis adalah Studi Web Browser (Web Research).Penulis
mencari buku-buku dan materi tentang pelayanan menggunakan E-Toll.
2
BAB 2
LANDASAN TEORI
3
organisasi atau lingkungan fisik, sebelum terorganisir dan disusun menjadi sebuah
bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia.
Menurut (Hall, 2011, p. 11) Data adalah berbagai fakta, yang akan atau
mungkin tidak diproses (diedit, diringkas, atau diperbaiki) dan tidak memiliki
pengaruh langsung atas pengguna.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah
fakta-fakta yang belum diproses (mentah), yang tidak berpengaruh langsung atas
pengguna.
4
RFID aktif menggunakan sumber daya internal, seperti baterai, dalam tag
untuk terus mengaliri listrik tag dan sirkuit komunikasi RF nya. RFID aktif
memungkinkan sangat rendah tingkat RF sinyal yang akan diterima oleh tag
(karena pembaca / interogator tidak kuasa tag), dan tag dapat menghasilkan
tingkat tinggi sinyal kembali ke reader / interogator. RFID tag aktif terus
didukung, baik di bidang reader / interogator atau tidak, dan biasanya digunakan
ketika jarak tag lagi membaca yang diinginkan. Pasif RFID bergantung pada
energi RF ditransfer dari pembaca / interogator ke tag untuk daya tag. Pasif RFID
tag mencerminkan energi dari pembaca / interogator atau menerima dan
menyimpan sementara sejumlah kecil energi dari sinyal reader / interogator untuk
menghasilkan respon tag. Pasif RFID memerlukan sinyal RF yang kuat dari
pembaca / interogator, dan kekuatan sinyal RF kembali dari tag tersebut dibatasi
ke tingkat yang sangat rendah oleh energi yang terbatas. Pasif RFID tag paling
baik digunakan ketika tag dan interogator akan menjadi dekat satu sama lain.
Semi-pasif RFID menggunakan sumber daya internal untuk memantau kondisi
lingkungan, tetapi membutuhkan energi RF ditransfer dari pembaca / interogator
mirip dengan tag pasif untuk daya respon tag. Semi-pasif RFID tag menggunakan
proses untuk menghasilkan respon tag mirip dengan tag pasif. Semi-pasif tag
berbeda dari pasif dalam tag semi pasif memiliki sumber daya internal (baterai)
untuk sirkuit tag ini yang memungkinkan tag untuk menyelesaikan fungsi lain
seperti pemantauan kondisi lingkungan (suhu, shock) dan yang dapat
memperpanjang sinyal tag jangkauan.
5
2.4.3 Keuntungan RFID
e-Toll adalah kartu elektronik yang digunkan untuk membayar biaya masuk
jalan tol di sebagian daerah Indonesia. Pengguna e-toll hanya perlu menempelkan
kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila
membayar secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik. Penggunaan e-toll juga
mengurangi biaya operasional karena hanya diperlukan biaya untuk
mengumpulkan, menyetor, dan memindahkan uang tunai dari dan ke bank. Selain
menjadi langkah awal dalam modernisasi pengumpulan uang, penggunaan e-toll
juga dimaksudkan untuk mengurangi pelanggaran (moral hazard) karena petugas tol
tidak menerima pembayaran secara langsung.
e-Toll sebagai pengganti uang cash untuk transaksi pembayaran tol, kartu
dapat dipindahkan, saldo terdapat di kartu, dapat diisi ulang, memiliki saldo
minimal Rp 10 ribu dan maksimal Rp 1 Juta. E-Toll card dapat dibeli di seluruh
cabang Bank Mandiri Jabodetabek Outlet Indomaret di wilayah Jabodetabek kantor
gerbang operator tol : Kantor Gerbang Cililitan (Jasa Marga), Kantor Gerbang Tol
Halim (Jasa Marga), Kantor gerbang Kapuk (Jasa Marga), Kantro gerbang
Cengkareng (Jasa Marga), Kantor gerbang Sunter (CMNP), Kantor Gerbang Serang
Timur (MMS), Kantor gerbang Merak (MMS), Kantor gerbang Cilegon Timur
(MMS), Kantor gerbang Cilegon Barat (MMS) e-Toll card mulai dipasarkan untuk
umum sejak Januari 2009.
Kartu ini dikeluarkan oleh kerjasama PT Jasa Marga Tbk, PT Citra Marga
Nusaphala Persada Tbk, Bank Mandiri, dan PT Marga Mandala Sakti. Pada tahap
awal (Januari 2009), kartu ini hanya dapat digunakan di tiga jalur tol yaitu Cawang
– Tomang – Cengkareng, Cawang – Tanjung Priok – Pluit, dan Cikupa – Merak.
Rencanakan, kartu ini akan diaplikasikan untuk pembayaran bahan bakar di pom
bensin dan sebagai alat pembayaran di area peristirahatan (rest area) tol.
