Anda di halaman 1dari 22

Sarah Ummah

1. Analisis DNA dengan menggunakan ..


a. DNa cloning
b. DNA writing
c. Reading and rewriting
d. PCR
Pembahasan :
“PCR is a technique which is used to amplify the number of copies of a specific region of DNA, in
order to produce enough DNA to be adequately tested. “ (PCR – ZEN slide 4)
Dengan PCR, specific region of DNA dapat diperbanyak jumlah copy-nya. Setelah itu akan dilakukan
metode sequencing untuk membaca urutan nukleotida DNA tersebut. Jadi, PCR dan sequencing da[at
digunakan untuk analisis DNA
2. Untuk melakukan DNA transfection dilakukan dengan…
a. Transduction
b. DNA ligase
c. Sticky end
d. Restriction site
Transfection dalah proses memasukkan asam nukleat (DNA,RNA) ke dalam sel.

Transduction: Melalui bacteriophage


Conjugation: Kontak langsung
Transformation: Mengintegrasikan free DNA atau plasmid
(prokariot dan eukariot – NFZ slide 10)

3. Untuk menciptakan DNA dalam jumlah besar dilakukan dengan cara..


a. PCR
b. DNA extraction
c. Cell culture
d. Electrophoresis
Pembahasan :
“PCR is a technique which is used to amplify the number of copies of a specific region of DNA, in
order to produce enough DNA to be adequately tested. “ (PCR – ZEN slide 4)
4. Terapi genetic dengan kelainan fungsi tubuh dapat dilakukan dengan cara :
a. menambah gen yang rusak
b. mengganiti gen yang rusak
c. merubah fungsi sel yg rusak
d. menghantarkan materi genetik
Pembahasan :
Terapi genetik ditujukan untuk menambah, memperbaiki dan menghambat fungsi gene yang rusak
(terapi gen slide 77)
5. Terapi gen terhadap penyakit genetic dengan delesi satu… dengan menggunakan…
a. DNA rekombinan
b. Plasmid
c. Liposom
Plasmid+liposom (?)
Pembahasan :
IT SHT “Terapi Gen & DNA Finger Printing” slide ke-13
6. DNA finger print adalah gambaran dari..
a. Sekuen DNA
b. Nucleotide
c. Ukuran DNA
d. Sekuensing DNA
Pembahasan :

Sumber :
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CC
AQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.csun.edu%2F~cmalone%2Fpdf360%2FCh16%2C17rDNA.pdf&ei=
Q9NhVf6jC8m_uASbioCAAQ&usg=AFQjCNFrpBeA3tIQEMtjBmdbMYjgbgWMNw&sig2=Io0TTWJGlogl
by7hgTIikg&bvm=bv.93990622,d.c2E diunduh pada 24 Mei 2015

7. Sintesis sel prokariot di..


a. Inti sel
b. Ribosom
c. Sitoplasma
d. Peroksisom
Pembahasan :
IT NFZ “Gen Eukariot dan Prokariot” Slide ke 3

Bima Indra
9. Genom bakteri..
a. Supercoil
b. berkondensasi dengan bakteri pada…
Jawab : A. Supercoil, pada IT NFZ gen prokariot dan eukariot slide ke 8, disebutkan kalo
genom bakteri itu terdiri dari kromosom sirkular, terkondensasi dengan cara supercoiling
10. Transduksi bakteri dilakukan dengan cara..
a. Bacteriophage
b. kontak langsung
c. free DNA

Jawab :A. Bacteriophage. Pada IT gen prokariot dan eukariot NFZ, slide ke 10,
disebutkan kalo transduksi terjadi melalui bacteriophage.

11. Membrane inti terdapat pada..


a. Eukariot
b. prokariot
Jawab : A. Eukariot, prokariot adalah makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti
sedangkan eukariot memiliki membran inti.
http://id.wikipedia.org/wiki/Prokariota
12. Sel yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit degenerative..
a. stem cell
Jawab : a. stem cell, pada IT aplikasi klinis : stem cell NFZ, slide ke 7, disebutkan bahwa
stem cell berpotensi untuk menyembuhkan penyakit degeneratif.

