Anda di halaman 1dari 16

BAHAN AJAR

A. TINJAUAN MATA KULIAH


Mata kuliah keperawatan komunitas ini membahas tentang berbagai
aspek dan konsep mengenai keperawatan komunitas yang terdiri dari beberapa
pertemuan. Bahan ajar yang akan kami bahas di sini adalah materi pertemuan
yang ke 4 yang terdiri dari: konsep yoga, konsep tidur dan hubungan antara
yoga dengan kualitas tidur. Pembahasan mata kuliah ini adalah sebagai upaya
untuk meningkatkan derajat kesehatan, pencegahan penyakit serta
pemeliharaan kesehatan
Kualitas tidur yang berkualitas baik akan menghasilkan kesehatan yang
akan meningkatkan derajat kesehatan warga masyarakat yang berkualitas
karena masyarakat merupakan indikator terbentuknya indikator kesejahteraan
bangsa.

BAB I

PENDAHULUAN

1
A. LATAR BELAKANG
Komunitas merupakan suatu kelompok yang di dalamnya setiap
anggota disatukan oleh persaman visi dan misi serta tujuan. “Dalam
ruang lingkup komunikasi, komunitas masuk ke dalam konteks
komunikasi organisasi dimana individu yang bersama-sama, melalui suatu
hirarki pangkat dan pembagian kerja berusaha mencapai tujuan tertentu”
(Rogers dan Rogers dalam Moss dan Tubs, 2005:164).
Tujuan yang hendak dicapai merupakan alasan yang melatarbelakangi
terbentuknya komunitas. Hal tersebut dapat kita lihat pada komunitas-
komunitas yang ada di sekitar yang terbentuk berdasarkan kesamaan yang
mereka miliki, mulai dari kesamaan hobby sehingga terbentuk komunitas
gank motor, komunitas Hijabers, dan komunitas-komunitas lain, serta kian
maraknya komunitas sosial yaitu komunitas yang terbentuk atas dasar
kesadaran sosial yang tinggi. Salah satunya adalah komunitas yoga.
Pada masa ini sering kali khususnya bagi remaja akhir melakukan
kegiatan malam yang menyebabkan mereka mengalami pola tidur yang kurang
baik sehingga jika berangsur terlalu lama akan menyebabkan insomnia dan
berimbas pada kualitas tidur yang kurang baik. Insomnia merupakan gangguan
tidur dimana seseorang secara terus menerus mengalami kesulitan tidur atau
bangun tidur terlalu cepat (Semiun, 2006).
Sedangkan kualitas tidur merupakan tidak tercapainya tahapan tidur
REM dan NREM (Kozier, 2010). Dalam suatu penelitian yang dilakukan di
Amerika Serikat (National Sleep Foundation) terdapat lebih dari sekitar 30%
dewasamuda dilaporkan mengalami kesulita untuk bangun pagi dibandingkan
dengan 20% pada usia 30 – 64 tahun dan 9% diatas usia 65 tahun. Sedangkan
di indonesia lebih dari 28 juta penderita insomnia di Indonesia pada tahun 2010
untuk asumsi 10% dan penderita insomnia setiap tahun terus meningkat.
Mereka mengalami insomnia sudah berbulan – bulan dan menurut mereka
insomnia mereka sedikit teratasi dengan mengikuti senam yoga. Kualitas tidur
sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia, karena kebugaran disaat
bangun tidur ditentukan oleh kualitas tidur sepanjang malam. Kekurangan
tidur dapat mengakibatkan ngantuk disiang hari, gangguan memori,

2
depresi, gangguan kognitif, stres, sering terjatuh dan penurunan kualitas
hidup (Montgomery dan Shepard, 2010). Dari pernyatan diatas kami akan
membahas tentang konsep senam yoga dengan kualitas tidur.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep yoga
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami konsep tidur
3. Mahasiswa mengetahui hubungan antara latihan yoga dengan kualitas tidur

BAB II
PENYAJIAN

A. KONSEP YOGA
1. Pengertian Yoga
Yoga secara harfiah berasal dari suku kata “yuj” yang memiliki arti
menyatukan atau menghubungkan diri dengan Tuhan. Kemudian Patanjali
memberikan definisi tentang yoga yaitu mengendalikan gerak-gerak

