Anda di halaman 1dari 8

Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.

2 (2018) 65-72 | 65

MANAJEMEN DISCHARGE PLANNING PADA PASIEN GAGAL GINJAL


KRONIS DI RSUD KOTA SALATIGA
Tri Winarnia, Treesia Sujanaa, David Nakka Gasonga
a
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Kristen Satya Wacana
Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
462014003@student.uksw.edu
Treesia.sujana@uksw.edu

Abstrak

Kegagalan fungsi ginjal pada Gagal Ginjal Kronis (GGK) mengakibatkan ketidakmampuan tubuh
membuang sisa metabolisme. Pasien GGK diharuskan melakukan hemodialisis dan pengaturan asupan
nutrisi untuk mempertahankan kondisi kesehatannya. Kurangnya pemahaman dan kepatuhan pasien
dalam melakukan program terapi dapat menyebabkan kondisi kegawatdaruratan. Oleh karena itu
discharge planning menjadi sangat penting bagi pasien GGK. Penelitian ini bertujuan mengetahui
manajemen discharge planning pada klien dengan gagal ginjal kronis di RSUD Kota Salatiga. Desain
penelitian yang digunakan adalah embeded single case study. Terdapat dua unit analisis dalam studi ini,
yaitu perawat dan pasien. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara semi-terstruktur dan studi
dokumentasi discharge planning. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teknik
pencocokan pola. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan, dimulai pada Februari sampai April 2018 di
Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perawat yang paling
penting dalam pelaksanaan discharge planning adalah peran educator, kemudian peran sebagai pelaksana
discharge planning dan peran menegerial oleh kepala ruang.

Kata Kunci: GGK, peran perawat, discharge planning

Abstract
Kidney failure in CKD is causing inability of the kidney to dispose body waste. CKD’s patient
needs to have regular hemodialysis and limit their nutrition to maintain their health condition. Lack of
knowledge and obedience in therapy can cause an emergency situation. Thus, discharge planning is
fundamental for CKD's patient. The purpose of this research is to describe the implementation of
management discharge planning for CKD's patient at the Salatiga District Hospital. The design of the
research is single case embedded study. There are two analysis units in this study which are the nurses
and patients. The data collected through semi-structured interviews and document studies. The data
analysis by using a pattern matching method. The research is done within three months, starting from
February until April 2018 at the Salatiga District Hospital. The result of this research showed that the
most important nurses role in doing the discharge planning are: as educator, implementer, and manager.
Keywords: CKD, the role of nurse, discharge

mengakibatkan uremia (Nuari & Widayati,


PENDAHULUAN 2017). Berdasarkan National Kidney
Gagal ginjal kronis merupakan Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome
penyimpangan progresif yang gejalanya Quality Initiative Guidelines Update tahun
muncul secara bertahap, biasanya tidak 2002, definisi gagal ginjal kronis (GGK)
menimbulkan gejala awal yang jelas. adalah kerusakan ginjal >3 bulan, berupa
Kegagalan fungsi ginjal pada gagal ginjal kelainan struktur ginjal, dapat atau tanpa
kronis bersifat irreversible dimana tubuh disertai penurunan Laju Filtrasi Glomerulus
tidak dapat mempertahankan keseimbangan (LFG <60 mL/menit/1,73 m2 selama >3
metabolik, cairan dan elektrolit, kemudian bulan) (Aziz, Witjaksono, & Rasjidi, 2008).