Adinda Kinanti
13. Dalam penelitian, her 2/neu merupakan membrane sel manner yang berperan..
a. antibody monoclonal
b. resisten jaringan
c. enzim jaringan
d. substrat

14. Antibodi sekunder yang digunakan pada penelitian adalah antibody her2/neu..
a. antihuman
b. rabbit-antimouse
c. antimouse
d. mouse-antirabbit
Pembahasan:

Sumber: jurnalmka.fk.unand.ac.id/index.php/art/article/download/213/208
15. Penggunaan substrat dan Dab pd penelitian:
a. membentuk antibody-antigen
b. …..
c. Membentuk warna merah
d. Memberi warna coklat
Pembahasan: penggunaan substrat dan DAB akan memunculkan warna coklat

Sumber: fit.uii.ac.id/files/snimed/2014/003.pdf

16. Pemeriksaan EGTR pada kasus bertujuan untuk..


a. mengetahui ekspresi gen EGTR
b. menetukan target terapi penderita utk diberi anti EGTR
c. menetukan mutasi gen
d. menentukan metastasis pd KGB
Pembahasan: pada kasus (?) kasus apa ya??. Mungkin ini EGFR, sepertinya jawabannya B, pemeriksaan
EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor), seperti yang kita tau EGFR sebagai target terapi kasus
keganasan
Sumber IT KRM slide ke-39
Syah Fitri
17. Rekayasa genetic dapat dilakukan dengan menggantikan materi genetic sel organism dengan materi
genetic lain yang diinginkan. Agar materi genetic lain tadi dapat mengambil alih metabolism suatu
organism materi genetic sel tersebut digantikan oleh..
a. Trna
b. Mrna
c. Rrna
d. Dna

18. Pemanfaatan sifat totipotensi pada tumbuhan pembuatan tumbuhan transgenic untuk memperoleh..
a. anakan ungggul dalam jlmh besar dan cepat
b. anakan seragam dalam jumlah besar dan cepat
Pembahasan :
Transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen
atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Organisme transgenik adalah
organisme yang mendapatkan pindahan gen dari organisme lain. Gen yang ditransfer dapat berasal dari
jenis (spesies) lain seperti bakteri, virus, hewan, atau tanaman lain.
Transgenik umumnya diambil dari organisme yang memiliki sifat unggul tertentu.
Jadi, tanaman transgenik ini untuk memperoleh anakan yang unggul
Elisabeth Stefanny
19. Pemanfaatan hewan transgenic di dunia medis:
1. disease model
2. pharm animal
3. xenotransplantation
a. 1,2
b. 1,3
c. 2,3
d. 1,2,3
Pembahasan : IT SNA “Transgenic Animal” Slide 47-50
Medical Application :
1. Xenotransplantation
Transplant organs may soon come from transgenic animals.
2. Nutritional supplements and pharmaceuticals
Products such as insulin, growth hormone, and blood anti-clotting factors may soon be or have
already been obtained from the milk of transgenic cows, sheep, or goats. The first transgenic cow
(Rosie ) produced human protein-enriched milk at 2.4 grams per liter. This transgenic milk is a more
nutritionally balanced product than natural milk and could be given to babies or the elderly with
special nutritional or digestive needs. A transgenic cow exists that produces a substance to help
human red cells grow
3. Human gene therapy
Human gene therapy involves adding a normal copy of a gene (transgene) to the genome of a person
carrying defective copies of the gene. Finland produced a calf with a gene that makes the substance
that promotes the growth of red cells in humans.

20. Produk transgenic yang dipakai untuk disease model ...


a. Influenza resistant pig
b. Oncomouse
c. Mice heavy metals
d. Hen bioreactor eggs
Pembahasan : IT SNA “Transgenic Animal” Slide 6

Disease Models
• Animals genetically manipulated to
exhibit disease symptoms so that they
can study the affects it has on the body &
effective treatment can be studied.
• They hope this will help them find a cure
for the different diseases and cancers.
– The OncoMouse® or the Harvard mouse,
carrying a gene that promotes the
development of various human cancers.

Siti Thania
21. Perhatikan pernyataan di bawah ini:
1. Bioteknologi dapat meningkatkan kualitas pangan
2. Konvensional lebih cepat diterima masyarakat daripada biotek
3. Biotek dikhawatirkan akan menjadi bahan polutan
Pernyataan yang menunjukkan kekurangan biotek adalah..
a. 1 dan 3
b. 1 dan 2
c. 2 dan 3
d. 1, 2, 3

22. Griffith berhasil mengidentifikasi DNA sebagai materi genetik mencit penyebab pneumonia pada mencit
karena :
a. Suatu zat dari sel bakteri pathogen dapat ditransfer ke non pathogen
b. Sel bakteri pathogen yang dipanaskan sampai mati menyebabkan pneumonia
c. Selubung polisakarida bakteri menyebabkan pneumonia
d. Bakteriofag menyuntikkan DNA ke bakteri pathogen

Pembahasan :
Percobaan Griffith
Percobaan I terhadap dua varietas bakteri Streptococcus pneumoniae: smooth strain dan Rough strain
 smooth strain yang mensekeret polisakarida merupakan pathogen yang menyebabkan pneumonia pada
mencit
 Rough strain yang tidak mensekret polisakarida tidak menyebakan pneumonia
Kesimpulan sementara: kemungkinan yang menyebabakan pneumonia adalah polisakarida yang disekret

Percobaan II
 Smooth strain yang didihkan hingga mati dan tersisa polisakaridanya saja tidak menyebabkan
pneumonia (polisakarida tidak menyebabkan pneumonia)
 Smooth strain yang sudah didihkan hingga mati dan dicampur dengan rough strain dapat menyebakan
pneuomonia
Kesimpulan : suatu zat dari smooth strain (bakteri pathogen) dapat ditansfer ke rough strain (bakterin
on pathogen), kemampuan inidinamai transformasi.
(sumber: http://biology.clc.uc.edu/courses/bio104/dna.htm)

23. Model replikasi DNA yang dibuktikan melalui eksperimen menggunakan nukleotida berlabel isotop
berat nitrogen dirancang oleh..
a. Hershey and chase
b. Meselson and stahl
c. Walkins and frankin
d. Watson and crick
Pembahasan : IT Central Dogma (Struktur Fungsi dan Replikasi DNA)- SN 2013 slide 26.
24. Penyebab MDR pada kasus?
a. Drug abuse
b. Irrational therapy
Pembahasan :
MDR (multi drug resistance) terjadi ketika suatu bakteri sudah kebal terhadap lebih dari satu
antibiotic.Melimpahnya antiobiotik untuk therapy pada manusia, juga pada hewan ternak dan bahkan ikan,
menyebabkan bakteri-bakteri pathogen yang terseleksi menjadi kebal terhadap banyak obat. (sumber:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2839888/)

Archita
25. Kenapa kalau lagging strand gabisa dikopi cap nya?
a. Karena gaada insiator
b. Krn gaada telomerase
Pembahasan:
Pertama-tama kita bahas dulu apa itu lagging strand. Lagging strand adalah sintesis untaian DNA
berlawanan dengan pembukaan garpu replikasi, dilakukan secara tahap demi tahap (diskontinu) dan
karenanya membentuk fragmen yang disebut okazaki fragmen. Kalo lagging strand kan arahnya
berlawanan sama pembukaan garpu replikasi, sehingga polimerisasi untaian DNA baru bisa dilakuin
kalo DNA cetakannya membuka seiring dgn membukanya garpu replikasi. Akibatnya si lagging strand
akan disintesis secara diskontinu dan karenanya butuh primer lebih dari 1 untuk tiap fragmennya. Nah
ini gambarnya
Jadi, kalo menurut yang aku baca di IT, ujung dari kromosom atau telomere itu gabisa dicopy
pada lagging strand karena udah gaada primer yang tersedia lagi. Jadi itulah kenapa, tapi karena
dipilihan adanya karena gaada inisiator, kita anggep aja primer itu inisiator hehehehe
Sumber: IT Replikasi DNA – SN – 2015 slide 41

26. Di antara komponen kimiawi di bawah ini yang tidak dibutuhkan atau tidak termasuk dalam komposisi
reaksi reagen PCR adalah..
a. Tap polymerase
b. ddNTP
c. MGCl2
d. DNA template
Pembahasan:
Sumber: IT PCR dr. Zen Hafy 2015 slide 8
Menurut slide dari dr. Zen, yang dibutuhkan dalam PCR adalah reagen buffer, MgCl2, dNTP, primer,
DNA polymerase, dan template DNA. Sedangkan ddNTP adalah reagen yang khusus dibutuhkan dalam
proses sequencing.
IT Sequencing dr. Zen Hafy 2015 slide 11

27. Panjang atau besar fragmen DNA yang dihasilkan dalam suatu proses PCR ditentukan mutlak oleh
komponen:
a. Pasang primer
b. Jumlah DNA template
c. Jumlah siklus PCR
d. Jumlah dNTP
Pembahasan:
Sumber: Modul Praktikum PCR tahun ajaran 2014/2015
Seperti yang ditulis, primer bertindak sebagai pembatas fragmen DNA target yang menentukan
panjang ataupun besar fragmen DNA yang akan diamplifikasi, sedangkan DNA yang dihasilkan
tentunya mengikuti fragmen template DNA yang diamplifikasi.

Nah, kalau ditanya banyaknya DNA yang dihasilkan tergantung apa, maka jawabannya adalah jumlah
siklus
Sumber: IT PCR dr. Zen Hafy 2015 slide 11

Seperti yang dapat dilihat di slide diatas, amplifikasi DNA dalam proses PCR bertambah sesuai
dengan 2 dipangkatkan banyaknya siklus (amplifikasi eksponensial).
IT PCR dr. Zen Hafy 2015 slide 26

28. Soalnya sama seperti no.26


M. Farhan Habiburrahman
29. Berikut ini merupakan tahap PCR…..
Pembahasan :
Sintesis dan penggadaan DNA dengan PCR
ini berlangsung di luar sel organisme, tepatnya
dalam suatu ”mesin PCR”. Pada dasarnya
prinsip yang terjadi dalam sintesis DNA tersebut
sama dengan proses replikasi DNA terjadi di
dalam sel (in vivo). Anda masih ingat bukan
proses replikasi DNA, terutama yang terjadi pada
utas DNA: leading strand dan lagging strand?
Dalam proses PCR. materi pokok berupa
DNA utas ganda hasil isolasi dari suatu
organisme, diantaranya direaksikan dengan :
enzim DNA polymerase, deoxynucleoside
triphosphates (dNTPs), MgCl2, dan primer
(potongan pendek DNA utas tunggal, yang
mengawali sintesis DNA). Setelah larutan mix
PCR tersebut homogen, larutan itu siap
direaksikan dalam ”mesin PCR”.
Dalam ”mesin PCR”, terjadi proses
sintesis dan penggandaan DNA yang terdiri dari tiga tahap : Denaturation, Annealing dan
Extension. Pada jaman dahulu, sebelum dibuat ”mesin PCR” yang canggih seperti sekarang ini (lihat
gambar), ”mesin PCR” yang ada merupakan rangkaian alat sederhana, yakni berupa tiga buah
inkubator yang suhunya diatur sedemikian rupa, sehingga mendekati kondisi yang diinginkan:
Denaturation, Annealing dan Extension).
Rincian dari masing-masing tahap tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pada tahap denaturation, reaksi PCR terjadi pada suhu tinggi (± 94oC) sehingga DNA utas ganda
terdenaturasi atau terpisah menjadi dua utas tunggal.
2. Tahap awal sintesis sekuen spesifik DNA secara in vitro dimulai pada tahap annealing, dimana
primer akan menempel pada sekuen komplementer utas tunggal DNA cetakan (DNA template).
Sintesis DNA ini berlangsung dari arah 5’ ke 3’. Agar sintesis DNA dapat berlangsung dengan
baik maka dalam reaksi tersebut diperlukan adanya enzim DNA polymerase, misalnya Taq
(Thermus aquaticus) polymerase dan MgCl2, sementara kebutuhan energi dan nukleotida
terpenuhi dari dNTPs (terdiri dari : dTTP, dGTP, dATP dan dCTP). Reaksi sintesis DNA pada tahap
ini tergantung pada suhu annealing dari primer yang digunakan. Suhu annealing primer tersebut
ditentukan diantaranya dari ukuran panjang primer dan kandungan basa (G+C) dari primer
yang digunakan. Misalnya primer yang terdiri dari 24-30 pasang basa, dapat bekerja dengan

