Anda di halaman 1dari 1

Tema : Gerakan Doa

Ringkasan khotbah:

Kenapa harus gerakan doa? Hal ini karena kesadaran bahwa tanpa Allah kita tidak dapat
berbuat apa-apa. Doa dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Namun, sering kali kita lupa akan
esensi doa. Kita hanya melihat doa sebagai alat untuk meminta kepada Allah. Menurut salah seorang
teolog, doa merupakan “Komunikasi Personal antara Kita dengan Allah”, bukan sekadar untuk
meminta kepada Allah.

Dapat berkomunikasi secara personal dengan Allah merupakan suatu hal yang sangat
berharga. Dalam Ibrani 10:19-22, kita diajarkan tentang bagaimana kita menghadap Allah. Dahulu,
kita tidak dapat menghadap Allah secara langsung. Hanya imam besar yang suci dan kudus yang
dapat masuk ke tempat maha kudus untuk menghadap dan berdoa kepada Allah. Tetapi, oleh
karena darah Yesus kita yang bukan orang kudus (berdosa) dapat menghadap Allah. Yesus adalah
imam agung yang menjadi perantara kita dengan Allah. Darah Yesus telah membersihkan hati kita
sehingga kita dapat menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh.

Oleh darah-Nya Yesus telah memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat menghadap
dan berdoa kepada Allah. Bagaimana cara kita memanfaatkan kesempatan tersebut?

Matius 6:5-8, dalam khotbah di bukit ada dua hal yang Yesus ajarkan tentang hal berdoa.
Pertama mengenai motivasi kita dalam berdoa. Dalam berdoa kita harus memiliki motivasi hati yang
bersih yakni motivasi untuk membangun komunikasi secara personal dengan Allah (ay. 6) bukan
untuk dilihat orang banyak (5). Kedua, jangan jadikan doa sebagai jimat atau mantra agar apa yang
kita inginkan dikabulkan Allah (ay. 7). Tetapi, jadikan doa sebagai sarana untuk kita berkomunikasi
secara personal dengan Allah. Dalam berdoa seharusnya yang kita rindukan adalah bertemu dengan
Allah bukan untuk mendapatkan berkat-Nya. Ketika kita memiliki motivasi hati yang bersih
percayalah bahwa kita tidak akan pernah kecewa terhadap Allah.

Dalam ayat 8, Yesus berkata “…., karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan,…”
kata “Bapa” menggambarkan mengenai kedekatan relasi. Sehingga, doa bukan hanya berbicara
tentang komunikasi secara personal dengan Allah melainkan juga berbicara tentang relasi yang intim
dengan Allah. Allah adalah Bapa kita. Sebagai seorang Bapa, Ia mengetahui apa yang kita perlukan,
bahkan sebelum kita meminta kepada-Nya. Namun, bukan berarti kita tidak berdoa. Sama seperti
seorang anak yang selalu mengandalkan ayahnya, Doa menjadi bukti pengandalan kita kepada Allah
dalam setiap hal kehidupan kita.

Anda mungkin juga menyukai