Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN SQUARE ANALYSIS MATHEMATIC (SAMAT) MELALUI

INSTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGI EMPAT


DI MTs AL MUSLIHUUN TLOGO BLITAR

Dhitamas Septia Nurjanah, Riki Suliana Rangga S, Suryanti


Program Studi Pendidikan Matematika
e-mail: dhitamasseptia@gmail.com
STKIP PGRI BLITAR

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi tentang penerapan media
pembelajaran Square Analysis Mathematic (SAMAT) melalui INSTA secara berkelompok
yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun datar segi empat. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas mengacu pada model penelitian Kemmis dan
Taggart, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa melalui penerapan Square Analysis Mathematic (SAMAT) melalui
INSTA secara berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi bangun
datar segi empat di Kelas VIIA MTs Al Muslihuun Tlogo Blitar dengan langkah-langkah
penerapan, yaitu: 1) menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa, 2) penyajian
materi, 3) mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar, 4) belajar kelompok, 5)
mengenali masalah, 6) menganalisis masalah, 7) penilaian, 8) pengakuan tim.
Kata Kunci: Square Analysis Mathematic (SAMAT), INSTA

Abstract: This study aims to obtain a description of the application of learning media Square
Analysis Mathematic (SAMAT) through INSTA in groups that can improve student learning
outcomes on the rectangular building material. The type of research in this study is a
classroom action research that refers to the Kemmis and Taggart research model, namely
planning, action, observation, and reflection. The results showed that through the
application of Square Analysis Mathematic (SAMAT) learning media through INSTA in
groups can improve students' learning outcomes in the rectangular building material in
Class VIIA MTs Al Muslihuun Tlogo Blitar, with implementation steps, namely: 1) learning
and motivating students; 2) presentation of materials; 3) organizing students into study
groups; 4) group learning; 5) problem identification; 6) analyzing problems; 7) assessment;
8) team recognition.
Keyword: Square Analysis Mathematic (SAMAT), INSTA

1
PENDAHULUAN yang disampaikan serta tujuan
Undang-undang No. 20 Tahun pengajarannya.
2003 tentang Sistem Pendidikan Menurut Sudjana dan kawan-
Nasional (dalam Sanjaya, 2006: 2) kawan (dalam Sundayana, 2014: 13)
menyatakan bahwa “Pendidikan “Mengemukakan manfaat media,
adalah usaha sadar dan terencana diantaranya: 1) pelajaran akan lebih
untuk mewujudkan suasana belajar menarik perhatian siswa; 2) bahan
dan proses pembelajaran agar siswa pelajaran lebih mudah dipahami oleh
secara aktif mengembangkan potensi siswa; 3) metode mengajar akan lebih
dirinya”. Hal yang paling menentukan bervariasi; dan 4) siswa lebih aktif
untuk tercapainya pendidikan dalam proses kegiatan belajar”.
berkualitas adalah proses Penggunaan media akan dapat
pembelajaran yang dilaksanakan. meningkatkan kualitas proses dan
Kemampuan ini membutuhkan hasil pembelajaran, dari berpikir
pemikiran sistematis, logis dan kritis konkret ke berpikir abstrak.
yang dapat dikembangkan melalui Hasil observasi awal di MTs
pembelajaran matematika. Al Muslihuun Tlogo Blitar
Menurut Sundayana (2014 : 2) menunjukkan bahwa ketertarikan
“Saat ini masih banyak siswa yang siswa dalam belajar matematika masih
merasa matematika sebagai mata sangat rendah sehingga siswa kurang
pelajaran yang sulit, tidak aktif dalam mengikuti pelajaran,
menyenangkan, bahkan momok yang Pengajaran yang diterapkan oleh guru
menakutkan”. Strategi pembelajaran hanya sebatas metode mencatat dan
yang berpusat pada siswa dan tugas saja, dan siswa cenderung hanya
penciptaan suasana yang menghafal rumus pada materi bangun
menyenangkan sangat diperlukan datar tanpa memahami sifat-sifatnya,
untuk meningkatkan hasil belajar sehingga siswa kurang paham benar
siswa dalam mata pelajaran apa yang telah dipelajari tentang
matematika. Salah satu metode materi tersebut.
mengajar yang baik yaitu dengan cara Mengatasi permasalahan
pengajaran menggunakan sarana tersebut, maka perlu dilakukan inovasi
media yang disesuaikan dengan materi dan perubahan dengan menerapkan

2
media pembelajaran yang bermakna, suatu permasalahan yang diberikan
mudah digunakan serta mudah untuk oleh guru.
dipahami siswa. Sehingga peneliti
merasa perlu membuat sebuah media MEDIA PEMBELAJARAN
pembelajaran untuk materi bangun Pengertian Media Pembelajaran
datar segi empat yang bernama Square Media pembelajaran dapat
Analysis Mathematic (SAMAT) dari dipahami sebagai segala sesuatu yang
plastik mika dimana siswa dapat dapat menyampaikan atau
menganalisis bangun-bangun yang ada menyalurkan pesan dari satu sumber
didalam media dengan petunjuk secara terencana, sehingga terjadi
INSTA, sebagai upaya untuk lingkungan belajar yang kondusif
meningkatkan hasil belajar siswa pada dimana penerimanya dapat melakukan
materi bangun datar segi empat. proses belajar secara efisien dan
Tujuan dari penerapan media efektif. Dengan menggunakan media,
ini adalah siswa dapat aktif guna siwa lebih bermakna dalam menerima
menganalisis serta memecahkan materi yang disampaikan serta siswa
permasalahan dalam materi tersebut akan lebih tertarik untuk belajar.
dan mampu berinteraksi dalam Menurut Gagne dan kawan-
permasalahan secara sosial melalui kawan (dalam Sundayana, 2014: 5)
kegiatan kelompok. Pembelajaran secara implisit menyatakan bahwa
berkelompok lebih menekankan pada media pembelajaran meliputi alat yang
proses kerja sama dalam kelompok, secara fisik digunakan untuk
dengan kelompok belajar memberikan menyampaikan isi materi pengajaran
kesempatan kepada siswa secara aktif yang antara lain buku, tape-recorder,
dan kesempatan untuk kaset, video camera, film, slide
mengungkapkan sesuatu yang (gambar bingkai), foto, gambar,
dipikirkan siswa kepada teman dan grafik, televisi, dan komputer. Dengan
akan membantunya untuk melihat kata lain media adalah komponen
sesuatu dengan lebih jelas. Dengan sumber belajar atau wahana fisik yang
berkelompok yang terbentuk antara 4- mengandung materi instruksional di
5 siswa akan terjadi saling lingkungan siswa yang dapat
membimbing dalam menyelesaikan merangsang siswa untuk belajar.

3
Manfaat Media Pembelajaran (dalam Sundayana, 2014: 11),
Menurut Midun (dalam Asyhar mengidentifikasikan: (1) penyampaian
2012: 41) secara umum beberapa materi dengan media pelajaran dapat
manfaat penggunaan media diseragamkan, (2) proses
pembelajaran adalah: a) dengan media pembelajaran menjadi lebih jelas dan
pembelajaran yang bervariasi dapat menarik, (3) proses pembelajaran
memperluas cakrawala sajian materi menjadi lebih interaktif, (4) efisiensi
pembelajaran yang diberikan. b) siswa dalam waktu dan tenaga, (5)
akan memperoleh pengalaman meningkatkan kualitas hasil belajar
beragam selama proses pembelajaran. siswa, (6) media memungkinkan
c) media pembelajaran dapat proses belajar dapat dilakukan dimana
memberikan pengalaman belajar yang saja dan kapan saja, (7) media dapat
konkret dan langsung kepada siswa. d) menumbuhkan sikap positif terhadap
media pembelajaran menyajikan materi dan proses belajar, (8)
sesuatu yang sulit diadakan, mengubah peran guru ke arah yang
dikunjungi, atau dilihat oleh siswa. e) lebih positif produktif. Dengan
dapat memberikan informasi yang demikian fungsi media pembelajaran
akurat dan terbaru. f) dapat menambah dapat mengatasi keterbatasan
kemenarikan tampilan materi sehingga pengalaman yang dimiliki oleh siswa,
meningkatkan motivasi dan minat proses pembelajaran menjadi lebih
serta mengambil perhatian siswa untuk jelas dan menarik, dapat menanamkan
fokus mengikuti materi yang disajikan. konsep dasar yang benar, konkrit dan
g) dapat meningkatkan efisiensi proses realistis, membangkitkan keinginan
pembelajaran, dengan media dapat dan minat baru, serta memberikan
menjangkau di tempat yang berbeda pengalaman menyeluruh dari yang
dan di dalam ruang lingkup yang tak konkrit sampai dengan abstrak.
terbatas. h) dapat memecahkan Jenis Media Pembelajaran
masalah pendidikan atau pengajaran Menurut Asyhar (2012: 44)
baik dalam lingkup mikro maupun meskipun beragam jenis dan format
makro. media sudah dikembangkan dan
Secara lebih khusus tentang digunakan dalam pembelajaran,
manfaat media, Kempt dan Dayton namun pada dasarnya semua media

4
tersebut dapat dikelompokkan menjadi Pesan non verbal visual adalah pesan
empat jenis, yaitu: (a) media visual, yang dituangkan ke dalam simbol-
jenis media yang digunakan hanya simbol non verbal visual yakni sebagai
mengandalkan indera penglihatan. pengganti bahasa verbal, maka disebut
Seperti peta, gambar, media realitas sebagai bahasa visual. Bahasa visual
alam sekitar dan sebagainya; (b) media inilah yang kemudian menjadi media
audio adalah jenis media yang visual.
digunakan dengan hanya melibatkan Dalam penggunaan media
indera pendengaran. Seperti radio, CD visual dapat membantu siswa
player dan sebagainya; (c) media mengamati dan memahami secara
audio-visual jenis media yang langsung materi yaitu bangun datar
melibatkan pendengaran dan segi empat. Siswa dapat menemukan
penglihatan sekaligus. Seperti film, sendiri sifat-sifat yang terdapat pada
video, dan sebagainya; (d) multimedia bangun segi empat melalui media
melibatkan indera penglihatan dan visual. Demikian ini media yang dapat
pendengaran melalui media teks, dilihat secara nyata memudahkan
visual diam,visual gerak, dan audio siswa untuk dapat melakukan
serta media interaktif berbasis percobaan dan pengamatan sendiri
komputer dan teknologi kominikasi untuk menemukan suatu konsep pada
dan informasi. Seperti TV, materi yang dituju.
Powerpoint, dan sebagainya. Square Analysis Mathematic
Berbagai macam media (SAMAT)
mempunyai peran yang sangat penting Media pembelajaran
dalam proses pembelajaran, salah merupakan sarana fisik yang
satunya yaitu media visual. Media digunakan untuk mengirim pesan
visual adalah media yang hanya kepada siswa sehingga merangsang
mengandalkan indera penglihatan. mereka untuk belajar. Sedangkan
Menurut Munandi (2012: 81) Terdapat media pembelajaran Square Analysis
dua jenis pesan yang dimuat dalam Mathematic (SAMAT) merupakan
media visual, yakni pesan verbal dan salah satu media nyata berbentuk
non verbal. Pesan verbal visual terdiri square, yang didalamnya terdapat
atas kata-kata dalam bentuk tulisan. macam-macam bangun datar segi

