Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
ridho-Nya kami mendapat hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan lancar. Makalah ini disusun berdasarkan materi yang telah ditentukan yaitu
‘Komunikasi Efektif’.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun dan kami berharap bermanfaat dan dapat
mendampingi kita dalam proses belajar, dan kami juga mengucapkan terima kasih
banyak atas dukungan dari teman-teman dan dosen pembimbing kami.
Penulis
1
Daftar Isi
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
antar tenaga kesehatan dan pasien. Komunikasi antar tenaga kesehatan diperlukan untuk
meminimalisir terjadinya miss comunication yang dapat merugikan klien dan agar
tenaga kesehata dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Komuikasi antar tenaga
kesehatan dan pasien dibutuhkan agar terbentuk hubungan baik dan hubungan saling
percaya antar tenaga kesehatan dan pasien, hal ini berpengaruh dalam tercapanyai
keberhasilan terapi yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
4
3) Mampu memahami ciri-ciri dari komunikasi efektif
4) Mampu memahami prinsip dasar komunikasi efektif
5) Mampu memahami tujuan dari komunikasi efektif
6) Mampu memahami fungsi dari komunikasi efektif
7) Mampu memahami proses dari komunikasi efektif
8) Mampu memahami tahapan dari komunikasi efektif
9) Mampu memahami teknik melakukan komunikasi efektif
10) Mampu memahami hambatan dari komunkasi efektif
11) Mampu memahami komunikasi efektif antar tenaga medis
12) Mampu memahami komunikasi efektif antar tenaga medis dan pasien
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
dan sikap anatara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat
mengahsilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.
1.Credibility
Kredibilitas Berkaitan erat dengan kepercayaan. Seorang komunikator yang baik harus
memiliki kredibilitas agar pesan yang disampaikan dapat tersasar dengan baik.
Beberapa hal yang berhubungan dengan kredibilitas misalnya kualifikasi atau tingkat
keahlian seseorang. Contoh, seorang dokter dianggap mempunyai kredibilitas ketika ia
menyampaikan hal-hal tentang kesehatan
7
2.Context
Konteks berupa kondisi yang mendukung ketika berlangsungnya komunikasi. Supaya
komunikasi berjalan efektif, konteks yang tepat menjadi hal yang menarik perhatian
komunikan.
3. Content
Isi pesan merupakan bahan atau ,materi inti dari apa yang hendak disampaikan kepada
audiens. Komunikasi menjadi efektif apabila isi pesan mengandung sesuatu yang berarti
dan penting untuk diketahui oleh komunikan.
4. Clarity
Pesan yang jelas alias tidak menimbulkan penafsiran yang bermacammacam adalah
kunci keberhasilan komunikasi. Kejelasan informasi adalah hal penting yang bisa
mengurangi dan menghindari risiko kesalahpahaman pada komunikan.
5.Continuity dan Consistency
Agar komunikasi berhasil, maka pesan atau informasi perlu disampaikan secara
berkesinambungan atau kontinyu. Misalnya, pesan pemerintah yang menganjurkan
masyarakat untuk menggunakan kendaran umum dibandingkan kendaraan pribadi harus
selalu disampaikan melalui berbagai media secara terus menerus supaya pesan itu dapat
tertanam dalam benak dan mempengaruhi perilaku masyarakat.
6.Capability of Audience
Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sang penerima pesan memahami dan
melakukan apa yang terdapat pada isi pesan. Dalam hal ini, tingkat pemahaman
seseorang bisa berbeda-beda tergantung beberapa faktor, contohnya latar belakang
pendidikan, usia ataupun status sosial.
7.Channels of Distribution
Selain berbicara secara langsung kepada audiens, ada cara lain untuk berkomunikasi,
yaitu menggunakan media. Bentuk-bentuk media komunikasi yang biasa digunakan saat
ini adalah media cetak ataupun elektronik. Pertimbangkan secara matang pemilihan
media yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak terjadi komunikasi yang sia-sia.
