Oleh:
Gagas Septian Nurfikri (1806278726)
Ade Hanifa Putri (1806278636)
Kelas: C18-2S
Dosen:
Dr. Dwi Hartanti
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS INDONESIA
2019
Statement Of Authorship
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir adalah murni
hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa
menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata
ajaran lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan dengan jelas
menggunakannya.
Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Solusi dari pemasalahan yang dihadapi divisi ETO yaitu manajer akuntansi mengajukan sistem
akuntansi biaya yang baru yaitu dengan membagi overhead kedalam dua cost pool. Cost pool
pertama yaitu berkaitan dengan administrasi dan fungsi teknikal dialokasikan berdasarkan direct
labor cost. Cost pool kedua yaitu semua overhead cost selain administrasi dan fungsi teknikal
dialokasikan berdasarkan total machine hour.
Component Direct Labor Overhead 1 Overhead 2 Total Cost
Cost (in $)
IC A 917 183,4 1480 2580,4
IC B 2051 410,2 3200 5661,2
Capacitor 1094 218,8 600 1913,55
Amplifer 525 105 400 1030,5
Diode 519 103,8 960 1584
*Overhead 1 = 20% (effective burden rate per DL cost) x direct labor cost
*Overhead 2 = $80 (effective machine hour rate) x actual total machine hour
Selain itu, seligram mempekerjakan konsultan untuk menilai sistem biaya ETO, lalu dia
merekomendasikan burden cost atau overhead costnya dibagi menjadi 3 cost pool. Cost pool
pertama yaitu berkaitan dengan administrasi dan fungsi teknikal dialokasikan berdasarkan direct
labor cost. Cost pool kedua yaitu biaya yang berkaitan dengan main test room dialokasikan
berdasarkan machine hour dari main test room. Cost pool ketiga yaitu biaya yang berkaitan dengan
mechanical test room dialokasikan berdasarkan machine hour dari mechanical test room.
Component Direct Overhead 1 Overhead 2 Overhead 3 Total Cost
Labor Cost
IC A 917 183.4 538.4322 1126.272 2765.104
IC B 2051 410.2 886.8294 2928.307 6276.336
Capacitor 1094 218.8 190.0349 506.8224 2009.657
Amplifer 525 105 253.3798 112.6272 996.007
Diode 519 103.8 443.4147 563.136 1629.351
(Berdasarkan exhibit 3)
*Rate overhead 2 = 𝑀𝑎𝑖𝑛 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑜𝑜𝑚 𝐶𝑜𝑠𝑡⁄𝑀𝑎𝑐ℎ𝑖𝑛𝑒 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 𝑀𝑎𝑖𝑛 𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑟𝑜𝑜𝑚=63,3449
*Overhead 2 (IC A) = 63,3449 x 8,5 (Actual Main Test Room Machine Hour from exhibit 4)=
538,4322
*Rate overhead 3 = 𝑀𝑒𝑐ℎ 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑜𝑜𝑚 𝐶𝑜𝑠𝑡⁄𝑀𝑎𝑐ℎ𝑖𝑛𝑒 𝐻𝑜𝑢𝑟𝑠 𝑀𝑒𝑐ℎ 𝑇𝑒𝑠𝑡 𝑅𝑜𝑜𝑚= 112,6272
*Overhead 3 (IC A) = 112,6272 x 10 (Actual Mech Test Room Machine Hour from exhibit 4) =
1126,272
Dari penjabaran solusi diatas dapat kita simpulkan bahwa sistem akuntansi biaya yang diusulkan
oleh konsultan lebih besar dari perhitungan sistem akuntansi biaya yang sedang diterapkan dan
yang diusulkan oleh manajer akuntan. Namun menurut kami, sistem akuntansi biaya yang
diusulkan oleh konsultan jauh lebih akurat karena dasar alokasi yang digunakan oleh masing-
masing cost pool memiliki korelasi dengan biaya yang ditimbulkan. Contoh biaya dari main test
room dialokasikan berdasarkan main test room machine hour. Selain itu pengelompokan cost
poolnya disesuaikan dengan aktivitasnya seperti ABC (Activity Based Costing System). Dalam
activity based costing system akan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat karena semakin
rinci pembagian cost pool berdasarkan activitynya makan semakin akurat perhitungan biayanya.
Namun, kami merekomendasikan untuk cost pool 1 yang diusulkan oleh konsultan untuk
mengganti dasar alokasi biaya nya yang semula adalah direct labor cost menjadi indirect labor
hour atau cost driver lainnya yang lebih kuat korelasinya, karena agar lebih memiliki korelasi
dengan cost pool pertama yaitu berkaitan dengan biaya administrasi dan staf teknikal.
Kesimpulannya, costing system akan perlu disesuaikan jika ada perubahan (seperti perubahan
teknologi atau perubahan lainnya) yang dapat mempengaruhi costing system pada perusahaan.