Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA DASAR

ACARA II
PROTEIN

Disusun oleh :
Kelompok I
Angger M Ghozwan Hanif PT/06941
Ahfi Kurnia Rizki PT/06870
Devanzara Febya Yusman PT/07013
Yoris Yonathan Ginting PT/07058
Zelda Azzahra Daniswara PT/07102
Asisten : Mohammad Sofi’ul Anam

LABORATORIUM BIOKIMIA NUTRISI


DEPARTEMEN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
ACARA II
PROTEIN

Tujuan Praktikum
Praktikum protein bertujuan untuk mengetahui pengendapan protein,
ikatan peptida pada protein., adanya asam amino tirosin, adanya asam
amino triptophan, adanya asam amino aromatik, mengindentifikasi gugus
karbohidrat, adanya fosfor dalam kasein, dan membedakan protein
berdasarkan kelarutan.

Tinjauan Pustaka
Protein adalah makromolekul yang kompleks secara fisik dan
fungsional yang melakukan peran yang sangat penting yang banyak
(Murray et al., 2012). Protein merupakan bagian terbesar tubuh sesudah
air, seperlima bagian tubuh adalah protein. Semua enzin, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraselular, dan sebagainya
adalah protein (Almatsier, 2010). Protein berfungsi sebagai katalisator,
sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen,
mendukung secara mekanis sisitem kekebalan tubuh, menghasilkan
pergerakan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf, serta mengendalikan
pertumbuhan dan perkembangan (Katili, 2009).
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein
(Sumardjo, 2009). Protein terdiri dari rantai-rantai panjang asam amino
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino terdiri atas
atom karbon yang terikat pada satu gugus karboksil (-COOH), sati gugus
amino (-NH3), satu atom hidrogen (-H), dan satu gugus radikal (-R) atau
rantai cabang (Almatsier, 2010).
Asam amino dibagi dalam 2 kelompok, yaitu asam amino esensial dan
asam aminonon esensial, keduanya sangat penting untuk pembentukan
protein tubuh. Asam amino esensial tidak dapat disintesisoleh tubuh. Asam
amino esensial ada delapan jenis, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin,
fenialanin, treonin, triptophan, dan valin. Dua asam amino lain yang
dianggap non esensial adalah histidin dan arginin karena masih bisa
disintesis di dalam tubuh (Sanjadja dan Atmarita, 2009). Beberapa asam
amino telah diketahui mampu berperan meningkatkan stimulasi sekresi
insulin, yaitu alanin, arginin, fenilalanin, leusin, isoleusin, dan lisin (Kanetro,
2013).
Materi dan Metode

Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum protein adalah tabung reaksi,
pipet tetes, sendok atau spatula, bunsen, penangas air, penjepit tabung,
dan gelas ukur.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum protein adalah larutan
albumin, larutan ZnSO4, larutan kasein, asam sulfosalisilat, larutan esbach,
kalium ferosianida, asam asetat glasial, asam wolframat, (NH4)SO4 padat,
akuades, alkohol pekat, larutan peptida, NaOH 40%, CuSO 4, larutan
HgSO4, NaNO3, larutan formaldehid, H2SO4 pekat, HNO3 pekat, NH4OH,
reagen molisch, serum encer, khlorofenol red, asam asetat 2%, Na 2CO3,
bromkresol hijau, amoium molibdat, gelatin padat, dan amonium sulfat.

