Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
pemberian bersamaan antara antagonis reseptor dan agonis untuk reseptor yang
sama.
1.3. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian inkompatibilitas.
2. Untuk mengetahui macam-macam inkompatibilitas serta cara pengentasannya.
3. Untuk mengetahui contoh obat yang inkompatibel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Obat tidak dapat larut (insolubility), Obat tidak dapat campur
(immiscibility), Terjadinya pengendapan secara fisika (precipitation),
Terjadinya pencairan zat padat (liquifaction), Pemadatan (solidification), Adsorpsi
(adsorption).
Adapun pengentasan dalam inkompatibilitas Fisika yaitu:
1. Modifikasi urutan pencampuran
2. Penambahan pelarut
3. Pergantian btk eksipien/bhn aktif (Asetosal tdk boleh dlm larutan karena
akan terurai menjadi as. salisilat + as. Asetat
4. Memperbesar volume
5. Emulsifikasi (cairan-cairan tdk mau gabung + emulgator)
6. Pembuatan suspensi (suspensi : padatan – cairan, sukar larut +
suspending agent)
7. Penambahan / pengurangan bahan
8. Pemisahan obat (obat 1 diminum dl, sedang bbrp jam obat 2 baru
diminum)
b) Inkompatibilitas kimia
Inkompatibilitas kimia atau tak tercampurkan obat secara kimia
adalah peristiwa terjadinya perubahan-perubahan yang tidak diinginkan pada
waktu mencampurkan obat atau bahan obat karena reaksi kimia sehingga
terjadi perubahan susunan kimia. Bahan obat yang dicampurkan tiak memberikan
hasil yang homogen dan efek yang tidak sesuai dengan tujuan terapi.
Beberapa peristiwa yang terjadi pada inkompatibilitas kimia antara lain reaksi
pengendapan, Asam dengan basa, Oksidasi atau reduksi, Terjadinya perubahan
warna, Terjadinya peruraian, Reaksi dengan sediaan galenik
Inkompatibilitas farmasetis dapat terjadi baik pada sediaan padat seperti
sediaan pulveres, pulvis, kapsul, pil, supositoria maupun sediaan semi
padat seperti unguenta dan sediaan cair.
4
2.3. Contoh Obat yang Inkompatibel
a) Inkompatibilitas Fisika Sediaan Pulveres dan Pulvis
Pada prinsipnya sediaan pulveres dan pulvis harus memenuhi
persyaratan yaitu halus, kering dan homogen, sehingga dapat dihasilkan
suatu sediaan yang memenuhi persyaratan dan keadaannya tetap utuh sesuai
dengan tertulis dalam suatu resep. Inkompatibilitas fisika yang sering terjadi
pada sediaan pulveres dan pulvis adalah :
1). Melelehnya atau melembabnya campuran serbuk, akibat terjadinya proses.
a. Penurunan titik lebur campuran serbuk
b. Penurunan tekanan uap relatif
c. Bebasnya air hablur
2). Terjadinya adsorbsi
Inkompatibilitas kimia pada sediaan pulveres dan pulvis terjadi akibat
pengaruh dari sifat asam atau basa dari obat. Faktor yang berperan dalam reaksi
antara lain adalah derajat keasaman atau kebasahan, kelembaban. Inkompatibilitas
farmasetis yang terjadi pada sediaan pulveres dan pulvis dapat diatasi dengan
cara:
1. Memodifikasi cara pencampuran bahan.
2. Mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan bahan lain.
3. Pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.
Contoh:
Penurunan titik lebur campuran serbuk
Penurunan tekanan uap relatif
Disebabkan oleh:
1. Higroskopisitas tergantung dari tekanan uap relative
2. Derajat kelembaban rata-rata
3. Kotoran-kotoran yg ada (CaCl2/MgCl2)
Adsorbsi
Terjadinya proses adsorbsi sering diikuti oleh suatu reaksi kimia
(terjadi penukaran ion). Macam-macam bahan yang mengabsorbsi:
5
1. Carbo adsorbens
2. Carbo ligni
3. Bolus alba
4. Kaolin
b) Inkompatibilitas Kimia Pulvis & Pulveres
R/ Acid acetyl salycyl (asam)
Natrii carbonat (basa)
Terjadi reaksi, asam basa : asetosal terurai mengeluarkan asam salisilat
yang menyebabkan nyeri lambung
Pengatasan : dicampur secara tidak langsung
– Kedua bahan sebelum dicampur masing-masing ditambah bahan
netral (lactosum), digerus hingga homogen
– Kedua bahan dicampurkan
R/ Calcii carbonat
MgO
Ext. Belladon
Alkaloid (Ext.Bellad) terurai oleh MgO (basa) : jadi inaktif
Pengatasan : konsul ke dokter MgO utk apa Jika tdk terlalu
perlu, dikeluarkan saja.