5
empat. Bangun datar yang ada pada pengarahan, atau petunjuk untuk
kotak tersebut sebagai bahan yang melakukan pekerjaan atau
dianalisis objek belajar matematika melaksanakan tugas”.
pada materi segi empat. Lembar instruksi berarti bahan
Disetiap bangun yang ada cetak berupa lembaran yang berisikan
memiliki ukuran yang berbeda, pada perintah, pengarahan, atau petunjuk
media ini siswa diharapkan mampu untuk melakukan pekerjaan atau
mencari tahu sendiri konsep sifat-sifat melaksanakan tugas. Sedangkan LKS
bangun datar segi empat dan luas serta ialah lembar kerja yang berisi
kelilingnya. informasi dan perintah/instruksi dari
guru kepada siswa untuk mengerjakan
suatu kegiatan belajar dalam bentuk
kerja, praktek, atau dalam bentuk
penerapan hasil belajar untuk
mencapai suatu tujuan.
Jadi INSTA adalah lembar
kerja siswa yang berisikan perintah
atau langkah-langkah petunjuk
Gambar 1
penggunaan media Square Analysis
Media Square Analysis Mathematic
(SAMAT) Mathematic (SAMAT), serta berisikan
Gambar diatas merupakan masalah-masalah yang harus
media pembelajaran Square Analysis dipecahkan oleh siswa melalui media
Mathematic (SAMAT) dan bangun- tersebut. Dengan kedua hal tersebut
bangun datar yang ada di dalam media merupakan media dan lembar kerja
tersebut. yang saling bergantung satu sama lain.
INSTA (Instruction Sheet to the Menurut Amri (2013: 101-103)
Answer) berikut ini adalah alternatif-alternatif
INSTA (Instruction Sheet to tujuan pengemasan materi
the Answer) mempunyai arti lembar pembelajaran dalam bentuk LKS: 1)
instruksi/petunjuk untuk menjawab. membantu siswa menemukan suatu
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konsep, 2) membantu siswa
(2011: 668) “Intruksi adalah perintah, menerapkan dan mengintegrasikan

6
berbagai konsep yang telah ditemukan, Tujuan media ini adalah siswa
3) berfungsi sebagai penuntun belajar, dapat lebih mudah mengenal dan
4) berfungsi sebagai penguatan materi, mengamati sifat-sifat bangun datar
5) berfungsi sebagai petunjuk segi empat secara langsung, serta
praktikum. mampu menyelesaikan masalah
Berikut gambar lembar kerja berkaitan sifat-sifat bangun datar segi
kelompok INSTA (Instruction Sheet to empat.
the Answer).
PEMBELAJARAN KELOMPOK
Model pembelajaran kelompok
adalah rangkaian belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang
telah dirancang. Salah satu strategi
dari model pembelajaran kelompok
adalah strategi pembelajaran
kooperatif.
Gambar 2 Menurut Rusman (2012: 202)
INSTA (Instruction Sheet to the Pembelajaran kooperatif (cooperatif
Answer)
learning) merupakan bentuk
Kelebihan media ini adalah pembelajaran dengan cara siswa
terbuat dari bahan yang mudah belajar dan bekerja dalam kelompok-
didapat, dalam pembuatan tidak terlalu kelompok kecil secara kolaboratif
rumit, berwarna-warni sehingga yang anggotanya terdiri dari empat
terlihat lebih menarik, tidak sampai enam orang dengan struktur
memerlukan biaya yang besar. kelompok yang heterogen. Dalam
Kelemahannya antara lain tidak tahan pembelajaran ini akan tercipta sebuah
lama, penggunaan media hanya interaksi yang lebih luas, yaitu
memuat kelompok kecil, dapat interaksi dan komunikasi yang
digunakan bedasarkan petunjuk dari dilakukan antara guru dengan siswa,
INSTA.

7
siswa dengan siswa, dan siswa dengan dan mereka lebih aktif berpartisipasi
guru. dalam diskusi; f) dapat memberi
Hal tersebut bertujuan untuk kesempatan kepada para siswa untuk
bersama kelompok mengamati suatu mengembangkan rasa menghargai dan
permasalahan dan menemukan solusi menghormati pribadi temannya,
dari permasalahan tersebut. Mereka menghargai pendapat orang lain, hal
bekerja bersama dalam memecahkan mana mereka telah saling membantu
masalah, atau melaksanakan tugas, kelompok dalam usahanya mencapai
dan berusaha mencapai tujuan tujuan bersama.
pengajaran yang telah ditentukan oleh Disamping keunggulan teknik
guru. Sehingga siswa bekerja sama kerja kelompok memiliki pula
dan bertukar ide mengenai kelemahannya ialah: (1) kerja
permasalahan yang hendak kelompok sering-sering hanya
diselesaikannya. melibatkan kepada siswa yang mampu
Menurut Roestiyah (2011: 17) sebab mereka cakap memimpin dan
menyebutkan keuntungan penggunaan mengarahkan mereka yang kurang; (2)
teknik kerja kelompok ialah: a) dapat strategi ini kadang-kadang menuntut
memberikan kesempatan kepada siswa pengaturan tempat duduk yang
untuk menggunakan ketrampilan berbeda-beda dan gaya mengajar yang
bertanya dan membahas sesuatu berbeda pula; (3) keberhasilan strategi
masalah; b) dapat memberikan kerja kelompok ini tergantung kepada
kesempatan pada para siswa untuk kemampuan siswa memimpin
lebih intensif mengadakan kelompok atau untuk bekerja sendiri.
penyelidikan mengenai sesuatu kasus
atau masalah; c) dapat METODE
mengembangkan bakat kepemimpinan Metode yang digunakan dalam
dan mengajarkan ketrampilan penelitian ini adalah penelitian
berdiskusi; d) dapat memungkinkan tindakan kelas. Menurut Tanujaya dan
guru untuk lebih memperhatikan siswa kawan-kawan (2016: 7) “Penelitian
sebagai individu serta kebutuhannya Tindakan Kelas (PTK) adalah kegiatan
belajar; e) para siswa lebih aktif penelitian dalam bentuk siklus yang
tergabung dalam pelajaran mereka, merupakan suatu tindakan sebagai