66 | Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72
Hasil systematic dan meta-analisis yang RSUD Salatiga (Nurimanianti, 2015).
dilakukan oleh Hill et al, 2016 dalam Ketidakpatuhan dalam menjalankan
InfoDATIN menunjukkan prevalensi global program terapi dapat mengakibatkan
penyakit ginjal kronis (PGK) sebesar 13,4%. terjadinya kondisi kegawatdaruratan dan
Menurut hasil Global Burden of Disease peningkatan angka rawatan ulang (Bauer,
tahun 2010, PGK merupakan penyebab Fitzgerald, Haesler, & Manfrin, 2009).
kematian peringkat ke-27 di dunia tahun Penelitian Azimatunnisa 2011 menunjukkan
1990-an dan meningkat menjadi urutan ke- adanya hubungan yang signifikan antara
18 pada tahun 2010 (InfoDATIN, 2017). discharge planning dan tingkat kesiapan
Institute for Health Metrics and Evaluation pasien dalam menghadapi pemulangan
menunjukkan bahwa penyakit ginjal kronis (Azimatunnisa, 2011). Oleh karena itu,
menempati urutan ke-10 penyebab kematian discharge planning menjadi sangat penting
di Indonesia tahun 2016 (“Institute for bagi pasien gagal ginjal kronis. Melalui
health metrics and Evaluation,” 2017). pelaksanaan discharge planning diharapkan
Berdasarkan Indonesian Renal Registry pasien memiliki pemahaman yang baik
(IRR) diketahui jumlah pasien penyakit tentang program terapi, perawatan mandiri
ginjal di Indonesia mengalami peningkatan, yang dilakukan setelah pulang dari rumah
yaitu pada tahun 2011 berjumlah 15.353 sakit (Maslakha L, Santi W H, 2015), serta
sedangkan pada tahun 2014 berjumlah bahan makanan yang harus dibatasi/hindari,
17.193. Di wilayah Jawa Tengah (Jateng) seperti makanan tinggi natrium dan kalium
diketahui terdapat 2.192 pasien baru dan (Savitri & Parmitasari, 2015).
1.171 pasien aktif (Renal Registry, 2014). Discharge planning merupakan layanan
Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD yang mempersiapkan pasien untuk
Salatiga diketahui pada tahun 2017 terdapat mendapatkan kontinuitas perawatan, baik
273 pasien gagal ginjal dengan 5373 dalam proses penyembuhan maupun dalam
tindakan hemodialisa. upaya mempertahankan derajat kesehatan
Kegagalan fungsi ginjal mengakibatkan sampai pasien siap kembali ke lingkungan
ketidakmampuan tubuh membuang sisa (Cawthorn, L., 2005). Discharge planning
metabolisme, hal ini kemudian sebagai bagian dari asuhan keperawatan
mengakibatkan timbulnya berbagai masalah akan optimal pelaksanaannya apabila
kesehatan (Baradero, Dayrit, & Siswadi, didukung oleh pelaksanaan fungsi
2009). Untuk mengatasi masalah kesehatan manajemen yang baik. Kegiatan
yang terjadi, diperlukan terapi baik keperawatan yang berkaitan dengan fungsi
farmakologis maupun nonfarmakologis. manajemen diantaranya adalah perencanaan,
Pasien harus melakukan pengobatan pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan,
terhadap penyakit penyerta, melakukan dan pengendalian (Sulistyawati W, 2016).
hemodialisis dua sampai tiga kali dalam Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
seminggu, serta melakukan pengaturan Hardivianty (2017) diketahui bahwa masih
asupan makanan (protein, lemak, terdapat rumah sakit yang belum maksimal
karbohidrat, natrium dan mineral) (Aziz et dalam melaksanakan discharge planning.
al., 2008). Namun terkadang pasien tidak Beberapa faktor yang menyebabkan belum
memahami dan mematuhi program terapi maksimalnya pelaksanaan discharge
tersebut. Maslakha dan Santi mengatakan planning tersebut, antara lain: sumber daya
bahwa terdapat hubungan yang positif antara manusia yang belum memahami pentingnya
discharge planning dengan tingkat discharge planning, belum tersedianya
kepatuhan pasien GGK dalam menjalani standar operasional prosedur (SOP) dan
hemodialisa (Maslakha & Santy, 2015) dan panduan rencana pemulangan yang sesuai,
Nurimaniati menunjukkan bahwa terdapat serta adanya hambatan yang berasal dari
perbedaan sikap kepatuhan terapi diit faktor personil yaitu pemberi dan penerima
sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan pelayanan (Hardivianty, 2017).
sesudah diberikan pendidikan kesehatan Kegagalan dalam memberikan discharge
pada pasien yang menjalani hemodialisis di planning akan beresiko terhadap beratnya
Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72 | 67
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik pelaksanaan discharge planning pada pasien
(Nursalam, 2009). Prevalensi GGK yang gagal ginjal kronis (GGK) adalah peran
terus mengalami peningkatan educator. Berikut merupakan ungkapan
mengindikasikan dibutuhkannya peran partisipan terkait pentingnya peran educator:
tenaga kesehatan untuk memberikan
“saya dulu pernah bengkak dan sesak nafas
informasi yang cukup kepada pasien terkait
di awal-awal HD karena belum paham, saya
program terapi melalui pelaksanaan sering lemes, kadang minumnya banyak
discharge planning. Melalui pelaksanaan sama makan buah juga, jadi dirawat lagi.
discharge planning yang baik diharapkan Tapi sekarang sudah sering dijelasin sama
kualitas hidup pasien dapat optimal. Tujuan perawatnya, jadi sudah paham. Sekarang
penelitian ini adalah mengetahui manajemen kalo lemes atau pusing abis cuci darah ya
discharge planning pada pasien dengan istirahat, selalu sedia obat juga dirumah.”
gagal ginjal kronis di RSUD Kota Salatiga. (P5Q2A5)

METODE PENELITIAN Dalam menjalankan peran educator


Desain penelitian yang digunakan adalah perawat membantu pasien untuk mampu
studi kasus dengan metode embeded single merawat dirinya dan memiliki pengetahuan
case study. Terdapat dua unit analisis dalam terkait perawatan yang harus dilakukan
studi ini, yaitu perawat dan pasien. setelah pulang dari Rumah Sakit. Hasil
Partisipan dalam penelitian ini adalah penelitian menunjukkan bahwa melalui
perawat dan pasien GGK yang dipilih peran educator pasien mampu melakukan
menggunakan purposive sampling. Untuk diet sesuai anjuran dan mampu menangani
unit analisis pertama, kriteria partisipan efek samping cuci darah secara mandiri
yang dibutuhkan adalah perawat yang dirumah. Hal ini sejalan dengan penelitian
bekerja menangani pasien gagal ginjal yang dilakukan oleh Ana Maria pada tahun
kronis dan memiliki pengalaman kerja di 2014 mengenai Hubungan Persepsi Perawat
Rumah Sakit minimal satu tahun, waktu satu tentang Manfaat Discharge Planning yang
tahun kerja digunakan sebagai anggapan menyatakan bahwa discharge planning
bahwa partisipan sudah memahami dapat membantu kemandirian dan kesiapan
pelaksanaan discharge planning. Sedangkan pasien dalam melakukan perawatan dirumah
untuk unit analisis kedua, kriteria partisipan (Maria Ana, 2014). Peran perawat sebagai
yang dibutuhkan adalah pasien gagal ginjal educator menjadi sangat penting karena
kronis yang melakukan rawat inap, baik pasien GGK harus menjalani pengobatan
pasien baru maupun pasien lama. (HD) dan diet terus-menerus untuk
Pengumpulan data dilakukan melalui mempertahankan kondisi kesehatannya.
wawancara semi-terstruktur dan studi Agar pengobatan dan diet tersebut dapat
dokumentasi discharge planning. Teknik terus berjalan maka dibutuhkan pemahaman
analisis data yang digunakan pada penelitian yang baik mengenai tujuan dan hal-hal yang
ini adalah analisis pencocokan pola, yaitu harus diperhatikan oleh pasien, sehingga
membandingkan perkiraan awal sebelum pasien dapat konsisten dan patuh terhadap
pengumpulan data dengan temuan/fakta di pengobatan yang dilakukannya. Penelitian
lapangan (Yin Robert, K., 2014). Untuk yang dilakukan oleh Endang dan Ichsan
mengecek keabsahan data peneliti tahun 2016 mengenai peran educator dalam
menggunakan teknik triangulasi. Lokasi pelaksanaan discharge planning menyatakan
penelitian yaitu Rumah Sakit Umum Daerah bahwa pelaksanaan discharge planning akan
Salatiga, dengan durasi penelitian tiga bulan, semakin baik jika peran perawat sebagai
dimulai dari Februari sampai April 2018. educator atau pendidik tersebut juga baik
(Pertiwiwati & Rizany, 2016) dan penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Iqonul, dkk pada tahun 2015 mengenai
Peran perawat yang menonjol dalam peran educator dan pengimplementasian
discharge planning adalah peran edukator. discharge planning menyimpulkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran ada hubungan antara peran educator dalam
yang paling menonjol dan sangat penting dalam pelaksanaan discharge planning dengan
68 | Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72
tingkat kepatuhan pasien untuk kontrol, yang dapat membahayakan pasien dan
dalam hal ini jika peran educator baik maka belum melakukan kolaborasi dengan tim
pasien akan patuh kontrol sesuai jadwal kesehatan lainnya untuk memastikan bahwa
yang ditentukan (Iqonul, Pipit, & Suyatno pasien mendapatkan perawatan dirumah atau
Hadi, 2015). Berdasarkan hasil penelitian ini layanan kesehatan lainnya. Penelitian Nelly
dan juga didukung oleh penelitian terdahulu dan Ardia pada tahun 2016 tentang persepsi
menyimpulkan bahwa peran perawat sebagai perawat pelaksana terhadap pentingnya
educator merupakan hal yang fundamental discharge planning menyimpulkan bahwa
dalam pemulihan pasien, sehingga sangat perawat mempersepsikan perawatan lanjutan
penting bagi perawat untuk memberikan dirumah dalam discharge planning penting
pendidikan yang menekankan pada untuk diberikan. Dalam hal ini peran
kemandirian pasien setelah lepas dari perawat adalah menjelaskan treatment
perawatan dirumah sakit. lanjutan yang dibutuhkan setelah pasien
pulang untuk memastikan bahwa perawatan
Perawat pelaksana menjalankan peran pasien terus berlanjut (Safrina & Putra,
sebagai pelaksana discharge planning dan 2016). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Kepala Ruang menjalankan peran dalam pelaksanaan discharge planning,
menegerial. Kepala ruang turut berperan serta
melakukan fungsi menejemen. Kepala ruang
Berikut merupakan ungkapan partisipan
melakukan pengawasan dan pengarahan
terkait tema:
terhadap kinerja perawat pelaksana.
“pertama ya dikaji dulu kalau pasien sudah Penelitian Wiwin Sulistyawati tahun 2016
membaik dan dibolehkan untuk pulang ya tentang Implementasi Fungsi Manajemen
kita kasih Discharge Planning. Sebelum menyatakan bahwa implementasi fungsi
pulang kita lihat dulu keluarga atau pasien managemen diperlukan dalam pelaksanaan
bisa tidak melakukan perawatan dirumah discharge planning dan semakin tinggi
dan mengatur makanannya.” (PP3Q5A1) persepsi perawat pelaksana tentang fungsi
manajemen maka semakin meningkat
Selain menjalankan peran educator, pelaksanaan discharge planning
perawat juga menjalankan peran sebagai (Sulistyawati W, 2016).
pelaksana discharge planning atau pemberi
asuhan keperawatan. Perawat melakukan Perubahan gaya hidup yang dialami
pengkajian terhadap kondisi pasien, pasien gagal ginjal kronis yakni melakukan
memastikan bahwa pasien sudah memenuhi diet, pengaturan cairan, pengobatan, dan
kriteria pemulangan seperti; Hb dan pembatasan aktivitas.
kreatinin dalam batas normal, serta tidak
mengalami sesak nafas. Kemudian perawat Berikut ungkapan tentang tema dari
partisipan:
memberikan discharge planning sesuai
kebutuhan pasien dan melakukan evaluasi “sebelumnya kan saya ngajar di Solo, karena
terhadap discharge planning yang sudah didiagnosa penyakit gagal ginjal ini
diberikan. Cynthia Hardivianty tahun 2017 sekarang saya akhirnya sudah tidak ngajar
menyatakan bahwa beberapa proses lagi. Jadi untuk menjaga kesehatan saya
pelaksanaan discharge planning yang harus cuma dirumah aja. Yang penting harus
dilakukan adalah pengkajian tentang dijaga itu, ABG mbak: Air, Buah, Garam.
kebutuhan pelayanan kesehatan, pengkajian Aktivitas juga tidak boleh terlalu capek sama
kebutuhan pendidikan kesehatan untuk rutin HD.” (P5Q1A1)
pasien dan keluarga, dan pengkajian faktor-
faktor lingkungan di rumah yang dapat Penyakit gagal ginjal kronis
mengganggu perawatan diri (Hardivianty, menyebabkan pasien mengalami perubahan
2017). Namun hasil penelitian menunjukkan gaya hidup seperti harus melakukan diet,
bahwa perawat belum melakukan pengaturan cairan, pengobatan, HD, serta
pengkajian faktor-faktor lingkungan rumah melakukan pembatasan aktivitas.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72 | 69
bahwa pasien GKK terpaksa harus Berikut merupakan ungkapan partisipan
mengurangi beban kerjanya untuk terkait kurang maksimalnya pelaksanaan
mempertahankan kondisi kesehatannya, discharge planning:
selain itu pasien GGK juga diharuskan
mematuhi dan memahami jenis makanan “paling si SDM nya mbak, bisa dari perawat
dan pasien. terkadang SDM nya rendah, jadi
dan buah yang boleh dan tidak boleh
susah paham dan kita harus mengulang-
dikonsumsi, jadwal melakukan hemodialisis, ulang, dan kadang perawatnya juga sibuk.”
dan jumlah cairan yang boleh diminum. (PP5Q6A1)
Namun pada pasien GKK yang juga “menurut saya si belum dilaksanakan
terdiagnosa penyakit lain seperti Diabetes dengan maksimal mbak, soalnya belum
Mellitus menyatakan bahwa sangat sulit pernah diadakan sosialisasi atau pelatihan
untuk melakukan pembatasan cairan, karena tentang discharge planning.
terus merasa haus sehingga terkadang Pendokumentasiannya juga kadang tidak
mengalami pembengkakan dan sesak nafas. lengkap.” (PP1Q7A1)
Penelitian Azimatunnisa tahun 2011 tentang
kesiapan klien menghadapi pemulangan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
menyatakan bahwa mayoritas pasien yang bahwa hambatan yang menyebabkan
mendapatkan informasi mengenai penyakit, pelaksanaan discharge planning belum
menejemen aktifitas, pengobatan, nutrisi, maksimal adalah faktor personil yaitu
dan komplikasi tidak mengalami perasaan pemberi dan penerima pelayanan. Dalam hal
khawatir yang membuatnya melakukan ini dikatakan sebagai hambatan internal dan
kunjungan ke fasilitas kesehatan eksternal. Hambatan internal berasal dari
(Azimatunnisa, 2011). Hasil penelitian perawat, diantaranya adalah beban kerja dan
menunjukkan bahwa pasien yang sudah motivasi perawat. Tingginya beban kerja
lama terdiagnosa GGK lebih memahami hal- menyebabkan perawat harus mengerjakan
hal yang harus dilakukan untuk berbagai pekerjaan dalam sekali waktu,
mempertahankan kesehatannya, seperti tidak sehingga dalam melakukan discharge
mengkonsumsi buah yang mengandung planning perawat cenderung hanya
kalium, makanan yang dapat meningkatkan melakukan tahapan-tahapan yang penting
kreatinin, dan cara mengatasi efek samping saja. Gerson Mumu, dkk 2017 dan Ratna