c) Inkompatibilitas Fisika & Kimia Kapsul
Syarat Kapsul :
sediaan kapsul tetap utuh
tidak lembek/pecah/benyek
Permasalahan :
Adanya obat yang mengandung fenol tinggi (kreosot)
Adanya campuran obat benyek/meleleh
Adanya peristiwa adsorbsi
Adanya reaksi akibat pengaruh sifat asam atau basa
6
Contoh:
R/ Aminophillin 0,2
Ephedrin 0,015
Prednison 0,005
Phenobarb 0,05
Vit.C 0,05
m.f.l.a.pulv. da.in. capsl.dtd. No. xxx
S. t. dd. cap I
• Vit. C (asam) & Aminophillin (basa) :
– mempercepat terjadinya oksidasi aminophillin
– Vit. C berubah warna menjadi kuning
• Ephedrin & luminal : terjadi lique faction à kapsul menjadi lembek
• Pengatasan :
– Vit C dikeluarkan dibuat serbuk tersendiri
– Ephedrin diganti btk garamnya : Eph. HCl
d) Inkompatibilitas Pada Sediaan Pil
Permasalahan :
Bentuk pil lembek akibat campuran obat lembek atau meleleh
Bentuk pil rusak, sehingga mudah pecah akibat peristiwa
inkompatibilitas kimia sehingga pil menjadi berubah warna :
– Reaksi kimia karn sifat oksidator-reduktor obat
– Reaksi kimia krn sifat asam-basa obat
Pengatasan:
1. Menggunakan bahan pengikat pil tanpa pembasah, bagi pil
yang dengan pembasahan akan terurai & rusak zat aktifnya
(digitalis, asetosal)
2. Penjenuhan bagi obat yg higroskopis
3. Penggantian bentuk obat (asam diganti bentuk garamnya)
e) Inkompatibilitas farmasetik pada sediaan semi padat
7
Pada salep:
1. Keluarnya air :
• adanya air
• larutan obat tdk terserap oleh basis
2. Obat tdk atau sukar campur dgn basis
3. Terbentuknya senyawa lain karena reaksi kimia
8
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Inkompatibilitas adalah suatu fenomena fisika kimia seperti presipitasi
terkait konsentrasi, dan reaksi asam basa dengan manifestasi produk hasil
reaksi berupa perubahan status fisik atau keseimbangan protonasi-
deprotonasi.
2. Macam-macam inkompatibilitas farmasetis yaitu inkompatibilitas kimia dan
fisika.
3. Penanganan inkompatibilitas yaitu memodifikasi cara pencampuran
bahan, mengganti bahan yang menyebabkan inkompatibilitas dengan
bahan lain dan pemisahan obat secara langsung ataupun tidak langsung.
3.2. SARAN
Makalah ini telah dibuat dengan sebaik mungkin namun diharapkan saran
dan kritik yang membangun
9
DAFTAR PUSTAKA
Kee, J.L., Evelyn R.H., 1994, Farmakologi Pendekatan Untuk
Keperawatan,Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kurniawan, B.R., 2013, Stabilitas Resep Racikan yang Berpotensi
Mengalami Inkompaibilitas Farmasetika yang Disimpan Pada Wadah Tertutup
Baik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Surabaya Vol. 2 No. 2.
Melsugen, B.B., 2011, Drug Incompability Risk Prevention in Infusion
Therapy, Hospital Care, Germany
Trissel, L. A., 2003, Handbook on Injectable Drugs 12th Edition,
American Society of Health-System Pharmacists, USA
10