Anda di halaman 1dari 2

Alwan Kurnia Aji

NIM 160810201249
AKBI 2 B
Standard Cost
A. Pengertian Biaya Standar
Biaya standar adalah biaya yang telah ditentukan sebelumnya untuk memproduksi satu
unit atau sejumlah tertentu produk selama suatu periode tertentu. Biaya standar adalah biaya
yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi sekarang atau yang diantisipasi.
Suatu biaya standar memiliki dua komponen: standar fisik, yang merupakan kuantitas standar
dari input per unit output, dan standar harga, yang merupakan biaya standar atau tarif standar
per unit input.

B. Kegunaan atau Manfaat Biaya Standar


Suatu sistem biaya standar dapat digunakan dalam hubungannya dengan perhitungan biaya
berdasarkan proses maupun berdasarkan pesanan. Biaya standar biasanya lebih dapat
beradaptasi dalam lingkungan dengan teknologi yang stabil dan menghasilkan produk yang
homogen. Perhitungan biaya standar biasanya ditemukan dimana perhitungan biaya
berdasarkan proses digunakan; misalnya, produsen minyak dan produk kimia, perlengkapan
bangunan, baja, dan minuman ringan. Perhitungan biaya standar juga ditemukan dimana
perhitungan biaya berdasarkan pesanan dugunakan untuk unit-unit homogen yang diproduksi
dalam batch untuk setiap pesanan. Misalnya produsen radio dan televisi, furniture, produk
kertas dan makanan olahan. Biaya standar digunakan untuk:
1. Menetapkan anggaran
2. Mengendalikan biaya dengan cara memotivasi karyawan dan mengukur efisiensi operasi
3. Menyederhanakan perhitungan biaya dan mempercepat laporan biaya
4. Membebankan biaya ke persediaan bahan baku, WIP, dan FG
5. Menetapkan tawaran kontrak dan harga jual

C. Kelebihan dan Kelemahan Biaya Standar


Kelebihan biaya standar antara lain:
1. Memungkinkan reduksi biaya produk
2. Meningkatkan pengendalian biaya dan evaluasi kinerja
3. Management by exception
4. Informasi yang lebih baik bagi perencanaan dan decision making
Menurut (Mulyadi,1990) kelemahan biaya standar adalah tingkat keketatan atau
kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun telah ditetapkan dengan jelas
jenis standar apa yang dibutuhkan oleh perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar
telah ditetapkan dalam perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang
relatif sama.

D. Penyusunan Biaya Standar


Ada 2 cara yang lazim digunakan untuk menyusun standar yaitu:
1. Analisis Data Historis. Data historis dengan segala kekurangannya tetap dipercaya memiliki
kegunaan untuk memprediksi masa depan, terutama dalam lingkungan produksi yang telah
mapan, dimana data-data historis telah cukup banyak terdokumentasikan dengan baik. analisis
yang kerap dilakukan adalah analisis perilaku biaya. Namun tetap dituntut kehati-hatian dalam
menggunakan data historis untuk memprediksi masa depan, terlebih bila data historis hendak
digunakan untuk menyusun standar bagi produk baru.
2. Analisis Tugas (task analysis). Cara lainnya adalah dengan melakukan analisis terhadap proses
pembuatan produk dengan tujuan menentukan biaya produk yang seharusnya. Di sini paradigm
yang digunakan adalah bergeser dari biaya produk di masa lampau ke biaya produk di masa
mendatang. Alat analisis yang kerap digunakan adalah time and motion study
3. Gabungan keduanya. Tentu saja dimungkinkan untuk menggabungkan kedua metode diatas
untuk mencari standar terbaik. Namun perlu diperhatikan perbandingan antara biaya yang
mesti dikeluarkan dengan harapan manfaat yang akan diperoleh.

Pengertian Analisis Varians


Varians adalah perbedaan antara jumlah yang didasarkan pada hasil aktual dan jumlah
yang dianggarkan. Jumlah yang dianggarkan merupakan acuan untuk melakukan
perbandingan. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan
dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan terulang
kembali, masalah sistematis yang dapat diperbaiki, atau standar yang tidak tepat. Misalnya,
jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mungkin berubah.
Charles T. Hongren mengikhtisarkan varians dalam tiga level, yakni :
1. Level 1 (Varians Anggaran Statis)
Varians anggaran statis adalah perbedaan antara hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan
dalam anggaran statis (anggaran induk yang didasarkan pada tingkat output yang direncanakan
pada awal periode). Varians ini disebut statis karena anggaran untuk periode tersebut dibuat
dengan satu tingkat output yang direncanakan.
2. Level 2 (Varians Anggaran Fleksibel dan Varians Volume Penjualan)
Level 2 menunjukkan analisis varians berdasarkan anggaran fleksibel (anggaran yang
menghitung pendapatan dan biaya yang dianggarkan berdasarkan output aktual pada periode
anggaran).
Level 2 membagi level 1 (varians anggaran statis) ke dalam dua bagian, yaitu :
a. Varians Volume Penjualan, yakni itu perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel dengan
anggaran statis yang berkaitan dengan kuantitas barang yang dijual.
b. Varians anggaran fleksibel, yakni perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran fleksibel
yang berkaitan berdasarkan tingkat output aktual pada periode anggaran.
3. Level 3 (Varians Harga dan Varians Efisiensi)
Level 3 merinci varian anggaran fleksibel pada level 2 menjadi dua bagian, yaitu :
a. Varians harga, yakni perbedaan antara harga aktual dengan harga yang dianggarkan dikali
dengan kuantitas input aktual. Varians harga kadang-kadang disebut juga varians input atau
varians tingkat upah, terutama bila mengacu pada varians harga untuk tenaga kerja langsung.
b. Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan dan kuantitas
input yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikali dengan harga yang
dianggarkan. Varians efisiensi kadang-kadang disebut juga varians penggunaan.

Anda mungkin juga menyukai