baik pada suhu annealing 60oC atau lebih.

3. Pada tahap extension, umumnya terjadi pada suhu 72oC, proses sintesis yang telah dimulai dari
tempat penempelan primer, terus berlanjut sampai bertemu dengan sintesis DNA yang dilakukan oleh
primer lainnya dengan arah yang berlawanan pada komplemen utas DNA template, sehingga
terbentuklah DNA utas ganda yang baru.
Sintesis DNA tersebut akan terus berlanjut melalui ketiga tahapan tersebut di atas secara
berulang. Pada akhirnya maka akan diperoleh produk PCR, berupa sekuen DNA yang diinginkan

dalam jumlah yang berlipat ganda, yakni sebanyak 2n (n = banyaknya siklus PCR yang digunakan).

Selanjutnya, produk PCR yang diperoleh dapat disimpan pada suhu 4oC, sampai saatnya tiba untuk
dianalisis lebih lanjut.
Untuk melihat hasil amplifikasi DNA tersebut, maka produk PCR yang diperoleh dimigrasikan
pada gel agarose (elektroforesis). Umumnya, hasil amplifikasi DNA dengan PCR ini dipengaruhi
beberapa faktor, yaitu: kualitas dan kuantitas DNA, temperatur annealing primer, kualitas dan
konsentrasi primer, konsentrasi MgCl2, dNTP, enzim DNA polymerase, dan jumlah siklus PCR
yang digunakan.
Teknik PCR dapat diaplikasikan diantaranya untuk : Isolasi dan penggandaan fragmen DNA dari
gen tertentu, penggandaan DNA untuk cloning, penggandaan cDNA, diagnosa kelainan genetik, infeksi
penyakit, jenis kelamin, penggunaan marker DNA dan merupakan tahapan kerja dalam sekuensing.
Oleh sebab itu, teknik PCR ini dapat dimanfaatkan dalam bidang-bidang: Biologi Molekuler dan
Bioteknologi, Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Perikanan Kelautan, Kedokteran, Industri dan
Lingkungan.

30. Kelebihan dari PCR real time..


a. Lebih ekonomis
b. Mampu memperbanyak DNA dalam 1 siklus pcr
c. Pita DNA terlihat lebih tebal dan jelas
d. Dapat mengetahui jumlah kopi DNA

Pembahasan :
Real-Time PCR (Quantitative Real time Polymerase Chain Reaction atau Q-PCR) merupakan suatu
metode analisa yang dikembangkan dari reaksi PCR. Teknik ini digunakan untuk mengamplifikasi
(memperbanyak) sekaligus kuantifikasi (menghitung) jumlah target molekul DNA hasil amplifikasi
tersebut. Real time PCR memungkinkan dilalukan deteksi dan kuantifikasi (sebagai nilai absolut dari
hasil perbanyakan DNA atau jumlah relatif setelah dinormalisasi terhadap input DNA atau gen-gen
penormal yang ditambahkan) sekaligus terhadap sequens spesifik dari sampel DNA yang dianalisis.
Pada analisa PCR konversional deteksi keberadaan DNA dilakukan pada akhir reaksi dan
pengamatan keberadaan DNA hasil amplifikasi dilakukan di gel agarose setelah dilakukan proses
elektroforesis. Sedangkan analisa menggunakan Real Time PCR memungkinkan untuk dilakukan
pengamatan pada saat reaksi berlangsung, keberadaan DNA hasil amplifikasi dapat diamati pada grafik
yang muncul sebagai hasil akumulasi fluoresensi dari probe(penanda). Pada Real Time PCR pengamatan
hasil tidak lagi membutuhkan tahap elektroforensis, sehingga tidak lagi dibutuhkan gel agarose dan
penggunaan Ethidium Bromide (EtBr) yang merupakan senyawa karsinogenik. Cara kerja dari Real Time
mengikuti prinsip umum reaksi PCR, utamanya adalah DNA yang telah diamplifikasi dihitung setelah
diakumulasikan dalam reaksi secara real time sesudah setiap siklus amplifikasi selesai.

• Traditional PCR has advanced from detection at


the end-point of the reaction to detection while the
reaction is occurring (Real-Time).

• Real-time PCR uses a fluorescent reporter signal


to measure the amount of amplicon (PCR
Product) as it is generated. This kinetic PCR
allows for data collection after each cycle of PCR
instead of only at the end of the 20 to 40 cycles.

Sumber : https://www.academia.edu/5114925/TEKNIK_ANALISIS_BIOMOLEKULER
IT DNA Analysis – ZH (2014)

31. Pada hasil sekuensing DNA tidak ada okazaki fragment krn..
a. Tidak adanya enzim primase
b. Tidak adanya enzim ligase
c. Tidak adanya lagging strand
d. Ada dna polymerase

Pembahasan :
Fragmen Okazaki hanya disintesis di untai lamban (lagging strand)

Untuk memperpanjang untai baru DNA yang satu lagi ke arah wajib 5’-3’, DNA pol III harus
bekerja di sepanjang untai cetakan yang satu lagi ke arah yang menjauhi garpu replikasi. Untai DNA yang
memanjang ke arah ini disebut untai lamban (lagging strand)*. Kebalikan dengan untai maju, yang
diperpanjang terus-menerus, untai lamban disintesis secara tersendat-sendat, sebagai rangkaian dari
segmen-segmen. Segmen-segmen untai lamban ini disebut fragmen Okazaki (Okazaki fragment).
Gambar diatas mengilustrasikan langkah-langkah sintesis untai lamban. Sementara hanya satu
primer yang dibutuhkan untuk untai maju, setiap fragmen Okazaki pada untai lamban membutuhkan satu
primer sendiri. Sejenis DNA polimerase lain, DNA polimerase I (DNA pol I), menggantikan nukleotida
RNA primer dengan nukleotida versi DNA, menambahkan nukleotida satu demi satu ke ujung 3’ fragmen
Okazaki yang bersebelahan (fragmen 2 pada gambar). Akan tetapi, DNA pol I tidak dapat
menggabungkan nukleotida terakhir dari segmen DNA pengganti ini ke nukleotida DNA pertama pada
fragmen Okazaki yang primernya baru saja digantikan (fragmen I pada gambar). Sejenis enzim lain, DNA
ligase, menyelesaikan tugas ini, menggabungkan tulang punggung gula fosfat dari semua fragmen
Okazaki menjadi untai DNA tak terputus.

*Sintesis untai maju dan untai lamban terjadi secara bersamaan dengan laju yang sama. Untai
lamban dinamai demikian karena sintesisnya sedikit tertunda daripada sintesis untai maju. Masing-masing
fragmen baru pada untai lamban tidak bisa dimulai sebelum ada cukup banyak cetakan yang telah terbuka
pada garpu replikasi.
Sumber : Biologi Campbell Edisi 8 Jilid 1 halaman 341 dan 342
32. Perbedaan utama antara reagen PCR dan reagen sekuensing adalah..
a. DNA polymerase pada PCR
b. Primer tdk ada pd sekuensing
c. DNTP tdk ada pd PCR
d. ddNTP ada pd DNA sekuensing

Pembahasan :
Metode Terminasi Rantai Dideoksi untuk Sekuensing DNA

Metode ini menyintesis seperangkat untai DNA


yang komplementer terhadap fragmen DNA awal.
Setiap untai diawali oleh primer yang sama dan
diakhiri sebuah didieoksiribonukleotida (ddNTP),
yaitu nukleotida termodifikasi. Penggabungan
ddNTP memutus untai DNA yang sedang
bertumbuh, sebab ddNTP tidak memiliki gugus 3’–
OH, situs pelekatan nukleotida berikutnya. Dalam
perangkat untai yang disintesis, setiap posisi
nukleotida disepanjang sekuens awal
direpresentasikan oleh untai-untai yang berakhir
pada titik itu dengan ddNTP yang komplementer.
Karena setiap tipe ddNTP dilekati oleh label
fluoresen yang berbeda, identitas nukleotida-
nukleotida terakhir dari untai-untai baru, dan
akhirnya seluruh sekuens awal, dapat ditentukan.

Sumber : Biologi Campbell Edisi 8 Jilid 1 halaman 442

Fitria Masturah
33. Perbedaan antara fragmen DNA hasil sequencing dan PCR adalah..
a. DNA hasil kopi sama dengan DNA sekuen
b. DNA sequencing jumlah kopi lebih sedikit
c. DNA PCR mengandung dDNTP dengan penanda
d. DNA sekuencing mengandung dNTP
Pembahasan: (Sumber: IT dr. ZEN, DNA Suquencing 2014, PCR 2014)
DNA Sequencing Sanger
 Amplifikasi linear (lebih sedikit)
 Pada bagian akhir di tiap fragmen DNA yang dihasilkan, terdapat ddNTP yang sudah diberi tanda
 Hasilnya adalah fragmen-fragmen DNA dengan panjang yang bervariasi
PCR
 Amplifikasi eksponesial (lebih banyak)
 Pada fragmen DNA yang dihasilkan hasil, tidak terdapat ddNTP
Baik fragmen DNA hasil sequencing maupun PCR mengandung dNTP

34. MTB pada TB MDR selain more survive..


a. More..
b. More virulence
c. More susceptible
d. More spreaded
Pembahasan: (sumber: http://jid.oxfordjournals.org/content/197/11/1493.full,
http://news.stanford.edu/news/2006/august9/tbstudy-080906.html)
TB MDR (tuberculosis Multidrug Resistance) disebabkan karena bakteri penyebab tuberculosis,
(mycobacterium tuberculosis/ MTB) kebal setidaknya terhadap isoniazid dan rifampin, dua obat TB yang
paling ampuh. Akibatnya, mycobacterium tuberculosis di TB MDR akan menjadi lebih survive, lebih
virulent, dan kurang susceptible terhadap obatan-obatan.

35. Manakah diantara sumber DNA dibawah ini yang dapat digunakan langsung sebagai DNA template pd
sekuensing?
a. DNA hasil PCR
Pembahasan: (sumber: http://seqcore.brcf.med.umich.edu/doc/dnaseq/dnaprep.html)
DNA template pada DNA sequencing dapat berasal dari plasmid dan produk PCR. Sebelum digunakan
sebagai template, agar menjadi template yang bagus, sebaiknya dilakukan isolasi DNA lagi dan pengaturan
jumlah dan konsentrasi DNA.

