Anda di halaman 1dari 2

A.

PENCEGAHAN KEJADIAN BBLR SULIT UNTUK MENENTUKAN tindakan pencegahan pada kasus
bayi BBLR, oleh karena penyebab umum terjadinya kasus bayi BBLR yang bersifat
multifaktorial. Selain beberapa tindakan pencegahan yang sudah dijelaskarn pada Bab
sebelumnya, ada beberapa usaha lainnya yang dapat menurunkan prevalensi bayi BBLR di
masyarakat, yaitu dengan melakukan beberapa upaya sebagai berikut: 1. Mendorong
perawatan kesehatan remaja putri 2. Mengusahakan semua ibu hamil mendapatkan
perawatan antenatal yang komprehensif 3. Memperbaiki status gizi ibu hamil, dengan
mengkonsumsi makanan yang lebih sering atau lebih banyak, dan lebih diutamakan
makanan yang mengandung utriient yang memadai. 4. Menghentikan kebiasaan merokok,
menggunakan obat-obtan terlarang dan alkohol pada ibu hamil. Meningkatkan pemeriksaan
kehamilan secara berkala minimal 4 kali selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur
kehamilan muda. Apabila kenaikan berat badannya kurang dari 1 (satu) kg per bulan,
sebaiknya segera berkonsultasi dengan ahli 5.

6. Mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur sebanyak 1 tablet per hari. Lakukan minimal
sebanyak 90 tablet. Mintalah tablet zat besi saat berkonsultasi dengan ahli Ibu hamil yang
diduga berisiko, terutama faktor risiko yang mengarah pada institusi pelayanan kesehatan
yang lebih mampu. bawaan te 7. melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan
dirujuk 8. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim, tanda tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan agar
mereka dapat menjaga kesehatannya dan janin yang dikandung dengan baik 9.
Menganjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau istirahat baring
bila terjadi keadaan yang menyimpang dari kehamilan normal. 10. Hendaknya ibu dapat
merencanakan persalinannya pada kurun umur 11. Kurangi kegiatan yang melelahkan secara
fisik semasa kehamilan. 12.Konseling pada suami istri untuk mengusahakan agar menjaga
jarak Sherapa in binn bawa reproduksi sehat (20-34 tahun). Beristirahatlah yang cukup dan
tidur lebih awal dari biasanya. antar kehamilan paling sedikit 2 (dua) tahun. tau penc erebral
p Infeksi to bis 13. Meningkatkan penerimaan gerakan Keluarga Berencana (KB), dengan
mendorong penggunaan metode kontrasepsi yang modern dan sesuai ang untuk
menjarangkan kehamilan.. 14.Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah
terjadinya cerebra Infeksi persalinan dengan BBLR. 15.Memberikan pegarahan kepada ibu
hamil dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan
mendapatkan enye atau . Sindr men ben lebi Me ebih pengobatan terhadap masalah-
masalah selama kehamilan. 16.Memberikan program stimulasi pada BBLR lebih
meningkatkan tingkat perkembangan anak. 17.Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk
turut berperan dalam ningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar mereka
dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenata dan status gizi ibu
selama kehamilan.

B. MENGURANGI RISIKO KELAINAN BAWAAN saat Beberapa jenis kelainan bawaan memang
tidak dapat dicegah, namun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko
terjadinya kelainan bawaan tersebut, yaitu: 1. Tidak merokok dan menghindari asap rokok 2.
Menghindari alkohol 3. Menghindari obat-obatan terlarang 4. Memakan makanan yang
bergizi dan mengkonsumsi vitamin prenatal 5. Melakukan olah raga dan istirahat yang cukup
6. Melakukan pemeriksaan prenatal secara rutin 7. Mengkonsumsi suplemen asam folat 8.
Menjalani vaksinasi sebagai perlindungan terhadap infeksi Barah rujuk anin erm dari mur
Beberapa infeksi selama kehamilan yang dapat menyebabkan sejumlah kelainan bawaan .
Sindroma rubella kongenital ditandai dengan gangguan penglihatan atau pendengaran,
kelainan jantung, keterbelakangan mental dan cerebral palsy rak . Infeksi toksoplasmosis
pada ibu hamil bisa menyebabkan infeksi mata yang bisa berakibat fatal, gangguan
pendengaran, ketidakmampuan belajar, pembesaran hati atau limpa, keterbelakangan
mental dan cerebral palsy an ua bayinya sebelum atau selama proses persalinan
berlangsung, bisa menyebabkan kerusakan otak, cerebral palsy, gangguan penglihatan atau
pendengaran serta kematian bayi . Infeksi virus herpes genitalis pada ibu hamil, jika
ditularkan kepada ya an menyebabkan terbentuknyajaringan parut pada otot dan tulang,
kelainan bentuk dan kelumpuhan pada anggota gerak, kepala yang berukuran lebih kecil dari
normal, kebutaan, kejang dan keterbelakangan mental. Meskipun semua vaksin aman
diberikan pada masa hamil, tetapi jauh . Sindroma varicella kongenital disebabkan oleh cacar
air dan bisa at lebih baik jika semua vaksin yang dibutuhkan telah dilaksanakan sebelum
hamil. Seorang wanita sebaiknya menjalani vaksinasi untuk mencegah terjadinya penyakit
infeksi, yaitu sebagai berikut: 1. Minimal 3 bulan sebelum hamil: MMR

2. Minimal 1 bulan sebelum hamil: varicella 3. Aman diberikan pada saat hamil . Booster
tetanus-difteri (setiap 10 tahun) . Vaksin hepatitis A . Vaksin hepatitis B . Vaksin influenza
(jika ketika musim flu kehamilan akan memasuki trimester kedua atau ketiga) Vaksin
pneumokokus 9. Menghindari zat-zat yang berbahaya selama kehaliman, seperti: Androgen
dan turunan testosteron (misalnya danazol) . Angiotensin-converting enzyme (ACE)
inhibitors (misalnya enalapril, captopril) Turunan kumarin (misalnya warfarin)
Carbamazepine Antagonis asam folat (misalnya metotrexat dan aminopterin) . Cocain
Dietilstilbestrol . Timah hitam . Lithium . Merkuri organic . Phenitoin Streptomycin dan
kanamycin . Tetrasyclin Talidomide . Trimethadion dan paramethadion Asam valproate .
Vitamin A dan turunannya (misalnya isotretinoin, etretinat dan retinoid) Untuk menentukan
keadaan kesehatan, maka pada seorang bayi BBLR dapat dilakukan pemeriksaan diagnostik
meliputi a. Pemeriksaan glukosa darah terhadap hipoglikemia b. Pemantauan gas darah
sesuai kebutuharn c. Titer Torch sesuai indikasi d. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi e.
Pemantauan elektrolit f. Pemeriksaan sinar X sesuai kebutuhan ( misalnya: foto thorax )

Anda mungkin juga menyukai