Anda di halaman 1dari 2

OSTEOPOROSIS

Definisi

Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang
sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis bersifat asimtomatik dan manifestasi
klinis baru ditemukan setelah terjadi fraktur. Prevalensinya gimana? Terus meningkat seiring
bertambahnya usia harapan hidup.

Klasifikasi dan Patogenesis

Osteoporosis dibedakan menjadi osteoporosis primer (tipe I. seperti pascamenopause) dan sekunder
(tipe II. disebut osteoporosis senilis). Osteoporosis tipe I diawali dari penurunan kadar estrogen (pada
menopause) sehingga terjadi perubahan aktivitas osteoblas dan osteoklas. penurunan absorpsi dan
reabsorpsi kalsium (hipokalsemia), serta pelepasan mediator inflamasi oleh sel-sel mononuklear dan
endotel yang turut meningkatkan aktivitas osteoklas. Sementara itu. osteoporosis tipe II lebih
disebabkan oleh penurunan hormon secara keseluruhan (growth factor, estrogen. vitamin D),
gangguan absorpsi kalsium di usus. serta penurunan aktivitas fisik yang berujung pada penurunan
fungsi osteoblas (lebih dominan) dan peningkatan turn-over tulang. Usia senilis juga meningkatkan
risiko jatuh yang dapat menyebabkan fraktur.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium: darah perifer lengkap untuk skrining penyakit dasar. kalsium urin 24 jam.
fungsi ginjal, fungsi hati. dan kadar TSH.

Pemeriksaan biokimia tulang: kalsium total serum. ion kalsium, kadar fosfor serum, fosfat urin.
osteokalsin (QC) serum. fosfatase alkali isoenzim tulang (BAIP), piridinolin (U-DPD) urin, hormon
paratiroid. dan vitamin D.
Pemeriksaan radiologis X-ray. terutama untuk menyingkirkan kelainan tulang lain dan mencari adanya
fraktur. Namun pada osteoporosis dapat dijumpai karakteristik berikut: gambaran tulang menjadi
lebih lusen, trabekulasi menjadi jarang dan kasar. penipisan korteks. serta pada korpus vertebra akan
terjadi perubahan bentuk seperti trabekulasi komponen vertikel lebih dominan dan bentuk menjadi
lebih pipih (paling sering bagian anterior korpus atau sentral).

Pemeriksaan densitas massa tulang (densitometri) dengan alat dual x-ray absorptiometry (DXA).
Tujuan densitometri bukan hanya untuk mendiagnosis osteoporosis. namun juga memprediksi risiko
fraktur dan monitor terapi. Pada pengukuran BMD dengan DXA akan didapatkan nilai skor T dan skor
Z. Skor T adalah perbandingan nilai BMD pasien dengan BMD rata-rata orang muda normal
(dinyatakan dalam standar deviasi/SD), sedangkan skor Z adalah perbandingan nilai BMD pasien
dengan BMD rata-rata orang seusia pasien (dinyatakan dalam standar deviasi/SD).

Anda mungkin juga menyukai