Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang
handal. Melalui Peraturan Pemerintah No. 04 Tahun 1978, pada tanggal 01 Maret 1978
Pemerintah mendirikan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas utama Jasa Marga adalah
merencanakan, membangun, mengoperasikan dan memelihara jalan tol serta sarana
kelengkapannya agar jalan tol dapat berfungsi sebagai jalan bebas hambatan yang memberikan
manfaat lebih tinggi daripada jalan umum bukan tol.

Pada awal berdirinya, Perseroan berperan tidak hanya sebagai operator tetapi memikul
tanggung jawab sebagai otoritas jalan tol di Indonesia. Hingga tahun 1987 Jasa Marga adalah
satu-satunya penyelenggara jalan tol di Indonesia yang pengembangannya dibiayai Pemerintah
dengan dana berasal dari pinjaman luar negeri serta penerbitan obligasi Jasa Marga dan sebagai
jalan tol pertama di Indonesia yang dioperasikan oleh Perseroan, Jalan Tol Jagorawi (Jakarta-
Bogor-Ciawi) merupakan tonggak sejarah bagi perkembangan industri jalan tol di Tanah Air
yang mulai dioperasikan sejak tahun 1978.
Pada akhir dasawarsa tahun 80-an Pemerintah Indonesia mulai mengikutsertakan pihak
swasta untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalan tol melalui mekanisme Build, Operate and
Transfer (BOT). Pada dasawarsa tahun 1990-an Perseroan lebih berperan sebagai lembaga
otoritas yang memfasilitasi investor-investor swasta yang sebagian besar ternyata gagal
mewujudkan proyeknya. Beberapa jalan tol yang diambil alih Perseroan antara lain adalah JORR
dan Cipularang.
Dengan terbitnya Undang Undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan yang menggantikan
Undang Undang No. 13 tahun 1980 serta terbitnya Peraturan Pemerintah No. 15 yang mengatur
lebih spesifik tentang jalan tol terjadi perubahan mekanisme bisnis jalan tol diantaranya adalah
dibentuknya Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebagai regulator industri jalan tol di Indonesia,
serta penetapan tarif tol oleh Menteri Pekerjaan Umum dengan penyesuaian setiap dua tahun.
Dengan demikian peran otorisator dikembalikan dari Perseroan kepada Pemerintah. Sebagai
konsekuensinya, Perseroan menjalankan fungsi sepenuhnya sebagai sebuah perusahaan
pengembang dan operator jalan tol yang akan mendapatkan ijin penyelenggaraan tol dari
Pemerintah.
Sekitar tahun 2006 an, muncul konsep cashless yang lain yaitu e-wallet, konsep yang diluar
negeri sudah menjadi kebutuhan primer untuk pembayaran. Contohnya di Jepang, pembayaran
cukup dengan Tapping handphone mereka di alat penerima. Sedangkan di Indonesia, Flazz-lah
yang pertama kali di kenalkan oleh BCA. Konsep yang menurut saya sedikit tumpang tindih
dengan Debit ATM, namun cukup praktis juga untuk menipiskan dompet kita yang tebal gara-
gara denominasi mata uang kita yang kecil. Kurang lebih bersamaan, E-Toll Card pun
diluncurkan oleh Mandiri, diawali dengan kerjasama dengan pihak PT Jasa Marga sebagai solusi

1
pembayaran cepat (tinggal Tap). Walau dengan awal yang cukup sedikit meresahkan dengan
pemotongan dana berlebih, namun cukup sukses dikemudian hari. Ditambah dengan gerbang
khusus unattended post khusus pemilik kartu e-toll ini. Kemudian, dilanjutkan ke mitra-mitra nya
seperti AlfaMart yang dapat menggunakan wallet ini.

Sebagai pemimpin pasar di industri jalan tol, pengoperasian jalan tol yang dilakukan Jasa
Marga merupakan acuan dan telah mendapatkan pengakuan dari berbagai pihak. Selain itu Jasa
Marga terus meningkatkan mutu pengoperasian jalan tol berbasis sertifikasi ISO, serta
penerapan Malcolm Baldridge .

Semua bentuk pelayanan Jasa Marga merupakan wujud komitmen perusahaan terhadap
service excellence kepuasan masyarakat luas pengguna jalan tol di Indonesia, melalui pemberian
jasa yang modern, berkualitas dan semakin efisien.