3
pikiran.. Jiwa manusia dibawa kepada kesadaran akan hubungan yang dekat
dengan sumber realitas (Hyang Widhi). Seperti setitik air yang bersatu
dengan air di samudra. Yoga adalah ketenangan hati, ketentraman, keahlian
dalam bertingkah laku, Segala sesuatu yang terbaik dan tertinggi yang dapat
dicapai dalam hidup ini adalah Yoga juga, Yoga mencakup seluruh aplikasi
yang inklusif dan universal yang mengantar kepada pengembangan /
pembangunan seluruh badan, pikiran dan jiwa.
Sedangkan pengertian Yoga menurut Ensiklopedi umum adalah sistim
ajaran gaib yang diperkembangkan Hinduisme dengan maksud
membebaskan orang dari dunia khayalan seperti yang difahami dengan
pancaindera. Pembebasan ini sukar dan mungkin memerlukan beberapa kali
umur hidup. Yogi (penganut yoga) yang percaya akan pantheisme
(kepercayaan bahwa dunia dengan segala isinya adalah Tuhan) mencari
persatuan dengan jiwa seluruh alam dunia. Penganut yoga yang atheis (tidak
mengakui adanya Tuhan) mencari perasingan yang sempurna dari segala
jiwa-jiwa lainnya dan pengetahuan diri sendiri yang sempurna. Kemudian
terakhir yang dicari ialah kemuliaan penerangan sempurna. Para penganut
yoga memakai disiplin jasmani untuk mencapai penyucian, kebersihan,
samadi, dan latihan. Orang yang melakukan tapa yoga disebut yogi, yogin
bagi praktisi pria dan yogini bagi praktisi wanita. Sastra Hindu yang
memuat ajaran Yoga, diantaranya adalah Upaishad, Bhagavad Gita,
Yogasutra, Hatta Yoga serta beberapa sastra lainnya. Klasifikasi ajaran Yoga
tertuang dalam Bhagavad Gita, diantaranya adalah Karma Yoga/Marga,
Jnana Yoga/Marga, Bakti Yoga/Marga, Raja Yoga/Marga. Secara harafiah
kata yoga berarti “bersatu atau bergabung”. Dalam latihan yoga, kita
menggabungkan dan menyatukan pikiran dan tubuh kedalam satu kesatuan
yang saling melekat dan seimbang. Yoga adalah salah satu sistem perawatan
kesehatan yang menyeluruh tertua yang pernah ada, yang berfokus pada
pikiran dan tubuh (Cynthia, 2007).
Yoga juga merupakan alat yang kuat, menyeluruh, dan membawa
perubahan yang dapat menengakan pikiran dan membuat lebih terpusat.
Selain itu yoga juga mengembangkan kecerdasan bawaan dan alm sadar.

4
Bersamaan dengan pikiran yang bisa menjadi tenang, tubuh terbuka untuk
melepaskan ketegangan dan emosi yang telah tertahan untuk waktu yang
lama. Dapat menyeimbangkan emosi dan memberikan ketanangan. Ibarat
pohon yang diayun–ayun oleh angin, tetapi selalu kembali seperti semula.
Yoga bisa juga disebut sebagai sebuah alat terapi. Banyak penyakit
dan gangguan tubuh yang dapat dilepaskan melalui berbagai posisi tubuh
tertentu dan latihan pernafasan dibawah bimbingan pelatih yoga terlatih.
Dan setiap orang dapat melakukan yoga tanpa memandang usia, ukuran,
kelenturan, ataupun kesehatan (Cynthia, 2007).
Yoga adalah sebuah kata Sansekerta kuno. Kata ini mempunyai dua
arti yang berbeda, yaitu arti umum dan arti teknis. Dalam arti umum, kata
‘yoga’ berasal dari asal kata Yujiryoge, yang berarti bergabung, bersatu, atau
persatuan dari dua benda atau lebih. Arti teknik dari istilah yoga diperoleh
dari Yuj yang lain. Di sini kata itu bukan “persatuan”, melainkan “keadaan
stabil, diam, dan damai”. Kata yoga di sini menunjukkan keadaan diam dan
cara atau praktikyang membawa pada keadaan itu (Savitri, 2009).
Jadi dapat disimpulkan bahwa Yoga sebagai sebuah cara atau jalan
untuk mengendalikan pikiran yang terobyektifkan serta kecendrungan alami
pikiran dan mengatur segala kegelisahan-kegelisahan pikiran agar tetap tak
terpengaruh sehingga bisa mencapai penyatuan antara kesadaran unit dan
kesadaran kosmik.
Di India, dalam kitab Upanishad dijumpai ajaran mistik (kebatinan)
Hindu yang mengajarkan ‘usaha penyatuan zat manusia (atman) dengan zat
semesta (brahman),’ usaha mana dilakukan dengan praktek meditasi,
pengetahuan mistik dan latihan pernafasan.

