BAB II Mioma Uteri
BAB II Mioma Uteri
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari lapisan otot uterus dan jaringan
ikat yang menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga dikenal istilah fibromioma,
II.2 Epidemiologi
sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak lagi. Mioma uteri belum
pernah dilaporkan terjadi sebelum menarki. Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma yang
masih bertumbuh. Di Indonesia mioma uteri ditemukan 2,39-11,7 % dari semua penderita
II.3 Etiopatogenesis
Etiologi pasti belum diketahui, tetapi terdapat korelasi antara pertumbuhan tumor dengan
peningkatan reseptor estrogen-progesteron pada jaringan mioma uteri, serta adanya faktor
predisposisi yang bersifat herediter. Pada ilmuwan telah mengidentifikasi kromosom yang
membawa 145 gen yang diperkirakan berpengaruh pada pertumbuhan fibroid. Beberapa ahli
mengatakan bahwa fibroid uteri diwariskan dari gen sisi paternal. Mioma biasanya membesar
pada saat kehamilan dan mengecil setelah menopause, sehingga diperkirakan dipengaruhi juga
oleh hormon-hormon reproduksi seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, sangat jarang
ditemukan sebelum menarke, dapat tumbuh dengan cepat selama kehamilan dan kadang
Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor
fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Efek fibromatosa
ini dapat dicegah dengan pemberian preparat progesteron atau testosteron. Puukka dan kawan-
kawan menyatakan bahwa reseptor estrogen pada mioma lebih banyak didapati dari pada
miometrium normal. Menurut Meyer asal mioma adalah sel imatur, bukan dari selaput otot yang
matur1.
Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uteri (1-3%) dan selebihnya adalah dari
korpus uteri. Menurut tempatnya di uterus dan menurut arah pertumbuhannya, maka mioma uteri
1. Mioma submukosa
2. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
4. Mioma intraligamenter
Gambar 1. Gambar Jenis-jenis mioma uterus
Jenis mioma uteri yang paling sering adalah jenis intramural (54%), subserosa (48%),
1. Mioma submukosa
Berada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam rongga uterus. Jenis ini dijumpai
6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering memberikan keluhan gangguan
perdarahan. Mioma jenis lain meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan
gangguan perdarahan.
Mioma submukosa umumnya dapat diketahui dari tindakan kuretase, dengan adanya
benjolan waktu kuret, dikenal sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi
Mioma submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang mempunyai tangkai.
Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke vagina, dikenal dengan nama mioma geburt
atau mioma yang dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada
beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena proses di atas.
2. Mioma intramural
jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila
di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk
yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding
depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke
3. Mioma subserosa
Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus
diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum
4. Mioma intraligamenter
Mioma subserosa yang tumbuh menempel pada jaringan lain, misalnya ke ligamentum
atau omentum kemudian membebaskan diri dari uterus sehingga disebut wondering
parasitis fibroid. Jarang sekali ditemukan satu macam mioma saja dalam satu uterus.
Mioma pada servik dapat menonjol ke dalam satu saluran servik sehingga ostium uteri
jaringan ikat yang tersusun seperti kumparan (whorie like pattern) dengan pseudokapsul
yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan.
a) Atrofi: sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi kecil.
b) Degenerasi hialin: perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut.
Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau
hanya sebagian kecil daripadanya, seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot
c) Degenerasi kistik: dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari mioma
menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-
agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari
lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam
kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada
foto Rontgen.
kehamilan dan nifas. Patogenesis: diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai
gangguan vaskularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging
mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. Degenerasi
merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit
demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. Penampilan
klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai.
Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung pada tempat sarang mioma ini berada (servik,
intramural, submukus, subserus), besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi.
Keluhan yang dirasakan penderita Mioma Uteri sebagai keluhan utama pada umumnya adalah :
Perdarahan abnormal
Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoraghi dan dapat
juga terjadi metroragia . Hal ini sering menyebabkan penderita juga mengalami anemia dari
Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini masih menjadi
disebabkan oleh abnormalitas dari endometrium4. Tetapi saat ini pendapat yang dianut adalah
bahwa perdarahan abnormal ini disebabkan karena pengaruh ovarium sehingga terjadilah
atrofi endometrium di atas mioma submukosum, dan miometrium tidak dapat berkontraksi
optimal karena adanya sarang mioma diantara serabut miometrium . Pada Mioma Uteri
submukosum diduga terjadinya perdarahan karena kongesti, nekrosis, dan ulserasi pada
permukaan endometrium5.