cuci darah. Hal ini dikarenakan pasien yang Agustin pada tahun 2017 dalam
sudah lama terdiagnosa GKK lebih memiliki penelitiannya menyatakan hal yang sama
banyak pengalaman dan pengetahuan. Untuk yaitu beban kerja menjadi salah satu faktor
memberikan informasi yang tepat mengenai penyebab kurang maksimalnya peran
diet kepada pasien GGK, maka perawat perawat sebagai educator dalam pemberian
melakukan kolaborasi dengan ahli gizi. Heni, rasa aman kepada pasien (Mumu, Tamunu,
dkk tahun 2017 tentang pelaksanaan & Makausi, 2017) (Ratna, 2017). Hasil
discharge planning di Rumah Sakit penelitian juga menunjukkan bahwa
menyatakan bahwa penjelasan tentang kurangnya motivasi perawat dalam
nutrisi dapat membantu pasien untuk pelaksanaan discahrge planning
meningkatkan status kesehatannya menyebabkan belum maksimalnya
(Marliany, Permana, & Permatasari, 2017) pendokumentasian discharge planning. Hal
dan Lilik dan Wesiana tahun 2015 tentang ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
tingkat kepatuhan pasien GGK menyatakan oleh Nazvia Natasia, dkk 2014 mengenai
bahwa pemahaman tentang diit makanan Hubungan antara Faktor Motivasi dan
akan membantu memperbaiki nutrisi dan Supervisi dengan Kinerja Perawat dalam
mencegah komplikasi seperti hiperglikemi Pendokumentasian Discharge Planning
(Maslakha & Santy, 2015). menyatakan bahwa motivasi perawat
berhubungan dengan kinerja perawat dalam
Penyebab kurang maksimalnya pendokumentasian discharge planning.
pelaksanaan discharge planning Perawat yang memiliki motivasi tinggi akan
melakukan pendokumentasian discharge
planning dengan lengkap (Natasia, Andarini,
70 | Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72
& Koeswo, 2014). Sebagai pelaksana maka hambatan yang ada tersebut perlu
discharge planning, perawat harus memiliki untuk diatasi dan pelaksanaan discharge
pemahaman yang baik tentang discharge planning perlu dioptimalkan sehingga
planning itu sendiri. Berdasarkan hasil derajat kesehatan pasien dapat meningkat.
penelitian diketahui bahwa belum pernah
dilakukan sosialisasi secara mendetail KESIMPULAN
ataupun pelatihan terkait discharge planning Dalam manajemen discharge planning
oleh perawat, sehingga pelaksanaan pada pasien GGK di RSUD Kota Salatiga
discharge planning belum maksimal. Lina diketahui bahwa peran perawat yang sangat
Febrianti pada tahun 2012 dalam penting adalah peran sebagai educator, peran
penelitiannya tentang pengaruh pelatihan sebagai pelaksana discharge planning dan
terhadap kemampuan Perawat Pelaksana peran managerial oleh kepala ruang. Beban
diketahui bahwa kemampuan perawat kerja dan kurangnya motivasi perawat
pelaksana sesudah mendapat pelatihan menjadi hambatan internal kurang
perencanaan pulang lebih baik dari pada maksimalnya pelaksanaan discharge
sebelum mendapatkan pelatihan (Febrianti, planning, sedangkan hambatan eksternal
2012). Hambatan eksternal yang berasal dari berasal dari pasien yang cenderung sulit
pasien adalah pasien sulit untuk memahami untuk menerima informasi.
informasi. Faktor yang menyebabkan pasien DAFTAR PUSTAKA
sulit memahami informasi adalah lamanya Azimatunnisa. (2011). Hubungan Discharge
perawatan dan tingkat pendidikan pasien. Planning Dengan Tingkat Kesiapan
Pasien yang dirawat di Bangsal kelas tiga Klien Dalam Menghadapi Pemulangan
dengan pendidikan rendah lebih sulit untuk di RS PKU Muhammadiyah
memahami informasi dibanding pasien yang Yogyakarta.
berpendidikan tinggi sehingga diperlukan Aziz, M. F., Witjaksono, J., & Rasjidi, H. I.
pengulangan edukasi oleh perawat. Hal ini (2008). Panduan Pelayanan Medik:
sejalan dengan pendapat Aris Budiono Model Interdisiplin Penatalaksanaan
dalam penelitiannya mengenai faktor Kanker Serviks dengan Gangguan
dukungan sosial terhadap kepatuhan Ginjal. Jakarta: EGC.
hemodialisa tahun 2016 yang menyatakan Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y.
bahwa pendidikan yang lebih tinggi (2009). Klien Gangguan Ginjal: Seri
mengindikasikan pengetahuan yang lebih Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.
luas dan memungkinkan pasien untuk dapat Retrieved from
mengontrol dirinya dalam mengatasi https://books.google.co.id/books?id=i9
masalah yang dihadapi, serta mudah mAClWMwKIC&printsec=frontcover
mengerti tentang yang diajarkan oleh &dq=klien+gangguan+ginjal&hl=en&s
petugas kesehatan (Budiono, 2016). a=X&ved=0ahUKEwiE3Kqn3KrcAhV
Penelitian Robert Karolich & Janet Ford QVH0KHdJNAQoQ6AEIJzAA#v=one
tahun 2010 tentang pemahaman dan page&q=klien gangguan ginjal&f=false
pengelolaan penyakit ginjal stadium akhir Bauer, M., Fitzgerald, L., Haesler, E., &
menunjukkan bahwa pemahaman seseorang Manfrin, M. (2009). Hospital discharge
tentang penyakit secara signifikan planning for frail older people and their
mempengaruhi kemampuan mereka untuk family . Are we delivering best
mengelola masalah medis dan emosional practice ? A review of the evidence,
yang kompleks (Karolich & Ford, 2010). 2539–2546.
Oleh karena itu perawat sebagai pelaksana https://doi.org/10.1111/j.1365-
discharge planning bertanggung jawab 2702.2008.02685.x
untuk melaksanakan peran educator sebaik Budiono, A. (2016). Analisis Faktor
mungkin, sehingga pasien dapat memiliki Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan
pemahaman yang baik walaupun Ia Dalam Menajalani Hemodialisa Rutin
berpendidikan rendah. Melihat pentingnya Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di
pelaksanaan discharge planning bagi pasien, Unit Hemodialisa RSUD Kota Salatiga.
Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72 | 71
Cawthorn, L. (2005). Discharge planning dalam Menjalani Terapi Hemodialisis
under the umbrella of advanced nursing di Rumah Sakit Islam Jemursari
practice case manager. Nursing Surabaya, 8, 49–57.
Leadership, 18. Mumu, G., Tamunu, E., & Makausi, E.
Febrianti, L. (2012). Pengaruh Pelatihan (2017). Hubungan Peran Perawat
Terhadap Kemampuan Perawat Sebagai Edukator Dengan Pemenuhan
Pelaksana Melakukan Perencanaan Kebutuhan Rasa Aman Pasien Di
Pulang Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Dr.M.Djamil Padang Daerah Noongan. E-Jurnal, 4(1), 65–
Tahun 2012. 71.
Hardivianty, C. (2017). Evaluasi Natasia, N., Andarini, S., & Koeswo, M.
Pelaksanaan Discharge Planning di (2014). Hubungan antara Faktor
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Motivasi dan Supervisi dengan Kinerja
Gamping Yogyakarta, 1(1), 21–34. Perawat dalam Pendokumentasian
InfoDATIN. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Discharge Planning di RSUD
Kronis. Gambiran Kota Kediri, 12(66), 723–
Institute for health metrics and Evaluation. 730.
(2017). Retrieved from Nuari, N. A., & Widayati, D. (2017).
http://www.healthdata.org/indonesia Gangguan Pada Sistem Perkemihan
Iqonul, H., Pipit, F., & Suyatno Hadi, S. dan Penatalaksanaan Keperawatan.
