Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIABETES MELLITUS

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA IV RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

PAKET PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS
TANGGAL 28 FEBRUARI 2019

OLEH :
D3 KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES MALANG

D3 KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES LAWANG

D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Mengetahui,
Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : DIABETES MELLITUS


Sasaran : pasien, keluarga pasien maupun pengunjung
Hari/tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Penyuluh : Mahasiswa tingkat 3, Prodi D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes
Malang, Prodi D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Lawang, Prodi D3 Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang Pertemuan RSUD dr. Saiful Anwar Malang

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan kelainan metabolisme hidrat arang akibat
berkurangnya hormone insulin, baik kekurangan relatif maupun absolut. Hasil penelitan
departemen kesehatan yang di publikasiakan pada tahun 2008 menunjukkann angka
prevalensi DM di Indonesia sebesar 5,7%, yang berarti lebih dari 12 juta penduduk
Indonesia saat ini menderita DM ( Hartini, 2007)
Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada mata,
ginjal, syaraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada pembuluh basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron.(Arif Mansyoer, 1997 : 580).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter,
dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya
gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai
juga gangguan metabolisme lemak dan protein.

B. Tujuan Instruksional Umum :


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan klien/ pasien maupun
keluarga pasien mampu mengetahui tentang diabetes mellitus.
C. Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1x30 menit, diharapkan
masyarakat dapat mengetahui tentang :
a. Menyebutkan pengertian diabetes mellitus dengan benar
b. Menyebutkan cara melakukan perawatan pada penderita diabetes mellitus

D. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah klien/ pasien maupun keluarga pasian serta pengunjung RSSA
MALANG.

E. Strategi Pelaksanaan
Metode : Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi

F. Media
Media yang digunakan dalam proses penyuluhan adalah laptop, lcd proyektor, leaflet,
hand rub, power point
G. Proses Pelaksanaan
Waktu Tahap Kegiatan Metode Media
Kegiatan Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
5 menit Pembukaan - Membuka acara Tanya
jawab
- Mengucapkan salam Menjawab salam Tanya
jawab
- Memperkenalkan diri Mendengarkan

- Menyampaikan topik Menyetujui kontrak Ceramah PPT


- Kontrak waktu Diskusi -
- Menggali pengetahuan Menjelaskan Pre-Test -
lisan
yang diketahui pendengar mengenai hal yang
diketahui dan
menjawab
pertanyaan sesuai
pengetahuan

- Memberikan dan Mendengarkan Ceramah PPT,


15 menit dan Video
Kegiatan Inti menjelaskan materi Menanyakan.
diskusi
penyuluhan Menanggapi
memberikan feed back
1. Pengertian
2. indikator
3. manfaat
4. perilaku
- Mengulang semua materi

10 Menit Evaluasi / Memberikan pertanyaan Menjawab Diskusi PPT


Penutup Menyimpulkan materi Menyimak
Menutup (mengucapkan Menjawab salam
salam)

H. Kriteria Pemantauan dan Evaluasi


1. Pemantau
a. Input
1) Kegiatan penyuluhan dihadiri minimal 5 orang
2) Paket penyuluhan yang digunakan sesuai dengan SPO dan Up To Date
3) Waktu kegiatan adalah 30 menit
4) Tempat penyuluhan di ruang penyuluhan
5) Pengorganisasian penyuuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
penyuluhan
b. Proses
1) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
2) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
3) Narasumber menguasai materi dengan baik
c. Output
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mengerti dan memahami materi
penyuluhan
d. Outcome
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan ada tambahan wawasan mengenai
diabetes mellitus
e. Evaluasi
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan peserta mampu mengulang tentang
diabetes mellitus dilihat dari ketika dievaluasi pertanyaan peserta mampu
menjawab.
I. Materi (terlampir)
J. Daftar Pustaka
Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2. Jakarta : EGC. Price. S.A. (1995).
Doenges, Marilyn E, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Karyadi, KS Sri Hartini. 2009. Diabetes Siapa Takut!!, Panduan Lengkap untuk
Diabetasi, Keluarganya, dan Professional medis,Bandung: Qanita.
Patofisiologi, Edisi Kedua, Jakarta : EGC. Jan Tambayong, dr. (2000).
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
DIABETES MELLITUS

A. Pengertian
Diabetes Mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

B. Etiologi
Faktor penyebab diabetes mellitus:
 Genetic/ keturunan, penyakit DM bias diakibatkan karena penderita memiliki
keturunan orangtua yang mengidap diabetes.
 Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel beta
melepas insulin.
 Faktor-faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang dapat
menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses
secara berlebihan konsumsi alcohol dan merokok, obesitas dan kehamilan.
 Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai
pembentukan sel-sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel- sel
penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
 Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap
insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang
responsir terhadap insulin.
 Hipertensi. Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh
pada sirkulasi pembuluh darah perifer.

