Anda di halaman 1dari 6

Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

LAMPIRAN X KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000
TANGGAL : 3 November 2000

PEDOMAN TEKNIS PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR


DARI PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH DALAM PENGHITUNGAN
PAJAK PEMANFAATAN AIR BAWAH TANAH

.
I PENDAHULUAN C. Ruang Lingkup
A. Latar Belakang Pedoman ini berisi uraian dan
penjelasan tentang cara menentukan dan
Berdasarkan kenyataan, air bawah
menghitung Nilai Perolehan Air dari peman-
tanah masih merupakan andalan utama sebagai
faatan air bawah tanah terutama komponen dari
sumber air bersih bagi masyarakat baik untuk
Harga Dasar Air disertai dengan lampiran contoh
keperluan rumah tangga sederhana yang bersifat
perhitungannya
tidak komersial maupun untuk keperluan
komersial misalnya industri, perhotelan,
II. PENGERTIAN
perkantoran umum atau perdagangan,
pemukiman mewah atau apartemen, pertanian, 1. Nilai Perolehan Air (NPA) adalah nilai air bawah
perikanan, peternakan, dll. tanah yang telah diambil dan dikenai pajak
Peningkatan pengambilan air bawah pemanfaatan air bawah tanah, besarnya sama
tanah lama kelamaan akan menimbulkan dengan volume air yang diambil dikalikan
dampak lingkungan. Di daerah perkotaan dan dengan harga dasar air.
kawasan industri pengambilan air bawah tanah 2. Harga Dasar Air (HDA) adalah harga air bawah
dengan intensitas tinggi mengakibatkan tanah per satuan volume yang akan dikenai
berkurangnya sumberdaya air bawah tanah pajak pemanfaatan air bawah tanah, besarnya
sehingga sering menimbulkan konflik sama dengan harga air baku dikalikan dengan
pengambil air bawah tanah. faktor nilai air.
Secara alami air bawah tanah tidak 3. Harga Air Baku (HAB) adalah harga rata-rata air
dibatasi oleh batas wilayah administrasi maupun bawah tanah per satuan volume di suatu daerah
batas kepemilikan lahan, sehingga air bawah yang besarnya sama dengan nilai investasi untuk
tanah merupakan sumberdaya alam milik mendapatkan air bawah tanah tersebut dibagi
bersama artinya pengambilan di suatu tempat dengan volume produksinya.
akan berpengaruh pada tempat lain di 4. Faktor Nilai Air (FNA) adalah suatu bobot nilai
sekitarnya. Karena besarnya pengambilan air dari komponen sumberdaya alam dan
bawah tanah tidak sama, maka demi keadilan kompensasi pemulihan, peruntukan dan
pengambil dengan volume yang lebih besar pengelolaan, besarnya ditentukan berdasarkan
pada prinsipnya harus memberikan kompensasi subyek kelompok pengguna air serta volume
kepada pengambil yang volume pengambilannya.
pengambilannya lebih kecil. Kompensasi 5. Kompensasi pemulihan adalah biaya yang
tersebut diwujudkan dalam bentuk pajak dipungut untuk upaya pemulihan atas kerusakan
pemanfaatan air bawah tanah. lingkungan yang telah maupun akan terjadi
akibat pengambilan air bawah tanah.
B. Maksud dan Tujuan 6. Kompensasi peruntukan dan pengelolaan adalah
Pedoman ini ditujukan sebagai acuan biaya yang dipungut dengan subsidi silang
untuk menghitung besarnya Nilai Perolehan Air pengambilan air bawah tanah.
dari pemanfaatan air bawah tanah. Manfaat 7. NPABT adalah Nilai Perolehan Air Bawah
utama pedoman ini adalah untuk memberikan Tanah.
pegangan bagi Pemerintah Daerah dalam
menentukan Nilai Perolehan Air dari III. KOMPONEN NILAI PEROLEHAN AIR
pemanfaatan air bawah tanah sesuai dengan
A. Dasar Pengenaan Pajak
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1997
tentang Pajak Daerah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 1997, dasar pengenaan pajak