36. ddNTP dan dNTP pada prinsipnya hampir serupa, bedanya?


Pembahasan: (Sumber: IT dr. ZEN, DNA Suquencing 2014, slide 6)
ddNTP (dideoxynucleotides) adalah molekul yang mirip dengan dNTP (deoxynucleotide) tetapi
kehilangan 3′-OH pada ribosa.
Ira Yunita
37. Komponen RNa sel eukariot yg ada pd awal transkripsi tp ditiadakan sblm translasi trjd adlh:
a. Intron
b. 3 poly A tail
c. Exon
Pembahasan: IT CENTRAL DOGMA – LH SLIDE 61
RNA SPLICING
 RNA modification which remove introns and joined exons
• A convertion from "primary transcript" to "mature mRNA"
• Intron: a DNA region within a gene that is not translated into protein
• Exon: a DNA region within a gene that is translated into protein

38. Pengobatan MTB memerlukan lebih dari 2 OAT, alasan logis:


a. OAT murah dan mudah didapat
b. MTB dapat hidup ekstra dan intrasel
c. MTB memang sudah resisten
d. MTB sulit dimatikan
Pembahasan: Buku Mikrobiologi Penyakit Infeksi Prof. Yuwono
Diagnosis penyakit berdasar gejala klinis umum berupa batuk yang lama. Keberadaan BTA dalam
sputum merupakan presumptive test. M. Tuberculosis dapat dibedakan dengan spesies mycobacteria
lain karena memproduksi niacin. Metode cepat yang mampu menggantikan biakan adalah
polymerase chain amplification (PCR). Tuberculosis dapat diobati selama 9 bulan atau lebih karena
kuman tumbuh sangat lambat dan bersifat dorman. Dengan dua atau lebih antimikroba, kemungkinan
munculnya galur resisten dalam masa terapi yang panjang tersebut dapat diminimalisasi. M.
Tuberculosis dapat menyebabkan penyakit pada orang sehat dan ditularkan antar manusia melalui
udara. Pengobatan dan karantina pasien dapat menurunkan penularan
39. Polimorfisme yang bisa menyebabkan stop kodon menghasilkan?
a. Hasil asam amino sama dengan non polimorfisme
b. Hasil asam amino beda dengan non polimorfisme
c. Hasil asam amino lebih pendek dari non polimorfisme
d. Hasil asam amino lbh panjang non polimorfisme
Pembahasan: www.kalteng.litbang.pertanian.go.id
Penggantian satu nukleotida yang menghasilkan kodon nonsinonim dapat mengakibatkan perubahan
asam amino yang dihasilkan dan jika posisi asam amino ini berperan penting dalam menentukan
fungsi enzim maka dapat menurunkan atau merusak fungsi dari enzim tersebut dalam metabolisme
sehingga menyebabkan gangguan pada tubuh. Di samping itu, jika penggunaan nonsinonim ini
menyebabkan stop kodon maka akan merusak fungsi dari produk gen tersebut.

40. Polimorfisme yang terdapat di region… dari suatu organism akan mengakibatkan stabilisasi mRNA yang
terbentuk.
a. Promoter (5’UTR)
b. Exon
c. Intron
d. 3’UTR
Pembahasan: www.scribd.com dan bantuan dari teman bomb lain 
Intron adalah sekuens nukleotida yang tidak akan ditemukan terjemahannya dalam rangkaian asam amino
protein yang dikode oleh suatu gen. Intron termasuk ke dalam non-coding region, selain pseudogen dan
fragmen gen. Jadi mRNA yang dihasilkan akan stabil atau tidak terkena polimorfisme karena intron akan
dibuang, hanya ekson yang masuk ke translasi . selain itu, regulator seperti promoter, operator dan lain-
lain lebih mempengaruhi kecepatan transkripsi.

Anda mungkin juga menyukai