8
2.3. Ciri-Ciri Komunikasi Efektif
1.Istilah.
Penggunaan istilah yang diartikan "sama" antara pengirim dan penerima pesan
merupakan aturan dasar untuk mencapai komunikasi yang efektif. Kata-kata yang
samar artinya (mempunyai lebih dari satu makna) dapat menimbulkan kebingungan dan
salah pengertian.
2.Spesifik.
Pesan yang di pertukarkan harus spesifik. Maksudnya, pesan yang disampaikan harus
jelas, sehingga si penerima pesan dapat menerima dan mengulangi dengan benar.
3.Tersusun Baik.
Pesan harus berkembang secara logis dan tidak boleh terpotong-potong.
4.Objektif, akurat, dan aktual.
Pengirim informasi harus berusaha menyampaikan pesan seobjektif mungkin.
5.Efisien.
Pesan di sampaikan seringkas dan seoriginal mungkin serta harus berusaha untuk
menghilangkan kata yang tidak relavan.
6.Ramah
Dalam menyampaikan informasi seorang komunikator harus bersifat ramah agar
informasi lebih mudah diterima oleh komunikan
7.Jelas
Dalam menyampaikan informasi, informasi harus disampaikan secara jelas, dan tidak
menimbulkan makna ganda atau ambigu agar pesan yang disampaikan dapat dipahami
oleh komunikan
8.Terbuka
Komunikator harus bersikap terbuka, agar komunikan lebih leluasa dalam
menyampaikan responnya.
9. Dua Arah
Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah, dimana komunikan dan
komunikator saling berinteraksi, saat komunikator menyampaikan informasi maka
komunikan akan memberikan umpan balik.
9
10. Jujur
Dalam menyampaikan informasi seorang komunikator harus jujur akan apa yang
disampaikannya. Begitu pula komunikan harus jujur saat menyampaikan umpan balik
agar tujuan dari komunikasi dapat tercapai.
10
5.Humble (rendah hati)
Sikap rendah hatianda rendah diri, rendah hati memberi kesempatan kepada orang lain
untuk berbicara terlebih dahulu, dan anda menjadi pendengar yang baik bentuk.
11
dilakukan. Apapun kedudukan, ketrampilan komunikasi secara efektif merupakan
modal penting dalam sebuah keberhasilan.
12
Umpan balik ini biasanya juga merupakan awal dimulainya suatu siklus proses
komunikasi baru, sehingga proses komunikasi berlangsung secara berkelanjutan.
13
kerelaan yang disertai perasaan senang. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan
sasarannya, maka perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan mempergunakan
komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, pesan, media, dan
komunikan. Sehingga dapat terciptanya pikiran, perasaan, dan hasil penginderaannya
terorganisasi secara mantap dan terpadu. biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan
hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
14
Adapun sikap dalam melakukan teknik komunikasi efektif antara lain
1. Mendengarkan dengan aktif
2. Terampil dalam berbicara
3. Gaya bicara
4. Penampilan yang menarik, dapat berupa pakaian, pandangan mata, raut muka,
sikap badan, suara, tulisan, senyum, jabat tangan, ingat nama klien dan
sebagainya
5. Menciptakan hubungan yang baik
15
C. Hambatan Semantik
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti
mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima
D. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan social kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya:perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan, biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi
tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu.
16
b. Komunikasi Perawat dengan Dokter
Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter. Contoh : Ketika
perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah,
perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana
perawatan diabetes di rumah.Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat
terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan
data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhankeluhan dari pasien,dan data
penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti
mengenai penyakit pasien.
Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-
istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga
tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan
baik serta mencapai tujuan yang diinginkan. Komunikasi antara perawat dengan dokter
dapat berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan
bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah
kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan
Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter:
a. Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi)
mengidentifikasi klien dan diagnosis klien atau orangorang lain yang terlibat dalam
masalah dengan nama.
b. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah),
c. Menyatakan tujuan
d. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan praktek klinik,
e. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk
pelaksanaan, mengklarifikasi informasi terutama jika ini percakapan telepon,
menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold & Boogs, 2007).