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 428


Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

pemanfaatan air adalah nilai perolehan air (NPA) pengambilannya, tetapi umumnya
yang nilainya ditentukan oleh sebagian atau mempunyai potensi yang besar dan
seluruh faktor berikut ini : tidak mudah terkena pencemaran.
1. jenis sumber air; 3) Mataair sebagai sumberdaya alam
2. lokasi sumber air; umumnya mempunyai potensi serta
3. volume air yang diambil; tingkat kesulitan pengambilan
4. kualitas air; yang sangat beragam, tergantung
5. luas areal tempat pemakaian air; besarnya debit serta lokasi
6. musim pengambilan air; pemunculannya.
7. tingkat kerusakan lingkungan yang
diakibatkan oleh pengambilan air dan/atau b
. Lokasi Sumber Air Bawah Tanah
pemanfaatan air. Potensi sumberdaya air bawah
tanah tidak merata di seluruh daerah dan
Besarnya pajak pemanfaatan air bawah tanah
keberadaannya tidak dibatasi oleh wilayah
maksimum adalah :
administrasi maupun lahan kepemilikan.
Pajak pemanfaatan air bawah tanah = 20% x Nilai strategis sumber air bawah tanah
NPA tergantung dari keberadaan sumber air
Cara menghitung Nilai Perolehan Air (NPA) alternatif lainnya. Air bawah tanah di suatu
adalah volume air yang diambil (V), dikalikan lokasi mempunyai sifat yang strategis dan
dengan Harga Dasar Air (HDA): vital, apabila tidak ada sumber air alternatif
lain yang dapat dipakai sebagai sumber
NPA = V x HDA
air baku, misalnya air sungai ataupun air
B. Nilai Perolehan Air yang dipasok oleh jaringan air bersih
(PDAM) sehingga air bawah tanah menjadi
Nilai Perolehan Air mengandung dua satu-satunya sumber air di lokasi atau
komponen ialah Volume dan Harga Dasar Air daerah tersebut. Berdasarkan keberadaan
(HDA). Komponen yang berupa volume adalah sumber air alternatif tersebut maka nilai
besarnya pengambilan air. Sedangkan strategis air bawah tanah dapat di bedakan
komponen Harga Dasar Air besarnya ditentukan menjadi dua daerah:
dari :
1) Daerah di luar jangkauan sumber air
1. Komponen Sumberdaya Alam alternatif
Komponen sumberdaya alam air bawah 2) Daerah di dalam jangkauan sumber air
tanah nilainya ditentukan oleh faktor jenis alternatif
air bawah tanah, lokasi sumber air bawah
c
. Kualitas Air Bawah Tanah
tanah, dan kualitas air bawah tanah.
Kualitas sumberdaya air bawah
a
. Jenis Air Bawah Tanah tanah tergantung pada komposisi batuan
Jenis sumber air bawah tanah terdiri yang membentuk akuifer serta pengaruh
atas air bawah tanah dangkal dan air dari luar, misalnya air laut dan sumber
bawah tanah dalam termasuk mata pencemaran. Secara umum kualitas air
air: dibedakan menjadi dua ialah :
1) Air bawah tanah dangkal sebagai 1) Kualitas baik untuk bahan baku air
sumberdaya alam mempunyai minum
kemudahan dalam pengambilannya 2) Kualitas jelek untuk bahan baku air
tetapi rawan terhadap pencemaran minum
dan pada umumnya mempunyai Kualitas air jelek misalnya
potensi yang terbatas. Air bawah mempunyai kadar salinitas yang tinggi
tanah dangkal didefinisikan sehingga bersifat payau ataupun asin atau
sebagai air yang terdapat dalam tidak layak untuk dijadikan bahan baku
akuifer bebas. air minum.
2) Air bawah tanah dalam sebagai
2. Komponen Kompensasi Pemulihan
sumberdaya alam mempunyai
tingkat kesulitan yang lebih tinggi Kompensasi Pemulihan air bawah tanah
dibandingkan dengan air bawah merupakan biaya bagi usaha perbaikan
tanah dangkal dalam hal perubahan lingkungan akibat pengambilan air