6
2.6 Fitur dan Cara Transaksi
Fitur e-Toll antara lain adalah sebagai pengganti uang cash untuk transaksi
pembayaran tol, kartu dapat dipindahkan, saldo terdapat di kartu, dapat diisi
ulang, memiliki saldo maksimal Rp. 1 juta dan saldo minimal Rp. 10 ribu. adapun
manfaat e-toll adalah :
Kekurangan e-toll
Penggunaan kartu e-toll ini masih ada kelemahan yaitu diterbitkan oleh
pihak bank dengan sistem prabayar, memiliki nilai minimum nominal dan hanya
bisa dipergunakan pada beberapa ruas. Pelayanan antara konsumen pengguna e-
toll dan pembayaran tunai pun masih dalam antrian yang sama, sehingga
dampaknya belum terlalu terasa. Secara konstruksi hukum pun hubungan antara
7
operator dengan pihak penerbit kartu e-toll, dalam hal ini pihak bank merupakan
hubungan kerjasama dalam hal pembayaran.
8
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Sistem baru bagi pembayaran tol itu diberi nama Electronic Tol Collection System.
Teknologi yang dignakan untuk pembayaran e-payment ini menggunakan kartu
prabayar contactless smart card yang disebut e-toll card.
Sistem ini akan relatif mempermudah para pengguna tol karena tidak perlu lagi
membayar karcis tol dengan uang kertas, cukup dengan sebuah perangkat kartu prabayar. Sistem
baru ini diharapkan menjadi solusi antrean panjang yang sering terjadi di pintu gerbang tol akibat
aktivitas pembayaran menggunakan uang (cash handling), yang sudah dirasa semakin tidak
efektif.
Waktu yang dibutuhkan juga lebih singkat dibanding pembayaran secara manual. Selama
ini, bahkan hingga sekarang, sebelum memasuki gerbang tol, para pengendara akan disambut
dengan sebuah baliho bertuliskan: ‘Harap Membayar Dengan Uang Pas’. Namun pada
kenyataanya, meski sudah dianjurkan membayar dengan uang pas, banyak di antara konsumen
tol yang menggunakan uang ‘besar’ dengan berbagai alasan, mulai dari tidak tahu tarif hingga
tujuan lain, seperti hendak merecehkan uang.
Jika setiap transaksi ini memerlukan waktu 15 detik, maka untuk urutan ke-10 akan
mendapat giliran setelah 150 detik berikutnya, atau sekitar 2,5 menit. Dengan alasan itulah maka
Jasa Marga memutuskan untuk segera menerapkan sistem kartu tol elektronik, yang
sesungguhnya bukan barang baru dalam manajemen jalan tol di banyak negara.
Negara tetangga Malaysia, bahkan sudah menerapkan pola ini sejak beberapa tahun lalu.
Bahkan, cara ini sudah digunakan di Amerika sejak tahun 1986 lalu. Jika transaksi di gerbang tol
dengan sistem terbuka dibutuhkan waktu sekitar 7 detik, dengan menggunakan e-toll card ini
bisa kurang dari 4 detik.
Pola kerja e-toll card di indonesia memang agak berbeda dengan sistem pembayaran tol
elektronik ala Amerika, yakni dengan cara memasangi setiap unit mobil akan dipasang semacam
pemancar, yang telah diisikan saldo sejumlah tertentu, yang setiap melewati pintu tol maka saldo
itu akan terpotong atau berkurang secara otomatis. Dengan memasang semacam transporder di
dalam mobil, dapat ditentukan apakah mobil-mobil yang melintas terdaftar dalam program atau
tidak. Jika terdaftar alat ini akan mendebit rekening secara elektronik tanpa harus menghentikan
mobil atau membuka jendela. Sedangkan bagi kendaraan yang belum tedaftar alam akan
berbunyi. Tak berbeda dengan di Amerika, di Malaysia, sistem serupa juga diterapkan dengan
mengadopsi dua sistem sekaligus, yakni SmartTAG dan Touch’n Go. Pada prinsipnya
SmartTAG serupa dengan apa yang diterapkan di Amerika: sebuah alat dan sistem pembayaran
elektronik dalam kendaraan yang memancarkan data inframerah. Sedangkan, saudaranya Touch
‘n Go (TnG) adalah kartu pintar (smart card) tanpa sentuh.