2. Dasar Hukum
1. Peraturan Menteri kesehatan RI nomor 1109 tahun 2007 tentang
penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif pelayanan
kesehatan.
2. Permenkes RI no 1186 / Menkes / per / XI / 1996 tentang pemanfaatan
akupuntur di sarana pelayanan kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 1076 / Menkes / SK / VII / 2003
tentang penyelenggaraan pengobatan tradisional.

5
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI no 121 tahun 2008 tentang standar
pelayanan Medik Herbal.

3. Sejarah Yoga
Sejak lebih dari 5000 tahun yang lalu, yoga telah diketahui sebagai
salah satu alternatif pengobatan melalui pernafasan. Awal mula munculnya
yoga diprakarsai oleh Maharsi Patanji, dan menjadi ajaran yang diikuti
banyak kalangan umat Hindu. Cittavrttinirodha adalah kata yang dianggap
dapat mengartikan yoga yang sesungguhnya. Artinya sendiri adalah
penghentian gerak pikiran. Ajaran yoga ini ditulis Maharsi lewat sastra yoga
sutra, yang terbagi menjadi empat dan memuat 194 sutra. Bagian-bagian
pada sastra, yaitu Samadhipada (bagian pertama), Sadhapada (bagian
kedua), Vidhutipada (bagian ketiga), dan Kailvalyapada (bagian keempat).

4. Manfaat Yoga
1. Pembaruan Energi
a. Energi Penuaan yang Anggun
Berbagai posisi yoga yaitu anti penuaan dan anti gravitasi.
Berbagai proses tersebut dapat mengurangi pengeriputan organ atau
otot yang ditimbulkan oleh proses penuaan dan pengaruh proses
gravitasi yang terus-menerus. Latihan yoga yang teratur dapat
meningkatkan kelenturan dan mempertahankan kelenturan dan
meremajakan tulang punggung. Berbagai posisi tersebut juga dapat
mengembangkan koordinasi dan juga keseimbangan dalam proses
penuaan. Yoga dapat memperbaiki postur tubuh dan dapat pula untuk
meningkatkan mekanisme tubuh.
b. Menjadi Tetap Bugar
Yoga merupakan cara yang baik untuk membentuk postur tubuh.
Berbagai posisi yoga dapat menyehatkan berbagai organdan
membentuk otot-otot yang panjang dan langsing. Latihan menekuk
tubuh kedepan, kebelakang, dan berbagai posisi menyamping atau
berpilin dan posisi terbalik dapat menyeimbangkan dan melatih setiap
otot, tulang, sendi-sendi, dan organ-organ tubuh.
2. Perbaikan Sirkulasi

6
Posisi-posisi yoga akan membawa perbaikan sirkulasi darah dan
kelenjar getahbening diseluruh tubuh. Tekanan dari ruang abdomen
terdapat diafragma yang dapat melatih otot-otot diafragma dan jantung.
Posisi-posisi terbalik dapat meningkatkan kualitas tidur karena posisi
tersebut membantu proses relaksasi sistem syarf simpatik, memampukan
respon relaksasi untuk masuk.
3. Menghilangkan Penyait Kronis dan Mengurangi Stress
Berbagai penyakit kronis pada umumnya, atritis, osteoporosis,
obesitas, asma, penyakit jantung, dapat disembuhkan dengan latihan
program hatha yoga secara teratur. Yoga dapat menanggulangi stress
dengan menanfaatkan kesadaran, pemusatan dan berbagai teknik
pernapasan. Gerakan-gerakan yang lembut, relkasasi yang mendalam
dam meditasi.