C. Manifestasi Klinik
1. Adanya tanda-tanda klasik hiperglukemi
a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui
daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotik diuresis yang mana gula
banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien banyak kencing
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehngga untuk mengeimbangi klien lebih banyak minum
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanan tersebut hanya kan berada sampai pada pembuluh darah.

2. Kelemahan tubuh
3. Kesemutan/ rasa gatal
4. Gatal-gatal pada kulit
5. Luka yang tidak sembuh-sembuh
6. Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusaha
mendapat peleburan zat dari bagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh
terus merasakan lapar maka tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM banyak makan akan tetap kurus.
7. Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas (glukosa-sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena
insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan
pembentukkan katarak

D. Komplikasi
 Akut
a. Koma hipoglikemia
b. Ketoasidosis
c. Koma hiperosmolar nonketotik
 Kronik
a. Makroangiopati, menegnai pembuluh darah besar, pembukluh darah jantung, pembuluh darah tepi,
pembuluh darah otak
b. Mikroangiopati, mengenaipembuluh darah kecil, retino diabetik, nefropati diabetik
c. Neuropati diabetik
d. Rentan infeksi, seperti tuberculosis paru, gingivitas, dan infeksi saluran kemih
e. Kaki diabetik.
 Pada pola hidup
Adanya penyakit gangren kaki diabetik akan mempengaruhi kehidupan individu dan keluarga.
Adapun dampak masalah yang bisa terjadi meliputi :
a. Pada Individu
Pola dan gaya hidup penderita akan berubah dengan adanya penyakit ini, Gordon telah
mengembangkan 11 pola fungsi kesehatan yang dapat digunakan untuk mengetahui perubahan
tersebut.
1. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana hidup sehat
karena kurangnya pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan kecenderungan untuk tidak
mematuhi prosedur pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya
penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.
2. Pola nutrisi dan metabolisme
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin maka kadar gula darah
tidak dapat dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan,
banyak minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi status kesehatan
penderita.
3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang menyebabkan pasien
sering kencing (poliuri) dan pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi alvi
relatif tidak ada gangguan.
4. Pola tidur dan istirahat
Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang luka dan situasi rumah sakit yang ramai akan
mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola tidur dan waktu tidur
penderita mengalami perubahan.
5. Pola aktivitas dan latihan
Adanya luka gangren dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan penderita
tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal, penderita mudah
mengalami kelelahan.
6. Pola hubungan dan peran
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan penderita malu dan menarik diri
dari pergaulan.
7. Pola sensori dan kognitif
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati / mati rasa pada luka sehingga tidak
peka terhadap adanya trauma.
8. Pola persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan penderita mengalami
gangguan pada gambaran diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya biaya
perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran
pada keluarga ( self esteem ).
9. Pola seksual dan reproduksi
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ reproduksi sehingga
menyebabkan gangguan potensi sek, gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi
dampak pada proses ejakulasi serta orgasme.
10. Pola mekanisme stres dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik, perasaan tidak berdaya karena
ketergantungan menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah, kecemasan,
mudah tersinggung dan lain – lain, dapat menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan
mekanisme koping yang konstruktif / adaptif.
11. Pola tata nilai dan kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka pada kaki tidak
menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah
penderita.
b. Dampak pada keluarga
Dengan adanya salah satu anggota keluarga yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
muncul bermacam –macam reaksi psikologis dari kelurga, karena masalah kesehatan yang
dialami oleh seorang anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. Waktu
perawatan yang lama dan biaya yang banyak akan mempengaruhi keadaan ekonomi keluarga
dan perubahan peran pada keluarga karena salah satu anggota keluarga tidak dapat
menjalankan perannya.