8
hasil refleksi seorang guru di kelas memgukur aktivitas selama proses
yang dikelolanya, dengan tujuan pembelajaran berlangsung dengan
utama untuk meningkatkan kualitas menerapkan media pembelajaran
pembelajaran dalam rangka perbaikan Square Analysis Mathematic
dan peningkatan kinerja siswa dalam (SAMAT) melalui INSTA pada
bentuk prestasi belajar”. Peneliti materi bangun datar segi empat.
menggunakan jenis Penelitian Teknik pengumpulan data pada
Tindakan Kelas (PTK) yang penelitian ini meliputi data lembar
mengadop dari model Kemmis dan kerja kelompok INSTA yang
Taggart dengan 4 tahap yaitu diperoleh dari hasil kerja kelompok
perencanaan, tindakan, pengamatan, siswa, data lembar observasi aktivitas
dan refleksi. guru dan siswa yang berasal dari
Instrumen pada penelitian ini observer, dan data hasil tes akhir
terdiri dari: siklus yang berasal dari siswa.
1. Lembar kerja kelompok INSTA Teknik analisis data yang
Lembar kerja kelompok pada digunakan dalam penelitian ini adalah:
penelitian ini berisi tentang a. Teknik Analisis Data Lembar Kerja
petunjuk yang digunakan untuk Kelompok
menganalisis permasalahan pada Setiap kelompok dikatakan
materi bangun datar segi empat berhasil jika dalam kegiatan
yang dikerjakan bersamakelompok. pembelajaran mencapai nilai
2. Tes akhir siklus ketuntasan minimal (KKM) sesuai
Tes ini digunakan untuk mengukur dengan ketentuan dari sekolah yaitu
hasil belajar siswa setelah lebih dari sama dengan 73% atau
mendapat perlakuan pembelajaran dengan nilai 73.
materi segi empat dengan Dapat dihitung dengan
penerapan media Square Analysis rumus:
Mathematic (SAMAT) melalui Nilai Lembar Kerja Kelompok =
INSTA. skor yang diperoleh siswa
× 100%
skor maksimal
3. Lembar observasi guru dan siswa.
b. Teknik Analisis Data Tes Akhir
Lembar observasi aktivitas guru
Siklus
dan siswa bertujuan untuk
a. Ketuntasan Individu

