SEMISOLID 8
Karena sediaan Infus Ringer Laktat harus bebas dari pirogen maka
ditambahkan Karbon aktif. karbon aktif adalah salah satu zat yang dapat
menghilangkan pirogen. Pirogen merupakan zat yang dapat menyebabkan demam
sehingga adanya pirogen dalam infus dapat membahayakan pasien. Karbon aktif
dapat menyerap pirogen yang akan membahayakan tubuh jika sampai masuk
kedalam pembuluh darah. Karbon aktif yang digunakan sebanyak 0,1% dari
volume total kemudian dipanaskan selama 10-15 menit dengan suhu 60-70ºC
sambil diaduk.
Pada sediaan infus ringer laktat ditambahkan pengatur tonisitas. Sediaan
infus harus isotonis karena isotonis merupakan syarat mutlak yang sangat
diperhatikan terutama untuk sediaan dengan volume besar (>10mL). agar pada
saat masuk kedalam tubuh tidak terjadi hemolisa sel darah. Osmolaritas Infus
Ringer Laktat yang harus dicapai : 270mOsm/L
Pada sediaan infus ringer laktat ditambahkan adjust pH karena sediaan
tidak sesuai dengan pH cairan darah, yaitu pH 7,4. Ditambahkan penadjust pH
agar sediaan menjadi isohidris. Zat yang dapat ditambahkan adalah asam sitrat
ketika sediaan larutan injeksi pHnya di atas 7,4 (terlalu basa) atau ditambahkan
NaOH ketika sediaan larutan injeksi pHnya di bawah 7,4 (terlalu asam).
NaCl 0.6%
KCl 0.03%
CaCl2 0.02%
Aquabidest ad 500 ml
m. f. infus.
VII.Preformulasi Eksipien
VII.1. Karbon Adsorben
Pemerian Serbuk,hitam;tidak berbau. Diperoleh dari residu destruktif
: berbagai bahan organic, diolah untuk meningkatkan
kapasitas adsorbs zat warna organic dan basa nitrogen
(Dirjen POM,1995:1128).
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95%.
Titik lebur : -
pH : -
Stabilitas : Dapat mengadsorbsi air.
Inkompatibilitis: Dapat menurunkan ketersediaan hayati beberapa obat seperti
loperamid dan riboflavin. Reaksi hidrolisis dan oksidasi
dapat dinaikkan.
Khasiat : Adsorbsi pirogen.
Dosis : -
(Farmakope Indonesia Edisi Ketiga,1979:133)
Metode Sterilisasi atau teknik sterilisasi yang tepat untuk sediaan infus
ringer laktat ini yaitu metode sterilisasi akhir dengan metode sterililasi panas
lembab menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Dilakukan
metode sterilisasi akhir karena bentuk sediaan berupa larutan dengan pembawa air
sehingga kompatibel dengan uap air panas. Zat aktif juga memiliki stabilitas
dengan sediaan tahan terhadap pemanasan (termostabil). Tujuan sterilisasi untuk
menghilangkan mikroorgaanisme, pada sediaan infus ini dilakukan filtrasi
membran untuk membebaskan partikel asing. Pada proses sebelum dilakukan
sterilisasi maka dilakukan terlebih dahulu proses depirogenisasi untuk
menghilangkan pirogen.
.
8.1 Metode Sterilisasi Alat
Gelas ukur dan Pipet Sterilisasi Panas Gelas ukur dan pipet ukur
Ukur Lembab (Autoklaf termasuk kedalam alat
121oC, 15 menit) presisi yang dianjurkan
untuk di sterilisasi
menggunakan metode
sterilisasi panas lembab
dengan autoklaf karena jika
dilakukan sterilisasi dengan
menggunakan metode
sterilisasi panas kering
dengan oven maka akan
menyebabkan alat tersebut
memuai sehingga ukuran /
angka yang tertera pada alat
akan berubah dan
keakuratan dari alat akan
berkurang.
Kaca arloji, Sterilisasi Panas Dilakukan sterilisasi
Erlenmeyer, Corong, Kering (Oven 160- menggunakan metode
batang pengaduk, dan 170oC, 1-2 jam) sterilisasi panas kering
Gelas kimia dengan oven karena bukan
merupakan alat presisi yang
akan berubah ukurannya
atau memuai pada
pemanasan suhu tinggi.
X. Prosedur Pembuatan
10.1 Prosedur Pembuatan
Karbon aktif digerus sejumlah 0,1 % b/v, dimasukkan ke dalam beker gelas,
selanjutnya ditambahkan aquabidestilat hingga 510 ml.
Setelah seluruh zat larut, beker gelas disisipi dengan batang pengaduk.
Botol infus dikalibrasi dengan volume 510 ml.
Larutan disaring ke labu erlenmeyer dengan corong dan kertas saring yang
sudah dibasahi.
Filtrat hasil dari kolom dimasukkan ke dalam botol infus steril yang
telah dkalibrasi. Botol ditutup dengan flakon steril, diikat dengan
simpul champagne.
Pemberian etiket.
Penetapan pH pH 7
Uji Kebocoran
Tidak bocor
Keterangan :
+++ : Sangat jernih
++ : Agak keruh
+ : Keruh
- : Tidak ada
XIII. Pembahasan
Infus merupakan injeksi volume besar dengan volume yang lebih dari
100ml. Infundabilia atau infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau
emulsi, bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, dan
disuntikkan langsung kedalam vena dalam volume relatif banyak (Syamsuni,
2006: 228).
Prinsip kerja dari cairan infus sama seperti sifat dari air yaitu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah dipengaruhi oleh gaya grafitasi
bumi sehingga cairan akan selalu jatuh kebawah. Pada sistem infus laju aliran
infuse diatur melalui klem selang infus, jika klem digerakan untuk mempersempit
jalur aliran pada selang maka laju cairan akan menjadi lambat ditandai dengan
sedikitnya jumlah tetesan infus/menit yang keluar dan sebaliknya bila klem
digerakan untuk memperlebar jalur aliran pada selang infus maka laju cairan infus
akan menjadi cepat ditandai dengan banyaknya jumlah tetesan .
Pemberian cairan bisa melalui oral, ataupun melalui jalur intravena dengan
pemasangan infus. Secara umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan
pemberian cairan infus adalah (UNAND, 2011):
a. Kondisi jaur enteral (via oral) tidak memungkinkan, missal pada pasien
penurunan kesadaran, kejang.
b. Perdarahan dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah).
c. Trauma abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen
darah).
d. Fraktur (patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha)
(kehilangan cairan tubuh dan komponen darah).
e. Serangan panas (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi).
f. Diare dan demam (mengakibatkan dehidrasi).
g. Luka bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh).
h. Semua trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh
dan komponen darah) .
Jenis infus yang dipasang bisa berupa:
a. Infus set dengan tetesan mikro (untuk anak usia <1 tahun) (1 cc = 60 tetes
mikro).
b. Infus set dengan tetesan makro (1 cc = 20 tetes makro).
c. Transfusi set (1 cc = 15 tetes).
Pada praktikum kali ini membuat sediaan ringer laktat yang mengandung
Natrium laktat, KCl, CaCl2, dan NaCl sebagai zat aktifnya. Natrium Laktat
berfungsi sebagai pengganti natrium bikarbonat dalam larutan untuk terapi
elektrolit dan cairan parenteral dan sebagai sumber potensial kation tercampurkan
untuk memperbaiki metabolik asidosis. NaCl pada infus Ringer Laktat berfungsi
sebagai pengganti elektrolit untuk mengganti cairan tubuh yang kurang. Kalium
Klorida dalam infus Ringer Laktat berfungsi untuk mengelevasi level kalium
normal plasma sebagai pengobatan intoksikasi digitalis, dan ion Ca dalam CaCl2
dalam infus Ringer Laktat berfungsi dalam pengaturan reaksi hipersensitivitas
khususnya urtikaria dan edema angionneurik dan untuk pemulihan elektrolit
(Gennaro, 1998:817-820).
Formula yang digunakan merujuk pada jurnal terdahulu dan Farmakope
belanda. Kombinasi formula umum yang digunakan untuk sediaan infuse Ringer
Laktat terdiri dari garam-garam karena sesuai dengan kebutuhan tubuh dan
menjadikan kondisi sediaan isotonis sehingga tidak diperlukan penambahan zat
pengisotonis. Fungsi infus ringer laktat adalah untuk mengembalikan
keseimbangan elektrolit dalam tubuh karena terdiri dari ion-ion elektrolit yang
memiliki kemiripan dengan caritan dalam tubuh.
Elektrolit adalah senyawa di dalam larutan yang berdisosiasi menjadi
partikel yang bermuatan (ion) positif atau negatif. Ion bermuatan positif disebut
kation dan ion bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut
sebagai elektronetralitas. (Wilson, 1995: 283-301). Pemeliharaan homeostasis
cairan tubuh adalah penting bagi kelangsungan hidup semua organisme.
Pemeliharaan tekanan osmotik dan distribusi beberapa kompartemen cairan tubuh
manusia adalah fungsi utama empat elektrolit mayor, yaitu natrium (Na +), kalium
(K+), klorida (Cl-), dan bikarbonat (HCO3-). (Scott et al, 2006: 93-95)
Hal pertama yang dilakukan dalam pembuatan sediaan ini adalah semua
bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan hasil penimbangan. Semua bahan
dicampurkan dalam baker gelas dan di ad aquabidest hingga 510 ml. Beker gelas
berfungsi sebagai tempat penampung larutan dan pengadukan akan meningkatkan
kelarutan zat sehingga zat harus diaduk. Selanjutnya dimasukan karbon adsorben
yang sudah digerus kasar sebelumnya. Karbon adsorben berfungsi sebagai
antipirogen karena dalam infus harus bebas pirogen. Pirogen adalah senyawa
kompleks polisakarida dimana mengandung radikal yang ada unsure N dan P.
selama radikal masih terikat, selama itu masih dapat menimbulkan demam dan
pirogen bersifat termostabil. Pirogen sendiri dapat berasal dari aquadest yang
dibiarkan lama dan tercemar bakteri serta udara ataupun bisa berasal dari bahan
bahan tertentu seperti glukosa,NaCl,Na-Sitrat (Anief,1997:204). Karbon adsorben
dapat mencegah terbentuknya thrombus dan menghilangkan pirogen karena
mekanisme kerja dari karbon adsorben ini yaitu menyerap pirogen.
Selanjutnya larutan dipanaskan sambil diaduk kira-kira sampai 60-70ºC.
Pemanasan dan pengadukan berfungsi untuk mempercepat proses pelarutan zat
aktif dan larutan menjadi homogen. Setelah dipanaskan, larutan disaring melalui
saringan G3 yang dibantu dengan adanya vakum. Vakum berfungsi untuk
mempercepat proses penyaringan dengan cara menurunkan tekanan dalam sistem.
Pemakuman digunakan saringan khusus yaitu whatman 0,45 µm yang terbuat dari
nilon. Penggunaan kertas saring berfungsi untuk mencegah partikel-partikel asing
masuk kedalam sediaan infus dan menyaring karbon aktif. Setelah disaring larutan
infus dimasukan kedalam botol ukuran 500mL yang telah dikalibrasi. Lalu,
dilakukan pengecekan pH dan diperoleh pH 6. Oleh karena itu diperlukan
penambahan basa yaitu NaOH meng-adjust pH agar mendekati pH darah yaitu
7,4. Pada infus tidak dilakukan penambahan dapar disebabkan karena volume
yang diberika pada pasien relative sangat tinggi. jika dilakukan pendaparan, maka
kemungkinan pH tubuh pasien pun akan berubah dan hal ini berbahaya untuk
tubuh. Oleh karena itu, sediaan infus hanya dilakukan peng-adjustan pH. Botol
infus ditutup dengan flakon steril, diikat dengan simpul champagne. Simpul
champagne dapat menutup botol dengan rapat sehingga tidak terjadi kebocoran
saat dimasukan autoclave.
Proses sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi akhir dengan metode
panas lembab menggunakan autoclve suhu 121ºC selama ± 15 – 30 menit.
Sterilisasi bertujuan untuk menghilangkan jika dalam sediaan ada cemaran atau
kontaminan mikroba saat pengerjaan. Alasan mengapa digunakan temperatur
121°C karena pada saat itu menunjukkan tekanan 2 bar yang akan membantu
membunuh mikroorganisme dalam suatu benda. Untuk tekanan pada atmosfer
pada ketinggian di permukaan laut air mendidih pada temperatur 100°C,
sedangkan autoklaf yang diletakkan pada ketinggian yang sama, menggunakan
tekanan 2 bar maka air akan mendidih pada temperatur 121°C. Pada saat sumber
panas dinyalakan, air yang ada di dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih
dan uap air yang terbentuk akan mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah
semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan
temperatur yang sesuai, maka proses strerilisasi dimulai dan timer mulai
menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas
dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga tercapai tekanan normal.
(Anggari, 2008)
Pada sediaan dilakukan evaluasi sediaan infus meliputi evaluasi pH,
kejernihan, dan uji kebocoran. Sediaan di cek pH nya dengan menggunakan kertas
pH universal infus ringer laktat memiliki pH 6 lalu di adjust menjadi pH 7
mendekati pH darah. Setelah itu uji kejernihan larutan. Pada saat pengujian
kejernihan, larutan sediaan infus yang dibuat sangat jernih ketika dimasukkan
kedalam botol. Lalu kemudian uji kebocoran sediaan. Sediaan yang dibuat
memiliki wadah yang tertutup rapat dan ketika botol sediaan diputas 180 derajat
tidak terjadi kebocoran dan cairan infus tidak keluar ataupun menetes.
XIV. Kesimpulan
Sediaan infus ringer laktat adalah sediaan yang diberikan secara intravena
yang dibuat steril serta isotonis dan didepirogenisasi oleh carbo adsorben. Fungsi