Metode
Uji pengendapan dengan menggunakan logam berat. Dua
tabung masing-masing diisi dengan 1 ml larutan albumin 1% dan 0,5 ml
kasein 1%. Tabung 1 ditambahkan 3 tetes ZnSO4 encer 0,45%. Tabung 2
ditambahkan 2 ml ZnSO4 encer. Keduanya diamati yang terjadi kemudian
ditambahkan kembali ZnSO4 sampai berubah menjadi lebih bening.
Uji pengendapan dengan menggunakan alkaloid. Empat tabung
masing-masing diisi dengan allbumin, pada tabung 1 sebanyak 1 ml dan 3
tabung yang lain sebanyak 2 ml. Tabung 1 ditambahkan 5 tetes asam
sulfosalisilat. Tabung 2 ditambahkan 2 ml larutan esbach. Tabung 3
ditambah 2 ml kalium ferosianida dan 5 tetes asam asetat glasial. Tabung
4 ditambahkanasam wolframat 20% hingga mengendap.
Uji pengendapan dengan garam netral dan alkohol. Dua tabung
masing-masing diisi dengan larutan albumin, tabung 1 sebanyak 5 ml dan
tabung 2 sebanyak 1-2 tetes. Tabung 1 ditambahkan 1 sendok (NH4)SO4
padat lalu digojok kemudian diencerkan dengan beberapa tetes akuades
sampai larut. Tabung 2 ditambahkna 2 ml alkohol pekat lalu diencerkan
dengan akuades.
Uji biuret. Dua ml larutan peptida ditambahkan 2 ml NaOH dan
beberapa tetes CuSO4 lalu dicampur dan diamati perubahan warna yang
terjadi.
Uji millon. Dua ml albumin ditambahkna1 ml larutan HgSO 4 lalu
dipanaskan hingga mendidih dengan bunsen selama 10 menit. Tabung
didingankan dengan cara mengalirkan air kran pada permukaan luar
tabung. Sedikit NaNO2 kristal ditambahkan ke dalam tabung larutan yang
telah didingin, lalu dipanaskan kembali selama 10 menit.
Uji hopskin-cole. Satu ml albumin ditambahkan 1 ml formaldehid
encer dan 1 ml H2SO4 pekat dengan dialirkan melalui dinding tabung.
Perubahan warna yang terjadi diamati.
Uji xanthoprotein. Tiga ml albumin ditambahkan 1 ml HNO3 pekat lalu
dipanaskan dengan bunsen hingga mendidih. Hasil larutan dibagi menjadi
2 tabung. Tabung 1 ditambah dengan beberapa tetes NH4OH dan tabung 2
dibiarkan tanpa penambahan NH4OH. Perubahan warna yang terjadi
diamati
Uji molisch. Satu ml albumin ditabahkan 2 ml reagen molisch dan 3 ml
H2SO4 melalui dinding tabung. Perubahan warna yang terjadi diamati.
Uji perbedaan sifat protein albumin dan globulin. Dua tabung
masing-masing diisi 2 ml larutan serum encer. Tabung 1 ditambahkan 2
tetes asam sulfosalisilat. Tabung 2 ditambahkan 1 tetes khlorofenol red.
Perubahan warna yang terjadi diamati. Tabung 2 ditambah kembali
dengan asam asetat 2% setetes demi setetes hingga warna kembali
seperti warna asli serum lalu dipanaskan dalam penangas hingga
mendidih. Hasil larutan pada tabung 2 dibagi menjadi 2 tabung. Tabung
pertama ditambahkan HNO3 encer dan tabung kedua ditambahkan 2 ml
Na2CO3 encer.
Uji perbedaan sifat protein kasein. Tabung diisi 2,5 ml kasein, 1 ml
akuades, 2 ml NaOH, 10% encer, 2 tetes bromkresol hijau, dan 2 tetes
asam asetat glasial sampai mengendap.
Uji Neumann. Tabung diisi 2,5 ml kasein ditambah 5 tetes HNO3 pekat,
dan 10 tetes H2SO4 pekat lalu dipanaskan menggunakan bunsen. Larutan
didinginkan lalu ditambah amonium molibdat dan dipanaskan kembali
dengan bunsen selama 10 menit.
Uji gelatin. Dua tabung masing-masing diisi 1 sendok kecil gelatin
ditambah 10 ml akuades lalu dipanaskan dengan penangas sampai gelatin
larut. Larutan didinginkan dengan cara mengalirkan air kran pada
permukaan luar tabung lalu dilanjutkan dengan uji biuret, uji millon, uji
hopskin-cole, uji xanthoprotein, dan uji molisch.
Uji reaksi pengendapan. Sebanyak 5 ml larutan gelatin hasil
preparasi percobaan pelarutan gelatin dibagi menjadi 2. Tabung pertama
ditambah 1 sendok amonium sulfat, padat. Tabung kedua ditambahkan 2
ml kalium ferrosianidadan 3-5 tetes asam asetat glasial. Perubahan warna
yang terjadi diamati.
Hasil dan pembahasan

Pengendapan dengan logam berat. Prinsip kerja uji pengendapan


dengan logam berat adalah protein menggumpal ketika mencapai titik
isoelektrik. Penambahan ZnSO4 sudah lewat jenuh menyebabkan protein
telah lewat titik isoelektrikdan ikatan Zn dengan protein terlepas. Praktikum
pengendapan dengan logam berat dilakukan dengan penambahan ZnSO4
karena memiliki muatan positif dan negatif yang mampu membuat protein
mencapai titik isoelektrik pada waktu tertentu. Titik Isoelektrik adalah
derajat keasaman atau pH dimana muatan molekul protein nol (Sudjadi,
2008), dengan kata lain jumlah muatan positif dan negatif dari ZnSO4 serta
dari protein jumlahnya sama.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan ,di peroleh hasil uji
pengendapan yang disajikan dalam tabel berikut

