Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

Ploidisasi Ikan Mystacoleucus padangensis Bleeker, 1852 (Pisces: Cyprinidae)


Melalui Induksi Kejutan Panas (Heat Shock)

Ploidization of Mystacoleucus padangensis Bleeker, 1852 (Pisces: Cyprinid) with


Heat Shock Induction

Dian Juliadmi*), Dewi I. Roesma, dan Djong H. Tjong

Laboratorium Genetika dan Sitologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas,


Kampus UNAND Limau Manis Padang – 25613
*)
Koresponden: dianjuliadmi@gmail.com

Abstract

Ploidization of Mystacoleucus padangensis Bleeker, 1852 (Pisces: Cyprinid) with heat shock
induction has been carried out from January to September 2014 at Genetics and Cytology
Laboratory, Biology Department of Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas
University. This study aimed to find suitable temperature for ploidizatiom on M. padangensis.
The study used Completely Randomized Design method with five treatments and five
replications. The treatments were various water temperatures (i.e. 27oC as control, 36oC, 38oC,
40oC, and 42oC). The results showed that triploid individuals were found in all treatments but
not control.

Keywords: ploidization, Mystacoleucus padangensis, heat shock

Pendahuluan ekonomi yang tinggi yaitu Rp.59.042/kg


(harga pada tahun 2012) (Direktorat Jendral
Mystacoleucus padangensis Bleeker, 1852 Perikanan Tangkap, 2012) dan pada tahun
(ikan bilih) adalah ikan yang hidup di 2014 sudah mencapai harga Rp. 80.000/kg.
Danau Singkarak, Sumatera Barat, Fluktuasi produksi penangkapan ikan M.
Indonesia (Kottelat, Whitten, Kartikasari, padangensis dari tahun 2010 hingga 2012
and Wirjoatmodjo, 1993; Direktorat Jendral secara berurutan yaitu 19.205 ton, 15.870
Perikanan Tangkap, 2005) dan berstatus ton dan 16.310 ton. Nilai tersebut
langka (Direktorat Perlindungan dan menggambarkan dari tahun 2010 ke 2011
Pengawetan Alam, 1980) serta bernilai terjadi penurunan produksi 7,30% dan dari
komersial (Syandri, 1990). Syandri (1997, tahun 2011 ke 2012 terjadi peningkatan
2008) menegaskan bahwa M. padangensis produksi 2,77% (Direktorat Jendral
hanya ditemukan di Danau Singkarak, Perikanan Tangkap, 2012). Penurunan
Sumatera Barat. Berdasarkan kajian produksi tersebut disebabkan oleh berbagai
molekuler menggunakan sekuen DNA masalah.
sitokrom b, Roesma (2011) menyatakan Salah satu permasalahan yang
bahwa M. padangensis adalah sinonim baru terjadi adalah eksploitasi yang intensif
dari M. marginatus dan dipertimbangkan (Junaidi, Patriono and Sastra, 2009) dengan
sebagai morfotipe dari M. marginatus. Pada penggunaan alat tangkap yang kurang
tahun 2003, Kartamihardja dan Sarnita ramah lingkungan sehingga ikan dengan
(2008) melaporkan bahwa ikan M. berbagai ukuran ikut tertangkap
padangensis ini telah diintroduksi ke Danau (Kartamihardja and Sarnita, 2008). Sejak
Toba, Sumatera Utara. tahun 2000 ikan hasil penangkapan
M. padangensis termasuk salah satu memiliki ukuran yang lebih kecil dari tahun
jenis ikan yang memiliki potensi komersial sebelumnya (Syandri, 1996) dengan
sebagai sumber makanan dengan nilai panjang total maksimum hanya mencapai