1.2 RUANG LINGKUP

Dalam penulisan paper ini, yang mencakup antara lain:


1. Pemahanan tentang RFID serta menjalankan nya ke dalam sebuah kasus.
2. Manfaat dalam meningkatkan pelayanan tol.
3. Menerapkan sistem RFID pada PT Jasa Marga

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari penulisan paper ini adalah:


1. Menganalisis penerapan RFID oleh pemerintah sebagai pelayanan tol.
2. Untuk mengetahui pengertian e-toll dan unsur didalamnya
3. Untuk mengetahui fitur dan cara transaksi dalam e-toll
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan e-toll.

1.4 METODOLOGI

Metodologi yang digunakan penulis adalah Studi Web Browser (Web Research).Penulis
mencari buku-buku dan materi tentang pelayanan menggunakan E-Toll.

2
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem


Menurut (Satzinger J. , Burd,, & Jackson,, 2010, p. 6) Sistem adalah kumpulan
komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama untuk
mencapai beberapa hasil.
Menurut (O'Brien, & Marakas, 2008, p. 24) Sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berkaitan dan bekerjasama kearah tujuan bersama dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam proses pengelolaan transformasi
atau perubahan.
Menurut (Williams & Sawyer, 2005, p. 457) Sistem adalah sekumpulan
komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk melakukan suatu
pekerjaan dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekelompok dari komponen – komponen yang memiliki suatu kesatuan
dan berhubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi yang sama untuk
mencapai suatu tujuan.

2.2 Pengertian Informasi / Data


Menurut (O'Brien, & Marakas, 2008, p. 24) Informasi adalah data yang
ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna terakhir.
Menurut (Stair, & Reynolds, 2010, p. 5) Informasi adalah sekumpulan fakta-
fakta yang diolah dengan sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah
dibalik nilai dari fakta individu itu sendiri.
Menurut (Lead, 2004, p. 12) Informasi adalah data yang telah diproses atau
data yang memiliki arti.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa infomasi adalah sekumpulan
data yang diproses menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti dan berguna bagi
penerima.
Menurut (O'brien & Marakas, 2008, p. 32) Data adalah fakta atau Observasi
mentah, yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis, lebih rinci,
data adalah pengukuran Objektif atribut (karakteristik) dari entitas (manusia,
tempat, barang, dan kejadian).
Menurut (Laudon, 2010, p. 46) Data adalah kumpulan fakta yang masih
mentah yang menjelaskan aktivitas-aktivitas yang telah terjadi dalam suatu

3
organisasi atau lingkungan fisik, sebelum terorganisir dan disusun menjadi sebuah
bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh manusia.

Menurut (Hall, 2011, p. 11) Data adalah berbagai fakta, yang akan atau
mungkin tidak diproses (diedit, diringkas, atau diperbaiki) dan tidak memiliki
pengaruh langsung atas pengguna.
Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah
fakta-fakta yang belum diproses (mentah), yang tidak berpengaruh langsung atas
pengguna.

2.3 Pengertian Sistem Informasi


Menurut (Satzinger J. , Burd,, & Jackson,, 2010, pp. 6-7) Sistem Informasi
adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang
mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output
informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis.
Menurut (O'Brien, 2006, p. 5) Sistem Informasi adalah kombinasi dari
hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
Menurut (Laudon, 2004, p. 8) Sistem Informasi adalah seperangkat
komponen yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan visualisasi dalam organisasi.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah
sekumpulan orang dan komponen-komponen yang saling berhubungan, yang
mengumpulkan, mentransformasikan, dan menyebarkan infomasi dalam sebuah
organisasi untuk membantu dalampengambilan keputusan,pengkoordinasian, dan
pengendalian.

2.4 Pengertian RFID

RFID adalah istilah umum untuk teknologi yang menggunakan gelombang


radio untuk secara otomatis mengidentifikasi orang atau benda. Ada beberapa
metode identifikasi, tetapi yang paling umum adalah untuk menyimpan nomor
seri yang mengidentifikasi orang atau benda, dan mungkin informasi lainnya,
pada microchip yang terpasang pada antena (chip dan antena bersama-sama
disebut transponder RFID atau tag RFID). Antena memungkinkan chip untuk
mengirimkan informasi identifikasi untuk pembaca. Pembaca mengubah
gelombang radio dipantulkan kembali dari tag RFID menjadi informasi digital
yang kemudian dapat diteruskan ke komputer yang dapat memanfaatkannya.