17
merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat dan merujuk klien tersebut
pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan
atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
dan belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.
18
Seorang dokter dapat meminta laporan tentang kemajuan kesehatan klien kepada
perawat
Bagian laboratorium menyampaikan laporan tertulis hasil pemeriksaan
laboratorium untuk dimasukan kedalam catatan medis yang permanen (the
permanent medical record)
Proses report (pelaporan) dapat berlangsung pada saat :
a. Diskusi diantara anggota tim kesehatan
b. Konsultasi
Contoh : perawat spesialis memberi saran tentang terapi yang terbaik untuk mengontrol
efek samping kemoterapi atau seorang dokter konsultasi kepada ahli gizi untuk memilih
terapi diet yang paling baik untuk kliennya. Hasil diskusi dan konsultasi sebaiknya
didokumentasikan dalam catatan permanen klien sehingga semua anggota tim perawat
kesehatan dapat mengambil manfaat dari informasi dan rencana perawatan yang sesuai
19
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu hubungan
interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi yang lebih terapeutik. Hal ini
dimaksudkan untuk meminimalkan permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi
yang dijalin oleh tim keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan
oleh tim keperawatan adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan pada model
konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan keperawatan. Sebagai
contoh adalah melakukan komunikasi dengan menggunakan pendekatan model
konseptual proses interpersonal yang dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.
4. Komunikasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Suatu pelayanan dikatakan bermutu apabila memberikan kepuasan pada pasien.
Kepuasan pada pasien dalam menerima pelayanan kesehatan mencakup beberapa
dimensi. Salah satunya adalah dimensi kelancaran komunikasi antaran petugas
kesehatan (termasuk dokter) dengan pasien. Hal ini berarti pelayanan kesehatan bukan
hanya berorientasi pada pengobatan secara medis saja, melainkan juga berorientasi pada
komunikasi karena pelayanan melalui komunikasi sangat penting dan berguna bagi
pasien, serta sangat membantu pasien dalam proses penyembuhan.
20
2. Factor yang dapat mendukung komunikasi efektif:
1) Dalam profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
2) Komunikator merupakan peran sentral dari semua peran perawat yang ada.
3) Kualitas komunikasi adalah factor kritis dalam memenuhi kebutuhan klien.
3. Faktor yang tidak mendukung komunikasi efektif:
1) Tanpa komunikasi yang jelas, dapat memberikan pelayanan keperawatan yang
tidak efektif,
2) tidak dapat membuat keputusan dengan klien/keluarga,
3) tidak dapat melindungi klien dari ancaman kesejahteraan,
4) tidak dapat mengkoordinasi dan mengatur perawatan klien serta memberikan
pendidikan kesehatan.
4. Model komunikasi antara tenaga kesehatan dan pasien
1) Model of Activity – Passivity Relationship
Diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan anak kecil atau anak balita,
dimana tenaga kesehatan bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini itu, dan
pasien sebagai anak kecil yang hanya menurut dan tidak dapat mengungkapkan
berbagai keluhan rasa sakit yang dia rasakan dan menyebabkan dia berobat.
2) Model of Guidance – Cooperation Relationship
Diibaratkan seperti komunikasi antara orang tua dengan anak yang sudah beranjak
dewasa. orang tua tetap penentu kebijakan tunggal, namun bersifat arahan bukan
perintah.
3) Model of Mutual – Participation Relationship
Diibaratkan dua orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama lain. Tenaga
kesehatan bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam
menyampaikan berbagai hal yang ingin dia ungkapkan kepada dokter sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya.
4) Model of Provider – Consumer Relationship
Pasien diibaratkan sebagai konsumen. dimana “konsumen adalah raja” dan tenaga
Kesehatan adalah pelayan. jadi tugas tenaga kesehatan adalah memberikan pelayanan
terbaiknya untuk si konsumen.