Accepted: 10 Februari 2015


66
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

9,0 cm (Kartamihardja dan Sarnita, 2008) Penelitian dimulai dengan


yang tercatat dalam Azhar (1993) dapat melakukan pengoleksian sampel induk ikan
mencapai 11,6 cm. Oleh karena itu dari lapangan dan dibawa ke laboratorium
dibutuhkan suatu pengelolaan terhadap ikan dalam keadaan hidup. Di laboratorium
tersebut seperti pembudidayaan dengan dilakukan stripping induk ikan M.
manipulasi genetika yaitu ploidisasi untuk padangensis mengikuti teknik yang
menghasilkan individu yang memiliki dilakukan oleh Mukti (2005) untuk
keunggulan tertentu. Ploidisasi merupakan mengeluarkan ovum dan sperma. Hasil
upaya memanipulasi variasi jumlah stripping dimasukkan ke dalam medium
kromosom yang dapat dilakukan antara lain pemijahan yaitu campuran larutan NaCl (4
dengan induksi kejutan panas (heat shock). g) dan Urea (3 g) dalam 1 liter aquadest
Penelitian mengenai ploidisasi telah yang telah disiapkan. Larutan sperma
dilakukan pada beberapa kelompok ikan sebanyak 2-3 tetes diteteskan pada telur dan
untuk menghasilkan ikan poliploid melalui diaduk menggunakan bulu ayam. Telur
induksi kejutan panas. Herbst (2002) yang telah terfertilisasi dibagi menjadi lima
menyatakan bahwa ikan Danio rerio (ikan kelompok perlakuan. Telur-telur kontrol
zebra) yang diinduksi kejutan panas 41oC tanpa perlakuan kejutan panas langsung
pada waktu 11, 13, dan 15 menit setelah dimasukkan ke dalam bak penetasan yang
fertilisasi selama 2 menit menghasilkan telah diisi air setinggi 5 cm. Perlakuan
tetraploid 10%. Haryanto (2004) kejutan panas diberikan dengan
melaporkan bahwa ginogenesis ikan memodifikasi prosedur yang dilakukan oleh
Puntius tetrazona Bleeker pada suhu 40oC Mukti (2005). Setelah diberikan perlakuan,
selama 1,5 menit dengan waktu awal telur dimasukkan ke dalam bak penetasan
pemberian kejutan 1 menit setelah fertilisasi dan pemeliharaan.
menghasilkan persentase SR-28 (Survive Analisis poliploid dilakukan dengan
Rate umur 28 hari) 10,58 ± 11,2 %. menghitung jumlah kromosom M.
Berdasarkan uraian diatas menggambarkan padangensis dengan modifikasi prosedur
bahwa setiap ikan memiliki suhu, waktu yang dilakukan oleh Mukti (2005) dan
awal kejutan dan lama kejutan optimum Pradeep et al. (2011). Pembuatan preparat
yang bervariasi untuk menghasilkan kromosom dilakukan dengan merendam
individu poliploid. Penelitian mengenai larva ikan uji dalam larutan kolkhisin
ploidisasi ikan M. padangensis belum ada 0.01% selama 4-6 jam. Larva tersebut
dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk direndam dalam larutan hipotonik KCl
mengetahui suhu yang dapat digunakan (0.075 M) selama 40 menit. Jaringan
sebagai penginduksi ploidisasi pada ikan M. sampel difiksasi dengan larutan Carnoy`s
padangensis. selama 60 menit dan kemudian direndam
dalam larutan asam asetat 50% dan
Metode Penelitian disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm
selama tiga menit sebanyak tiga kali
Penelitian ini menggunakan metode pengulangan. Kemudian suspensi diambil
eksperimen dengan Rancangan Acak dengan menggunakan pipet, lalu diteteskan
Lengkap (RAL). Perlakuan diberikan ke kaca objek dari ketinggian sekitar 30 cm.
selama 1,5 menit pada telur yang telah Preparat dibiarkan dan dikeringanginkan.
terfertilisasi. Waktu pemberian kejutan Pewarnaan dilakukan menggunakan larutan
dilakukan pada saat 3 menit setelah Giemsa 4% selama 15 menit. Setelah
fertilisasi (Mukti, 2005). Perlakuan adalah pewarnaan, preparat dikeringanginkan
lima variasi suhu sebagai kejutan panas kembali sebelum diamati menggunakan
yaitu kontrol 27oC (tanpa kejutan panas), mikroskop. Induksi poliploid ditentukan
kejutan panas 36oC, 38oC, 40oC, dan 42oC. dengan analisis jumlah kromosom yang
Masing-masing perlakuan dilakukan menyebar dengan baik dan berasal dari
sebanyak lima kali ulangan sehingga suatu individu yang diambil secara acak
diperoleh 25 satuan percobaan. (random) per perlakuan (Nurasni, 2012).
67
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

Data diambil dari masing-masing empat M. padangensis adalah 2n=50. Menurut


individu untuk setiap perlakuan. Collares-Pereira (1989) sebagian besar
kelompok Cyprinidae memiliki jumlah
Hasil dan Pembahasan kromosom 2n = 50. Jumlah yang sama
ditemukan pada ikan Alburnoides
Penelitian mengenai ploidisasi ikan M. bipunctatus oleh Kilic-Demirok and Unlu
padangensis dengan menggunakan (2004) dan ikan Gobio gobio oleh Kirtiklis,
perlakuan kejutan panas (heat shock) Boron, and Porycka (2005). Berrebi (1995)
memperlihatkan adanya individu triploid melaporkan ploidisasi pada ikan Barbus
sedangkan pada kontrol (27oC) hanya menghasilkan individu tetraploid (4n =
individu diploid. Kromosom diploid ikan 100) dan hexaploid (6n = 150).
M. padangensis berjumlah 50, sedangkan Hasil pengamatan ploidisasi ikan
triploid berjumlah 75 (Gambar 1). Roesma, M. padangensis (Tabel 1) memperlihatkan
Syaifullah and Melyawati (2012) juga bahwa seluruh perlakuan kejutan panas
menyatakan bahwa jumlah kromosom ikan menghasilkan beberapa individu triploid.
Tingkat ploidi tertinggi ditemukan pada
perlakuan kejutan panas 38oC dengan
persentase triploid 75%. Namun demikian,
pada perlakuan kejutan panas 36oC, 38oC,
40oC, dan 42oC masih ditemukan adanya
individu diploid dengan persentase yaitu
75%, 25%, 50% dan 50%. Individu diploid
masih ditemukan pada suhu tersebut karena
suhu yang digunakan belum optimal untuk
menghentikan pelepasan polar body II
sehingga telah terjadi pembelahan untuk
menghasilkan polar body II. Kemungkinan
lain individu diploid masih ditemukan
karena perlakuan induksi kejutan panas
terlambat diberikan sehingga telur yang
telah dibuahi sudah melepaskan polar body
II dan telur (2n) hanya memiliki kromosom
dari ovum (n) dan sperma (n). Bencsik et
al. (2011) melaporkan bahwa dari
tetraploidisasi ikan Oncorhynchus mykiss
didapatkan diploid 10%, triploid 23,33%
dan tetraploid 66,67%.
Individu poliploid yang dihasilkan
melalui perlakuan kejutan panas
membutuhkan suhu optimum untuk dapat
menghentikan pelepasan polar body II.
Gambar. 1 Jumlah kromosom ikan M. Suhu terendah 36oC telah mampu
padangensis (A) 2n=50, (B) 3n=75 menyebabkan ploidisasi pada ikan M.
(Perbesaran 1000x) padangensis. Hollebecq et al. (1986)
menyatakan bahwa suhu minimum atau
suhu terendah untuk mencegah terlepasnya
polar body II yaitu 38oC pada ginogenesis
ikan mas yang diinduksi dengan kejutan
68
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

Tabel 1. Persentase tingkat triploid larva umur 3 hari ikan M. padangensis pada kontrol dan
perlakuan kejutan panas
Jumlah individu Tingkat Ploidi
Individu
No Perlakuan dapat yang
Diploid Triploid triploid (%)
diamati
o
1 27 C (Kontrol) 4 4 0 0
o
2 36 C 4 3 1 25
3 38 oC 4 1 3 75
4 40 oC 4 2 2 50
5 42 oC 4 2 2 50

panas. Kemungkinan suhu 36oC merupakan atas bantuan dana hibah penelitian PKM-P
suhu minimum pada ploidisasi ikan M. tahun 2012 serta kepada Dr. Syaifullah,
padangensis karena terjadi kerusakan Prof. Dr. Mansyurdin, dan Dr. Mairawita
protein-protein yang berperan dalam selaku penguji atas bimbingan dan ilmu
pembentukan benang spindel dan pengetahuan yang telah diberikan hingga
mikrotubul untuk pembelahan seperti yang penelitian ini terselesaikan.
dilaporkan oleh Mukti (2005), walaupun
hanya menghasilkan tingkat triploid yang Daftar Pustaka
rendah. Sundov et al. (2005) melaporkan Azhar. 1993. Studi Ekologi Ikan Bilih
bahwa kolkhisin sebagai induktor ploidisasi (Mystacoleucus padangensis Blkr.) di
secara kimia berperan sebagai zat Danau Singkarak, Sumatera Barat.
antimitosis dan mengikat protein tubulin Tesis. Program Pasca Sarjana IPB
serta menghentikan mitosis untuk merusak Bogor: 134 hlm.
pembentukan benang-benang spindel yang Bencsik, I., N. Pacala, G. Dumitrescu, D.
dapat menyebabkan depolimerisasi. Dronca, J. Stanculet, L. P. Ciochina,
Penelitian mengenai pengaruh suhu pada and L. Boca. 2011. The Rate of
kromosom dan transformasi sel manusia Tetraploidy Determination in
oleh Yamada, Ichikawa, and Okumura Rainbow Trout (Oncorhynchus
(1989) dilaporkan bahwa ploidisasi mykiss) in Embryonated Eggs.
meningkat ketika dikultur pada suhu 40,3oC Scientific Papers: Animal Science
dibandingkan suhu 37oC dan pada suhu and Biotechnologies. 44 (1): 158-
41,5oC mengakibatkan terjadinya aberasi 161.
kromosom struktural seperti terjadi Berrebi, P. 1995. Speciation of the genus
pemotongan, perlekatan dan pemisahan. Barbus in The North Mediterranean
basin: Recent advances from
Kesimpulan biochemical genetics. Biological
Berdasarkan penelitian yang telah Conservation. 72: 237-249.
dilakukan tentang ploidisasi ikan M. Carman, O., T. Oshiro, and F. Takashima.
padangensis ditemukan hasil individu 1992. Variation in The Maximum
triploid dengan induksi ploidisasi tertinggi Number of Nucleoli in Diploid and
pada perlakuan 38oC sebesar 75% dan suhu Triploid Commom Carp. Nippon
minimum yang memberikan hasil triploid Suisan Gakkaishi, 58.
yaitu 36oC. Collares-Pereira, M. J. 1989. Hybridization
in European Cyprinids: Evolutionary
Ucapan Terima Kasih Potential of Unisexual Populations
Penulis mengucapkan terima kasih kepada (In: R. M. Dawley ed.) Evolution and
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ecology of Unisexual Vertebrates.
(Ditjen DIKTI) Kementerian Pendidikan Bulletin: New York.
dan Kebudayaan dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Perikanan Tangkap.
Dirjen Dikti Nomor 0071/E5.3/PKM/2012 2005. Upaya Pelestarian Ikan Bilih
69
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