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 429


Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

bawah tanah. Kompensasi ini dikenakan bagi A. Bobot Komponen Sumberdaya Alam
semua jenis pengambilan air bawah tanah dan Berdasarkan kriteria air bawah tanah yang
bagi semua tingkat dampak pengambilan air merupakan gabungan dari komponen
bawah tanah, baik telah ataupun belum sumberdaya air bawah tanah maka dibedakan
menimbulkan kerusakan lingkungan. menjadi tiga tingkatan bobot yang dihitung
Biaya kompensasi pemulihan kerusakan secara eksponensial terhadap nilai peringkatnya.
lingkungan tersebut meliputi : 1. Suatu daerah yang mempunyai sumberdaya
a. Biaya pemulihan yang diperlukan akibat air bawah tanah dengan potensi besar baik
terjadi penurunan muka air bawah tanah; kualitas maupun kuantitas tetapi terdapat
b. Biaya pemulihan yang diperlukan akibat sumberdaya air alternatif mempunyai
terjadi salinisasi; peringkat 3 maka diberi bobot 9.
c. Biaya pemulihan yang diperlukan akibat 2. Suatu daerah yang mempunyai sumberdaya
terjadi penurunan muka tanah (land air bawah tanah dengan potensi besar baik
subsidence); kualitas maupun kuantitas tetapi tidak
d. Biaya pemulihan yang diperlukan akibat terdapat sumberdaya air alternatif mem-
terjadi pencemaran air bawah tanah. punyai peringkat 2 maka diberi bobot 4.
Semakin besar volume pengambilan 3. Suatu daerah yang mempunyai sumberdaya
air bawah tanah maka semakin besar pula resiko air bawah tanah dengan potensi kecil
kerusakannya sehingga besarnya kompensasi karena kualitasnya jelek mempunyai
ditentukan secara progresif tergantung besarnya peringkat 1 maka diberi bobot 1.
volume pengambilan air bawah tanah. Bobot tersebut dihitung secara
3. Komponen Kompensasi Peruntukan dan eksponensial pangkat dua terhadap nilai
Pengelolaan peringkatnya. Nilai eksponen dua tersebut
merupakan nilai rata-rata sumberdaya air bawah
Penggunaan air bawah tanah
tanah, tetapi dimungkinkan nilai eksponen lebih
diprioritaskan untuk air minum serta dibedakan
kecil atau lebih besar dari nilai dua tersebut
berdasarkan subyek pemakainya. Selain itu air
tergantung keadaan sumberdaya air bawah tanah
bawah tanah dikelola agar dapat dimanfaatkan
setempat dan ketentuan daerah.
secara optimal dan berkesinambungan. Untuk
itu pemakai air bawah tanah perlu dikenai Berdasarkan kombinasi komponen air
kompensasi biaya peruntukan dan pengelolaan bawah tanah sebagai sumberdaya alam
yang dibedakan sebagai berikut : sebagaimana diuraikan di atas maka dapat
dikelompokkan dan diberikan bobot
a. Non Niaga;
berdasarkan nilai potensinya sebagai berikut :
b. Niaga Kecil;
c. Industri Kecil; Tabel a : Bobot komponen sumberdaya alam
d. Niaga Besar;
e. Industri Besar. No Kriteria Peringkat Bobot
Setiap kelompok pemakai dikenai 1. Air bawah tanah, kualitas baik, ada
biaya peruntukan yang berbeda dimana usaha sumber air 3 9
2. alternatif 2 4
non niaga paling kecil dan usaha industri pal-
3. Air bawah tanah, kualitas baik, 1 1
ing besar pungutannya. tidak ada sumber air alternatif
Bila dipandang perlu setiap kelompok Air bawah tanah, kualitas jelek
tersebut masih dapat diperinci atau dibedakan
menjadi beberapa jenis pemakai disesuaikan
dengan kondisi daerah setempat. Bobot tesebut diatas dipakai sebagai faktor
pengali terhadap harga air baku air bawah
IV. PENENTUAN NILAI PEROLEHAN AIR tanah. Harga air baku air bawah tanah dihitung
mengacu pada biaya investasi eksploitasi air
Nilai Perolehan Air ditentukan berdasarkan bawah tanah rata-rata di suatu daerah.
komponen sumberdaya alam, komponen
kompensasi untuk pemulihan, peruntukan dan
pengelolaan. Masing-masing komponen tersebut
ditetapkan nilainya berdasarkan kriteria yang telah
disebutkan di atas.