21
Model yang disarankan untuk diterapkan dalam komunikasi kesehatan tentunya
model ketiga dan keempat. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat kesehatan
masyarakat, karena berbagai survei sudah membuktikan bahwa sebenarnya salah satu
faktor penting yang menentukan kesembuhan pasien adalah sikap positif yang
ditunjukkan oleh tenaga kesehatan dalam berkomunikasi dengan sang pasien.
Komunikasi efektif tenaga kesehatan dan pasien dalam proses terapi berkaitan
dengan keselamatan pasien (patient safety) yaitu melibatkan pasien dan keluarga dalam
informed consent, kompetensi budaya (cultural competence), dan menyampaikan
insiden pada pasien (open disclosure)
5. Tujuan komunikasi efektif antar tenaga kesehatan-pasien
Komunikasi tenaga kesehatan-pasien dikatakan efektif jika sudah tercapai tujuan yaitu:
1) Meningkatnya kepuasan pasien dalam menerima pelayanan kesehatan
2) Meningkatnya kepercayaan pasien kepada tenaga kesehatan yang merupaka
dasar dari hubungan tenaga kesehaan-pasien yang baik
3) Meningkatkan keberhasilan terapi dalam pelayanan kesehatan
4) Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran pada pasien fase terminal
menghadapi penyakitnya
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide, perasaan yang menghasilkan
perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan baik antara pemberi pesan dan
penerima pesan
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi efektif yaitu: Credibility, Context ,
Content, Clarity, Continuity and consistency, Capability of Audience, Channels of
Distribution
3. Ciri-ciri komunikasi yang efektif antara lain: persamaan persepsi, spesifik, tersusun
baik, objectif, actual, akurat, efisien, ramah, jelas, terbuka, dua arah, jujur.
4. Prinsip dasar komunikasi efektif yaitu: respect, empati, audieble, clarity, humble.
5. Tujuan komunikasi efektif:
1) Berhubungan dengan orang lain
2) Mempelajari/mengajarkan sesuatu
3) Yaitu dengan pendekatan persuasif, bukan dengan cara memaksakan kehendak.
4) Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu
5) Menyelesaikan Menjelaskan sesuatu kepada orang lain, yang dimaksudkan
yaitu menginkan supaya orang lain mengerti dan dapat memahami apa yang
dimaksudkan.
6) Bila ingin orang lain menerima dan mendukung gagasan yang dimaksudkan.
7) masalah, ketegangan atau konflik
8) Mencapai tujuan dari informasi yang disampaikan
6. Komunikasi yang efektif berfungsi membantu untuk:
1) Membentuk dan menjaga hubungan baik antar individu
2) Menyampaikan pengetahuan/ informasi
3) Mengubah sikap dan perilaku
4) Pemecahan masalah hubungan antar manusia
5) Citra diri menjadi lebih baik
6) Jalan menuju sukses.
7. Proses komunikasi efektif terdiri dari 6 langkah yaitu:
1) Keinginan berkomunikasi
23
2) Encoding oleh komunikator
3) Pengiriman pesan
4) Penerimaan pesan
5) Decoding oleh komunikan
6) Umpan balik
8. Tahapan komunikasi efektif yaitu fact finding, planning, communicating, dan
evaluation.
9. Teknik komunikasi efektif yaitu persuasive, bersifat perintah, dan komunikasi
hubungan manusia.
10. Hambatan dari komunikasi efektif yaitu hambatan dari proses komunikasi, hambatan
fisik, semantic dan psikologis.
11. Komunikasi efektif dibutuhkan di antara sesame tenaga medis, hal ini bertujuan
untuk mengoptimalkan terapi pada pasien guna meningkatkan kesehatan pasien
12. Komunikasi antar tenaga medis dan pasien bertujuan untukmeningkatkan kepuasan
pasien dalam menerima terapi yang diberikan dan meningkatkan kesejahteraan
pasien.
