Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Osteoartritis


Tema : Latihan Fisik pada Osteoartritis
Sasaran : Ny. S dan Keluarga
Hari/Tanggal : Rabu, 25 April 2018
Jam : 11.00 WITA
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah Ny S

A. LATAR BELAKANG
Osteoartritis lutut adalah gangguan muskuloskeletal yang paling umum terjadi di masyarakat
yang mempengaruhi 30-40% dari populasi pada usia 65 tahun. Satu dari empat pasien berusia
lebih dari 55 tahun telah mengeluh nyeri lutut, dan pada usia 65 tahun, 30% laki-laki dan 40%
wanita memiliki kelainan radiograpi lutut. Sekitar 56,75 pasien di klinik rawat jalan Reumatologi
Departemen, di RSCM telah didiagnosa dengan salah satu varian OA. Pada pasien OA lutut, ada
beberapa perubahan, tidak hanya dalam jaringan intracapsular tetapi juga dalam periarticular
jaringan seperti ligamen, kapsul sendi, tendon, dan otot. Individu dengan OA lutut juga dikenal
dengan gangguan proprioseptif dibandingkan dengan individu normal pada usia yang sama, dan
berdasarkan histologi fitur jaringan ligamen ada penurunan yang signifikandari mechanoreceptor.
OA lutut juga berhubungan dengan 50-60% pengurangan dalam kekuatan quadriceps yang
mungkin disebabkan oleh tidak digunakan atrofi dan inhibition artrogenic. (Tri Juli Edi
Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and Postural Instability in
Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med. Vol 41 , Number
1,January 2009)
Osteoartritis ditemukan oleh American College of Rheumatology sebagai sekelompok kondisi
heterogen yang mengarah kepada tanda dan gejala sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit
degeneratif dan progresif yang mengenai dua per tiga orang yang berumur lebih dari 65 tahun,
dengan prevalensi 60,5% pada pria dan 70,5% pada wanita. Di seluruh dunia, osteoartritis (OA)
diperkirakan menjadi penyebab utama keempat kecacatan. Osteoartritis terjadi pada lebih dari 27
juta penduduk amerika (Helmick et al, 2008). Di Inggris dan Wales sekitar 1,3 hingga 1,75 juta
orang menderita simptom osteoartritis. Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis.
Dimana, Badan Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami Osteoartritis tercatat 8,1%
dari penduduk total. Pravelansi mencapai 5% pada usia <40 tahun, 30% pada usia 40-60 tahun,
dan 65% pada usia 61 tahun.
Osteoarthritis adalah gangguan pada sendi yang bergerak. Penyakit ini ditandai oleh adanya
abrasi rawan sendi dan adanya pembentukantulang baru yang irreguler pada permukaan
persendian. Nyeri menjadi gejala utama terbesar pada sendi yang mengalami osteoarthritis. Rasa
nyeri diakibatkan setelah melakukan aktivitas dengan penggunaan sendi dan rasa nyeri dapat
diringankan dengan istirahat. Trauma dan obesitas dapat meningkatkan resiko osteoarthritis.
Namun penyeban maupun pengobatannya belum sepenuhnya diketahui. (Angela Sarah
S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya Osteoarthritis Pada
Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013)
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan Ny.S dapat mengetahui
tentang osteoarthritis, pencegahan dan cara mengatasinya di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, Ny.S mampu:
a. Ny.S dapat menyebutkan pengertian osteoartritis
b. Ny.S dapat menyebutkan penyebab osteoartritis
c. Ny.S dapat menyebutkan tanda dan gejala osteoartritis
d. Ny.S dapat menyebutkan cara pencegahan pada osteoartritis
e. Ny.S dapat menyebutkan dan mempraktekan cara latihan fisik dirumah
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
a. Ceramah
b. Simulasi
c. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN
N
WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA
O
1. 5 Pembukaan :
Menit 1. Membuka kegiatan dengan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari
Memperhatikan
penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan
diberikan Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan :
Menit 1. Menjelaskan tentang : Memperhatikan
a. Pengertian Osteoartritis
b. Penyebab Osteoartritis
c. Manifistasi klinis Osteoartritis
d. Pencegahan Osteoartritis
2. Memberi kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. Menjelaskan dan
Bertanya dan menjawab
mendemonstrasikan latihan fisik
pertanyaan yang diajukan
pada osteoartritis
4. Memberi kesempatan kepada
Memperhatikan
peserta untuk bertanya dan
mempraktekan perawatan
Bertanya dan
osteoarthritis
mendemonstrasikan
perawatan OA
3. 5 Evaluasi :
menit Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah Menjawab pertanyaan
diberikan, dan reinforcement
kepada pengunjung yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 5 Terminasi :
menit 1. Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan
peran serta peserta.
2. Mengucapkan salam penutup
Menjawab salam
G. EVALUASI
Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Jumlah soal : 3 soal

LAMPIRAN MATERI
OSTEOARTRITIS
A. Definisi
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau osteoartrosis
(sekalipun terdapat inflamasi ) merupakan kelainan sendi yang paling sering ditemukan dan
kerapkali menimbulkan ketidakmampuan (disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki
urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui pada
usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan
jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995) osteoartritis merupakan
kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi yang dapat digerakkan, terutama sendi
penumpu badan, dengan gambaran patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan
sendi serta terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia, metabolisme, fisiologis dan
patologis secara serentak pada jaringan hialin rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang
yang membentuk persendian.( R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)
B. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :

a. Tipe primer ( idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang berhubungan
dengan osteoartritis
b. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur

(Long, C Barbara, 1996 hal 336)

C. Penyebab

Beberapa penyebab dan faktor predisposisi adalah sebagai berikut:

1. Umur
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya umur dengan
penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya berbentuk pigmen yang
berwarna kuning.
2. Pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi melalui
dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena bahan yang harus
dikandungnya.
3. Kegemukan
Faktor kegemukan akan menambah beban pada sendi penopang berat badan,
sebaliknya nyeri atau cacat yang disebabkan oleh osteoartritis mengakibatkan
seseorang menjadi tidak aktif dan dapat menambah kegemukan.
4. Trauma
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi tersebut.
5. Keturunan
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya ditemukan
pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis, sedangkan wanita, hanya
salah satu dari orang tuanya yang terkena.
6. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh membran
sinovial dan sel-sel radang.
7. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi akan
membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil/seimbang sehingga
mempercepat proses degenerasi.
8. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan yang
berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat fisik rawan
sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit.
Pada diabetes melitus, glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
9. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.

D. Gambaran Klinis

1. Rasa nyeri pada sendi


Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah apabila sedang
melakukan sesuatu kegiatan fisik.

2. Kekakuan dan keterbatasan gerak

Biasanya akan berlangsung 15 – 30 menit dan timbul setelah istirahat atau saat memulai
kegiatan fisik.

3. Peradangan

Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam ruang sendi akan
menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai sendi yang semua ini akan
menimbulkan rasa nyeri.

4. Mekanik

Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan akan
berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan keadaan penyakit
yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat. Nyeri biasanya berlokasi pada
sendi yang terkena tetapi dapat menjalar, misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat
dirasakan di lutut, bokong sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada
waktu dingin, akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.

5. Pembengkakan Sendi

Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan cairan dalam


ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.

6. Deformitas

Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.

7. Gangguan Fungsi

Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi


E. Penatalaksanaan

a. Tindakan preventif
- Penurunan berat badan
- Pencegahan cedera
- Screening sendi paha
- Pendekatan ergonomik untuk memodifikasi stres akibat kerja
- Menghindari setiap faktor resiko osteoartritis, seperti mencegah obesitas / kegemukan
- Berdiri, berjalan, mengangkat barang harus pada posisi yang benar
- Berhati-hati agar terhindar dari berbagai kecelakaan yang dapat mengakibatkan sendi
rusak
- Berolah raga harus dengan cara yang benar, sesuai petunjuk
- Olah raga yang tepat (termasuk peregangan dan penguatan) sebetulnya dapat
membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya gerak sendi,
dan kekuatan otot-otot di sekitarnya, sehingga otot dapat menyerap benturan dengan
lebih baik.
- Dianjurkan pula untuk menggunakan kursi dengan sandaran keras, kasur yang tidak
terlalu lembek, dan tempat tidur yang dialas dengan papan.
- Menjaga nutrisi agar selalu baik dan seimbang, agar pertumbuhan sendi dan tulang
rawan sempurna dan normal
- Menjaga berat badan agar ideal