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 430


Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

B. Bobot Komponen Kompensasi Kompensasi (tabel c) = 40% dikalikan Bobot


Komponen Kompensasi
Bobot komponen kompensasi untuk usaha
(tabel b) +
pemulihan, peruntukan dan pengelolaan
(selanjutnya disebut sebagai kompensasi) Jumlah = Faktor Nilai Air
ditetapkan terutama berdasarkan jenis
penggunaan (subyek pengambil) dan volume Harga Dasar Air dirumuskan sebagai berikut :
pemakaiannya setiap bulan secara progresif
sebagai berikut : HDA = (Faktor Nilai Air) x (Harga Air Baku)

Tabel b : Bobot komponen kompensasi


Nilai Perolehan Air dirumuskan sebagai
No Peruntukan 0-50 51-500 501-1000 1001-2500 >2500 berikut :
m3 m3 m3 m3 m3
1. Non Niaga 1 1,1 1,2 1,3 1,4 NPA = (Volume) x (Faktor Nilai Air) x (Harga Air Baku)
2. Niaga Kecil 2 2,2 2,4 2,6 2,8
3. Industri 3 3,3 3,6 3,9 4,5 Contoh Cara Perhitungan Nilai Perolehan Air
Kecil
4. Niaga Besar 4 4,4 4,8 5,2 5,6 1. Perhitungan Harga Air Baku
5. Industri 5 5,5 6,0 6,5 7,0
Besar Misal di suatu daerah untuk mendapatkan air
baku digunakan sumurbor dalam dengan
perincian harga eksploitasi sebagai berikut :
Nilai bobot setiap kelompok tersebut
dipakai sebagai pengali terhadap harga air baku. Pembuatan sumurbor
Nilai bobot tersebut ditetapkan berdasarkan kedalaman 150 m Rp. 150.000.000,00
ketentuan daerah, nilai bobot lebih kecil atau Biaya operasional
lebih besar dari nilai tersebut di atas. selama 5 tahun Rp. 60.000.000,00
Jumlah Rp. 210.000.000,00
C. Prosentase Komponen Harga Dasar Air
Umur produksi sumurbor tersebut dimisalkan 5
Setiap komponen Harga Dasar Air tahun, debit sumur 50 m3/hari sehingga volume
mempunyai prosentase masing-masing yang pengambilan atau produksi air selama
besarnya sebagai berikut : 5 tahun = 5 x 365 x 50 m3 = 91.250 m3
Tabel c : Bobot Komponen Harga Dasar Air Sehingga Harga Air Baku = Rp. 210.000.000/
91.250 m3 = Rp. 2.301/m3
No Komponen Bobot
1 Sumberdaya Alam 60%
Untuk memperoleh harga air baku yang berasal
2. Kompensasi Pemulihan, 40% dari mataair dapat digunakan perhitungan
Peruntukan dan Pengelolaan seperti di atas dengan memasukkan komponen
biaya penurapan, perpipaan dan biaya
pengolahan.
D. Harga Air Baku
Air baku dalam pengertian ini merupakan 2. Perhitungan Nilai Perolehan Air
air yang berasal dari air bawah tanah termasuk
a
. Pengguna air bawah tanah untuk keperluan Non
mata air yang telah diambil dari sumbernya dan
Niaga
telah siap untuk dimanfatkan. Harga air baku
merupakan nilai rupiah dari biaya eksploitasi Jumlah volume pemanfaatan air bawah
atau investasi untuk mendapatkan air baku tanah 3000 m3, kualitas baik, ada sumber air
tersebut besarnya yang ditentukan oleh Daerah. alternatif (di dalam daerah jaringan PDAM) maka
perhitungan NPA sebagai berikut :
E. Rumusan Nilai Perolehan Air
Perhitungan Faktor Nilai Air
Berdasarkan berbagai komponen tersebut
Volume 0 - 50 m3
di atas maka Faktor Nilai Air dapat dirumuskan
sebagai berikut : Komponen Sumberdaya
Alam = 9 x 0,6 = 5,4
Sumberdaya alam = 60% dikalikan Bobot Komponen Kompensasi = 1 x 0,4 = 0,4
(tabel c) Komponen Sumberdaya Jumlah Faktor Nilai Air = 5,8
alam (tabel a)
Volume 51 - 500 m3