3.2 Saran
Bagi penulis:
Sebaiknya seorang mahasiswa keperawatan harus mampu memahami dan
menerapkan konsep dari penggunaan alat bantu dalam public speaking
Bagi pembaca:
Sebaiknya lebih memahami dan menerapkan konsep penggunaan alat bantu dalam
public speaking dalam kehidupan sehari-hari
Bagi FKIK UNJA
Sebaiknya makalah ini dapat di jadikan arsip untuk dikemudian hari dapat di
gunakan menjadi referensi pembuatan makalah dengan materi alat bantu dalam
public speaking.
24
Daftar Pustaka
25
Lampiran
Skenario Kasus
Tn. A masuk rumah sakit dan dirawat inap selama 3 hari, setelah dinyatakan baik,
pasien diperbolehkan pulang. Saat pulang pasien mendapat resep obat antalgin tablet
yang diminum 3x sehari. Setelah mendapat resep obat dan mendapatkan anjuran dokter
agar satu minggu lagi control kembali ke RS, maka keluarga pasein segera
menyelesaikan administrasi dan menebus obat di apotik. Pasien menyampaikan ke
perawat bahwa pasien mempunyai alergi antalgin. Perawat menyampaikan ‘iya pak, anti
sama dokter ya…’ hasilnya adalah pasien pulang mendapatkan obat paten antalgin
karena dokter tidak mengetahui informasi tersebut dan pasien juga tidak tahu bahwa
obat tersebut mengandung antalgin.
3. Resesp: permintaan tertulis dari dokter kepada apoteker untuk menyiapakan dan/
atau membuat obat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
4. Obat paten: obat yang baru ditemukan berdasarkan risetyang memiliki masa paten
tergantung jenis obatnya dan dalam masa itu hanya perusahaan farmasi yang
diperbolehkan memproduksi obat tersebut.
26
3. Apakah sudah benar prosedur yang dilakukan perawat?
4. Apakah komunikasi antar tenaga medis sudah efektif? Jika belum bagaimana
komunikasi yang efektif?
5. Bagaimana seharusnya respon tenaga medis terhadap keluahan pasien?
6. Apakah tindakan selanjutnya dari tenaga medis dan rumah sakit setelah hal tersebt
terjadi?
7. Bagaimana cara pasien dating ke rumah sakit mendapatkan pelayanan yang baik?
8. Apakah kasus tersebut dilaporkan ke manager rumah sakit?
9. Bagaimana komunikasi yang efektif antar pasien dan dokter?
10. Bagaimana reaksi tenaga medis agar tidak terjadi kesalahan?
11. Mengapa perlu ada komunikasi yang efektif?
12. Apa efek samping alergi antalgin?
27
STEP IV: MIND MAPPING
TN. A
Dirawat 3 hari
di RS
Diperbolehkan
pulang
Diberi Resep
Menebus Obat
Alergi obat
Kurang komunikasi
Komunikasi efektif
28
STEP V: Learning Objection
1. media efektif dalam komunikasi efektif
2. hal-hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif
3. aplikasi komunikasi yang efektif antar dokter dan pasien
4. akibat salah memberi resep obat
29
2. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam komunikasi efektif
1) Komunikasi satu arah
2) Mendengarkan sambil memahami
3) Persepsi yang selektif dalam mendengarkan dan memahami
4) Memahami sudut pandang orang lain.
3. Aplikasi komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien
Yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan komunikasi efektif antar dokter dan
pasien adalah:
1) Sikap professional dokter
2) Pengumpulan informasi
3) Penyampaian informasi yang akurat
4) Proses langkah-langkah komunikasi yang terdiri dari salam, ajak bicara,
menjelaskan dan mengingatkan
4. Akibat salah memberikan resep obat
Dapat menimbulkan reaksi alergi tergantung jenis obat dan efek-efek tertentu yang tidak
diharapkan di dalam tubuh dan yang paling parah penyakit pasien berujung kematian.
30