4. Membantu Menjadikan Rileks


Teknik pernafasan tertentu dapat mengendalikan pernafasan dan
pikiran. Teknik pernafsan dapat membuat tubuh terasa lebih sehat. Sistem
pernafasan dan sistem saraf menjadi tenang dan kuat, dan seluruh sel
menerima kekuatan hidup dan makanan dari pernafasan.Teknik
pernafasan yang baik dapat membuat energi vital dari tubuh dapat
menjadi seimbang, kelelahan dapat berkurang, pikiran dan emosi dapat
berkurang. Teknik relaksasi alam sadar secara sistematis membimbing
kedalam keadaan rileks yang mendalam. Begitu suara-suara dalam
pikiran menghilang, tubuh akan mampu untuk melepaskan tegangan otot.
5. Peningkatan Kepadatan Tulang
Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Prof. Steven A.
Hawkinsdan pengajar yoga Bee Beckman dari Departemen Kienesiologi
dan Pendidikan Fisik di California State University, dengan bekerjasama
dengan 12 wanita dari usia 18-65 tahun yang tidak memiliki pengalaman
berlatih yoga. Setengah dari kelompok tersebut mengikuti dua kelas yoga
selama seminggu dan juga berlatih sendiri tiga kali seminggu. Beberapa
hari posisi tubuh yang dilatih adalah segitiga, bentuk setengah bulan, dan
sudut smping yang dipanjangkan. Pemeriksaan kepadatan tulang

7
dilakukan pada awal penelitian dan kembali dilakukan enam bulan
kemudian. Setelah enam bulan kelompok yoga yang kepadatan tulang
punggungnya meningkat, sementara pada kelompok yang lain tidak
terdapat perubahan dalam tingkat kepadatan tulang mereka.
6. Keseimbangan Emosi
Hatha yoga berdampak sangat besar bagi kehidupan seseorang.
Gerakan menekuk tubuh ke depan adalah posisi tubuh yang berpusat
pada diri sendiri, dan karena itu memiliki dampak menenangkan,
mengurangi gejolak dan kegelisahan. Menekuk punggung ke belakang
adalah gerakan yang berorientasi pada keadaan di luar tubuh yang
mmbawa kegembiraan, membantu membuka tubuh dan melepas emosi-
emosi yang tertahan seperti kesedihan dan rapatan. Latihan pernafasan
tertentu dapat dapat dilakukan untuk menggerakkan atau memberikan
memberikan energi pada individu. Latihan relaksasi dan meditasi pada
individu juga sangat berguna, tergantung situasi.
7. Peningkatan Kehidupan Seksual
Gerakan gerakan fisik dari yoga merangsang dan menguatkan
tubuh atau meningkatkan sirkulasi darah. Organ-organ pinggul dan otot
yang menopang khhususnya otot-otot perineal dan bagian dasar dari
tulang pinggul menjadi lebih sehat, mendapatkan asupan oksigen, dan
didorong oleh darah segar dan makanan. Daerah yang terjepit seperti
bahu, pinggul urat-urat lutut, daerah kemaluan dan punggung bagian
bawah menjadi mengendur dan lebih lentur. Kelenturan yang lebih besar
memberi kemungkinan untuk melakukan berbagai posisi hubungan
seksual yang lebih bervariasi dengan lebih mudah.
Menurut Sindhu (2014:34), manfaat yoga jika dilakukan secara
rutin dan teratur, yaitu:
1. Meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) di dalam
tubuh
2. Meningkatkan sirkulasi darah ke seluruh sel tubuh dan otak
3. Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih
lentur dan kuat
4. Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas
5. Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi)
6. Meremajakan sel tubuh dan memperlambat penuaan

8
7. Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung
8. Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, dan mental, serta
membuatnya lebih kuat saat menghadapi stres
9. Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam
10. Meningkatkan kesadaran pada lingkungan.
11. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir
positif.

5. Tujuan Yoga
Di masa kini yoga dipandang sebagai suatu teknik yang bermanfaat
untuk mencapai kebugaran dalam kehidupan sehari-hari dan mencegah serta
menyembuhkan berbagai macam penyakit atau gangguan tertentu (Savitri,
2009).
Tujuan dari semua variasi yoga di atas sama. Sasaran ini adalah
pembebasan dari siklus kelahiran kembali yang disebut mukti atau
kaivalnya. Namun, metode dan isi dari masing-masing variasi berbeda
(Savitri, 2009).
a. KarmaYoga (yoga untuk tugas atau aksi )
Yoga ini berorientasi pada pelayanan. Setiap orang yang hidup
berada dalam aliran ini. Karena apabila seseorang sedang dalam
melakukan Karma Yoga ketika melayani orang lain dengan tidak
memikirkan diri sendiri.
b. BhaktiYoga (yoga untuk penyembahan )
Bhakti Yoga berorientasi pada bakti dan pengabdian. Seorang
pelaku Bhakti Yoga melihat sisi ketuhan dalam diri setiap orang dan
mengabdikan dirinya untuk menumbuhkan kemampuan menerima,
mencintai an bertoleransi pada segala sesuatu.
c. Jnana Yoga (yoga untuk pengetahuan )
Jnana Yoga berorientasi pada kebijaksanaan dan pengetahuan. Ini
adalah yoga bagi pikiran. Setiap individu yang hidup dengan
mengandalkan intelektualitas mereka akan tertarik pada yoga jenis ini.
d. Hatha Yoga (yoga untuk penampilan badan )
Yoga berorientasi pada hal-hal yang berisifat fisik. Posisi tubuh
fisik, teknik-teknik pernafasan, relaksasi yang mendalam dan meditasi
merupakan bagian dari Hatha Yoga.

9
6. Enam Cabang Yoga
1. Raja Yoga
Raja berarti “megah”. Aliran ini berfokus pada meditasi dan
kontemplasi. Meskipun tidak seluruhnya, namun banyak penganut Raja
Yoga yang hidup terpisah dan berkontemplasi dalam kelompok
masyarakat spiritual atau keagamaan.
2. Karma Yoga
Yoga ini berorientasi pada pelayanan. Setiap orang yang hidup
berada dalam aliran ini. Karena apabila seseorang sedang dalam
melakukan Karma Yoga ketika melayani orang lain dengantidak
memikirkan diri sendiri.
3. Bhakti Yoga
Bhakti Yoga berorientasi pada bakti dan pengabdian. Seorang
pelaku Bhakti Yoga melihat sisi ketuhan dalam diri setiap orang dan
mengabdikan dirinya untuk menumbuhkan kemampuan menerima,
mencintai an bertoleransi pada segala sesuatu.
4. Jnana Yoga
Jnana Yoga berorientasi pada kebijaksanaan dan pengetahuan. Ini
adalah yoga bagi pikiran. Setiap individu yang hidup dengan
mengandalkan intelektualitas mereka akan tertarik pada yoga jenis ini.
5. Hatha Yoga
Hatha Yoga berorientasi pada hal-hal yang berisifat fisik. Posisi
tubuh fisik, teknik-teknik pernafasan, relaksasi yang mendalam dan
meditasi merupakan bagian dari Hatha Yoga.
6. Tantra Yoga
Tantra Yoga berorientasi pada hal-hal yang berisifat ritual. Yoga
jenis inilah yang sering disalah pahami. Salah satu dari bagian Tantra
Yoga adalah ritual bagi kegiatan seksual yang sakral. Tantra Yoga adalah
yang paling eksklusif jika dibandingkan dengan jenis-jenis yoga yang
lain, dan sangat menarik bagi orang-orang yang menyukai berbagai
upacara, perayaan atau ritual.

B. KUALITAS TIDUR
1. Pengertian
Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat
kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur,

10
kualitas tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan
keluhan – keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun
tidur. Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah
jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas
tidur). Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur
yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup.Dari
faktor fisiologis berdampak dengan penurunan aktivitas sehari – hari,
rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda
tanda vital, sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas,
dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan Perry. 2005).

2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tidur


Pemenuhan kebutuhan tidur bagi setiap orang berbeda – beda ,
ada yang yang dapat terpenuhi dengan baik bahkan sebaliknya.
Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu diantaranya sebagai berikut, (Asmadi. 2008).
a. Status kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat
tidur dengan nyenyak, sedangkan untuk seseorang yang kondisinya
kurang sehat (sakit) dan rasa nyeri , makan kebutuhan tidurnya akan
tidak nyenyak (Asmadi. 2008).
b. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang
untuk tidur. Pada lingkungan bersih, bersuhu dingin, suasana yang tidak
gaduh (tenang), dan penerangan yang tidak terlalu terang akan membuat
seseorang tersebut tertidur dengan nyenyak, begitupun sebaliknya jika
lingkungan kotor, bersuhu panas, susana yang ramai dan penerangan
yang sangat terang,dapat mempengaruhi kualitas tidurnya (Asmadi.
2008).
c. Stres psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada
frekwensi tidur. Hal ini disebabkan karena kondisi cemas akan
meningkatkan norepineprin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat
ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi. 2008).

11
d. Diet
Makanan yang banyak menandung L – Triptofan seperti keju,
susu, daging, dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah
tidur. Sebaliknya minuman yang menandung kafein maupun alkohol
akan mengganggu tidur (Asmadi. 2008).
e. Gaya hidup
Kelelahan yang dirasakan seseorang dapat pula memengaruhi
kualitas tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur
dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebih akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi. 2008).
f. Obat – obatan
Obat – obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek
menyebabkan tidur, adapula yang sebaliknya mengganggu tidur
(Asmadi. 2008).

3. Jenis – jenis tidur


Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori yaitu dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye Movement –
REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat Non – Rapid Eye
Movement – NREM, (Asmadi. 2008).
a. Tidur REM
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal
tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan nyenyak
sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat
sangat aktif. Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot – otot kendor,
tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung
bergerak bolak – balik), sekresi lambung meningkat, ereksi penis tidak
teratur sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat,
tanda tanda orang yang mengalami kehilangan tidur REM yaitu,
cenderung hiperaktif, emosi sulit terkendali, nafsu makan bertambah,
bingung dan curiga (Asmadi. 2008).
b. Tidur NREM
Menurut Asmadi (2008), merupakan tidur yang nyaman dan
dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan
pada orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda -tanda tidur NREM ini

12
antara lain : mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,
kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata
lambat. Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap masing –
masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak.
1) Tahap I
Merupakan tahap tranmisi dimana seseorang beralih dari sadar
menjadi tidur. Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks,
seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua
bola mata bergerak ke kiri dan kekanan kecepatan jantung dan
pernapasan menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada tahap
ini dapat dibangunkan dengan mudah.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menerus. Tahap ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti
bergerak, suhu tubuh menurun, pernapasan turun dengan jelas.
Tahap II ini berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
3) Tahap III
Merupakan tahap fisik yang lemah lunglai karena tonus otot
lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan
proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem
saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit
untuk dibangunkan.
4) Tahap IV
Merupakan tahap dimana seseorang tersebut tidur dalam
keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah
lemah lunglai, dan sulit dibangunkan. Pada tahap IV ini dapat
memulihkan keadaan tubuh.Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya
ada satu tahap lagi yakni tahap V. Tahap ini merupakan tahap
tidur REM dimana setelah tahap IV seseorang masuk pada tahap V,
yang ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang
berkecepatan lebih tinggi dari tahap – tahap sebelumnya. Tahap
ini berlangsung sekitar 10 menit, dan dapat pula terjadi mimpi.
Selama tidur malam sekitar 6 – 7 jam, seseorang mengalami
REM dan NREM bergantian sekitar 4 – 6 kali (Asmadi. 2008).

13
Pre - Sleep

Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV

Tidur REM

Tahap II Tahap III


Sumber. Asmadi 2008

Keterangan :
kondisi pre – sleep merupakan dimana seseorang masih
dalam keadaan sadar penuh, namun mulai ada keinginan untuk
tidur. Pada perilaku pre – sleep ini, misalnya, sesorang pergi ke
kamar tidur lalu berbaring di kasur atau berdiam diri merebahkan
badan dan melemaskan otot, namun belum tidur. Selanjutnya
mulai merasakan ngantuk, maka orang tersebut memasuki tahap I.
Bila tidak bangun, baik itu disengaja ataupun tidak, maka orang
tersebut telah memasuki tahap II. Begitu seterusnya sampai tahap IV.
Setelah selesai tahap IV, ia akan kembali memasuki tahap III dan
selanjutnya tahap II. Ini adalah fase tidur NREM. Dan ketika
memasuki tahap V , ini disebut tidur REM. Bila telah terlalui semua,
maka orang tersebut telah melalui siklus tidur pertama baik NREM
maupun REM. Siklus ini berlanjut selama orang tersebut tidur.
Namun, pergantian siklus ini tidak lagi dimulai dari awal tidur, yaitu
pre – sleep dan tahap I, tetapi langsung tahap II ke tahap
selanjutnya seperti pada siklus yang pertama. Semua siklus ini
berakhir ketika orang tersebut terbangun dari tidurnya (Asmadi.
2008).
4. Gangguan tidur
Gangguan tidur ialah merupakan suatu keadaan seseorang dengan
kualitas tidur yang kurang (Gunawan L, 2001 dalam Wahyuningsih 2007).
1. Insomnia