4
RFID aktif menggunakan sumber daya internal, seperti baterai, dalam tag
untuk terus mengaliri listrik tag dan sirkuit komunikasi RF nya. RFID aktif
memungkinkan sangat rendah tingkat RF sinyal yang akan diterima oleh tag
(karena pembaca / interogator tidak kuasa tag), dan tag dapat menghasilkan
tingkat tinggi sinyal kembali ke reader / interogator. RFID tag aktif terus
didukung, baik di bidang reader / interogator atau tidak, dan biasanya digunakan
ketika jarak tag lagi membaca yang diinginkan. Pasif RFID bergantung pada
energi RF ditransfer dari pembaca / interogator ke tag untuk daya tag. Pasif RFID
tag mencerminkan energi dari pembaca / interogator atau menerima dan
menyimpan sementara sejumlah kecil energi dari sinyal reader / interogator untuk
menghasilkan respon tag. Pasif RFID memerlukan sinyal RF yang kuat dari
pembaca / interogator, dan kekuatan sinyal RF kembali dari tag tersebut dibatasi
ke tingkat yang sangat rendah oleh energi yang terbatas. Pasif RFID tag paling
baik digunakan ketika tag dan interogator akan menjadi dekat satu sama lain.
Semi-pasif RFID menggunakan sumber daya internal untuk memantau kondisi
lingkungan, tetapi membutuhkan energi RF ditransfer dari pembaca / interogator
mirip dengan tag pasif untuk daya respon tag. Semi-pasif RFID tag menggunakan
proses untuk menghasilkan respon tag mirip dengan tag pasif. Semi-pasif tag
berbeda dari pasif dalam tag semi pasif memiliki sumber daya internal (baterai)
untuk sirkuit tag ini yang memungkinkan tag untuk menyelesaikan fungsi lain
seperti pemantauan kondisi lingkungan (suhu, shock) dan yang dapat
memperpanjang sinyal tag jangkauan.

2.4.1 Jenis-jenis Standar RFID

 ISO 15693-Smart Label


 ISO 14443-Contactless Pembayaran
 ISO 11784-Ternak
 EPC Retail
 ISO18000-Berbagai frequensi, berbagai aplikasi

2.4.2 Jenis-jenis Aplikasi RFID

 Pelacakan untuk ternak


 Otomotif Immobilizer
 Contactless Pembayaran
 Anti pencurian
 Aplikasi perpustakaan
 Tiket Tol yang cepat
 Access control
 Produksi / Inventaris Pelacakan
 Retail
 Aset Manajemen

5
2.4.3 Keuntungan RFID

Tidak ada kontak atau bahkan line-of-sight diperlukan untuk membaca


data dari sebuah produk yang berisi tag RFID. Ini berarti scanner kasir tidak
lebih di toko kelontong, ada kotak pengiriman lebih membongkar, dan kunci
mendapatkan tidak lebih dari saku Anda untuk memulai mobil Anda.
Teknologi RFID juga dapat bekerja dalam hujan, salju dan lingkungan
lainnya di mana bar code atau teknologi pemindaian optik akan sia-sia.

2.5 Pengertian e-Toll

e-Toll adalah kartu elektronik yang digunkan untuk membayar biaya masuk
jalan tol di sebagian daerah Indonesia. Pengguna e-toll hanya perlu menempelkan
kartu untuk membayar uang tol dalam waktu 4 detik, lebih cepat dibandingkan bila
membayar secara tunai yang membutuhkan waktu 7 detik. Penggunaan e-toll juga
mengurangi biaya operasional karena hanya diperlukan biaya untuk
mengumpulkan, menyetor, dan memindahkan uang tunai dari dan ke bank. Selain
menjadi langkah awal dalam modernisasi pengumpulan uang, penggunaan e-toll
juga dimaksudkan untuk mengurangi pelanggaran (moral hazard) karena petugas tol
tidak menerima pembayaran secara langsung.

e-Toll sebagai pengganti uang cash untuk transaksi pembayaran tol, kartu
dapat dipindahkan, saldo terdapat di kartu, dapat diisi ulang, memiliki saldo
minimal Rp 10 ribu dan maksimal Rp 1 Juta. E-Toll card dapat dibeli di seluruh
cabang Bank Mandiri Jabodetabek Outlet Indomaret di wilayah Jabodetabek kantor
gerbang operator tol : Kantor Gerbang Cililitan (Jasa Marga), Kantor Gerbang Tol
Halim (Jasa Marga), Kantor gerbang Kapuk (Jasa Marga), Kantro gerbang
Cengkareng (Jasa Marga), Kantor gerbang Sunter (CMNP), Kantor Gerbang Serang
Timur (MMS), Kantor gerbang Merak (MMS), Kantor gerbang Cilegon Timur
(MMS), Kantor gerbang Cilegon Barat (MMS) e-Toll card mulai dipasarkan untuk
umum sejak Januari 2009.
Kartu ini dikeluarkan oleh kerjasama PT Jasa Marga Tbk, PT Citra Marga
Nusaphala Persada Tbk, Bank Mandiri, dan PT Marga Mandala Sakti. Pada tahap
awal (Januari 2009), kartu ini hanya dapat digunakan di tiga jalur tol yaitu Cawang
– Tomang – Cengkareng, Cawang – Tanjung Priok – Pluit, dan Cikupa – Merak.
Rencanakan, kartu ini akan diaplikasikan untuk pembayaran bahan bakar di pom
bensin dan sebagai alat pembayaran di area peristirahatan (rest area) tol.

6
2.6 Fitur dan Cara Transaksi

Fitur e-Toll antara lain adalah sebagai pengganti uang cash untuk transaksi
pembayaran tol, kartu dapat dipindahkan, saldo terdapat di kartu, dapat diisi
ulang, memiliki saldo maksimal Rp. 1 juta dan saldo minimal Rp. 10 ribu. adapun
manfaat e-toll adalah :

 Sebagai pengganti uang tunai


 Transaksi pembayaran tol lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan cash
 Dapat digunakan untuk transaksi di luar merchant tol (Indomaret, SPBU,
beberapamechant F&B, dsb)
Jika kita ingin bertransaksi via mendiri internet langkahnya adalah sebagai berikut
:

 Anda harus memiliki rekening Mandiri Tabungan/Mandiri Giro.


 Anda harus terdaftar sebagai user mandiri internet (pendaftaran melalui
ATM/Cabang).
 Setelah Pendaftaran di ATM/Cabang lakukan pembuatan USER ID &
Password di website Bank Mandiri (menu aktivasi pengguna baru).
 Anda harus mempunyai Token Mandiri (diperoleh melalui cabang).

2.7 Kelebihan dan Kekurangan e-Toll


Kelebihan e-toll
Layanan terhadap pengguna e-toll card melalui pengembangan layanan
gardu tol otomatis (GTO) yang memberikan kecepatan dan kenyamanan dalam
melakukan transaksi e-toll card. Waktu transaksi di gardu tol akan lebih cepat
atau efisien tanpa harus berinteraksi dengan petugas tol. Bahkan pengemudi tidak
perlu menghentikan mobil pada saat melakukan transaksi pembayaran tarif tol
dengan e-Toll Card, hanya saja si pengemudi bisa memperlambat kecepatan
mobilnya. Jika transaksi di gardu tol dengan sistem terbuka pembayaran dengan
uang tunai dibutuhkan waktu sekitar tujuh detik, maka dengan menggunakan e-
Toll Card ini bisa kurang dari empat detik. Dengan layanan e-Toll Card ini
diharap akan mempercepat pembayaran dan bisa menyingkat waktu sehingga
antrean panjang disekitar gerbang tol tidak terjadi lagi seperti biasanya

Kekurangan e-toll
Penggunaan kartu e-toll ini masih ada kelemahan yaitu diterbitkan oleh
pihak bank dengan sistem prabayar, memiliki nilai minimum nominal dan hanya
bisa dipergunakan pada beberapa ruas. Pelayanan antara konsumen pengguna e-
toll dan pembayaran tunai pun masih dalam antrian yang sama, sehingga
dampaknya belum terlalu terasa. Secara konstruksi hukum pun hubungan antara

7
operator dengan pihak penerbit kartu e-toll, dalam hal ini pihak bank merupakan
hubungan kerjasama dalam hal pembayaran.