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 431


Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

Komponen Sumberdaya Volume 51 - 500 m3


Alam = 9 x 0,6= 5,4 Komponen Sumberdaya Alam = 9 x 0,6 = 5,4
Komponen Kompensasi = 1,1 x 0,4= 0,44 Komponen Kompensasi = 4,4 x 0,4= 1,76
Jumlah Faktor Nilai Air = 5,84 Jumlah Faktor Nilai Air = 7,14

Volume 501 - 1000 m3 Volume 501 - 1000 m3


Komponen Sumberdaya Komponen Sumberdaya Alam = 9 x 0,6= 5,4
Alam = 9 x 0,6= 5,4 Komponen Kompensasi = 4,8 x 0,4= 1,92
Komponen Kompensasi = 1,2 x 0,4= 0,48 Jumlah Faktor Nilai Air = 7,32
Jumlah Faktor Nilai Air = 5,88
Volume 1001 - 2500 m3
Volume 1001 - 2500 m3 Komponen Sumberdaya Alam = 9 x 0,6 = 5,4
Komponen Sumberdaya Komponen Kompensasi = 5,2 x 0,4= 2,08
Alam = 9 x 0,6= 5,4 Jumlah Faktor Nilai Air = 7,48
Komponen Kompensasi = 1,3 x 0,4= 0,52
Jumlah Faktor Nilai Air = 5,92 Volume 2500 - 3000 m3
Komponen Sumberdaya Alam = 9 x 0,6 = 5,4
Volume 2500 - 3000 m3 Komponen Kompensasi = 5,6 x 0,4= 2,24
Komponen Sumberdaya Jumlah Faktor Nilai Air = 7,64
Alam = 9 x 0,6= 5,4
Komponen Kompensasi = 1,4 x 0,4= 0,56 Perhitungan nilai Perolehan Air
Jumlah Faktor Nilai Air = 5,96 (Volume x Harga Dasar Air) = (Volume x Faktor
Nilai Air x Harga Air Baku)
Perhitungan nilai Perolehan Air Volume 0 - 50 m3 =
(Volume x Harga Dasar Air) = (Volume x Faktor 50 x 6,00 x Rp. 2.301 = Rp. 690.300
Nilai Air x Harga Air Baku) Volume 51 - 500 m3 =
450 x 7,16 x Rp. 2.301 = Rp. 7.413.822
Volume 0 -50 m3 = Volume 501-1000 m3 =
50 x 5,80 x Rp. 2.301 = Rp. 667.290 500 x 7,32 x Rp. 2.301 = Rp. 8.421.660
Volume 51-500 m3 = Volume 1001-2500 m3 =
450 x 5,84 x Rp. 2.301 = Rp. 6.047.028 1500 x 7,48 x Rp. 2.301 = Rp. 25.817.220
Volume 501-1000 m3 = Volume 2500-3000 m3 =
500 x 5,88 x Rp. 2.301 = Rp. 6.764.940 500 x 7,64 x Rp. 2.301 = Rp. 8.789.820
Volume 1001-2500 m3 =
NPA = Rp. 51.132.822
1500 x 5,92 x Rp. 2.301 = Rp. 20.432.880
Volume 2500-3000 m3 = Pajak pemanfaatan air bawah tanah =
500 x 5,96 x Rp. 2.301 = Rp. 6.856.980 20% x NPA = Rp. 10.226.564
NPA = Rp. 40.769.118 c
. Pengguna air bawah tanah untuk keperluan Non
Pajak pemanfaatan air bawah tanah = Niaga
20% x NPA = Rp. 8.153.823 Jumlah volume pemanfaatan air bawah tanah
b
. Pengguna air bawah tanah untuk keperluan Niaga 3000 m3 , kualitas baik, tidak ada sumber air
Besar alternatif (di luar daerah jaringan PDAM) maka
perhitungan NPA sebagai berikut :
Jumlah volume pemanfaatan air bawah tanah
3000 m3 , kualitas baik, ada sumber air alternatif
Perhitungan Faktor Nilai Air
(di dalam daerah jaringan PDAM) maka
perhitungan NPA sebagai berikut : Volume 0 - 50 m3
Perhitungan Faktor Nilai Air Komponen Sumber Daya alam = 4 x 0,6 = 2,4
Volume 0 - 50 m3 Komponen Kompensasi = 1 x 0,4 = 0,4
Komponen Sumberdaya alam = 9 x 0,6 = 5,4 Jumlah Faktor Nilai Air = 2,8
Komponen Kompensasi = 4 x 0,4 = 1,6
Jumlah Faktor Nilai Air = 6,0

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 432


Lampiran X Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Nomor 1451 K/10/MEM/2000

Volume 51 - 500 m3 Volume 51 - 500 m3


Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4 Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Kompensasi = 1,1 x 0,4= 0,44 Komponen Kompensasi = 4,4 x 0,4= 1,76
Jumlah Faktor Nilai Air = 2,84 Jumlah Faktor Nilai Air = 4,16

Volume 501 - 1000 m3 Volume 501 - 1000 m3


Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Kompensasi = 4,8 x 0,4= 1,92
Komponen Kompensasi = 1,2 x 0,4= 0,48
Jumlah Faktor Nilai Air = 4,32
Jumlah Faktor Nilai Air = 2,88
Volume 1001 - 2500 m3
Volume 1001 - 2500 m3
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4 Komponen Kompensasi = 5,2 x 0,4= 2,08
Komponen Kompensasi = 1,3 x 0,4= 0,52 Jumlah Faktor Nilai Air = 4,48
Jumlah Faktor Nilai Air = 2,92
Volume 2500 - 3000 m3
Volume 2500 - 3000 m3
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Sumberdaya Alam = 4 x 0,6 = 2,4 Komponen Kompensasi = 5,6 x 0,4= 2,24
Komponen Kompensasi = 1,4 x 0,4= 0,56 Jumlah Faktor Nilai Air = 4,64
Jumlah Faktor Nilai Air = 2,96
Perhitungan Nilai Perolehan Air
Perhitungan Nilai Perolehan Air
(Volume x Harga Dasar Air) = (Volume x Faktor
(Volume x Harga Dasar Air) = (Volume x Faktor Nilai Air x Harga Air Baku)
Nilai Air x Harga Air Baku)
Volume 0 - 50 m3 =
Volume 0 - 50 m3 = 50 x 4,00 x Rp. 2.301 = Rp. 460.200
50 x 2,80 x Rp. 2.301 = Rp. 322.140
Volume 51 - 500 m3 =
Volume 51 - 500 m3 = 450 x 4,16 x Rp. 2.301 = Rp. 4.307.472
450 x 2,84 x Rp. 2.301 = Rp. 2.940.678
Volume 501-1000 m3 =
Volume 501-1000 m3 = 500 x 4,32 x Rp. 2.301 = Rp. 4.970.160
500 x 2,88 x Rp. 2.301 = Rp. 3.313.440
Volume 1001-2500 m3 =
Volume 1001-2500 m3 = 1500 x 4,48 x Rp. 2.301 = Rp. 15.462.720
1500 x 2,92 x Rp. 2.301 = Rp. 10.078.380
Volume 2500-3000 m3 =
Volume 2500-3000 m3 = 500 x 4,64 x Rp. 2.301 = Rp. 5.338.320
500 x 2,96 x Rp. 2.301 = Rp. 3.405.480
NPA = Rp. 30.538.872
NPA = Rp. 20.060.118
Pajak pemanfaatan air bawah tanah =
Pajak pemanfaatan air bawah tanah =
20% x NPA = Rp. 6.107.774
20% x NPA = Rp. 4.012.023
F. Penutup
d. Pengguna air bawah tanah untuk keperluan Non
Niaga Besar Pedoman ini berisi tentang garis besar yang
Jumlah volume pemanfaatan air bawah tanah masih dimungkinkan untuk dirinci oleh Daerah baik
3000 m3 , kualitas baik, tidak ada sumber air mengenai pembagian kelompok maupun besarnya
alternatif (di luar daerah jaringan PDAM) maka bobot penilaian yang disesuaikan dengan kondisi
perhitungan NPA sebagai berikut : sumberdaya air bawah tanah serta kondisi sosial
ekonomi Daerah setempat.
Perhitungan Faktor Nilai Air
Volume 0 - 50 m3
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Komponen Sumber Daya alam = 4 x 0,6 = 2,4
Komponen Kompensasi = 4 x 0,4 = 1,6 ttd
Jumlah Faktor Nilai Air = 4,0
Purnomo Yusgiantoro

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 433

Anda mungkin juga menyukai