Nyeri
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah
pada sarang mioma. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan, pula
Selain hal diatas, penyebab timbulnya nyeri pada kasus mioma uteri adalah karena proses
degenerasi. Selain itu penekanan pada visera oleh ukuran mioma uteri yang membesar juga bisa
menimbulkan keluhan nyeri. Dengan bertambahnya ukuran dan proses inflamasi juga
Efek penekanan
Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan oleh mioma uteri
pada vesiko urinaria menimbulkan keluhan-keluhan pada traktus urinarius, seperti perubahan
frekuensi miksi sampai dengan keluhan retensio urin hingga dapat menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis4.
Konstipasi dan tenesmia juga merupakan keluhan pada penderita mioma uteri yang
menekan rektum. Dengan ukuran yang besar berakibat penekanan pada vena-vena di regio pelvis
Degenerasi ganas
Mioma uteri yang menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,32-0,6% dari seluruh kasus
mioma uteri serta merupakan 50-75% dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru
ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Komplikasi ini dicurigai jika
ada keluhan nyeri atau ukuran tumor yang semakin bertambah besar terutama jika dijumpai pada
pervaginam yang abnormal. Perdarahan abnormal pada kasus mioma uteri akan mengakibatkan
Anemia berarti kurangnya hemoglobin di dalam darah, yang dapat disebabkan oleh jumlah
sel darah merah yang terlalu sedikit atau jumlah hemoglobin dalam sel yang terlalu sedikit7,8.
a. Anemia Makrositik/Megaloblastik
MCV > 95 fl
Penyebab:
malabsorbsi pada lambung dan usus. Gangguan malabsorbsi pada lambung ini biasanya
menyebabkan suatu anemia yang disebut anemia pernisiosa. Anemia ini biasa terjadi
pada wanita dan cenderung diakibatkan oleh serangan autoimun pada mukosa lambung
penyebabnya adalah akibat kurangnya nutrisi (terutama pada usia tua, penghuni panti,
pada lambung dan usus, serta akibat pemakaian asam folat yang berlebihan (misalnya
pada keadaan hamil dan menyusui, pada penderita karsinoma, limfoma, myeloma,
Gambaran klinis:
Disebabkan oleh defisiensi besi, biasanya terjadi akibat perdarahan kronik (misalnya
Gambaran klinis:
o Stomatitis angularis
o Kuku rapuh
Vinson)
keringat,
feses
menopause
c. Anemia Hemolitik
Herediter
Defek membrane
o Sferositosis Herediter
biasa disebabkan oleh defek protein yang terlibat dalam interaksi vertical
(protein 4.2)
o Eliptositosis Herediter
spektrin yang terganggu, defisiensi atau kelainan protein 4.1, kelainan Band 3,
Metabolisme
Penyebab:
Hemoglobin
penyebab:
(tahalasemia α dan β)
klasifikasi:
o Thalasemia
Pembagian thalasemia:
Didapat
o Tipe hangat
idiopatik, sekunder
Limfositik Kronik)
o Tipe dingin
idiopatik, sekunder
d. Anemia Aplastik
Penyebab:
terjadi akibat aplasia sumsum tulang, sehingga jumlah sel induk pluripotensial
hemopoietik berkurang
idiopatik didapat
zat kimia: benzene dan pelarut organic lain, TNT, insektisida, pewarna rambut, klordan,
DDT
obat:
Obat yang biasanya menyebabkan depresi sumsum tulanh (misal: busulfan,
Tes Umur
2–6 6 – 12 12 – 18 18 – 49
15,5 15,5
Hematokrit 34 – 40 35 – 45 M : 37 – 49 F : 36 – 46 M : 41 – 53 F : 36 – 46
(%)
Corpuscle
Volume (fL)
Mean 24 – 30 25 – 33 25 – 35 26 – 34
Corpuscular
Hemoglobin
(pg)
Merah
(juta/mm3)
Besi Serum 50 – 120 50 – 120 M : 50 – 160 F : 40 – 150
(μg/dL)
binding 400
Capacity
(μg/dL)
(ng/mL)
n (pg/mL)
Eritropoietin 0 – 19
(mU/mL)
Petunjuk Diagnosis Penyebab Anemia
1. Pengobatan Anemia
a. Terapi
Tujuan:
kualitas hidup
Memperbaiki etiologi yang menjadi dasar terjadinya anemia(mengembalikan
Terapi Non-Farmakologi8,9
Tujuan: mencukupkan asupan nutrisi Fe, asam folat, dan vitamin B12. Misalnya dari
Terapi Farmakologi7,8,9
Terapi : Besi
Mekanisme : zat besi membentuk inti dari cincin heme Fe-porfirin yang bersama-
Polisakarida
Efek samping : noda pada gigi, nyeri abdominal, konstipasi, diare, mual, warna
feses gelap
Interaksi obat :
absorpsi fluoroquinolon
tetrasiklin turun
Besi Parental
Kandungan Besi
62,5 mg besi / 5 mL 50 mg besi / mL 20 mg besi / mL
Indikasi Anemia defisiensi besi Anemia defisiensi Anemia defisiensi besi pada
eritropoietin
defisiensi besi.