b. Farmakologi : obat NSAID bila nyeri muncul


c. Irigasi tidal ( pembasuhan debris dari rongga sendi), debridemen artroscopik,
d. Pembedahan; artroplasti
e. Terapi konservatif ; kompres hangat, mengistirahatkan sendi, latihan gerak sendi

LATIHAN FISIK OSTEOARTRITIS


Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk osteoartritis
adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien. Pada tahap awal program
diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan masalah fungsional seperti
nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesauikan dengan
kondisi pasien. Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa
1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus
dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810). Tujuan latihan fisik yaitu memperbaiki
fungsi sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi, meningkatkan
kekuatan sendi, mencegah disabilitas, mengurangi nyeri dan meningkatkan kebugaran jasmani.

JENIS LATIHAN FISIK


A. Terapi Manual
Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan
tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang
dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi
secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage
(Fitzgerald,2004:143)
B. Latihan Fleksibilitas (ROM)
Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi,
meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaii nutrisi kartilago.
Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat
bmeningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk pasien
osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujuakan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan
mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak latihan fleksibilitas sering
dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan ketahanan atau
aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11).
Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan
peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendi-sendi, dan jaringan
sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak
menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi
rasa nyeri dan meningkatkan gerakan.
Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot,
setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya
per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan
tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics,
2001:815)
C. Latihan Kekuatan
Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam
memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu:
latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi
nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis.
Latihan isotonik memberikan perbaikan lebih besar dalam menghilangkan nyeri.
Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri lutut
saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan peningkatan kecepatan berjalan paling
besar dan pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga latihan ini
disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan berjalan (Lee
dkk,2005:12).
Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau
sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan
ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi
latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot da ketahanan ststis (static endurance)
dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik
awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi saat kontraksi isometrik
dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan
kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri
berkurang program latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik).
Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan,intensitas,
volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi
isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan intensitas
latihan,diberitahukan pada pasien untuk memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi
target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal(maximal
effort). Jika bisa ditoleransi oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap sampai
75% kontraksi maksimal.
Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi
untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai
toleransi pasien.
Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak antar
kontraksi dianjurkan 20 detik.latihan dilakukan dua kali sehari pada periode
peradanagan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi 5-
10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan
adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bial kontraksi dilakukan lebih dari 10
detik.
Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekutan
isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolisme energi kerja insulin, kepadatan
tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika tidak terdapat peradangan akut
maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoatritis
(American geriatics society,2001:817)
D. Latihan Aerobik
Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik
di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot,
meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat
pada pasien osteoatritis. Suatu systemtic rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik
efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi(van Baar,19999:16).
Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status
penyakit,stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam air
hangat dapat mengurangi nyeri otao dan sendi, mengurangi beban sendi,
meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di
sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with osteoartritis pain:
consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya
Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap Reduksi Nyeri
Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha “Gau Mabaji” Gowa
Tahun 2013. Jurnal Masyarakat Epidemiologi Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari-
Juni 2014
Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis. Cur Opin
Rhematol; 16:143-7
Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb osteoarthritis
in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan
Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih
Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit,
Jakarta, EGC

Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY.
Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf

Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.

Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.

Tri Juli Edi Tarigan,dkk,2009. The Degree of Radiographic Abnormalities and Postural
Instability in Patients with Knee Osteoarthritis, Acta Med Indones-Indones J Intern Med.
Vol 41 , Number 1,January 2009
Van baar.1999. Effectiveness of exercise therapy in patiens with osteoarthritis of the hip or knee:
a systematic review of randomized controlled study. Accupunct Med; 22:14-22
Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri Sendi
Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI.
Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010
Gianyar, 28 April 2018

Mengetahui
Pembimbing Akademik Mahasiswa

NIP. NIM: P07120215065

Anda mungkin juga menyukai