Anda di halaman 1dari 13

PENGUSAHA KENA PAJAK

KELOMPOK 4

1. Ni Putu Widya Adnyani (1707342078 / 06)


2. Ni kadek sona antari ( 1707342090/ 17)
3. Paulus Ray Hollyviera Kurniawan N. (1707342107 / 31)

Program Diploma III Perpajakan


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
Semester Ganjil

1
PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Pajak merupakan salah satu aset pemasukan bagi Negara dan tidak dapat
dipungkiri bahwa sebagian besar sumber pembiayaan negara berasal dari sektor
pajak. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara
untuk membiayai pengeluaran rutin dan ‘surplus’nya digunakan untuk public
sarving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment
(Soemitro,1974)

Penerimaan dari sektor pajak sangat mendukung terlaksannya pembangunandi


berbagai sector sebagai wujud pelayanan pemerintah kepada masyarakat.
Pemahaman akan peraturan perpajakan menjadi sangat penting bagi para wajib
pajak agar bias menghitung kewajiban pajaknnya dengan tepat serta mengerti
bagaimana melaksanakan hak dan kewajibannya yang terkait dengan pajak.
Apalagi dengan system selft assement seperti yang di terapkan di Indonesia.

Wajib pajak yang sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha kena pajak (PKP)
wajib untu memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN), sarana yang digunakan
untuk melakukan kewajiban ini adalah faktur pajak, Faktur pajak merupakan
bukti pungutan pajak dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan
pajak masukan. Oleh karena itu, faktur pajak harus benar baik secara formal
maupun secara material supaya dapat dikreditkan ,jika tidak diisi sesuai denngan
ketentuan dapat mengakibatkan PPN yang tercantum tidak dapat diikreditkan .

2
B.Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud pengusaha kena pajak?


2. Jelaskan pengukuhan dan pelaporan pengusaha kecil
3. Bagaimana kewajiban pengusaha kena pajak?
4. Bagaimana Harga jual atau penggantian dalam hal terdapat hubungan
istimewa

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian pengusaha kena pajak


2. Untuk mengetahui pengukuhan dan pelaporan pengusaha kecil
3. Untuk mengetahui kewajiban pengusaha kena pajak
4. Untuk mengetahui harga jual atau penggantian dalam hal terdapat hubungan
istimewa

3
PEMBAHASAN

5.1 Pengertian pengusaha kena pajak (pkp)

Pasal 1 angka 14 UU PPN: Pengusaha adalah orang pribadi atau badan


dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya
menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang
melakukan usaha perdagangan,memanfaatkan jasa termasuk
mengekspor jasa,atau memanfaatkan jasa dari luar Daerah Pabean.
Pasal 1 angka 5 UU KUP: PKP adalah pengusaha yang melakukan
penyerahan barang kena pajak (BKP) dan atau penyerahan jasa pajak
pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
Pasal 2 ayat (2) UU KUP: Setiap Wajib pajak sebagai pengusaha yag
dikenal pajak berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan nilai
1984 dan perubahnnya, wajib melaporkan usaha pada kantor
Direktorat Jendral Pajak yag wilayah kerjannya meliputi tempat
tinggal atau tempat kedudukan pengusaha ,dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi pengusaha kena pajak.

5.2 Pengukuhan Dan Pelaporan Pengusaha Kecil

Fungsi pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP) selain dipergunaka


untuk mengetahui identitas PKP yang sebenarnnya, juga bergna untuk
mengetahui identitas PKP yang sebenarnnya, juga berguna untuk
melaksanakan hak dan kewajiban di bidang PPN dan/atau PPnBM serta
untuk pengawasan administrasi perpajakan.

Tata cara Pengukuhan Sebagai PKP

Permohonan pendaftaran usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP


dilakukan dengan menggunakan formulir Permohonan Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dengan melampirkan syarat-syarat sebagaimana
pendaftaran NPWP. Atas permohonan tersebut ,DJP akan menerbitkan
Surat pengukuhan Pengusaha kena pajak (sppkp) dalam jangka waktu
4
paling lambat 5 hari sejak permohonan di terima secara lengkap,setelah
dilakukan verifikasi.

Perubahan data PKP diajukan dengan menggunakan formulir


Permohonan Perubahan data dan PKP pindah. Aplikasi e-Registration,
dapat digunakan untuk melakukan pendaftaran usaha untuk dikukuhkan
sebagai PKP dan perubahan data PKP.

Pencabutan & Registrasi Ulang PKP

Pasal 2 ayat (8) UU KUP: Direktur JendralPajak karena jabatanatau atas


permohonan Wajib Pajak dapat melakukan pencabutan pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.

Pasal 2 Ayat (90 UU KUP: Direktur Jendral Pajak setelah melakukan


pemeriksaan harus member keputusan atas permohonan pencabutan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam jangka waktu 6(enam) bulan
sejak tanggal permohonan diterima secara lengkap.

Pencabutan pengukuhan PKP karena jabatan atau permohonan WP dapat


dilakukan dalam hal:

a. PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain;


b. Sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP termasuk PKP yang
jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto untuk suatu tahun buku
tidak melebihibatas jumlah peredaran dan/atau penerimaan bruto
kecil;
c. PKP dipusatkan tempat terutangnya PPN di tempat lain; atau
d. PKP menyalahgunakan Pengukuhan PKP

Pencabutan Pengukuhan PKP dilakukan melalui verifikasi atau


pemeriksaan, Pencabutan PKP dimaksudkan untuk kepentingan
administrasi perpajakan, dan tidak menghilangkan kewajiban perpajakan
yang harus dilakukan PKP yang bersangkutan

5
Registrasi ulang PKP adalah suatu program yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan, penertiban administrasi, pengawasan, dan untuk
menguji pemenuhuan kewajiban subjektif dan objektif Pengusaha Kena
Pajak.

memenuhi persyaratan subjektif dan objektif untuk dikukuhkan sebagai


PKP. Persyaratan subjektif dipenuhi apabila PKP merupakan Pengusaha,
dan persyaratan BKP dan/atau penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean
dan/atau melakukan ekspor BKP berwujud,ekspor JKP, dan/atau ekspor
BKP tidak berwujud

PKP yang tidak memenuhi persyaratan subjektif dan objektif,yaitu

a. PKP dengan status tidak aktif (Non Efektif);


b. PKP yang tidak menyampaikan SPT Masa PPN untuk masa Pajak
Januari-Desember 2011;
c. PKP,yang pada masa pajak Januari-Desember 2011 sebelum
berlakunya Peraturan Direktur Jendral Pajak ini;
d. PKP,yang pada Masa Pajak Januari-Desember 2011,yang pada
bagian periode tersebut tidak menyampaikan SPT Masa PPN atau
menyampaikan SPT Masa PPN yang pajak keluaran dan pajak
Nasional;atau
e. PKP yang tidak diyakini keberadaan dan/atau kegiatan usannya.

Sanksi

Pasal 2 Ayat 4 UU KUP: Apabila Wajib Pajak tidak melaksanakan


kewajiban mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan atau
dikukuhkan sebagai PKP,maka Direktu Jendral Pajak akan menerbitkan
NPWP dan atau mengukuhkan PKP secara jabatan.

Pasal 2 Ayat 4a UU KUP; Dalam hal Wajib Pajak diterbitkan NPWP dan
atau dikukuhkan PKP secara jabtan,kewajiban perpajakan dimulai sejak
saat Wajib Pajak memenuhi persyartan subjektif dan objektif paling lama 5
(lima) tahun sebelum diterbikan NPWP dan atau dikukuhkan PKP secara
jabatan.

6
Pengkuhan PKP secara jabatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan
atau hasil verifikasi. Kewenangan DJP melakukan pemeriksaan utuk 5
(lima0 tahun sebelumn dikukuhkannya PKP secara jabtan dapat
menyebabkan kewajiban tersebut harus dilaksanakan skaligus .

Yang Wajib Dikukuhkan Sebagai PKP

Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)


dan/atau penyerahan jasa kena pajak (JKP) di dalam daerah Pabean
dan/atau melakukan ekspor BKP,JKP,dan /atau ekspor BKP tidak berwujud
di wajibkan melaporkan usahannya untuk dikukuhkan sebagai PKP.

Pengusaha kecil di perkenankan untuk memilih dikukuhkan menjadi


PKP. Apabila pengusaha kecil memilih menjadi PKP , UU PPN juga berlaku
sepenuhnnya bagi pengusaha kecil tersebut, Namun bagi orang pribadi atau
Badan (bukan PKP) yang memanfaatkan BKP Tidak Berwujud dari luar
Daerah Pabean, wajib memungut,menyetor,dan melaporkan PPN yang
terutang dengan menggunakan lembar ketiga Surat Setoran Pajak (SSP) ke
kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang wilayahnnya meliputi tempat tinggal
orang pribadi atau tempat kedudukan badan tersebut paling lama akhir bulan
berikutnnya stelah saat terutangnya pajak.

Pengusaha Kecil

Pengertian Pengusaha Kecil

Pengusaha kecil tidak wajib melaporkan usahannya untuk dikukuh


Pengusaha kecil merupakan pengusaha yang selama 1 tahun buku
melakukan penyerahan Barang Kena pajak dan/atau Jasa Ken Pajak dengan
jumlah Bruto dan/atau penerimaan bruto tidak lebih dari
Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta rupiah). Peredaran
bruto dan/atau penerimaan bruto keseluruhan penyerahaan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang dilakukan oleh pengusaha dalam
rangka kegiatan usahannya.

7
Penyerahan yang Dilakukan oleh Pengusaha Kecil

Atas penyerahan BKP dan atau JKP yang dilakukan oleh Pengusaha
Kecil tidak dikenakan PPN, kecuali jika Pengusaha kecil tersebut memilih
untuk dikukuhkan menjadi PKP. Pengusaha Kecil yang memilih untuk
dikukuhkan sebagai PKP wajib melaksanakan ketentuan sebagaimana
diwajibkan terhadap PKP pada umumnya. Ketentuan tidak dikenakan PPN
tidak berlaku apabila Pengusaha Kecil memilih untuk dikukuhkan sebagai
PKP.

Pengusaha yang Wajib Mendaftarkan Diri untuk Dikukuhkan sebagai


PKP
Pengusaha kecil yang omsetnya telah melampaui batasan peredaran
bruto Rp 4,8 Miliar sampai dengan suatu bulan dalam satu tahun buku,
wajib melaporkan usahannya untuk dikukuhkan menjadi PKP paling lama
akhir bulan berikutnnya setelah bulan saat jumlah peredaran bruto dan/atau
penerimaan brutonya melebihi Rp 4.4800.000.000,00
Contoh:
Bapak Irwan terdaftar di KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua memiliki
toko Onderdil Fatmawati,omset bulan Januari s.d April 2014 mencapai Rp
4,5 miliar Sementara omset bulan Mei 2014 adalah Rp 400 Juta. Dengan
demikian ,batasan Pengusaha Kecil telah terlampaui pada bulan Mei 2014,
sehingga Bapak Irwan harus segera melaporkan usahannya untuk
dikukuhkan sebagai PKP kepada KPP Jakarta Kebayoran Baru Dua
selambat-lambatnya 30 Juni 2014

5.3 Kewajiban Pengusaha Kena Pajak

Pengusaha kena pajak perlu memahami kewajiban perpajakan apabila


pengusaha tersebut sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena pajak
(PKP), Adapun kajiban tersebut diantarannta:

8
Kewajiban
1. Memungut PPN/PPnBM yang terutang
2. Menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang masih harus dibayar
dalam hal Pajak keluaran lebih besar daripada Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan serta menyetorkan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah terutang.
3. Melaporkan PPN/PPnBM terutang
4. Menerbitkan Faktur Pajak untuk setiap Penyerahan BKP dan/atau
JKP

5.4 Harga jual atau penggantian dalam hal terdapat hubungan istimewa

Hubungan istimewa dapat mempengaruhi harga, yaitu adanya


kemungkinan harga di tekan lebih rendah daripada harga pasar. Oleh karena
itu, bila harga jual atau penggantian dipengaruhi oleh hubungan istimewa,
harga jual atau penggantian di hitung atas dasar harga pasar wajar yang
berlaku di pasar bebas pada saat penyerahan barang kena pajak atau jasa
kena pajak itu dilakukan.

Hubunngan istimewa antara pengusaha kena pajka dengan pihak yang


menerima penyerahan barang kena pajak dan/ atau jasa kena pajak
dapatterjadi karena ketergantunganatauketerkaitan satu dengan yang lain
yang disebabkan oleh factor-faktor kepemimpinann atau penyertaan maupun
adanya pengusaha melalui manajemen atau penggunaan teknologi.

Hubungan istimewadiantara orang pribadi dapat pula terjadi karena


aanya hubungan darah atau karena perkawinan.

Fakto-faktor hubungan istimewa

1. Factor kepemimpinan atau penyertaan

Hubungan istimewa dianggap ada apabila terdapat hubungan


kepemilikan berupa penyertaan modal yaitu pengusaha mempunyai
penyertaan langsung atau tidak langsung sebesar 25% (dua puluh lima
persen) atau lebih pada pengusaha lain, atau hubungan antara pengusaha
dengan penyertaan 25% (dua puluh lima persen) atau lebih pada dua

9
pengusaha atau lebih, demikian pula pada hubungan antara dua pengusaha
tau lebih yang disebut terakhir.

Contoh:

a. Penyertaan secara lanngsung

PT A memiliki 50% (lima puluh persen) saham PT B. kepemilikan


saham PT B oleh PT A tersebut merupakan penyertaan modal secara
langsung sebesar lebih dari 25% (dua puluh lima persen). Dala hal ini
dianggap ada hubungan istimewa diantara PT A dan PT B.

b. Pernyataan secara tidak langsung

Jika PT B tersebut diatas memiliki 50% (lima puluh persen) saham PT C


maka PT A sebagai pemegang saham PT B, secara langsung mempunyai
penyertaan pada PT C sebesar 25% (dua puluh lima persen ). Dalam hal
demikian, antara PT A, PT B, dan PT C dianggap terdapat hubungan
istimewa. Hubungan kepemilikan diatas juga dapat terjadi antara rang
pribadi dan badan.

2. Factor pengusaha melelui manajemen atau pengunaan teknologi

Hubungan istimera antara pengusaha dapat juga terjadi karena adanya


penguasaan melelui manajemen ataupun penggunaan tekologi meskipun
tidak terdapat hubungan kepemilikan. Hubungan istimewa ada apabila
pengusaha menguasai pengusaha lainya atau dua atau lebih pengusaha brada
di bawah penguasaan pengusaha yang sama baik langsung maupun tidak
lanngsung.

Contoh:

a. Pengusaha melalui manajemen

TA, direktur utama di perusahaan BB, juga menjabat sebagai direktur


utama diperusaan C. dalam hal ini ada hubungan istimewa antara perusahaan
BB dan C, karena adanya penguasaan melalui manajemen oleh TA terhadap
penguasaan BB dan C.

b. Penguasaan melalui penggunaan teknologi


10
Perusahan X yang memproduksi minuman mengunakan formula yang
diciptakan oleh perusahaan Y. dalam hal ini ada penguasaan melalui
pengguna an teknologi oleh perusaan Y yang terdapat perusaan X sehingga
terjadi hubunngna istimewa antara perusahaan X dan perusahaan Y.

3. Foktor hubungan sedarah atau semenda

Hubungna keluarga baik sedarah mapun semenda dalam garis keturunan


lurus satu derajat dan atau kesamping satu derajat dapat menimbulkan
hubungan istimewa di antra orang pribadi. Hubungan keluarga sedarah
dalam garis keturunan lurus satu derajat adalah hubungan antara seseorang
dengan ayahnya, atau ibunya, atau dengan anaknya. Sedangkan hubungan
keluarga sedarah dalam garis keturunan ke samping atau derajat adalah
hubungan antara seseorang dengan kakaknya, atau dengan adiknya.

Hubungna keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat


adalah hubungan antara seseorang dengan mertuanya, atau dengan anak
tirinya. Hubungan keluarga semenda garis keturunan ke samping atau derajat
adalah hubungan antara seseorang dengan iparnya.

Apabila antara suami istri mempunyai perjanjian pemisaha harta dan


penghasilan, naka hubungan antara suami istri tersebut termasuk dalam
penegertian hubungan istimewa.

11
PENUTUP

KESIMPULAN

Pengusaha kena pajak (PKP) adalah Pengusaha Kena Pajak


danatau penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Barang
Kena Pajak dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenakan
pajak berdasarkan Undang-undang Pajak. Pertambahan Nilai (UU
PPN) 1984 dan perubahannya, tidak termasuk Pengusaha Kecil yang
batasnnya ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan,kecuali
Pengusaha Kecil yang memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha
Kena Pajak.
Apabila pengusaha tersebut sudah dikukuhkan menjadi
Pengusaha Kena Pajak (PKP),maka, pengusaha itu perlu memahami
kewajiban perpajakan

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/id/berita-pajak/12261-transaksi-hubungan-
istimewa

https://news.ddtc.co.id/hak--kewajiban-pengusaha-kena-pajak-8805

https://mynewsblogjaya.blogspot.com/2018/01/makalah-pkp-untuk-
usaha.html?m=1

Waluyo. 2006. Perpajakan Indonesia. Jakarta: SelembaEmpat

Sumadi kadek dkk.2014.Ketentuan Umum Pajak Diktat KUP.Denpasar.CV Sastra


Utama

13

Anda mungkin juga menyukai