E. Penanganan
Penanganan untuk menjegah terjadinya Dm adalah:
1. Kontrol kadar gula darah yang teratur
2. Olah raga yang teratur/ latihan gerak
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga membutuhkan aktivitas
fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek sangat baik meningkatkan
sensitivitas insulin pada tubuh penderita sehingga pengendalian diabetes lebih mudah dicapai.
Porsi olahraga perlu diseimbangkan dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak
mengakibatkan kadar gula darah yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu
aktivitas fisik dengan intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara
bertahap. Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan, berenang,
bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan aktivitas fisik dalam
kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga,
sebaiknya penderita diperiksa dokter sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi
dapat diatasi sebelum olahraga dimulai.

3. Minum obat secara teratur


Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah tetap tidak
terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup sehat di atas. Obat juga
digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan-keadaan tertentu seperti pada komplikasi
akut diabetes, atau pada keadaan kadar gula darah yang terlampau tinggi.

Hal tersebut pada praktiknya mungkin tidak semudah seperti yang tertulis. Akan tetapi,
dengan motivasi, gaya hidup sehat dapat diterapkan dan dapat dimulai secara bertahap.
Dengan memperhatikan keempat pilar tersebut, penderita diharapkan dapat terus menikmati
kualitas hidup sehat dan terhindar dari komplikasi yang diakibatkan diabetes.

4. Makanan sesuai diit


Pengaturan makan pada penderita diabetes bertujuan untuk mengendalikan gula
darah, tekanan darah, kadar lemak darah, serta berat badan ideal. Dengan demikian,
komplikasi diabetes dapat dihindari, sambil tetap mempertahankan kenikmatan proses makan
itu sendiri. Pada prinsipnya, makanan perlu dikonsumsi teratur dan disebar merata dalam
sehari. Seperti halnya prinsip sehat umum, makanan untuk penderita diabetes sebaiknya
rendah lemak terutama lemak jenuh, kaya akan karbohidrat kompleks yang berserat termasuk
sayur dan buah dalam porsi yang secukupnya, serta seimbang dengan kalori yang dibutuhkan
untuk aktivitas sehari-hari penderita.
Pemberian diit pada DM dengan memperhatikan prinsip 3 J yaitu:
1. Jenis bahan Makanan
2. Jadual makanan
3. Jumlah makanan
Diit pada Dm adalah:
Tinggi karbohidrat, tinggi serat, rendah lemak, rendah protein
Tujuan Pemberian Diit pada DM:
1. Mempertahankan kadar gula agar normal
2. Mempertahankan BB yang seimbang
3. Mencegah Komplikasi akut dan kronik
Lembar Evaluasi

Kegiatan : Penyuluhan
Topik : Diabetes Mellitus
Hari, Tanggal : Kamis, 28 Februari 2019
Tempat: RSSA Ruang 28
Waktu : 30 menit

Evaluasi Terlaksana Tidak


Kriteria
terlaksana
Kriteria Struktur Kontrak waktu dan tempat
sebelum acara dilaksanakan
Pengumpulan SAP sebelum
pelaksanaan penyuluhan
Peserta hadir pada tempat
yang telah ditentukan
Penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan oleh mahasiswa
Poltekkes Kemenkes Malang
dan Lawang, dan Universitas
Muhammadiyah Malang
Tingkat 3
Pengorganisasian
penyelenggaraan penyuluhan
dilakukan sebelum dan saat
penyuluhan dilaksanakan
Acara dimulai tepat waktu
Peserta antusias terhadap
materi penyuluhan
Peserta mengikuti kegiatan
sesuai dengan aturan yang
telah dijelaskan
Peserta mendengarkan dan
Kriteria Proses memperhatikan penyuluhan

Pelaksanaan kegiatan sesuai


dengan POA (Plan of Action)
Pengorganisasian berjalan
sesuai dengan job
description
Peserta yang datang sejumlah
20 orang atau lebih
Ada umpan balik positif dari
peserta, seperti dapat
menjawab pertanyaan yang
Kriteria Hasil
diajukan oleh pemateri
(penyaji)
Peserta mampu menjawab
dengan benar sebanyak 75%
dari pertanyaan penyaji
DAFTAR ABSENSI PENYULUHAN
NO NAMA ALAMAT TANDA TANGAN

Anda mungkin juga menyukai