hipersensitivitas.
Efek Samping Kram, mual, muntah, Rasa sakit, noda Kram kaki, hipotensi.
flushing,
hipotensi, demam,
anafilaksis.
Interaksi Obat Inkompatibilitas Kloramfenikol Menurunkan absorpsi besi oral
konsentrasi besi
plasma.
eritropoiesis normal.
hidrolisis, reduksi, dan metilasi pada saluran pencernaan agar dapat diabsorpsi.
Interaksi Obat :
Asam aminosalisilat : menurunkan konsentrasi plasma folat
kehamilan, pendarahan, anemia hemolisis, tirotoksikosis, dan penyakit hati dan ginjal
Absorpsi : absorpsi tergantung pada faktor intrinsik dan kalsium yang cukup.
seminggu sekali selama sebulan, dilanjutkan kobalamin oral per hari. Kontraindikasi
Efek Samping :
edema pulmonari
syok anafilaktik
Interaksi Obat :
anemia pernisiosa
Indikasi :
Dosis : Epoetin intravena 50 – 100 unit/kg, seminggu 3 kali. Dosis dapat dinaikkan
minggu. Pada pasien AIDS, dosis epoetin adalah 300 unit/kg, seminggu 3 kali
Perhatian :
Trombositosis
Riwayat konvulsi
Efek Samping :
Gejala mirip influenza, dapat dikurangi dengan injeksi perlahan selama 5 menit
Konvulsi
Anafilaksis
Jumlah total besi rata-rata dalam tubuh sebsesar 4-5 gr. Kira-kira 65% dijumpai dalam
bentuk hemoglobin. Sekitar 4% dalam bentuk mioglobin, 1% dalam bentuk variasi senyawa
heme yang memeicu oksidasi intrasel, 0,1% bergabung dengan protein transferin dalam plasma
Setiap hari seorang pria mengeksresikan sekitar 0,6 mg besi, terutama dalam feses. Bila
terjadi pendarahahan, maka jumlah yang hilang akan lebih banyak lagi. Pada wanita, hilangnya
darah menstruasi mengakibatkan kehilangan besi jangka panjang rata-rata sekitar 1,3 mg/hari.
Bila jumlah besi dalam plasma sangat rendah, beberapa besi yang terdapat di tempat
penyimpanan feritin dilepaskan dengan mudah dan diangkut dalam bentuk transferin di dalam
plasma ke dalam tubuh yang mmbutuhkan. Karakteristik unik dari molekul transferin adalah,
bahwa molekul ini berikatan erat dengan reseptor pada membran sel eritrobals di sumsum tulang.
Selanjutnya, bersama dengan besi yang terikat, transferin masuk ke dalam eritroblas dengan cara
tempat heme disintesis. Pada orang-orang yang tidak mempunyai transferin dalam jumlah yang
cukup di dalam darahnya, kegagalan pengangkutan besi ke eritroblas denagncara tersebut dapat
menyebabkan anemia hipokrom yang berat, yaitu eritrosit mengandung lebih sedikit hemoglobin
Torsi
Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut
sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian timbul sindroma abdomen akut, mual, muntah
dan syok
Infertilitas
Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstisialis
tuba, sedangkan mioma uteri submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena
distorsi rongga uterus. Penegakkan diagnosis infertilitas yang dicurigai penyebabnya adalah
1. Anamnesis
Dalam anamnesis dicari keluhan utama serta gejala klinis mioma lainnya, faktor resiko
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk yang tidak teratur, gerakan bebas,
tidak sakit.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia akibat perdarahan uterus
yang berlebihan dan kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium yang perlu
dilakukan adalah darah lengkap (DL) terutama untuk mencari kadar Hb.
b. Imaging
1) Pemeriksaaan dengan USG akan didapat massa padat dan homogen pada uterus.