Table I. 1. Hasil uji pengendapan dengan logam berat

Tabung Isi Perlakuan Hasil


1 1 ml albumin +3 tetes ZnSO4 larutan bening
+ ZnSO4 berlebih
2 0,5 ml kasein +2ml ZnSO4 larutan bening
+ ZnSO4 berlebih

Data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tabung 1 yang
berisi larutan albumin1% warna yang semula putih keruh menggumpal
setelah ditambah ZnSO4 berlebih menjadi tidak berwarna (bening). Hal
tersebut disebabkan karena albimun telah lewat titik isoelektrik. Tabung 2
berisi larutan kasein dengan adanya penambahan ZnSO4 encer, larutan
tetap berwarna putih keruh, setelah ditambahkan ZnSO4 berlebih terbentuk
larutan bening.
Uji pengendpan dengan alkaloid Prinsip kerja uji pengendapan
dengan alkaloid. Pereaksi alkaloid merupakan molekul yang memiliki
banyak molekul anion . Muatan negatif dari anion tersebut bereaksi
dengan muatan positif pada gugus amino menyebabkan pengendapan
protein.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan ,di peroleh hasil uji
pengendapan yang disajikan dalam tabel berikut :

Table I.2. Hasil uji pengendapan 2 ml albumin dengan alkaloid


Tabung reaksi perlakuan hasil
(1) (2) (3) (4) (5)
1 5 tetes putih keruh
2 2 ml kuning keruh
3 2 ml 5 tetes kuning keruh
4 - mengendap endapan putih
,
Ke t: (1), asam sulfosalisilat (2,) larutan Esbach (3), kalium ferrosianida (4),
asam asetat glasial (5), dan asam wolframat

Data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tabung 1 yang berisi
larutan albumin dan asam sulfosalisilat terjadi endapan putih. Tabung 2
yang berisi larutan albumin dan larutan Esbach terjadi endapan kuning.
Tabung 3 yang berisi larutan albumin dan kalium ferrosianida serta asam
asetat glasial terjadi endapan kuning keruh. Tabung 4 yang berisi larutan
albumin dan asam wolframat terjadi endapan berwarna putih.
Uji pengendapan dengan garam netral dan alkohol. Prinsip kerja uji
pengendapan dengan garam netral dan alkohol albumin mengendap pada
garam pekat dan alkohol pekat tetapi larut dalam garam encer dan alkohol
encer.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan ,di peroleh hasil uji
pengendapan yang disajikan dalam tabel berikut :
Table I.3. Hasil uji pengendapan dengan garam netral dan alkohol
Tabung Isi Perlakuan Hasil
1 5ml albumin 1 sendok (NH4)SO4 padat bening larut
(NH4)SO4 + encerkan dengan akuadest
2 1-2 tetes albumin 2 ml alhkohol pekat bening,larut
+ encerkan dengan akuadest

Data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tabung 1 yang berisi
larutan albumin dan diberi sedikit (NH4)2SO4 padat membentuk endapan
berwarna putih, setelah diencerkan dengan aquades endapan larut.
Tabung 2 yang berisi albumin yang diberi alkohol pekat membentuk
endapan putih keruh, setelah diencerkan dengan aquades endapan
kembali larut dan larutan berwarna bening.
Kesimpulan

Berdasarkan praktikum protein yang telah dilakukan pada uji


pengendapan dengan logam berat terjadi pengendapan setelah
penambahan ZnSO4 pada saat mencapai titik isoelektrik dan kembali larut
setelah penambahan ZnSO4 berlebih.
Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT Sun


Kanetro, B., A. Setyowati. (2013). "Profil asam amino penstimulasi sekresi
insulin dalam ekstrak sesudah pemisahan protein kecambah
kacang-kacangan lokal". Agritech. 33 (3) : 259
Katili, Abubakar S. (2009). "Struktur dan fungsi protein kolagen". Jurnal
Pelangi Ilmu. 2 (5)
Murray, R. K, D. A. Bender, K. M. Botham, P. J. Kennelly, V.W. Rodwell,
and P. A. Weil. 2012. Kimia Harper. Jakarta : EGC
Sanjadja dan Atmarita. 2009. Kamus Gizi. Jakarta : Kompas
Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai