Anda di halaman 1dari 5

BAKU EMAS PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DEMAM TIFOID PADA ANAK


A.A Made Sucipta1
1
Dosen Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Kesehatan Denpasar
Agungmade74@yahoo.co.id
Abstract. Typhoid fever is an acute systemic illness cause by infection with Salmonella
typhi which is a lot of in tropical and subtropical country. Incident of typhoid fever in the
world is very difficult to determined because very wide clinical spectrum. Thypoid fever
spread related with urbanisasion, environmental health, poorly sanitation and food hy-
giene industry. Diagnose upheld by clinical manifestation supported by laboratory inves-
tigation like blood count investigation, identify the germ through serological test, identify
the germ by moleculer technique and also identify the germ by blood culture. Hematologic
investigation not spesifically for typhoid diagnosis. Widal tes had a lower sensitivity and
specificity. Polymerase chain reaction is a rapid diagnosis, had highest sensitivity and
specificity but higher cost and difficult technique. Blood culture examination has positive
result in 40-60% case. Blood culture highest sensitivity on the first week illness, can be
positive until two weeks or more. Gold standar diagnosis of typhoid fever depends on the
isolation of S. typhi from blood, bone marrow or the other site.
Keyword : typhoid fever, children,laboratorium, blood culture, gold standar
Abstrak. Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
oleh Salmonella typhi yang banyak dijumpai di daerah tropis dan subtropis. Besarnya
insiden kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena spektrum klinis yang
sangat luas. Penyebaran demam tifoid berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan
penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar hy-
giene industri pengolahan makanan yang masih rendah. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
pada manifestasi klinis yang didukung oleh pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan
darah tepi, identifikasi kuman melalui uji serologis, identifikasi kuman secara molekuler
serta identifikasi kuman melalui isolasi/biakan. Pemeriksaan darah tepi, tidak memberikan
hasil yang spesifik. Pemeriksaan widal memiliki spesifitas dan sensitivitas yang rendah.
Pemeriksaan PCR, merupakan pemeriksaan yang relatif singkat, memiliki sensitivitas dan
spesifitas yang tinggi tetapi biayanya mahal dan teknis yang relatif rumit. Biakan darah
memberi hasil positif pada 40-60% kasus. Sensitivitas biakan darah yang paling baik
adalah selama minggu pertama sakit, dapat positif sampai minggu kedua dan setelah itu
kadang saja ditemukan positif. Sebagai kesimpulan, sampai saat ini, pemeriksaan isolasi
bakteri dari darah maupun dari sumsum tulang atau tempat lain, merupakan pemeriksaan
baku emas untuk mendiagnosis demam tifoid.
Kata kunci : demam tifoid, anak, laboratorium, biakan darah, baku emas

Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air
bersifat akut, disebabkan Salmonella typhi dan sanitasi yang buruk serta standar hy-
ditandai dengan demam berkepanjangan, giene industri pengolahan makanan yang
bakteremia tanpa perubahan pada sistem masih rendah.(2)
endotel atau endokardial, invasi dan Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella
multiplikasi bakteri dalam sel pagosit Serotipe Typhi, Salmonella Serotipe
mononuklear pada hati, limpa, lymphnode Paratyphi A,B dan C.(3)
dan plaque peyer.(1) Infeksi salmonela atau salmonelosis
Demam t ifoid merupakan masalah merupakan penyakit endemis yang banyak
kesehatan yang penting di berbagai Negara dijumpai pada anak, khususnya di Negara
berkembang, karena penyebarannya beriklim tropis. Di antara salmonelosis,
berkaitan erat dengan urbanisasi, kepadatan demam tifoid merupakan satu-satunya

22
Sucipta, AAM (Baku Emas Pemeriksaan...)

bentuk infeksi Salmonela typhi sistemik Usia sekolah dan dewasa


sebagai akibat dari bakteriemia yang Onset penyakit bervariasi. Gejala awal
terjadi.(4) berupa demam, nafsu makan menurun,
Berdasarkan invest igasi dari CDC lemas, nyeri otot, sakit kepala, nyeri perut
diperkirakan 21,6 juta kasus demam yang berlangsung 2-3 hari. Pada awalnya
thypoid dengan insiden bervariasi dari 100- bisa terjadi diare cair, atau konstipasi bisa
1000 per 100.000 populasi. Data World terjadi belakangan. Bisa juga disertai batuk
Health Organization (WHO) tahun 2003 atau epistaksis. Pada banyak anak dapat
memperkirakan terdapat sekitar 17 juta berkembang menjadi letargi (penurunan
kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan kesadaran) berat. Temperatur meningkat
insidensi 600.000 kasus kematian tiap secara bertahap, dapat berlangsung hingga
tahun. Di negara berkembang, kasus demam 1 minggu dan mencapai suhu 40°C(3) Dalam
tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis waktu 2 minggu selama sakit, demam masih
dimana 95% merupakan kasus rawat jalan tetap berlangsung disertai lemas, anoreksia,
sehingga insidensi yang sebenarnya adalah batuk, nyeri perut yang semakin bertambah.
15-25 kali lebih besar dari laporan rawat Pasien tampak kesakitan, mengalami
inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini disorientasi dan letargi. Dapat pula terjadi
tersebar secara merata di seluruh propinsi delirium dan stupor. Pemeriksaan fisik dapat
dengan insidensi di daerah pedesaan 358/ ditemukan bradikardi relatif, hepatomegali,
100.000 penduduk/tahun dan di daerah splenomegali dan distensi abdomen.
perkotaan 760/100.000 penduduk/ tahun Makulopapular rash (rose spot) terjadi pada
atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per 50% pasien, pada hari 7-10, berupa lesi
tahun. Umur penderita yang terkena di In- yang diskret, kemerahan, diameter 1-5 mm,
donesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada pada tempat yang tertekan seperti leher,
91% kasus.(5) perut, punggung.(2,3)
Manifestasi klinis Bayi dan anak dibawah 5 tahun
Gejala klinis demam tifoid pada anak Pada usia ini demam tifoid relatif jarang.
biasanya lebih ringan jika dibandingkan Walaupun gejala sepsis dapat terjadi, gejala
dengan penderita dewasa. Manifestasi penyakit biasanya ringan, sehingga
klinis bervariasi dari ringan berupa demam, menyulitkan untuk diagnosis. Diare lebih
lemas serta batuk yang ringan sampai sering terjadi dan didiagnosis sebagai gas-
dengan gejala berat seperti gangguan troenteritis.(3) Diare bisa bersifat profuse dan
gastrointestinal sampai dengan gejala cair, yang menandakan gangguan pada usus
komplikasi. Beberapa faktor dapat halus atau diare dengan jumlah sedikit
mempengaruhi manifestasi klinis seperti disertai dengan lendir atau leukosit yang
strain S. thypi, jumlah mikroorganisme yang menandakan gangguan usus besar. Diare
tertelan, antibiotika yang digunakan, berdarah dapat terjadi pada 25% kasus.(7)
keadaan umum dan status nutrisi, status Neonatus
imunologik serta faktor genetik.(1,2) Disamping dapat menyebabkan abortus dan
Masa inkubasi penyakit 7-14 hari, dengan kelahiran prematur, infeksi demam tifoid
rentang 3-30 hari, tergantung jumlah kuman pada akhir kehamilan dapat terjadi secara
masuk. Gejala yang muncul tergantung usia vertikal. Gejala mulai muncul pada 3 hari
penderita.(3) gejala klinis bervariasi mulai setelah persalinan. Muntah, diare dan
yang ringan seperti demam ringan, lemas, distensi abdomen sering terjadi. Suhu tubuh
batuk ringan hingga berat berupa keluhan bervariasi, dapat mencapai 40,5°C.
abdomen hingga komplikasi multipel.(6)

23
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 22 - 26

Dapat juga terjadi kejang, hepatomegali, identifikasi kuman melalui isolasi/biakan,


ikterus, anoreksia dan kehilangan berat identifikasi kuman melalui uji serologis serta
badan.(3) identifikasi kuman secara molekuler. (9)
Adanya gejala klinis yang khas untuk demam
Etiologi dan cara penularan(2) tifoid atau terdeteksinya antibodi yang
Etiologi demam tifoid adalah salmonella spesifik, masih merupakan diagnosis yang
typhi. Mikroorganisme ini merupakan bersifat sugestif, bukan definitif. Diagnosis
bakteri gram negatif, bersifat aerob dan definitif demam tifoid adalah isolasi kuman
tidak membentuk spora. Bakteri ini Salmonella Typhi baik dari darah, sumsum
mempunyai beberapa komponen antigen, tulang atau tempat lesi yang lain.(6)
yaitu : antigen dinding sel (O) yang Pemeriksaan darah tepi
merupakan lipopolisakarida dan bersifat
spesifik group, antigen flagella (H) yang Pemeriksaan hematologi pada demam tifoid
merupakan komponen protein dalam flagella tidak spesifik. Dapat ditemukan adanya
dan bersifat spesifik spesies, antigen virulen anemia normokromik normositer dalam
(Vi) merupakan polisakarida dan berada di beberapa minggu setelah sakit. Anemia
kapsul yang melindungi seluruh permukaan dapat terjadi antara lain oleh karena
sel. Antigen Vi berhubungan dengan daya pengaruh berbagai sitokin dan mediator
invasif bakteri dan efektivitas vaksin. S. sehingga terjadi depresi sumsum tulang,
Typhi menghasilkan endotoksin yang penghentian tahap pematangan eritrosit
merupakan bagian terluar dari dinidng sel, maupun kerusakan langsung pada eritrosit.
terdiri dari antigen O yang sudah dilepaskan, Disamping itu anemia bisa disebabkan
lipopolisakarida dan lipid A. Ketiga antigen perdarahan usus.. Hitung leukosit umumnya
di atas di dalam tubuh akan membentuk rendah, berhubungan dengan demam dan
antibodi aglutinin. Antigen ke empat adalah toksisitas penyakit, memiliki variasi yang
Outer Membrane Protein (OMP). Antigen lebar, leukopenia, jarang dibawah 2500/
OMP merupakan bagian dari dinding sel mm3, umumnya terjadi dalam waktu 1
terluar yang terletak di luar membran hingga 2 minggu setelah sakit. Leukositosis
sitoplasma dan lapisan peptidoglikan yang dapat mencapai 20.000-25.000/mm3, yang
membatasi sel dengan lingkungan sekitarnya. menandakan adanya suatu abses pyogenik.
Salmonella typhi hanya dapat hidup pada Trombositopenia dapat merupakan suatu
tubuh manusia. Sumber penularan berasal tanda penyakit yang berat serta terjadinya
dari tinja dan urine karier, dari penderita pada suatu gangguan koagulasi intravaskuler.(2,3,5)
fase akut dan penderita dalam fase Pemeriksaan serologis Widal
penyembuhan. Pemeriksaan widal adalah pemeriksaan
Diagnosis demam tifoid antibodi terhadap antigen O dan H S.Typhi,
yang sudah digunakan lebih dari 100 tahun.
Penegakan diagnosis demam tifoid menjadi Pemeriksaan widal memiliki sensitivitas dan
cukup sulit bila tidak adanya gejala-gejala spesifitas rendah, dan penggunaannya
atau tanda yang spesifik untuk demam tifoid. sebagai pemeriksaan tunggal di daerah
Di daerah endemis, demam lebih dari 1 endemik akan mengakibatkan overdiag-
minggu yang tidak diketahui penyebabnya nosis.(2,5) Antibodi O meningkat pada hari
harus dipertimbangkan sebagai tifoid sampai 6-8, dan antibodi H pada hari 10-12 setelah
terbukti apa penyebabnya. (8) Beberapa onset. Kelemahan pemeriksaan widal
pemeriksaan penunjang yang sering lainnya, dapat juga terjadi reaksi silang
dikerjakan untuk mendiagnosis demam tifoid dengan enterobakter lain, atau sebaliknya
terdiri dari pemeriksaan darah tepi, penderita demam tifoid tidak menunjukkan
24
Sucipta, AAM (Baku Emas Pemeriksaan...)

peningkatan titer antibodi.(5,6) Di Indonesia, demam tifoid dapat dilakukan dengan


pengambilan angka titer O aglutinin e” 1/40 mengambil biakan dari berbagai tempat
dengan memakai uji widal slide aglutination, dalam tubuh. Biakan darah memberi hasil
menunjukkan nilai ramal positip 96%. positif pada 40-60% kasus. Sensitivitas
Artinya, apabila hasil tes positip, 96% kasus biakan darah yang paling baik adalah selama
benar menderita demam tifoid, tetapi apabila minggu pertama sakit, dapat positif sampai
negatif, tidak menyingkirkan. Banyak center minggu kedua dan setelah itu kadang saja
mengatur pendapat, bahwa apabila titer O ditemukan positif. (2) Pemeriksaan biakan
aglutinin sekali periksa e” 1/200, atau pada feses dan urine positif pada akhir minggu
titer sepasang terjadi kenaikan 4 kali, maka pertama tetapi memiliki sensitivitas yang
diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan.(10) lebih rendah. Dibeberapa negara, rendahnya
Untuk mendapatkan hasil pemeriksaan yang sensitivitas biakan darah dipengaruhi oleh
cepat dan lebih akurat dalam mendiagnosis penggunaan anatibiotik. Pemeriksaan biakan
demam tifoid, dikembangkan pemeriksaan darah kurang sensitif dibandingkan dengan
alternatif dari widal seperti IDL Tubex ®, biakan sumsum tulang oleh karena jumlah
Typhidot ®, Typhidot-M ®, dipstik test.(6,9) kuman yang lebih sedikit.(2, 5,6)
Pemeriksaan PCR Pemeriksaan biakan darah memerlukan
sampel sebanyak 10-15 ml pada anak
Pemeriksaan nested PCR (Polymerase prasekolah dan dewasa, 2-4 ml pada bayi
Chain Reaction), menggunakan primer H1- dan anak prasekolah. Media pembiakan
d dapat digunakan untuk mengamplifikasi yang direkomendasikan untuk S.typhi
gen spesifik S. typhi dan merupakan adalah media empedu (gall) dari sapi
pemeriksaan yang cepat dan menjanjikan. dimana dikatakan media Gall ini dapat
Pemeriksaan PCR memiliki sensitivitas meningkatkan positivitas hasil karena hanya
untuk mendeteksi satu bakteri dalam S. typhi dan S. paratyphi yang dapat
beberapa jam. (5,11,12) Penelitian Ambati, di tumbuh pada media tersebut.(9) Perbedaan
India, 2007, mendapatkan pemeriksaan jenis media yang digunakan, memberikan
PCR dari darah maupun dari urine, memiliki karakteristik yang berbeda serta selektifitas
sensitivitas 82%, spesifitas 100%. Kendala yang berbeda pula.(6,7) Pada media blood
yang sering dihadapi pada penggunaan agar, S.Typhi dan S.Paratyphi terbentuk non
metode PCR ini meliputi risiko kontaminasi hemolitik koloni,berwarna putih halus, pada
yang menyebabkan hasil positif palsu yang media Mac Conkey terbentuk koloni halus
terjadi bila prosedur teknis tidak dilakukan yang mempro duksi laktose tidak
secara cermat, adanya bahan-bahan dalam terfermentasi, pada media SS agar,
spesimen yang bisa menghambat proses terbentuk koloni yang memproduksi
PCR (hemoglobin dan heparin dalam laktosa tidak terfermentasi dengan warna
spesimen darah serta bilirubin dan garam hitam di bagian tengah, pada media Xylose-
empedu dalam spesimen feses), biaya yang lysine-desoxycholate (XLD) agar koloni
cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit. berwarna merah transparan dengan bagian
Usaha untuk melacak DNA dari spesimen tengah berwarna hitam.(6)
klinis masih belum memberikan hasil yang Kegagalan isolasi mikroorganisme dapat
memuaskan sehingga saat ini penggunaannya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
masih terbatas dalam laboratorium terbat asnya media laborat orium,
penelitian.(9) penggunaan antibiotika, jumlah volume
Pemeriksaan Biakan darah darah yang digunakan, waktu pengambilan
Diagnosis utama demam tifoid adalah isolasi sampel. (9)
kuman S.typhi. Isolasi kuman penyebab
25
Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 22 - 26

Kesimpulan dan Saran 4. Hadinegoro SR, Tumbelaka AR,


Satari HI. Pengobatan Cefixime
Demam tifoid adalah penyakit sistemik yang Pada Demam Tifoid Anak. Sari
bersifat akut, disebabkan Salmonella typhi, Pediatri,Vol.2 No 4, Maret 2001.
mempunyai gejala dengan spektrum klinis 5. Bhutta ZA. Current concepts in the
yang bervariasi dari ringan berupa demam, diagnosis and treatment of typhoid
lemas serta batuk yang ringan sampai fever. BMJ Vol 333, 8 July 2006.
dengan gejala berat seperti gangguan 6. Diagnosis of typhoid fever. Dalam :
gastrointestinal sampai dengan gejala Background document : The diagno-
komplikasi. Pemeriksaan penunjang yang sis, treatment and prevention of
sering dikerjakan untuk mendiagnosis typhoid fever. World Health Organi-
demam tifoid terdiri dari pemeriksaan darah zation; 2003.
7. Pavia AT. Salmonella, Shigela,
tepi, identifikasi kuman melalui isolasi/
Escherichia Coli Infection. Dalam:
biakan, identifikasi kuman melalui uji Rudolph AM, Rudolph CD,
serologis serta identifikasi kuman secara penyunting. Rudolph´s Pediatrics.
molekuler. Isolasi kuman penyebab demam Edisi ke -21.Mc Graw Hill; 2003.
tifoid dapat dilakukan dengan mengambil 8. Christopher M, Parry MB, Tran Thin
biakan dari berbagai tempat dalam tubuh. Tien, et.al. Typhoid Fever. N Engl J
Biakan darah memberi hasil positif pada Med, Vol. 347, No. 22 November 28,
40-60% kasus. Sensitivitas biakan darah 2002.
yang paling baik adalah selama minggu 9. Prasetyo RV, Ismoedijanto. Metode
pertama sakit, dapat positif sampai minggu Diagnostik Demam Tifoid Pada
kedua dan setelah itu kadang saja ditemukan Anak. Divisi trofik dan Penyakit
Infeksi, Bag/SMF IKA, FK
positif. Pemeriksaan biakan darah
UNAIR/RSUD Dr.Soetomo
merupakan pemeriksaan baku emas untuk Surabaya.
diagnosis demam tifoid. Hal yang dapat 10. Sumarmo S, Garna H, Hadinegoro
disarankan dari pembahasan ini adalah untuk SR, Hindra IS. Demam Tifoid.
menegakkan diagnosis pasti demam tifoid Dalam: Buku Ajar Infeksi dan
pada anak, harus dilakukan pemeriksaan Pediatri Trofis. Edisi ke 2, IDAI,
biakan darah. Tidak disarankan 2008.
menegakkan diagnosis demam tifoid hanya 11. Karyanti MR. Pemeriksaan Diagno-
berdasarkan pemeriksaan darah tepi sis Terkini untuk Demam Tifoid.
ataupun pemeriksaan widal. Dalam : Update management of
infectious disease and
Daftar Pustaka gastrointestinal disorder, Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan LXIII,
1. Hoffman SL. Typhoid Fever. In
Departemen IKA, FK UI,2012.
Strickland GT, ed.Hunter´s Tropical
12. Prakash P, Mishra P, Singh AK,
Medicine, 7 th ed. Philadelphia: WB
Gulati AK, Nath G. Evaluation of
Saunders Company;1991.
Nested PCR in Diagnosis of Typhoid
2. Soegijanto S. Demam Tifoid. Dalam:
Fever. Jurnal of clinical microbiol-
Ilmu Penyakit Anak, Diagnosa &
ogy, vol.43, 2005.
Penatalaksanaan. Edisi ke-1. Ja-
13. Ambati SR, Gopal Nath, Das BK.
karta: Salemba Medika; 2002.
Diagnosis of Thypoid Fever by
3. Thomas GC. Salmonella. Dalam:
Polymerase Chain Reaction. Indian
Behrman RE, Kliegman RM, Jenson
Journal of Pediatric, vol.74, 2007.
HB, penyunting. Nelson textbook of
pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia:
WB Saunders; 2003.

26

Anda mungkin juga menyukai