8
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Sistem baru bagi pembayaran tol itu diberi nama Electronic Tol Collection System.
Teknologi yang dignakan untuk pembayaran e-payment ini menggunakan kartu
prabayar contactless smart card yang disebut e-toll card.
Sistem ini akan relatif mempermudah para pengguna tol karena tidak perlu lagi
membayar karcis tol dengan uang kertas, cukup dengan sebuah perangkat kartu prabayar. Sistem
baru ini diharapkan menjadi solusi antrean panjang yang sering terjadi di pintu gerbang tol akibat
aktivitas pembayaran menggunakan uang (cash handling), yang sudah dirasa semakin tidak
efektif.
Waktu yang dibutuhkan juga lebih singkat dibanding pembayaran secara manual. Selama
ini, bahkan hingga sekarang, sebelum memasuki gerbang tol, para pengendara akan disambut
dengan sebuah baliho bertuliskan: ‘Harap Membayar Dengan Uang Pas’. Namun pada
kenyataanya, meski sudah dianjurkan membayar dengan uang pas, banyak di antara konsumen
tol yang menggunakan uang ‘besar’ dengan berbagai alasan, mulai dari tidak tahu tarif hingga
tujuan lain, seperti hendak merecehkan uang.
Jika setiap transaksi ini memerlukan waktu 15 detik, maka untuk urutan ke-10 akan
mendapat giliran setelah 150 detik berikutnya, atau sekitar 2,5 menit. Dengan alasan itulah maka
Jasa Marga memutuskan untuk segera menerapkan sistem kartu tol elektronik, yang
sesungguhnya bukan barang baru dalam manajemen jalan tol di banyak negara.
Negara tetangga Malaysia, bahkan sudah menerapkan pola ini sejak beberapa tahun lalu.
Bahkan, cara ini sudah digunakan di Amerika sejak tahun 1986 lalu. Jika transaksi di gerbang tol
dengan sistem terbuka dibutuhkan waktu sekitar 7 detik, dengan menggunakan e-toll card ini
bisa kurang dari 4 detik.
Pola kerja e-toll card di indonesia memang agak berbeda dengan sistem pembayaran tol
elektronik ala Amerika, yakni dengan cara memasangi setiap unit mobil akan dipasang semacam
pemancar, yang telah diisikan saldo sejumlah tertentu, yang setiap melewati pintu tol maka saldo
itu akan terpotong atau berkurang secara otomatis. Dengan memasang semacam transporder di
dalam mobil, dapat ditentukan apakah mobil-mobil yang melintas terdaftar dalam program atau
tidak. Jika terdaftar alat ini akan mendebit rekening secara elektronik tanpa harus menghentikan
mobil atau membuka jendela. Sedangkan bagi kendaraan yang belum tedaftar alam akan
berbunyi. Tak berbeda dengan di Amerika, di Malaysia, sistem serupa juga diterapkan dengan
mengadopsi dua sistem sekaligus, yakni SmartTAG dan Touch’n Go. Pada prinsipnya
SmartTAG serupa dengan apa yang diterapkan di Amerika: sebuah alat dan sistem pembayaran
elektronik dalam kendaraan yang memancarkan data inframerah. Sedangkan, saudaranya Touch
‘n Go (TnG) adalah kartu pintar (smart card) tanpa sentuh.

9
Selain digunakan sebagai alat pembayaran, jalan tol kartu ini juga merupakan perintis
pengenalan Visa Credit Card dan MasterCard PayPass di Malaysia. Satu lagi kelebihan Touch
n’Go, ia juga semacam dompet elektronik yang bisa digunakan di semua tempat yang berlogo
Touch ‘n Go. Touch ‘n Go sendiri diluncurkan dua tahun lebih awal dari SmartTag, yaitu pada
tahun 1997. Teknologi E-toll Komponen utama system RFID ini ada tiga yaitu: RFID tag(kita
sebut tag,biar lebih simpel), RFID Reader(reader), bagian pengendali. Cara kerja RFID adalah
reader akan membaca informasi dari tag yang nantinya akan diolah oleh pengendali( biasanya
berupa PC ). Ditinjau dari jenis tagnya, RFID tag ada dua, yaitu tag aktif dan tag pasif. Tag aktif
adalah tag yang memiliki sumber energy sendiri(semacam ada batterainya), sedangkan tag pasif
tidak memiliki sumber energy sendiri. Jika memakai tag aktif maka tag akan memancarkan
gelombang yang nantinya ditangkap reader.
Sedangkan tag pasif hanya seperti pemantul gelombang dari reader, tetapi sembari
memantulkan tag pasif ini akan menyertakan informasi ke gelombang. Keuntungan tag aktif
adalah semakin banyak memori yang dapat disimpan, namun keterbatasannya tag ini tidak dapat
dibuat sekecil mungkin. Sedangkan tag pasif karena tidak mengadung baterai maka dapat dibuat
sekecil mungkin. Tag pasif inilah yang dapat disuntikkan ke tubuh manusia. RFID reader
dikelompokkan berdasarkan range jangkauan baca tagnya dan juga jenis frekuensi yang dipakai,
apakah itu KHz, MHz, tau GHz. Sedangkan untuk kontrolnya dapat menggunakan semua jenis
software RFID.