Mioma uteri berukuran besar terlihat sebagai massa pada abdomen bawah dan
3) MRI lebih akurat untuk menentukan lokasi, ukuran, jumlah mioma uteri, namun
dilahirkan harus dibedakan dengan inversio uteri; mioma intramural harus dibedakan
sarkoma uteri. USG abdominal dan transvaginal dapat membantu dan menegakkan
dugaan klinis.
1. Adenomiosis
2. Neoplasma ovarium
3. Kehamilan
II.9. Penanganan
Tidak semua mioma uteri memerlukan terapi pembedahan. Kurang lebih 55% dari semua kasus
mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan apapun, apalagi jika ukuran mioma uteri
A. Penanganan konservatif
- Monitor keadaan Hb
mioma mengalami reduksi dari ukuran uterus telah dilaporkan terjadi dengan cara ini,
mengambil alih. Tidak terdapat resiko penggunaan agonis GnRH jangka panjang dan
kemungkinan rekurensi mioma setelah terapi dihentikan tetapi, hal ini akan segera
B. Penanganan operatif
- Ada kecurigaan perubahan ke arah keganasan terutama jika pertambahan ukuran tumor
setelah menopause
- Retensio urin
- Adanya torsi6
- Miomektomi
Miomektomi lebih sering di lakukan pada penderita mioma uteri secara umum. Suatu
studi mendukung miomektomi dapat dilakukan pada wanita yang masih ingin be
reproduksi tetapi belum ada analisa pasti tentang teori ini tetapi penatalaksanaan ini
paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah penyebab
lain disingkirkan6
- Histerektomi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik
sebahagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut serviks
uteri6.
Tindakan histerektomi pada mioma uteri sebesar 30% dari seluruh kasus. Tindakan
histerektomi pada pasien dengan mioma uteri merupakan indikasi bila didapatkan
prosedur histerektomi ini memiliki kelebihan dan kekurangan. STAH dilakukan untuk
menghindari risiko operasi yang lebih besar, seperti perdarahan yang banyak, trauma
operasi pada ureter, kandung kemih dan rektum. Namun dengan melakukan STAH
terjadinya dyspareunia akan lebih rendah dibandingkan dengan yang menjalani TAH
sehingga akan tetap mempertahankan fungsi seksual. Pada TAH, jaringan granulasi
yang timbul pada vagina dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdarahan
pasca operasi dimana keadaan ini tidak terjadi pada pasien yang menjalani STAH2.
tindakan operasi tidak melalui insisi pada abdomen. Histerektomi pervaginam jarang
dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan
sehingga trauma yang mungkin timbul pada usus dapat diminimalisasi. Selain itu,
- Terdapatnya 1 sampai 3 mioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan
gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari dan anemia akibat kehilangan
- Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri meliputi nyeri hebat dan akut, rasa
tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis dan penekanan pada
Selama kehamilan, terapi awal yang memadai adalah tirah baring, analgesia dan
observasi terhadap mioma. Penatalaksanaan konservatif selalu lebih disukai apabila janin imatur.
Namun, pada torsi akut atau perdarahan intra abdomen memerlukan interfensi pembedahan.
Seksio sesarea merupakan indikasi untuk kelahiran apabila mioma uteri menimbulkan kelainan
1. Hanifa, dkk, 2008, Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo d/a
2. Hadibroto BR, 2005. Mioma Uteri. Majalah Kedokteran Nusantara Vol. 38 No. 3
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/15576/1/mkn-sep2005-%20(9).pdf
4. Lacey, C.G., Benign Disorders of the Uterine Corpus, Current Obstetric and
Gynecologic Diagnosa and Treatment, 6th ed, Aplleten & Lange, Norwalk Connectient,
5. Muzakir. 2008. Profil Penderita Mioma Uteri di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
10. Manuaba IBG, Tumor Jinak pada Alat-alat Genital, Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta, p : 409-12.
11. Darmasetiawan SM dkk, Penggunaan Padanan Hormon Pelepas Gonadotropin Agonis
(GNRH-A). Pada Kasus Fibroma Uterus dalam Majalah Kedokteran Indonesia, vol. 45,
12. Moeloek, F.A., Hudono, S.Tj., Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan, Ilmu Kebidanan,