9
Siswa dapat dikatakan mendapatkan nilai prosentase lebih
berhasil dalam pembelajaran dari sama dengan 75% atau dalam
setelah mencapai nilai kategori baik.
ketuntasan apabila mencapai Adapun taraf keberhasilan
73% atau minimal mencapai aktivitas guru dan siswa sebagai
KKM yang ditentukan oleh guru berikut:
yaitu 73. Artinya bagi siswa Tabel 1. Kriteria Keberhasilan
Observasi
yang mendapatkan nilai ≥ 73
Presentase Kriteria
maka siswa tersebut dikatakan Keberhasilan
𝟖𝟓% ≤ 𝐍𝐏 ≤ 𝟏𝟎𝟎% Sangat
lulus dan dapat melanjutkan Baik
pada materi berikutnya. 𝟕𝟓% ≤ 𝐍𝐏 < 𝟖𝟓% Baik
𝟔𝟎% ≤ 𝐍𝐏 < 𝟕𝟓% Cukup
Ditentukan dengan 𝟓𝟓% ≤ 𝐍𝐏 < 𝟔𝟎% Kurang
𝟎% ≤ 𝐍𝐏 < 𝟓𝟓% Kurang
rumus:
Sekali
Ketuntasan individu
skor yang diperoleh siswa
= × 100% HASIL DAN PEMBAHASAN
skor total
b. Ketuntasan Klasikal Hasil
Ketuntasan klasikal Hasil kegiatan pembelajaran
dikatakan berhasil apabila telah pertemuan 1, 2, dan 3 dengan
mencapai ketuntasan belajar penerapan media pembelajaran Square
paling sedikit yaitu 80% dari Analysis Mathematic (SAMAT)
jumlah siswa dalam suatu kelas. melalui INSTA yang diselesaikan
Ketuntasan klasikal bersama kelompok.
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
= × 100% Tabel 2. Hasil Lembar Kerja
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Kelompok INSTA
Jika hasil ketuntasan kelas: Lembar INSTA Nilai
1 81
K ≥ 80% = secara klasikal 2 84
tuntas. 3 95
Nilai rata-rata
K < 80% = secara klasikal belum 87
keseluruhan
tuntas.
c. Teknik Analisis Data Lembar Pertemuan pertama INSTA 1

Observasi memperoleh hasil rata-rata 81.

Aktivitas guru dan siswa Pertemuan kedua INSTA 2

dapat dikatakan berhasil jika memperoleh rata-rata 84. Sedangkan

10
pertemuan ketiga memperoleh hasil 86,03% sehingga didapat rata-ratanya
rata-rata 95. Sehingga memperoleh adalah 86,03% dengan kategori
hasil rata-rata keseluruhan yaitu 87. “sangat baik”.
Berdasarkan kriteria keberhasilan Tabel 4. Hasil Tes Akhir Siklus
kelompok dikatakan mencapai Siswa Rata-rata
ketuntasan apabila mencapai taraf Tuntas 21 81%
Tidak
penguasaan minimal 73% atau dengan 5 19%
Tuntas
nilai paling sedikit 73. Sehingga dari
hasil rata-rata keseluruhan lembar Hasil tes akhir siklus I siswa

kerja kelompok memperoleh hasil yang dilaksanakan pada pertemuan

rata-rata keseluruhan yaitu 87 keempat (terakhir), dari 26 siswa yang

dikatakan tuntas. melaksanakan tes akhir siklus I

Tabel 3. Hasil Rekapitulasi Lembar terdapat 21 siswa yang tuntas dengan


Observasi nilai ≥ 73 dan 5 siswa yang tidak
Keterangan Aktivitas Aktivitas
Guru Siswa tuntas dengan memperoleh nilai < 73.
Pertemuan 1 87,49% 88,97% Dengan nilai tertinggi 90, nilai sedang
Pertemuan 2 87,49% 83,09%
Pertemuan 3 84,02% 86,03% diperoleh 73 dan nilai terendah 66.
Nilai rata-
rata 86,33% 86,03% Sehingga diperoleh ketuntasan klasikal
Keseluruhan pada tes akhir siklus I adalah 81%.
Pembahasan
Dari tabel 3 menunjukkan
Penerapan Square Analysis
bahwa hasil lembar observasi aktivitas
Mathematic (SAMAT) melalui INSTA
guru pada pertemuan ke-1
ini dilaksanakan dalam tiga kali
memperoleh 87,49%. Pertemuan ke-2
pertemuan dan satu kali tes akhir
memperoleh 87,49% dan pertemuan
siklus.
ke-3 memperoleh 84,02% sehingga
Pada pertemuan I membahas
didapat rata-ratanya adalah 86,33%
materi tentang sifat-sifat bangun datar
dengan kategori “sangat baik”.
persegi, persegi panjang, dan
Sedangkan hasil lembar
trapesium. Pada pertemuan II
observasi aktivitas siswa pada
membahas materi tentang sifat-sifat
pertemuan ke-1 memperoleh 88,97%
bangun datar belahketupat,
pertemuan ke-2 memperoleh 83,09%
jajargenjang dan layang-layang. Pada
dan pertemuan ke-3 memperoleh

11
pertemuan III membahas materi menjadi keluaran (output) dengan
tentang luas dan keliling bangun datar kompetensi tertentu”.
segi empat. Untuk pertemuan IV Membentuk kelompok belajar,
digunakan peneliti untuk tes akhir bertujuan agar dalam menyelesaikan
siklus. tugas kelompok setiap anggota saling
Dalam proses penelitian, bekerja sama dan membantu untuk
peneliti menggunakan media memahami suatu bahan pembelajaran.
pembelajaran dengan nama Square Menurut Sanjaya (dalam Rusman,
Analysis Mathematic (SAMAT) yang 2010: 203 ) “Model pembelajaran
mana dalam penggunaannya haruslah kelompok adalah rangkaian kegiatan
berdasarkan langkah-langkah pada belajar yang dilakukan oleh siswa
instruksi INSTA untuk membahas dalam kelompok-kelompok tertentu
materi bangun datar segi empat yang untuk mencapai tujuan pembelajaran
diselesaikan dengan berkelompok. Ini yang telah dirumuskan”.
diharapkan untuk dapat memotivasi Dengan menggunakan media
serta meningkatkan hasil belajar siswa Square Analysis Mathematic (SAMAT)
terhadap pelajaran matematika dan siswa mengerjakan permasalahan serta
mendorong siswa memahami benar memperoleh pengalaman dengan
materi bangun datar. melakukan pengamatan pada media
Penyajian materi, tahap ini secara nyata yang terdapat pada
sebagai tahap memberikan gambaran tahapan lembar petunjuk INSTA yang
umum tentang materi pelajaran yang diselesaikan bersama kelompok.
harus dikuasai yang selanjutnya siswa Mengenali merupakan suatu
akan memperdalam materi dalam kegiatan untuk mengetahui ciri-ciri
pembelajaran kelompok. Menurut suatu benda. Mengenali masalah
Komalasari (2010: 4) menyebutkan dengan langkah-langkah instruksi
“Proses belajar dan pembelajaran lembar INSTA bertujuan siswa
memerlukan masukan dasar (raw melakukan kegiatan mempraktikkan
input) yang merupakan bahan secara langsung sesuai instruksi pada
pengalaman belajar dalam proses materi bangun datar segi empat guna
belajar mengajar (learning teaching untuk dapat menganalisis sifat-sifat
process) dengan harapan berubah suatu bangun datar yang diamati.

12
Menganalisis masalah, Dalam Menurut Shoimin (2014: 157)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: “Reward bisa mengasosiasikan
37) “Analisis adalah penyelidikan perbuatan dan kelakuan seseorang
terhadap sesuatu peristiwa, penguraian dengan perasaan bahagia, senang, dan
suatu pokok atas bagian-bagiannya biasanya akan membuat mereka
dan penelaahan untuk memperoleh melakukan suatu perbuatan yang baik
pengertian yang tepat”. Dengan secara berulang-ulang”.
demikian dari hasil melakukan
kegiatan pengamatan mengenali KESIMPULAN DAN SARAN
masalah untuk selanjutnya Kesimpulan
menganalisis hasil penemuan yang Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh. Bertujuan siswa dapat dan pembahasan, dapat disimpulkan
menemukan sifat-sifat suatu bangun Penerapan Square Analysis
datar yang diamati. Mathematic (SAMAT) melalui INSTA
Menurut Siregar dan Nara pada materi bangun datar segi empat
(dalam Dirman dan kawan-kawan, di Kelas VIIA MTs Al Muslihuun
2014: 8) “Penilaian adalah suatu Tlogo Blitar dengan langkah-langkah:
proses untuk mengambil keputusan (a) Kegiatan awal yaitu
dengan menggunakan informasi yang menyampaikan tujuan pembelajaran
diperoleh melalui pengukuran”. dan memotivasi siswa, (b) Penyajian
Dengan menggunakan keaktifan siswa materi, tahap ini mejelaskan
guru lebih dapat menilai hasil belajar mekanisme penggunaan media Square
kelompok dengan cara Analysis Mathematic (SAMAT)
mempresentasikan serta menuliskan berdasarkan langkah-langkah instruksi
jawaban ke papan tulis dari hasil kerja INSTA, (c) Mengorganisasikan siswa
kelompok. kedalam kelompok-kelompok belajar,
Pengakuan tim adalah (d) Belajar kelompok dengan media
penetapan kelompok mana yang Square Analysis Mathematic (SAMAT)
dianggap paling menonjol atau melalui INSTA, (e) Mengenali
kelompok mana yang paling masalah, tahap ini peneliti mendorong
berprestasi yang layak diberikan siswa mengamati media Square
hadiah atau reward. Analysis Mathematic (SAMAT) sesuai

13
instruksi dari lembar INSTA dan presentase sebesar 86,03% termasuk
menyelesaikan permasalahan bersama kategori sangat baik.
kelompoknya, (f) Menganalisis Tes akhir siklus memperoleh
masalah, pada tahap ini siswa ketuntasan secara klasikal mencapai
menganalisis masalah mengenai 81%. Hal ini sesuai kriteria
materi bangun datar segi empat keberhasilan yang diharapka peneliti.
bersama kelompok, (g) Penilaian, Dari paparan diatas dapat disimpulkan
dapat menilai hasil belajar kelompok bahwa hasil belajar siswa dikatakan
dengan cara mempresentasikan serta berhasil sesuai kriteria keberhasilan
menuliskan jawaban ke papan tulis yang diharapkan peneliti, maka
dari hasil kerja kelompok, (h) penelitian tidak melanjutkan siklus II.
Pengakuan Tim, memberikan Saran
penghargaan kepada siswa yang telah Berdasarkan penelitian yang
mempresentasikan hasil belajar, hal itu telah dilakukan, ada beberapa saran
diharapkan mampu memotivasi siswa. dari peneliti, sebagai berikut: 1) Pada
Berdasarkan hasil penelitian penerapan yang menggunakan strategi
penerapan media pembelajaran Square pembelajaran berkelompok untuk
Analysis Mathematic (SAMAT) tidak membagi anggota kelompok
melalui INSTA diperoleh hasil belajar terlalu banyak. Serta mendorong siswa
yaitu hasil lembar INSTA pada setiap untuk ikut serta mengerjakan soal
pertemuan pembelajaran memperoleh dalam berkelompok. Hal ini
hasil rata-rata 87% sehingga dapat dimaksudkan agar semua anggota
disimpulkan hasil lembar kerja berpusat pada tugas yang diberikan. 2)
kelompok INSTA sudah memenuhi Dengan sarana meja dan kursi yang
kriteria keberhasilan yaitu lebih dari mudah diatur akan dapat membuat
sama dengan 73. Pada hasil lembar nyaman siswa sehingga pembelajaran
observasi aktivitas guru memperoleh berjalan lancar. 3) Kelas yang sangat
rata-rata presentase sebesar 86% luas diharapkan guru menyampaikan
termasuk kategori sangat baik. pembelajaran dengan keras agar tidak
Sedangkan hasil lembar observasi ada siswa yang ketinggalan dengan
aktivitas siswa memperoleh rata-rata apa yang disampaikan.

14
DAFTAR PUSTAKA Tanujaya, Benidiktus dan Jeinne,
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Mumu. 2016. Penelitian
Model Pembelajaran Dalam Tindakan Kelas Panduan
Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Belajar Mengajar dan
Prestasi Pustakaraya. Meneliti. Yogyakarta: Media
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Akademi.
Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta:
Referensi Jakarta.
Dirman dan Cicih, Juarsih. 2014.
Penilaian dan Evaluasi.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hamdayama, Jamanta. 2014. Model
dan Metode Pembelajaran
Kreatif dan Berkarakter.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Munadi, Yudhi, 2008. Media
Pembelajaran. Jakarta: GP
Press.
Roestiyah, 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran
Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persabda.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group.
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar.
Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sundayana, Rostina. 2014. Media dan
Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika.
Bandung: Alvabeta.
Suryadin, Asyraf dan Tien, Rostini.
2011. Pengembangan Profesi
Guru Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Bandung: CV
Amalia Book.
Suyono dan Hariyanto. 2014. Belajar
dan Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

15

Anda mungkin juga menyukai