Anda di halaman 1dari 6

1.

Pengertian
CKD atau penyakit ginjsl kronik didefinisikan sebagai kerusakan ginjal untuk
sedikitnya 3 bulan dengan atau tanpa penurunan Glomerulus Filtration Rate (GFR)
(Nahas & Levin, 2010). Sedangkan menurut Terry & Aurora, 2013 CKD merupakan
suatu perubahan fungsi ginjal yang progresif dan ireversibel. Pada gagal ginjal kronik,
ginjal tidak mampu mempertahankan keseimbangan cairan sisa metabolisme sehingga
menyebabkan penyakit gagal ginjal stadium akhir.
CKD atau gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kondisi dimana ginjal
mengalami penurunan fungsi secara lambat, progresif, irreversible, dan samar. Dimana
kemampuan tubuh gagal dalam mempertahankan metabolisme, cairan, dan keseimbangan
elektrolit, sehingga terjadi uremia atau azotemia (Smeltzer, 2009).

2. Epidemiologi
Penyakit Ginjal kronis merupakan masalah kesehatan dunia dengan beban biaya
kesehatan yang tinggi. Padahal, penyakit dapat dicegah dengan melakukan upaya
pencegahan, pengendalian dan tatalaksana Hipertensi dan Diabetes Melitus sesuai
standar.
Data Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kemenkes tahun 2016
menunjukkan adanya peningkatan beban biaya kesehatan untuk pelayanan penyakit
Katastropik. Pada tahun 2014 penyakit katastropik menghabiskan biaya kesehatan
sebesar 8,2 triliun, tahun 2015 meningkat menjadi 13,1 triliun kemudian tahun 2016
sebanyak 13,3 triliun. Gagal Ginjal merupakan penyakit katastropik nomor 2 yang paling
banyak menghabiskan biaya kesehatan setelah penyakit jantung.
Kementerian Kesehatan sesungguhnya telah memiliki upaya pencegahan dan
pengendalian Penyakit Ginjal Kronis dengan perilaku ''CERDIK'', yaitu Cek kesehatan
secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin olahraga, Diet seimbang, Istirahat cukup dan
Kelola stres dan PATUH yaitu Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter,
Atasi penyakit dengan pengobatan yang tetap dan teratur, Tetap diet sehat dengan gizi
seimbang, Upayakan beraktivitas fisik dengan aman dan Hindari Rokok, alkohol dan zat
karsinogenik.
Selain itu pencegahan dan pengendalian penyakit Ginjal dilakukan dengan
meningkatkan pencegahan dan pengendalian Penyakit Ginjal Kronis berbasis masyarakat
dengan ''Self Awareness'' melalui pengukuran tekanan darah dan pemeriksaan gula darah
secara rutin atau minimal 1 kali dalam setahun di Posbindu PTM. Pemerintah telah pula
meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP); optimalisasi sistem
rujukan; dan meningkatkan mutu pelayanan.

3. Etiologi
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik (infeksi saluran kemih), glomerulunefritis
(penyakit peradangan.
2. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna, mefrosklerosis
maligna, stenosis arteria renalis. Disebabkan karena terjadinya kerusakan
vaskularisasi di ginjal oleh adanya peningkatan tekanan darah akut dan kronik.
3. Gangguan jaringan ikat misalnya lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa,
sclerosis sistemik progresif. Disebabkan oleh kompleks imun dalam sirkulasi yang
ada dalam membrane basalis glomerulus dan menimbulkan kerusakan (Price, 2010)
4. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik, asidosis
tubulus ginjal
5. Penyakit metabolic misalnya DM. penyebab terjadinya ini dimana kondisi genetic
yang ditandai dengan adanya kelainan dalam proses metabolisme dalam tubuh akibat
defisiensi hormone dan enzim. Proses metabolisme ialah proses memecahkan
karbohidrat protein dan lemak dalam makanan untuk menghasilkan energy
6. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgetik, nefropati timbal. Penyebab
penyakit yang dapat dicegah bersifat refersibel, sehingga penggunaan berbagai
prosedur diagnostic
7. Batu saluran kencing yang menyebabkan hidrolityasis
Merupakan penyebab gagal ginjal dimana benda padat yang dibentuk oleh presipitasi
berbagai zat terlarut dalam urine pada saluran kemih.
4. Klasifikasi
Penyakit ini didefinisikan dari ada atau tidaknya kerusakan ginjal dan kemampuan
ginjal dalam menjalankan fungsinya. Klasifikasi ini ditunjukkan untuk memfasilitasi
penerapan pedoman praktek klinik, pengukuran kinerja klinis dan peningkatan kualitas
evaluasi dan juga managemen CKD (National Kidney Foundation, 2010). Beikut adalah
klasifikasi stadium CKD :
STADIUM DESKRIPSI GFR (mL/menit/1.73 M2)
1 Fungsi ginjal normal, tetapi >90
temuan urin abnormal
struktur atau ciri genetic
menunjukkan adanya
penyakit ginjal
2 Penurunan ringan fungsi 60-89
ginjal, dan temuan temuan
lain (seperti stadium 1)
menunjukkan adanya
penyakit ginjal
3a Penurunan sedang fungsi 45-59
ginjal
3b Penurunan sedang fungsi 30-44
ginjal
4 Penurunan fungsi ginjal 15-29
berat
5 Gagal ginjal <15
Sumber: (The Renal Association, 2013)

Nilai GFR menunjukkan seberapa besar fungsi ginjal yang dimiliki oleh pasien
sekaligus sebagai dasar penentuan terapi oleh dokter. Semakin parah CKD yang dialami,
maka nilai GFRnya akan semakin kecil (National Kidney Foundation, 2010).
5. Tanda dan gejala
CKD atau gagal ginjal kronik sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal
dan berkembang secara perlahan-lahan. Namun, umunya tanda dan gejala tahap akhir
dari penyakit gagal ginjal kronik adalah :
1. Mual dan muntah
2. Hilangnya nafsu makan
3. Perasaan lemah dan lesu
4. Sesak nafas
5. Sakit peru
6. Masalah mulut
7. Frekuensi buang air kecil yang meningkat, terutama di malam hari
8. Mati rasa, kesemutan, terbakar kaki panas dan tangan
9. Kram otot dan kejang otot
10. Gangguan tidur
11. Kulit gatal
12. Menurunnya ketajaman mental
13. Tekanan darah tinggi yang sulit di control
14. Nyeri pada dada karena penumpukan cairan di sekitar jantung
15. Pembengkakan pada pergelangan kaki atau tangan

6. Patofisiologi
Disfungsi ginjal mengakibatkan keadaan patologik yang komplek termasuk
diantaranya penurunan GFR (Glumerular Filtration Rate). Pengeluaran produksi urine
dan sekresi air yang abnormal, ketidakseimbangan elektrolit dan metabolic abnormal.
Homeostatis dipertahankan oleh hipertropi nefron. Hal ini terjadi karena hipertrofi nefron
hanya dapat mempertahankan eksresi solates dan sisa-sisa produksi dengan jalan
menurunkan reabsorbsi air sehingga terjadi hipostenurea (kehilangan memampuan
memekatkan urine) dan polyuria adalah peningkatan output ginjal. Hipostenuria dan
polyuria adalah tanda awal CKD dan dapat menyebabkan dehidrasi ringan.
Perkembangan penyakit selanjutnya, kemampuan memekatkan urin menjadi semakin
berkurang. Jika fungsi ginjal mencapai tingkat ini serum BUN meningkat secara
otomatis, dan pasien akan beresiko kelebihan beban cairan seiring dengan output urine
yang makin tidak adekuat. Pasien dengan CKD mungkin menjadi dehidrasi/ mengalami
kelebihan beban cairan tergantung pada tingkat gagal ginjal.
Perubahan metabolic pada gagal ginjal juga menyebabkan gangguan eksresi BUN
dan kreatinin. Kreatinin sebagian dieksresikan oleh tubulus ginjal dan penurunan fungsi
ginjal berdampak pada pembentukan serum kreatinin. Adanya peningkatan konsentrasi
BUN dan kreatinin dalam darah disebut azotemia dan merupakan salah satu petunjuk
gagal ginjal.
Perubahan kardiak pada CKD menyebabkan sejumlah gangguan system
kardiovaskuler. Manifestasi umunya diantaranya anemia, hipertensi, gagal jantung
kongestif dan perikaraitas. Anemia disebabkan oleh penurunan tingkat eritropen,
penurunan masa hidup sel darah merah akibat dari uremia, defisiensi besi dan asam laktat
dan perdarahan gastrointestinal.
Hipertropi terjadi karena peningkatan tekanan darah akibat overlood cairan dan
sodium dan kesalah fungsi system renin. Angiostin aldosterone CRF menyebabkan
peningkatkan beban kerja jantung karena anemia, hipertensi dan kelebihan cairan
(Bunner & Suddart, 2007).

7. Pemeriksaan penunjang/diagnostic
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan secara medis maupun kolaborasi antara lain :
1. Hematologi
(hemoglobin, hematocrit, eritrosit, trombosit)
2. RFT ( Renal Fungsi Test)
( Ureum dan kreatinin)
3. LFT ( Liver Fungsi Test)
4. Elektrolit
(klorida, kalium, kalsium)
5. Koagulasi studi (PPT, PTTK )
6. BGA
BUN/ Kreatinin : meningkat, biasanya meningkat dalam proporsi kadar kreatinin 10
mg/dl diduga tahap akhir (rendahnya yaitu 5).

Anda mungkin juga menyukai