Gambar 3.1 : e-toll card


Sumber : http://www.kalipaksi.me
Kemunculan RFID akhir – akhir ini cukup menggeser pamor barcode karena beberapa
kelebihan yang dimilikinya. RFID reader dapat membaca RFID tag dalam jumlah banyak
bersamaan sedangkan barcode harus dilakukan scan satu – persatu. RFID tidak mudah rusak
sehigga lebih tahan lama, sedangkan barcode kadang apabila sudah kotor bisa tidak terbaca.
Akan tetapi RFID juga memiliki kekurangan, yaitu biayanya yang relatif mahal dibanding
barcode. Namun kedepannya nanti diharapkan dapat diciptakan RFID dangan biaya yang lebih
murah.
Beberapa catatan penting tentang E Toll Card:

 Kartu Langganan Tol (KLT), yang hanya berlaku tiga bulan. Masa berlaku e-Toll Card
tidak terbatas dan bisa digunakan di semua ruas yang bertanda e-Toll Card. Selama saldo
mencukupi, kartu tersebut masih dapat digunakan sebagai alat transaksi.

10
 Nilai nominal e-Toll Card ini bisa mencapai Rp 1 Juta dalam satu kartu. Sementara jika
dibandingkan dengan KLT, maka satu buku dengan isi sepuluh lembar nominal cuma
Rp55 ribu.
 Saat ini, fasilitas e-Toll Card sudah dapat dinikmati di tiga ruas tol, yakni ruas Cawang-
Cengkareng, Cawang Tanjung Priok-Pluit dan Cikupa-Merak.

3.2 Strategi Perusahaan


3.2.1 Visi

 Menjadi Perusahaan Pengembang dan Operator Jalan Tol Terkemuka di


Indonesia.
 Menjadi Salah Satu Perusahaan Terkemuka di Indonesia .

3.2.2 Misi

1. Mewujudkan Percepatan Pembangunan Jalan Tol.


2. Menyediakan Jalan Tol yang Efisien dan Andal.
3. Meningkatkan kelancaran Distribusi Barang dan Jasa.

3.3 Struktur Organisasi

Suatu organisasi, lembaga, maupun perusahaan pasti mempunyai struktur


organisasi yang berfungsi untuk membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh PT Jasa Marga.

Sesuai dengan keputusan direksi tentang tugas dan wewenang Direksi


Perusahaan, maka masing-masing jabatan mempunyai tugas dan wewenangnya.

11
Gambar 3.3 : Struktur Organisasi

Sumber : www.jasamarga.com

3.3.1 Tugas dan Fungsi


 Direktur Utama
Adalah pimpinan perusahaan tertinggi yang bertanggung jawab atas
jalannya perusahaan secara keseluruhan
 Direktur Keuangan
Direktur Keuangan bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
dalam hal pengelolaan dan pengendalian keuangan perusahaan.
Membawahi Biro Perencanaan Perusahaan, Biro Keuangan dan
Akuntasi, serta Biro Teknologi Informasi Perusahaan.
 Divisi Pengembangan dan Niaga
Divisi ini bertanggung jawab atas jalannya perusahaan khususnya
dalam hal pengelolaan dan pengendalian kegiatan investasi,
pemanfaatan potensi-potensi usaha perusahaan lainnya dan
mengendalikan kegiatan pengembangan jalan tol yang dilakukan
perusahaan sendiri atau dengan mitra usaha. Membawahi Divisi
Pengembangan Jalan Tol, Divisi Pengembangan Usaha Lain dan
Divisi Pembangunan.
 Direktur Operasi

12
Direktur Operasi bertanggung jawab atas jalannya perusahaan
khususnya dalam hal pengelolaan dan pengendalian kegiatan
pengoperasian dan pemeliharaan jalan tol yang dilaksanakan oleh
mitra usaha. Membawahi Divisi Manajemen Operasi dan Divisi
Pemeliharaan.
 Direktur Sumber Daya Manusia
Divisi ini bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dalam hal
pengelolaan dan pengendalian sumber daya manusia, hukum dan
pengelolaan aktivitas umum. Membawahi Biro Manajemen Sumber
Daya Manusia, Biro Hukum dan Biro Umum dan Logistik.