di Danau Singkarak. Kementerian (Actinopterygii, Cyprinidae). Acta


Kelautan dan Perikanan. Ichthyologica et Piscatoria. 35(2):
Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. 119–123.
2012. Laporan Akuntabilitas Kinerja Kottelat, M. A., J. Whitten, S. N.
Instansi Pemerintah. Kementerian Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo.
Kelautan dan Perikanan. 1993. Freshwater Fishes of Western
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Indonesia and Sulawesi. Barkeley
Alam (DPPA). 1980. Pedoman Books. Pte Itd, Terrer Road:
Pengelolaan Satwa Langka, Jilid III Singapore.
Serangga, Ikan serta Reptilia dan Mukti, A.T. 2005. Perbedaan Keberhasilan
Mamalia Laut. Direktorat Jendral Tingkat Poliploidisasi Ikan Mas
Kehutanan: Bogor. (Cyprinus Carpio Linn.) Melalui
Haryanto, A. 2004. Pengaruh Lama Waktu Kejutan Panas. J.Berk. Penel. Hayati,
Kejutan Suhu Terhadap Tingkat 10: 133–138.
Keberhasilan Ginogenesis pada Ikan Nurasni, A. 2012. Pengaruh Suhu dan
Sumatera (Puntius tetrazona). Lama Kejutan Panas terhadap
Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Triploidisasi Ikan Lele Sangkuriang
Herbst, E.C. 2002. Induction Of (Clarias gariepinus). IJAS 2(1): 19-
Tetraploidy In Zebrafish Danio Rerio 23.
and Nile Tilapia Oreochromis Pradeep, P.J., T.C. Srijaya, R.B.M. Zaini,
Niloticus. Thesis. University of North A. Papini and A.K. Chatterji. 2011.
Carolina at Charlotte. 139 hal. A Simple Technique for
Hollebecq, M. G., D. Chourrout, G. Chromosome Preparation from
Whohifarth, and R. Billard. 1986. Embryonic Tissues of teleosts for
Diploid Gynogenesis Induced by Ploidy Verifi cation. Caryologia,
Heat Shock After Activation with 64(2): 235-241.
UV-Irradiated sperm in Common Rahmawati, I. 2006. Studi Reproduksi Ikan
Carp. Aquaqulture, 54: 69-76. Beunteur (Puntius binotatus, C.V.
(Abstract) 1842, Famili Cyprinidae) di Bagian
Junaidi, E., E. Patriono, and F. Sastra. Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS)
2009. Indeks Gonad Somatik Ikan Ciliwung, Jawa Barat. Skripsi.
Bilih (Mystacoleucus padangensis Institut Pertanian Bogor.Tidak
Blkr.) yang Masuk ke Muara Sungai dipublikasikan.
Sekitar Danau Singkarak. Jurnal Roesma, D.I. 2011. Diversitas Spesies dan
Penelitian Sains 09:12-12. Kekerabatan Genetik Ikan-Ikan
Kartamihardja, E.S. and A.S. Sarnita. 2008. Cyprinidae di Danau-Danau dan
Populasi Ikan Bilih di Danau Toba: Sungai-Sungai di Sekitarnya di
Keberhasilan Introduksi Ikan Kawasan Sumatera Barat. Disertasi.
Implikasi Pengelolaaan dan Prospek Program Pasca Sarjana Universitas
Masa Depan. Pusat Riset Perikanan Andalas. 199 hal.
Tangkap. Badan Riset Kelautan dan Roesma, D.I., Syaifullah, and Melyawati.
Perikanan. Departemen Kelautan 2012. Pengamatan Kromosom Ikan
Dan Perikanan. Bilih (Mystacoleucus padangensis
Kilic-Demirok, N. and Unlu, E. 2004. BLKR., Cyprinidae) dari Danau
Karyotype of The Cyprinid Fish Singkarak Sumatera Barat.
Alburnoides bipunctatus Biospecies. 5(2):1-4.
(Cyprinidae) from The Tigris River. Sundov, Z., Z. Nincevicb, M. Definis-
Folia Biologica (Krakow) 52: 57-59. Gojanovicc, M. Glavina-Durdovc, I.
Kirtiklis L., A. Boron, and K. Porycka. Jukica, N. Hulinand, and A. Tonkica.
2005. Chromosome banding patterns 2005. Fatal Colchinine Poisining by
of the gudgeon, Gobio gobio Accidental Ingestion of Meadow
70
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
4(1) – Maret 2015: 65-70 (ISSN : 2303-2162)

Saffron-Case Report. Forensic padangensis Blkr) di Danau


Sciences International 149: 253-256. Singkarak Sumatera Barat. Fish J.
Syandri, H. 1990. Beberapa Aspek Biologi Garing 2: 8-20.
Ikan Bilih (Mystacoleucus Syandri, H. 2008. Ancaman terhadap
padangensis Blkr) di Perariran Plasma Nutfah Ikan Bilih
Umum Danau Singkarak Sumatera (Mystacoleucus padangensis Blkr)
Barat. Laporan Penelitian. dan Upaya Pelestariannya di Danau
Universitas Bung Hatta. Singkarak. Laporan Penelitian.
Syandri, H.1996. Aspek reproduksi ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu
bilih, Mystacoleucus padangensis Kelautan Universitas Bung Hatta.
Bleeker dan kemungkinan Yamada K., Ichikawa Y., Okumura H.
pembenihannya di Danau Singkarak. 1989: Effects of High Temperatures
Disertasi. Program Pascasarjana IPB. on Chromosomes of Normal and
122 hal. Transformed Human Cell. Human
Syandri, H. 1997. Perkembangan Oosit dan Cell, 2: 80–85.
Testis Ikan Bilih (Mystacoleucus

Anda mungkin juga menyukai