14
Insomnia adalah kesulitan untuk tidur atau kesulitan untuk tetap
tidur, atau gangguan tidur yang membuat penderita merasa belum
cukup tidur pada saat terbangun. Gejala fisik : Muka pucat, mata
sembab, badan lemas dan daya tahan menurun sehingga menjadi
mudah terserang penyakit, dan gejala psikisnya : Lesu, lambat
menghadapi rangsangan dan sulit berkonsentrasi.
2. Hipersomnia
Hipersomnia adalah gangguan jumlah tidur yang berlebihan dan
selalu mengantuk di siang hari. Gangguan ini dikenal sebagai
narkolepsi yaitu pasien tidak dapat menghindari untuk tidur. Dapat
terjadi pada setiap usia, tapi paling sering pada awal remaja atau
dewasa muda. Gejala fisik : mengantuk yang hebat, gugup, depresi,
harga diri rendah, hilangnya tonus otot dipicu oleh emosi
mengakibatkan immobilisasi, tidak mampu bergerak waktu mula –
mula bangun. Gejala psikis: halusinasi visual atau audio (pendengaran).
3. Parasomni
Parasomnia adalah gangguan tidur yang tidak umum dan tidak
diinginkan, yang tampak secara tiba – tiba selama tidur atau terjadi
pada ambang terjaga dan tidur. Sering muncul dalam bentuk mimpi
buruk yang ditandai mimpi lama dan menakutkan. Gejala fisik : jalan
watu tidur, kadang – kadang berbicara waktu tidur, mendadak duduk
ditempat tidur dan matanya tampak membelalak liar. Gejala psikis :
penderita jarang memngingat kejadiannya (Anonim, 2004, Mekanisme
tidur).

C. Hubungan Antara Latihan Yoga Dengan Kualitas Tidur


Yoga didefinisikan sebagai suatu latihan yang terdiri dari tiga
komponen : peregangan lembut, latihan untuk kontrol napas, dan meditasi
sebagai campur tangan pikiran dan tubuh. Meskipun yoga berasal dari budaya
dan agama india, yoga dapat dilakukan secara duniawi (Kirkwood, 2005).
Mekanisme yoga dapat meningkatkan kualitas tidur Seseorang dengan
penurunan kualitas tidur disebabkan oleh beberapa hal diantaranya pola tidur
yang tidak teratur, kurang olahraga dan lain – lain. Sedangkan kualitas tidur

15
adalah tercapainya tahap tidur NREM dan REM. Dalam penanganannya
dilakukan dengan memberikan senam yoga.
Yoga dapat membantu menormalkan kembali cara kerja sistem saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik dan parasimpatik merupakan
sistem kerja saraf otonom yang mengatur kerja jaringan dan organ – organ
tubuh yang tidak disadari.
Yoga bekerja menenangkan saraf simpatik. Pada saat yang sama yoga
merangsang sistem saraf parasimpatis yang memudahkan tubuh untuk
beristirahat dan tidur.Sehingga Nucleus Supra Chiasmatic (NSC) yang
sebelumnya tidak bekerja normal dikarenakan saraf simpatik dan parasimpatik
tidak bekerja dapat bekerja kembali dengan normal.
NSC akan kembali mengeluarkan hormon pengatur temperatur badan,
kortisol, growth hormone, dan lain –lain yang memegang peranan bangun tidur
pada saat stimulasi cahaya terang masuk melalui mata. Dan jika malam tiba
NSC akan merangsang pengeluaran hormon melatonin sehingga orang
mengantuk dan tidur. Ketika NSC berjalan normal maka NREM dan REM
akan terpenuhi sehingga kualitas tidur penderita insomnia akan meningkat.

16

Anda mungkin juga menyukai