(2015). Peran perawat educator dan Yogyakarta: Deepublish. Retrieved
pengimplementasian discharge from
planning untuk pemenuhan kepatuhan https://books.google.co.id/books?id=Eb
kontrol pasien, 2(September), 10–16. DWDgAAQBAJ&pg=PA114&dq=defi
Karolich, R. L., & Ford, J. P. (2010). nisi+gagal+ginjal+kronis&hl=en&sa=
Meaning, comprehension, and X&ved=0ahUKEwj5sNm61arcAhXVX
manageability of end-stage renal ysKHfZZAvIQ6AEIMzAC#v=onepage
disease in older adults living with long- &q=definisi gagal ginjal
term hemodialysis. Social Work in kronis&f=false
Health Care, 49(1), 19–37. Nurimanianti. (2015). Perbedaan Sikap
https://doi.org/10.1080/0098138090295 Terhadap Terapi Diit Sebelum Dan
8601 Sesudah Diberikan Pendidikan
Maria Ana, S. (2014). Hubungan Persepsi Kesehatan Pada Penderita Gagal Ginjal
Perawat tentang Manfaat Discharge Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Di
Planning Dengan Pelaksanaan RSUD Kota Salatiga.
Discharge Planning Di Ruang Rawat Nursalam. (2009). Manajemen
Inap Rumah Sakit PKU Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Muhammadiyah Yogyakarta. Keperawatan Profesional. Jakarta:
Marliany, H., Permana, Y., & Permatasari, I. Salemba Medika.
(2017). Pelaksanaan Discharge Pertiwiwati, E., & Rizany, I. (2016). The
Planning di Rumah Sakit, 13(1), 17–26. Role of Nurse Educator with The
Maslakha L, Santi W H. (2015). Analisa Implementation of Discharge Planning
Pemahaman Discharge Planning on Patients in Ulin Hospital, (April).
dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Ratna, A. (2017). Optimalisasi Pelaksanaan
Gagal Ginjal Kronis (GGK) dalam Discharge Planning melalui
Menjalani Terapi Hemodialisis di Pengembangan Model Discharge
Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Planning Terintegrasi Pelayanan
Jurnal Ilmiah Keperawatan, 8. Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Maslakha, L., & Santy, W. H. (2015). Muhammadiyah 2 (1) 2017, 2(1).
Analisa Pemahaman Discharge Renal Registry, I. (2014). 7 th Report Of
Planning dengan Tingkat Kepatuhan Indonesian Renal Registry 2014 7 th
Pasien Gagal Ginjal Kronis (GGK) Report Of Indonesian Renal Registry
72 | Tri Winarni, Treesia Sujana, David Nakka Gasong / Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.9 No.2 (2018) 65-72
2014. http://journal.unika.ac.id/index.php/psi/
Safrina, N., & Putra, A. (2016). Persepsi article/view/369
Perawat Pelaksana Terhadap Sulistyawati W. (2016). Implementasi
Pentingnya Discharge Planning Di Fungsi Manajemen Dalam Pelaksanaan
Rsudza Banda Aceh Nurse ’ S Discharge Planning. Jurnal
Perception of the Importance of Keperawatan STIKES Hang Tuah
Discharge Planning in Rsudza Banda Surabaya, 10.
Aceh. Jurnal Iilmiah Mahasiswa Yin Robert, K. (2014). Case Study
Fakultas Keperawatan, 1(1), 1–9. Research: Design and Methods (5th
https://doi.org/http://jim.unsyiah.ac.id ed.). United Stats of America: SAGE
Savitri, Y. A., & Parmitasari, D. L. N. Publications.
(2015). Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal
Kronis Dalam Melakukan Diet Ditinjau
Dari Dukungan Sosial Keluarga.
Psikodimensia, 14(1), 1–10. Retrieved
from

Anda mungkin juga menyukai