9
Selain digunakan sebagai alat pembayaran, jalan tol kartu ini juga merupakan perintis
pengenalan Visa Credit Card dan MasterCard PayPass di Malaysia. Satu lagi kelebihan Touch
n’Go, ia juga semacam dompet elektronik yang bisa digunakan di semua tempat yang berlogo
Touch ‘n Go. Touch ‘n Go sendiri diluncurkan dua tahun lebih awal dari SmartTag, yaitu pada
tahun 1997. Teknologi E-toll Komponen utama system RFID ini ada tiga yaitu: RFID tag(kita
sebut tag,biar lebih simpel), RFID Reader(reader), bagian pengendali. Cara kerja RFID adalah
reader akan membaca informasi dari tag yang nantinya akan diolah oleh pengendali( biasanya
berupa PC ). Ditinjau dari jenis tagnya, RFID tag ada dua, yaitu tag aktif dan tag pasif. Tag aktif
adalah tag yang memiliki sumber energy sendiri(semacam ada batterainya), sedangkan tag pasif
tidak memiliki sumber energy sendiri. Jika memakai tag aktif maka tag akan memancarkan
gelombang yang nantinya ditangkap reader.
Sedangkan tag pasif hanya seperti pemantul gelombang dari reader, tetapi sembari
memantulkan tag pasif ini akan menyertakan informasi ke gelombang. Keuntungan tag aktif
adalah semakin banyak memori yang dapat disimpan, namun keterbatasannya tag ini tidak dapat
dibuat sekecil mungkin. Sedangkan tag pasif karena tidak mengadung baterai maka dapat dibuat
sekecil mungkin. Tag pasif inilah yang dapat disuntikkan ke tubuh manusia. RFID reader
dikelompokkan berdasarkan range jangkauan baca tagnya dan juga jenis frekuensi yang dipakai,
apakah itu KHz, MHz, tau GHz. Sedangkan untuk kontrolnya dapat menggunakan semua jenis
software RFID.
Kartu Langganan Tol (KLT), yang hanya berlaku tiga bulan. Masa berlaku e-Toll Card
tidak terbatas dan bisa digunakan di semua ruas yang bertanda e-Toll Card. Selama saldo
mencukupi, kartu tersebut masih dapat digunakan sebagai alat transaksi.
10
Nilai nominal e-Toll Card ini bisa mencapai Rp 1 Juta dalam satu kartu. Sementara jika
dibandingkan dengan KLT, maka satu buku dengan isi sepuluh lembar nominal cuma
Rp55 ribu.
Saat ini, fasilitas e-Toll Card sudah dapat dinikmati di tiga ruas tol, yakni ruas Cawang-
Cengkareng, Cawang Tanjung Priok-Pluit dan Cikupa-Merak.
3.2.2 Misi
11
Gambar 3.3 : Struktur Organisasi
Sumber : www.jasamarga.com
12
Direktur Operasi bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
khususnya dalam hal pengelolaan dan pengendalian kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol yang dilaksanakan oleh
mitra usaha. Membawahi Divisi Manajemen Operasi dan Divisi
Pemeliharaan.
Direktur Sumber Daya Manusia
Divisi ini bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dalam hal
pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, hukum dan
pengelolaan aktivitas umum. Membawahi Biro Manajemen Sumber
Daya Manusia, Biro Hukum dan Biro Umum dan Logistik.
Tata Nilai merupakan nilai-nilai yang telah ada dalam setiap Insan Jasa Marga. Tata nilai ini
merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan benar. Tata Nilai tersebut
adalah:
JUJUR
Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan dan Bebas dari
benturan kepentingan
SIGAP
Jasa Marga SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak
peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian
MUMPUNI
Jasa Marga MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.
RESPEK
Jasa Marga RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi
13
3.5 Usulan Pemecahan Masalah
Salah satu penerapan RFID dalam hal pelayanan tol adalah dalam
meningkatkan untuk melakukan pembayaran tol agar mengurangi antrian
dalam memasuki pembayaran tol.
Sebelum teknologi RFID ini dilakukan setiap pengguna jalan harus
menggunakan pembayaran manual dengan menggunakan uang cash. Tetapi
setelah adanya teknologi e-Toll ini pengguna jalan dapat membayar hanya
dengan tapping dan tidak memerlukan waktu yang sangat lama.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembayaran
dengan menggunakan sistem RFID dapat dilakukan dengan mudah tanpa
memerlukan waktu yang lama dan tanpa antri. Karena perusahaan PT Jasa
Marga menyediakan e-Toll card yang bekerja sama dengan Mandiri untuk
pengguna jalan tol.
14
BAB 4
PENUTUP
1.1 Simpulan
1.2 Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Satzinger, John. W. (2010). Object Oriented Analysis and Design with the Unified Process.
Boston : Course Technology.
O’Brien, James A.(2008). Pengantar Sistem Informasi, Edisi ke-12. Jakarta : Salemba Empat.
Williams, Brian. K. dan Sawyer, Stacey. C. (2005).Using Information Technology. Yogyakarta :
Andi Yogyakarta.
Stair & Reynolds (2010). Principle of Information System.
Lead (2004). Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo
Laudon, Kenneth. C. Dan Laudon. Jane. P. (2010). Management Infromation System. Forth
Worth : Dryden Press.
16
REFERENCE
http://www.jasamarga.com
http://kaplikasi.me
http://forum.kompas.com
http:// library.upnvj.ac.id
17
18