3.4 Tata Nilai

Tata Nilai merupakan nilai-nilai yang telah ada dalam setiap Insan Jasa Marga. Tata nilai ini
merupakan perwujudan dari sikap dan perilaku seluruh karyawan Jasa Marga yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan secara baik dan benar. Tata Nilai tersebut
adalah:

 JUJUR
Jasa Marga dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu JUJUR, adil, transparan dan Bebas dari
benturan kepentingan

 SIGAP
Jasa Marga SIGAP melayani pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya dengan bertindak
peduli dan proaktif serta mengedepankan kehati-hatian

 MUMPUNI
Jasa Marga MUMPUNI dalam bekerja atas dasar kompetensi, konsisten dan inovatif.

 RESPEK
Jasa Marga RESPEK terhadap pemangku kepentingan dalam bersinergi mencapai prestasi

13
3.5 Usulan Pemecahan Masalah

3.5.1 Analisis Masalah

Salah satu penerapan RFID dalam hal pelayanan tol adalah dalam
meningkatkan untuk melakukan pembayaran tol agar mengurangi antrian
dalam memasuki pembayaran tol.
Sebelum teknologi RFID ini dilakukan setiap pengguna jalan harus
menggunakan pembayaran manual dengan menggunakan uang cash. Tetapi
setelah adanya teknologi e-Toll ini pengguna jalan dapat membayar hanya
dengan tapping dan tidak memerlukan waktu yang sangat lama.
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembayaran
dengan menggunakan sistem RFID dapat dilakukan dengan mudah tanpa
memerlukan waktu yang lama dan tanpa antri. Karena perusahaan PT Jasa
Marga menyediakan e-Toll card yang bekerja sama dengan Mandiri untuk
pengguna jalan tol.

3.5.2 Solusi yang Diusulkan


Solusinya dengan mendukung penggunaan tol sebagai alat akitivitas
penggunaan jalan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia, PT Jasa Marga
yang bekerja sama dengan Mandiri mengeluarkan kartu untuk melakukan
pembayaran tol yang bernama e-Toll Card. PT Jasa Marga mengeluarkan
usulan tersebut untuk mengurangi jumlah antrian dan kemacetan saat
memasuki gerbang tol untuk melakukan pembayarannya.

14
BAB 4
PENUTUP
1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian baik penelitian kepustakaan yang telah diuraikan


diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Melayani pembayaran tol dengan failitas-fasilitas yang modern dengan


menggunakan e-Toll Card agar mempermudah pembayaran dalam
memasuki gerbang tol.
2. Lebih mudah, cepat dan praktis dalam menggunakan e-Toll Card.
3. E-Toll adalah kartu elektronik yang digunakan untuk membayar biaya
masuk jalan tol.

1.2 Saran

1. Pelayanan PT Jasa Marga diharapkan dapat terus menjaga dan


meningkatkan pelayanan yang sudah baik menjadi lebih baik lagi
terhadap para pengguna jalan untuk tetap menggunakan e-Toll card.

15
DAFTAR PUSTAKA

Satzinger, John. W. (2010). Object Oriented Analysis and Design with the Unified Process.
Boston : Course Technology.
O’Brien, James A.(2008). Pengantar Sistem Informasi, Edisi ke-12. Jakarta : Salemba Empat.
Williams, Brian. K. dan Sawyer, Stacey. C. (2005).Using Information Technology. Yogyakarta :
Andi Yogyakarta.
Stair & Reynolds (2010). Principle of Information System.
Lead (2004). Sistem Informasi Manajemen, Jakarta, PT. Prenhallindo
Laudon, Kenneth. C. Dan Laudon. Jane. P. (2010). Management Infromation System. Forth
Worth : Dryden Press.

16
REFERENCE

http://www.jasamarga.com
http://kaplikasi.me
http://forum.kompas.com
http:// library.upnvj.ac.id

17
18

Anda mungkin juga menyukai