Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di dunia hamil. Sebagian besar

kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun sekitar 15% menderita

komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam

jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta ibu

setiap tahun. (Prawirohardjo, 2010:53)

Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan

kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak

sesuai dengan yang diharapkan. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi

apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. (Prawirohardjo,

2009:89). Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah

persalinan, dan 20% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan

60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam kurun waktu 7 hari setelah lahir.

Dengan pemantauan melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas tersebut

dapat mengurangi angka tersebut (Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Perinatal,2002).

Saat ini dunia masih menghadapi Angka Kematian Ibu (AKI) yang tinggi,

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) jumlah kematian ibu sekitar 2089 dari

500.000 jumlah persalinan hidup, sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar

10.000 orang. Dari jumlah kematian ibu dan perinatal tersebut sebagaian besar

terjadi di Negara berkembang karena kekurangan fasilitas, terlambatnya

1
pertolongan persalinan dan pendidikan masyarakat yang tergolong rendah. Pada

kenyataanya pertolongan persalinan oleh dukun bayi merupakan pertolongan yang

masih diminati oleh masyarakat (Manuaba, 2008). Tingginya angka kematian ibu

dan perinatal di Indonesia masih tertinggi di ASEAN, jika dibandingkan dengan

Negara-negara lain, angka kematian ibu di Indonesia adalah 15 kali angka

kematian ibu di Malaysia, 10 kali lebih tinggi dibandingkan di Thailand dan 5 kali

lebih tinggi dibandingakan di Filiphina (Saefudin, 2002).

Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa

kritis baik bagi ibu maupun bayinya dan angka kesakitan dan kematian pada masa

nifas terutama di negara berkembang masih besar. Diperkirakan bahwa 60%

kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa

nifas terjadi dalam 24 jam pertama. (Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal, 2006).

Menurut Data Survey Demografi Kesehatan Indonesia Angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi itu menurun sangat lambat. AKI di

Indonesia saat ini masih merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan AKI di

negara-negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1986 AKI sebesar 450 per 100.000

kelahiran hidup Pada tahun 1994 AKI sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada tahun 1995 AKI sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut SDKI

(2002-2003) AKI di Indonesia sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Angka

kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi yakni 228 per

100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan

penurunan dari angka 300 per 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Untuk itulah,

2
pemerintah mentargetkan turunnya angka kematian untuk ibu melahirkan menjadi

103 per 100.000 kelahiran pada tahun 2015.

AKI di provinsi Lampung tahun 2012 sebanyak 179 kasus dimana kasus

kematian terbesar terjadi pada saat persalinan, adapun kasusnya yaitu 59,33%

eklamsia, 40,23% perdarahan, 4,2% infeksi dan 75,42% oleh sebab lainnya (Profil

Kesehatan Provinsi Lampung, 2012:56-58) dan (Kemenkes RI, 2010:1-3).

Kematian ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2014 adalah 35 jiwa, dan adanya

kematian tersebut disebabkan oleh bebrapa faktor yaitu perdarahan 21,5%,

hypertensi kehamilan 26,35%, infeksi 7,89%, gangguan system peredaran darah

5,26%, gangguan metabolic 2,63%, lain-lain 36,84%.

Jumlah AKB di Lampung timur Puskesmas Pasir Sakti Kecamatan

Labuhan Ratu pada tahun 2014 sebanyak 3 orang dan jumlah AKI di lampung

timur pada tahun 2014 sebanyak 1 orang akibat perdarahan. Penyebab tidak

langsung kematian ibu di Lampung Timur adalah anemia pada ibu hamil, jarak

rumah sakit rujukan yang jauh, keterlambatan dalam pengambilan keputusan

untuk merujuk, serta masih kurang baik/ rendahnya kwalitas pelayanan kesehatan

(Dinas Kesehatan Lampung Timur, 2012). Salah satu upaya pemerintah dalam

mempercepat penurunan AKI adalah dengan menempatkan Bidan di wilayah

Indonesia khususnya wilayah pedesaan (DepKesRI, 2004).

Melihat kondisi tersebut, upaya yang dilakukan oleh kementerian

kesehatan dalam menurunkan AKI dan AKB yaitu melalui pendekatan siklus

hidup (continuum of care) yang dimulai sejak masa pra hamil, hamil, bersalin dan

nifas, bayi balita hingga remaja. Pada masa kehamilan pemerintah memiliki

program untuk meningkatkan cakupan K1 dan K4, program ini ditekankan untuk

3
menjaga kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya antara lain pemberian tablet

Fe selama kehamilan sebanyak 90 tablet, pemberian makanan tambahan, dan

pemberian imunisasi tetanus toxoid. Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 cakupan

kunjungan antenatal K1 telah mencapai 81,3%, cakupan kunjungan antenatal K4

mencapai 70,0% dan cakupan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan 86,9%.

Selain itu pemerintah juga mencanangkan program kunjungan neonatus (KN).

Berdasarkan Riskesdas tahun 2013 kunjungan neonatus 1 (KN1) sebesar 71,3%,

dan KN lengkap sebesar 39,3%. Program kunjungan neonatus yang dicanangkan

pemerintah yang bertujuan untuk melakukan pemeriksaan ulang pada bayi baru

lahir, meninjau penyuluhan, dan pedoman antisipasi bersama orang tua untuk

mengidentifikasi gejala penyakit serta mendidik dan mendukung orang tua dalam

pemberian informasi mengenai ASI eksklusif. (yulifah: 2009)

B. PEMBATASAN MASALAH

Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang diberikan kepada ibu hamil,

melahirkan, masa nifas, dan KB, maka pada penyusunan LTA ini mahasiswa

membatasi berdasarkan continuity of care.

C. TUJUAN PENYUSUNAN LTA

1) Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan.

4
2) Tujuan Khusus

a) Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan KB

b) Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan KB

c) Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan KB

d) Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu hamil,

bersalin, nifas, dan KB

e) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan KB

f) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, dan KB.

D. RUANG LINGKUP

1) Sasaran

Ny. D umur tahun G2P1A0 dengan usia kehamilan 35 minggu 1 hari

dengan tafsiran persalinan bulan April 2015, memberikan asuhan

kehamilan, persalinan, nifas dan KB.

2) Tempat

BPM Zubaedah Syah,S.ST , di Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.

3) Waktu

Penyusun melakukan pengkajian pada tanggal 23 Februari 2015 sampai 29

April 2015.

5
E. MANFAAT

Penelitian di harapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1. Manfaat Teoristis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan dalam batas Continuity of

Care terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan KB. Dapat dijadikan bahan

perbandingan untuk penyusunan Laporan Tugas Akhir selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai metode penilaian pada mahasiswi dalam melaksanakan tugasnya

dalam menyusun Laporan Tugas Akhir, mendidik dan membimbing mahasiswa

agar lebih terampil dan profesional dalam memberikan asuhan kebidanan, serta

sebagai bahan bacaan, dokumentasi di perpustakaan Prodi Kebidanan Tanjung

Karang.

b. Bagi Lahan Praktik

Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan

melalui pendekatan manajemen kebidanan secara Continuity of Care pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan KB .

c. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dan dapat menggali

wawasan serta mampu menerapkan ilmu yang telah didapatkan tentang

penatalaksanaan asuhan kebidanan berdasarkan Continuity of Care sehingga

dapat merencanakan dan melakukan asuhan secara berkelanjutan dan dapat

6
memecahkan permasalahan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah

diberikan.

d. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan yang dapat dipergunakan untuk perbandingan dalam

memberikan asuhan berkelanjutan yang berguna untuk meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai